Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KINEMATIKA

Medina Fitri Maulida


G6401211096
ST 26.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum :


Prof. Dr. R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2022
Tujuan
Praktikum Kinematika bertujuan :
1. Dapat membuat grafik x terhadap t pada suatu gerak lurus beraturan dan menentukan
kecepatan serta ketidakpastiannya.
2. Dapat membuat grafik x terhadap ½t2 pada suatu gerak lurus berubah beraturan dan
menentukan percepatan serta ketidakpastiannya.
3. Menentukan percepatan gravitasi g beserta ketidakpastiannya.

Teori Singkat
Mekanika—kajian ilmu fisika yang membahas tentang gerak benda, gaya, dan energi—
dibedakan menjadi dinamika dan kinematika. Jika dinamika membahas tentang gerak benda
dengan memperhitungkan penyebab atau perubahan geraknya, kinematika tidak
memperhitungkannya. Kinematika partikel erat hubungannya dengan pengertian tentang
lintasan sebagai hasil dari data pengamatan gerak. Oleh karena itu, pembahasan tentang gerak
dalam kinematika partikel melibatkan besaran-besaran seperti perpindahan, kecepatan, dan
percepatan (Mulyani 2014). Perpindahan (displacement) merupakan besaran vektor sehingga
nilainya positif jika benda bergerak ke arah positif sumbu-x dan negatif jika benda bergerak ke
arah negatif. Kecepatan (velocity) biasanya diartikan dengan seberapa cepat suatu benda
bergerak dalam waktu tertentu. Ketika suatu benda mengalami perubahan kecepatan, benda
tersebut dikatakan mengalami percepatan (acceleration) (Halliday et al. 2014).
Jenis gerak benda menurut lintasannya di antaranya adalah Gerak Lurus Beraturan
(GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). GLB dan GLBB sama-sama terjadi pada
benda yang menempuh suatu lintasan lurus. Namun, yang membedakan GLB dan GLBB
adalah kecepatan gerak bendanya. Benda yang melakukan GLB memiliki kecepatan konstan,
sementara benda yang melakukan GLBB memiliki kecepatan yang berubah secara teratur
setiap satuan waktunya (Setiorini 2014).

Data
Tabel 1 Data Gerak Lurus Beraturan
i Waktu 𝑡𝑖 (s) Posisi Akhir 𝑥𝑖 (cm)
1 0.07026 70
2 0.1355 75
3 0.2019 80
4 0.2701 85
5 0.3384 90
6 0.4078 95
7 0.4739 100
8 0.5406 105
9 0.61 110
10 0.6809 115
𝑣 = 73.7 cm/s 𝑥0 = 65.01 cm
∆𝑣 = 0.2 cm/s ∆𝑥0 = 0.08 cm

Tabel 2 Data Gerak Lurus Berubah Beraturan


1 2
i Waktu 𝑡𝑖 (s) 𝑡 (s) Jarak 𝑥𝑖 (m)
2 𝑖

1 0.12 0.0072 0.011


2 0.24 0.0288 0.028
3 0.36 0.0648 0.057
4 0.48 0.1152 0.094
5 0.60 0.18 0.139
6 0.72 0.2592 0.195
7 0.84 0.3528 0.259
8 0.96 0.4608 0.332
9 1.08 0.5832 0.415
10 1.20 0.72 0.505

𝑎 = 0.692 m/s2 𝑥0 = 0.012 m


∆𝑎 = 0.005 m/s2 ∆𝑥0 = 0.002 m

ℎ ± ∆ℎ 𝐷 ± ∆𝐷 𝑔 ± ∆𝑔
(16.00 ± 0.05) cm (228.60 ± 0.05) cm (9.89 ± 0.08) m/s2
Pengolahan Data

140

120
y = 73.712x + 65.01
100

80
x (cm)

60

40

20

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
t (s)

Gambar 1 Grafik hubungan jarak terhadap waktu pada gerak lurus beraturan (GLB)

0.6

0.5 y = 0.6917x + 0.0118

0.4
x (m)

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
½ t2 (s)

Gambar 2 Grafik hubungan jarak terhadap waktu pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

• Kecepatan
𝑣 = 73.7 cm/s
∆𝑣 = 0.2 cm/s
𝑣 ± ∆𝑣 = (73.7 ± 0.2) cm/s
• Jarak
𝑥0 = 0.012 m
∆𝑥0 = 0.002 m
𝑥0 ± ∆𝑥0 = (0.012 ± 0.002) m
• Percepatan Gravitasi
𝐷
𝑔 =𝑎ℎ

𝑔 = 9.89 m/s2
• Ketidakpastian Percepatan Gravitasi
𝐷 2 𝑎 2 𝑎𝐷 2
∆𝑔 = √(ℎ ) × (∆𝑎)2 + (ℎ) × (0.9 × ∆𝐷)2 + ( ℎ2 ) × (0.9 × ∆ℎ)2

∆𝑔 = 0.08 m/s2
• Ketepatan
(𝑔𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 −𝑔𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 )
Ketepatan = (1 − | |) × 100%
𝑔𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

= 99.18%

Pembahasan
Dalam Praktikum Kinematika, dilakukan dua percobaan untuk mengamati dua jenis
gerak lurus benda, yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). GLB terjadi ketika benda dalam lintasan berbentuk garis lurus dengan arah gerak
tetap bergerak dengan menempuh jarak yang sama tiap satu satuan waktunya. GLBB terjadi
ketika benda dalam lintasan berbentuk garis lurus dengan arah gerak tetap bergerak menempuh
jarak yang berubah secara beraturan tiap satu satuan waktunya (Prihatini et al. 2017).
Percobaan pertama dilakukan untuk mengamati GLB pada beban berbentuk silinder
dengan menggunakan perangkat pesawat Atwood. Pada pesawat Atwood, terdapat dua silinder
identik yang terhubung oleh katrol: yang diletakkan pada penjepit dan yang diberikan beban
tambahan. Ketika penjepit silinder dilepas, sistem silinder awalnya akan bergerak dengan
percepatan tertentu. Namun, beban tambahan akan tersangkut di penyangkut beban sehingga
hanya silinder kedua yang terus bergerak melewati dua gerbang cahaya dengan kecepatan
konstan. Time counter akan mengukur waktu yang dibutuhkan silinder tersebut untuk melewati
jarak antara kedua gerbang cahaya. Jarak antara kedua gerbang cahaya bisa diatur dengan
menggeser gerbang cahaya.
Percobaan kedua dilakukan untuk mengamati GLBB pada kereta dinamik dengan
menggunakan perangkat bidang miring. Kereta dinamik diposisikan pada jarak tertentu dari
sensor ultrasonik. Lalu, setelah sensor ultrasonik diaktifkan, kereta dinamik dilepas sehingga
meluncur pada lintasan dengan percepatan tetap (gesekan pada roda dan momen inersia roda
diabaikan) sampai menyentuh penghenti pada bidang miring. Sensor ultrasonik yang terhubung
dengan perangkat lunak di komputer akan merekam data posisi kereta pada waktu tertentu.
Kemudian, perangkat lunak tersebut akan menampilkan grafik posisi kereta terhadap waktu.
Fenomena GLB dan GLBB dapat dianalisis menggunakan persamaan garis lurus yang
dinyatakan dengan y = ax + b. Berdasarkan persamaan tersebut, model GLB dapat dibuat
dengan persamaan x = vt + x0 dengan x posisi akhir benda, v kecepatan gerak benda, t waktu
tempuh benda, dan x0 posisi awal benda. Lalu, model GLBB dapat dibuat dengan persamaan
1
𝑥 = 2 𝑎𝑡 2 + 𝑣0 + 𝑥0 dengan x posisi akhir benda, t waktu tempuh benda, a percepatan gerak

benda, v0 kecepatan awal benda, dan x0 posisi awal benda. Persamaan tersebut bisa juga ditulis
1
menjadi 𝑥 = 2 𝑡 2 𝑎 + 𝑥0 jika nilai v0 adalah 0 m/s.

Pada percobaan pertama, untuk setiap pengulangan data, posisi gerbang cahaya kedua
(xi) divariasikan sehingga jarak tempuh benda makin jauh. Data-data yang diperoleh dari
percobaan ini berupa waktu yang dibutuhkan beban untuk menempuh jarak antara kedua
gerbang cahaya (t). Jika dibuat grafik hubungan dari data tersebut, akan terbentuk kurva linear
seperti pada Gambar 1 dengan persamaan y = 73.712x + 65.01 atau jika dibulatkan y = 73.7x
+ 65.01. Artinya, setiap pertambahan waktu tempuh sebanyak 1 detik, posisi akhir benda akan
bertambah sejauh (73.7 ± 0.2) cm. Lalu, posisi awal benda selalu berada pada titik
(65.01 ± 0.08) cm.
Pada percobaan kedua, untuk setiap pengulangan data, waktu tempuh benda (t)
divariasikan sehingga diperoleh data jarak akhir benda dari sensor (xi) yang berbeda-beda. Jika
dibuat grafik hubungan jarak terhadap waktu dari data tersebut, akan terbentuk kurva linear
seperti pada Gambar 2 dengan persamaan y = 0.6917x + 0.0118 atau jika dibulatkan y = 0.692x
+ 0.012. Artinya, setiap pertambahan 1 satuan pada setengah kali nilai kuadrat waktu tempuh
benda, jarak akhir benda dari sensor akan bertambah sejauh (0.692 ± 0.005) m. Lalu, jarak
awal benda dari sensor adalah selalu sejauh (0.012 ± 0.002) m.
Dari persamaan yang didapat di percobaan kedua, didapatkan percepatan gerak kereta
(a) sebesar (0.692 ± 0.005) m/s2. Karena juga diketahui tinggi bidang miring (h) sebesar
(16.00 ± 0.05) cm dan panjang lintasan (D) sebesar (228.60 ± 0.05) cm, kita dapat
menentukan percepatan gravitasi (g) sebesar (9.89 ± 0.08) m/s2. Jika percepatan gravitasi
tersebut dibandingkan dengan percepatan gravitasi teoritis sebesar 9.81 m/s2, akan didapatkan
ketepatan sebesar 99.18%. Angka tersebut cukup mendekati 100% sehingga menandakan
bahwa data dari percobaan kedua yang digunakan untuk mencari percepatan gerak kereta
memiliki tingkat ketepatan yang tinggi.
Simpulan
Dengan mengolah data waktu dan posisi benda pada waktu tertentu ke dalam bentuk
grafik, kita dapat menentukan kecepatan dari benda yang mengalami Gerak Lurus Beraturan
(GLB) atau percepatan dari benda yang mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Kecepatan atau percepatan tersebut merupakan a dari persamaan y = ax + b yang didapat dari
garis lurus yang terbentuk pada grafik. Jika GLBB terjadi pada benda yang turun dari
ketinggian tertentu di sepanjang lintasannya, besar percepatan gravitasi bisa ditentukan dengan
menggunakan data ketinggian maksimum lintasan, panjang lintasan, dan percepatan benda
tersebut.

Daftar Pustaka
Halliday D, Resnick R, Walker J. 2014. Fundamentals of Physics. Hoboken (US): John Wiley
& Sons.
Mursalin. 2014. Analisis penguasaan konsep mahasiswa pada topik kinematika partikel. Jurnal
Inpafi. 2(2): 199 – 209. doi: 10.24114/inpafi.v2i2.1971.
Prihatini S, Handayani W, Agustina RD. 2017. Identifikasi faktor perpindahan terhadap waktu
yang berpengaruh pada kinemetika Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB). JoTaLP: Journal of Teaching and Learning Physics. 2(2):
13 – 20. doi: 10.15575/jtlp.v2i2.65680
Setiorini I. 2014. Rancang bangun smart timer sebagai alat pengukur waktu dan kecepatan
untuk media pembelajaran gerak lurus. Jurnal Fisika. 3(2): 53 – 59. doi:
10.26740/ifi.v3n2.p25p.

Anda mungkin juga menyukai