FILSAFAT PENDIDIKAN “
“ Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan
Indonesia “
Dosen pengampu:
Albert Pauli Sirait,S.Pd, M.Hum
Disusun oleh:
1. sartika yofani hutauruk (2193131013
2. deden oktaviani (2193331002)
3. mahdalena munthe (2153331018)
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DAN
PERGAULAN MASYARAKAT”.
Beberapa referensi dan subjek penelitian telah penulis kumpulkan
sebagai bahan dalam penulisan makalah ini, termasuk pula sumber-sumber lainnya yang dapat
lebih memperkaya materi penulisan makalah ini. Namun demikian penulis menyadari akan
keterbatasan yang tidak dapat menyajikan makalah ini dengan sempurna. Olehnya dengan penuh
kerendahan hati, penulis membuka diri untuk memperoleh kritik dan koreksi dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dengan mengambil bagian dalam penyusunan makalah ini. Demikian
yang dapat penulis sajikan, dengan harapan kiranya makalah ini dapat memberi manfaat baik bagi
penulis, juga kepada semua pihak yang bersedia membaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun ajaran baru pada semester ganjil sangat identik dengan adanya mahasiswa-mahasiswa
baru yang ingin menuntut ilmu pada sebuah perguruan tinggi di Indonesia.
Mereka tentunya bukan hanya berasal dari satu daerah atau wilayah. Mengenai daerah asal
masing-masing mahasiswa tentunya banyak sekali perbedaan yang di bawa dari daerah asal
masing-masing. Perbedaan tersebut antara lain bahasa sehari-hari, gaya pergaulan, dan cara
berkomunikasi.
Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat mahasiswa-mahasiswa enggan untuk berteman
yang mahasiswa dari daerah lain, dan akhirnya hanya berkumpul dengan orang-
orang dari daerahnya sendiri dan membentuk kelompok-kelompok.
Adanya kelompok-kelompok ini tanpa disadari membuat mahasiswa-mahasiswa merasa
nyaman dan membatasi pergaulan mereka dengan yang lain.
Pengelompokan mahasiswa-mahasiswa ini tentunya sangat bertentangan dengan sila ketiga
dalam Pancasila, yaitu; Persatuan Indonesia.
Padahal dalamimplementasinya terdapat butir berikut; Memajukan pergaulan demi
persatuandan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendakiadanya
pergaulan, hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya antar suku, pulaudan agama, sehingga
terjalin masyarakat yang rukun, damai dan makmur.
Hal inilah yang melatar belakangi penulisan makalah ini, dimana akan dibahas apa yang
menyebabbkan mahasiswa enggan untuk bergaul dengan mahasiswa dari daerah lain serta
bagaimana pandangan pancasila mengenai hal ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi penulisan makalah ini, makadapat dirumuskan
masalah-masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut.
1. Kenapa mahasiswa-mahasiswa enggan untuk bergaul denganmahasiswa dari daerah lain?
2. Apa yang menyebabkan mahasiswa-mahasiswa lebih senang berkumpul dengan
mahasiswa-mahasiswa dari daerahnya sendiri?
3. Bagaimana pandangan Pancasila mengenai hal ini?
4. Apa yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan?
5. Langkah-langkah apa saja yang bisa digunakan untuk menyelesaikanmasalah ini?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut.
1. Mahasiswa memahami tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalamkehidupan
kampus.
2. Mahasiswa mampu memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika.
BAB II
KERANGKA PIKIR
Didalam organisasi tersebut tidak dibatasi siapapun orangnya dan darimana asalnya, yang
terpenting adalah rasa kemauan untuk bersosialisasi dan rasa ingin berorganisasi.
Melalui hal-hal inilah yang mungkin dapat mempereratkan hubungan mahasiswa yang bukan
hanya satu daerah tetapi juga dari daerah lain, sehingga dalam pergaulan dapat terbangun jiwa
kebersamaan seperti zaman perjuangan tempo dulu.
Kesatuan hati tentunya modal dari sebuah kemajuan. Apabila mahasiswa-mahasiswa yang ada
diseluruh kampus memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa memandang adanya perbedaan,
tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah kemajuan dan dobrakan baru baik dalam
lingkungan kampus maupun secara global.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sila Persatuan Indonesia
merupakan pedoman dan kunci keberlangsungan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam suku, agama dan ras serta kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat
generasi pemuda Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya.
Dimana generasi muda itu adalah mahasiswa yang merupakan makhluk sosial yang ada dalam
kehidupan kampus dimana dalam kehidupan kampus yang juga merupakan lingkungan sosial,
mahasiswa akan dibentuk sistem pergaulannya untuk membentuk kepribadiannya.
Untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika, mahasiswa dapat mengimplementasikan sila persatuan Indonesia dalam
kehidupan kampus, misalnya dengan berorganisai. Karena
dalam beorganisasi mahasiswa dapat bekerja sama sehingga timbul kebersamaan.
Apabila mahasiswa-mahasiswa yang ada diseluruh kampus memiliki jiwa kebersamaan yang
kuat, tanpa memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah
kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus maupun secara global.
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya
penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus, seperti sila “Persatuan Indonesia”.
Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri hanya karena perbedaan.
Perbedaan tidak mungkin dihilangkan tapi
jangan biarkan itu menghalangi dan membatasi diri untuk mengembangkan pergaulan dan relasi
yang lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA