Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

BAB I PENGANTAR ......................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1
1.3 Perumusan Butir-Butir Pancasila .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Esensi Nilai Keselarasan dalam Butir-Butir Pengamalan Sila Ketiga Pancasila ............ 2
BAB III FAKTOR-FAKTOR IMPLEMENTASI NILAI SILA KETIGA
PANCASILA ........................................................................................................................ 3
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 4
4.1 Simpulan .......................................................................................................................... 4
4.2 Saran ................................................................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 5
Nama : Medina Fitri Maulida
NIM : G6401211096
Kelas : ST26

Implementasi dan Pembinaan Nilai Keselarasan yang dapat Meningkatkan


Kualitas Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

BAB I
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman, termasuk keberagaman
dalam agama, budaya, suku, ras, bahasa, adat istiadat, golongan, dan gender. Keberagaman
ini timbul karena luasnya cakupan wilayah geografis Indonesia yang membentang dari
Sabang sampai Merauke serta dari Pulau Weh sampai Pulau Rote. Setiap daerah di Indonesia
memiliki ciri khasnya sendiri, misalnya pakaian adat, rumah adat, masakan tradisional, lagu
daerah, dan tarian tradisional. Keberagaman ini merupakan hal yang patut kita syukuri
karena ini adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada Indonesia yang menjadi ciri
khas yang tidak dimiliki negara lainnya.
Namun, di sisi lain, keberagaman ini menimbulkan perbedaan yang berpotensi
menimbulkan perselisihan di masyarakat jika tidak disikapi dengan tepat. Terhadap perihal
keberagaman di Indonesia, kita memiliki semboyan negara yang tertulis pada lambang
negara kita, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu.”
Pancasila pun juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam keberagaman,
tepatnya pada sila ketiganya yang berbunyi, “Persatuan Indonesia.” Untuk itu, kita perlu
memahami esensi dari sila ketiga ini supaya dapat menyikapi perbedaan akibat keberagaman
di Indonesia denan penuh toleransi.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah supaya pembaca dapat
1. Memahami esensi nilai keselarasan dalam butir-butir pengamalan sila ketiga
Pancasila.
2. Memahami faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi nilai keselarasan,
baik yang positif maupun negatif.

1
3. Mengimplementasikan nilai keselarasan dalam kehidupan sehari-hari setelah
memahami esensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.3 Perumusan Butir-Butir Sila Ketiga Pancasila


Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau Eka Prasetya Pancakarsa
adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa
Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Ekaprasetia Pancakarsa, yang menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi butir-butir
pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Perumusan butir-butir
pengamalan sila pertama Pancasila yang tercantum dalam Eka Prasetya Pancakarsa adalah
sebagai berikut.
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Esensi Nilai Keselarasan dalam Butir-Butir Pengamalan Sila Ketiga Pancasila
Jika melihat perumusan butir-butir pengamalan sila ketiga Pancasila pada Eka
Prasetya Pancakarsa seperti yang tercantum pada sub-bab 1.3 di makalah ini, secara garis
besar dapat terlihat bahwa pengamalan sila ini sangat menekankan persatuan dan kesatuan
serta kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.
Menurut Hanafi (2018), pengertian dari kata “persatuan” yaitu suatu hal yang terjadi
secara terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman saat ini yang merupakan integrasi
wilayah Indonesia, bangsa Indonesia serta negara Indonesia. Lalu, menurut Siregar (2014),

2
“Persatuan Indonesia” adalah bersatunya bangsa Indonesia yang menempati wilayah
kesatuan negara Indonesia untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Berarti, sebagai bangsa
Indonesia, kita harus menyadari sepenuhnya bahwa tidak peduli apapun perbedaan latar
belakang kita, kita tetaplah bagian dari Indonesia yang satu. Kita sebagai bangsa Indonesia
hidup berdampingan dan harus bergotong royong demi memajukan Indonesia. Perbedaan
yang timbul dari keberagaman di antara kita harus kita sikapi dengan toleransi dan hormat
terhadap mereka yang berbeda dari diri kita. Perbedaan ini hanya akan menjadi masalah jika
kita mempermasalahkannya.
Sebagai bangsa Indonesia yang satu, kita juga harus mencintai bangsa dan negara
kita. Kecintaan ini kita wujudkan misalnya dalam bentuk mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, bahkan rela berkorban untuk
itu. Kita tidak boleh bersikap individualistik, egois, dan mau menang sendiri. Kita harus
memikirkan nasib bangsa Indonesia karena kita sendiri juga merupakan bagian darinya.
Untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, kita bisa memajukan
pergaulan dengan tidak membeda-bedakan teman berdasarkan latar belakangnya. Dalam
bergaul, tentunya kita harus mengikuti etika-etika sosial yang berlaku dan mau saling
memahami perbedaan antara satu sama lain supaya bisa menghindari perselisihan yang
berpotensi menimbulkan pecah belah.

BAB III
FAKTOR-FAKTOR IMPLEMENTASI
NILAI SILA KETIGA PANCASILA

Dalam implementasi nilai keselarasan, terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong


maupun menghambat jalannya implementasi ini. Faktor-faktor pendorong tersebut bisa juga
disebut sebagai faktor positif, lalu faktor-faktor penghambatnya sebagai faktor negatif.
Faktor positif implementasi nilai pada sila ketiga ini adalah ditanamkannya nilai-
nilai persatuan oleh leluhur Indonesia sejak dahulu. Contohnya, frasa “Bhinneka Tunggal
Ika” yang menjadi semboyan negara Indonesia sebenarnya berasal dari Kitab Sutasoma oleh
Mpu Tantular yang ditulisnya pada masa Kerajaan Majapahit. Frasa lengkapnya merupakan
frasa Jawa Kuno yang berbunyi “Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”.
Semboyan ini digunakan untuk menciptakan kerukunan di antara rakyat Majapahit dalam
kehidupan beragama. Ada pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan semboyan ini

3
pada Garuda Pancasila digagaskan oleh Moh. Yamin, ada juga yang berpendapat bahwa ini
digagaskan Soekarno. Lalu, contoh lainnya adalah pengikraran Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928 oleh pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam Sumpah
Pemuda, diikrarkan bahwa putra-putri Indonesia mengaku: bertumpah darah yang satu,
tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; serta menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Semangat berjuang dalam persatuan di Indonesia juga tumbuh karena
persamaan nasib bangsa Indonesia yang menderita akibat penjajahan Belanda dan Jepang.
Faktor negatif implementasi nilai sila ketiga ini salah satunya yaitu keberagaman
masyarakat Indonesia sendiri. Meskipun menjadi ciri khas negara Indonesia, keberagaman
ini seringkali menjadi penyebab timbulnya konflik antara dua kelompok yang memiliki
perbedaan satu sama lain. Ini pun juga diperburuk dengan tumbuhnya kebanggaan terhadap
daerah atau suku yang terlalu tinggi sehingga menganggap rendah daerah atau suku lainnya.
Lalu, geografis negara Indonesia yang sangat luas juga dapat menghambat implementasi sila
ini. Karena setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada potensi bagi daerah-
daerah tertentu untuk memisahkan diri dari Indonesia karena tidak mau bersatu dengan
daerah yang berbeda darinya. Pemerataan pembangunan juga menjadi lebih sulit dilakukan
sehingga akan menimbulkan ketimpangan ekonomi yang berakibat kepada ketidakpuasan
pemerintah daerah, sehingga dapat timbul pertentangan antara pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Esensi dari nilai keselarasan sebagaimana terkandung dalam sila ketiga Pancasila
mencakup persatuan dan kesatuan serta kecintaan terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.
Faktor positif dalam implementasi nilai keselarasan antara lain ditanamkannya nilai
persatuan oleh para leluhur Indonesia sejak dulu. Faktor negatifnya adalah keberagaman
masyarakat Indonesia dan luasnya wilayah geografis Indonesia.

4.2 Saran
Dalam implementasi nilai keselarasan di Indonesia, menurut saya, masih harus
ditingkatkan lagi. Di media sosial, para netizen Indonesia masih banyak yang menunjukkan
sikap intoleransi terutama terhadap yang berbeda agama. Lalu, tidak jarang juga ditemui

4
diskriminasi dan sentimen negatif terhadap kaum minoritas seperti etnis Tionghoa.
Seharusnya, kita memiliki pemikiran yang terbuka terhadap perbedaan, bukannya
merendahkannya dengan pemikiran tertutup. Jika kita mau memahami perbedaan di antara
kita sebagai sesama bangsa Indonesia, kita akan terdorong untuk saling menghargai satu
sama lain sehingga persatuan dan kesatuan Indonesia kian terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Emillia, Emillia. 2020. Penguatan Sila Ketiga Pancasila Sebagai Solusi Untuk Menghadapi
Penyebarluasan Content Berunsur SARA Di Media Sosial.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PKn/article/view/4222, diakses pada 28 September
2021.
Kristina. 2021. Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yangPertama Kali Diungkapkan Mpu
Tantular. Detik.com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5711982/sejarah-semboyan-
bhinneka-tunggal-ika-yang-pertama-kali-diungkapkan-mpu-tantular, diakses pada 28
September 2021.
Nugroho, Faozan Tri. 2020. Faktor Pendorong-Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia. Bola.com. https://www.bola.com/ragam/read/4339066/faktor-pendorong-
penghambat-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia, diakses pada 28 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai