Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA


DALAM NKRI ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARIO AGUSMAN


ARIFIANSYAH
BENI PRAYOGA
YOGA JAMRAMA S
EVA SURYA NINGSIH
EMA YUNITA
WITA WINDARI
DINA AYU LESTARI
DINI AULISTIA
ANGGUN AURELYA EKA L
SEPHIA VANESSA
KELAS :
GURU PEMBIMBING : MISNAWATI, S.Pd

MAN 1 OKU SELATAN


TAHUN AJARAN 2018 / 2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkanRahmat serta HIdayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelsaikan makalah ini.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang “ PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA DALAM NKRI”. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak
perbaikan.Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan mkalah ini.
Pada kesempatan kali ini,dengan rasa tulus dan ikhlas kami menyampaikan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah
ini,serta rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam
bentuk dukungan moril maupun materil untuk menyusun makalah ini.
Kami selaku penyusun megucapkan terimakasi dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan khususnya bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa
B. Makna dan Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
C. Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
D. Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan
E. Faktor pendorong persatuan da kesatuan
F. Faktor penghambat persatuan dan kesatuan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan
banyaknya etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain,
masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang
anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural background) beragam.
Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola
secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan energi hebat.
Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas bisa
menimbulkan bencana dahsyat.
Nation and character building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan
nasional sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-
akhir ini semangat yang menjurus pada kesukubangsaan semakin bertambah besar
sepertinya semangat mengutamakan paham suku-bangsa lebih beradab dan maju
ketimbang suku-bangsa yang lainnya cenderung tumbuh. Padahal semangat
kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-bangsanya di tengah-
tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan paham kebangsaan
yang dikembangkan sejak negara ini berdiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa?
3. Apa saja macam prisip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa?
4. Bagaimana nilai-nilai persatuan dan kesatuan?
5. Faktor pendorong persatuan dan kesatuan.

C. Tujuan Pembahasan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Prisip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa;
4. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan;
5. Faktor pendorong persatuan dan kesatuan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak
terpecah-belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”
Indonesia: Mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi
geografis dan dari segi bangsa.
Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95° sampai
141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan
sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu.
Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

B. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses
yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk
dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia
sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun
oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar,
maka terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu
adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang
beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh
bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat
mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
sebagainya.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah
sebagai berikut:
1. Perasaan senasib
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda

5
4. Proklamasi Kemerdekaan

Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa
Indonesia baik dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi
kemerdekaan. Persatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.” Persatuan Indonesia
berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan
bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat
Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-
unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong.
Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh
asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses akulturasi
(percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu,
Islam, Kristen, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-
unsur kebudayaan yang datang dari luar diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian,
sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut
kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan musyawarah dan
mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi,
persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-
royong, musyawarah, dan lain-lain.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh
para pendiri negara adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD. Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik”. Sila ketiga Pancasila menegaskan kembali bagaimana tekad
bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.
Namun, apabila hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan
Indonesia dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati
serta kita pahami, lalu kita amalkan.Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan arti
dan makna persatuan Indonesia yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan yang
majemuk. Hal itu mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.

6
b. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tetapi bukan berarti kita mengagung-agungkan
bangsa kita sendiri. Nasionalisme tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul
daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada
bangsa lain karena pandangan seperti itu hanya mencelakakan kita. Selain tidak
realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap
sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
d. Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan nusantara itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan
dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan
keamanan. Dengan wawasan itu, manusia Indonesia merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita pembangunan nasional.
e. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita
Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan
serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Persatuan merupakan modal dasar pembangunan nasional.

Arti Penting Persatuan dan Kesatuan serta Bhinneka Tunggal Ika


Mungkinkah mobil tanpa ban dapat melaju di jalan raya? Dapatkah sebatang
lidi dijadikan alat untuk membersihkan lantai? Mobil tidak mungkin berjalan tanpa
ada ban walaupun baru dan bensinnya penuh. Kita juga mengetahui bahwa puluhan
atau ratusan batang lidi yang disatukan akan lebih berguna untuk menjadi alat
kebersihan.
Itulah gambaran kehidupan. Dalam kehidupan, seorang manusia tidak akan
memiliki banyak arti jika ia sendiri. Ketika bersama setiap orang merupakan bagian
dari masyarakat harus bersatu padu mendukung tetap berjalannya tata nilai dan
keharmonisan masyarakat.
Apabila semua aspek kehidupan manusia ingin terbentuk secara harmonis,
sebaiknya didasari oleh nilai persatuan dan kesatuan. Dalam kehidupan bernegara,
pengamalan sikap persatuan dan kesatuan diwujudkan dalam bentuk perilaku, antara
lain:

7
1. mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia;
2. meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika;
3. mengembangkan semangat kekeluargaan; serta
4. menghindari penonjolan SARA. Lebih dari 84 tahun yang lalu para pemuda
Indonesia telah mengikrarkan bentuk perilaku yang mendukung persatuan
dan kesatuan. Ikrar kesepakatan para pemuda tersebut diwujudkan dalam
sumpah yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia seperti dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda merupakan bentuk perilaku mengamalkan tetap tegaknya persatuan
dan kesatuan. Salah satu contoh perilaku mendukung persatuan dan kesatuan lainnya,
yaitu kita memiliki rasa bangga sebagai bangsa dan negara.
Bentuk dari rasa bangga terhadap bangsa dan negara diwujudkan dengan sikap
mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Apabila produk dalam negeri
digunakan, dengan sendirinya para pengusaha yang menciptakan berbagai produk
dan pegawainya akan tetap memiliki penghasilan dan dapat menciptakan
kesejahteraan rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sejahtera akan lebih kuat
memiliki bangsa dan negara Indonesia jika dibandingkan dengan masyarakat yang
tidak sejahtera.
Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan, “… merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, seluruh tindakan pemerintah,
rakyat, dan bangsa Indonesia harus mengarah kepada terciptanya keadilan dan
kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia.
Menikmati kemakmuran merupakan hak seluruh bangsa Indonesia, seperti
mendapatkan pendidikan bagi seorang anak usia sekolah. Pemerintah telah
menyatakan wajib belajar sembilan tahun. Artinya, seluruh warga negara Indonesia
secara peraturan berhak dan wajib menempuh pendidikan sampai ke jenjang
SMP/MTs. Namun, di jalanan sering kita melihat ada anak-anak usia sekolah yang
menghabiskan waktunya tanpa mengenyam pendidikan dan melakukan hal yang
tidak berguna bersama teman-temannya.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan
keberagaman masyarakat Indonesia saat ini. Pada awalnya Bhinneka Tunggal Ika
dahulu hanya untuk menyatukan kehidupan di tengah keberagaman beragama dan
keyakinan, ternyata semboyan ini masih sangat sesuai dengan keadaan Indonesia saat
ini. Masyarakat Indonesia semakin hari semakin memiliki keberagaman yang sangat
banyak. Kita tidak hanya beranekaraga dalam agama, suku bangsa, ras, budaya, dan

8
gender. Namun juga semakin beragam dalam cara berpikir, berpendapat,
berorganisasi, partai politik, aliran musik, cara berpakaian, dan sebagainya.

C. Prisip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila
dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita
pahami lalu kita amalkan.

D. Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan


Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan antara lain Mempertahankan
Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia. Pepatah mengatakan “bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh”. Oleh karena itu yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah:
a. Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia
Pepatah mengatakan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Oleh karena itu
yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah:
1) Meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong royong, dan musyawarah.
2) Meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek
kehidupan.
3) Pembangunan yang merata serta berkeadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.
4) Memberikan otonomi daerah.
5) Memperkuat sendi-sendi hokum nasional serta adanya kepastian hokum.
6) Perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan;
7) Memperkuat system pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa
terlindungi.
b. Meningkatkan semangat Bhineka Tunggal Ika
c. Mengembangkan Semangat Kekeluargaan
Yang perlu kita lakukan setiap hari usahakan atau “budayakan saling bertegur
sapa.”
d. Menghindari Penonjolan SARA dan lain-lain
Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama serta
adat istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka kita tidak boleh melakukan
perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Maka dari itu yang harus kita
hindari antara lain:
1) Egoisme
2) Ekstrimisme
3) Sukuisme

9
4) Profinsialisme
5) Acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan
6) Fanatisme yang berlebih-lebihan
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia yang paling menonjol ialah
sebagai berikut:
a. Perasaan senasib sepenanggungan
b. Kebangkitan nasional
c. Sumpah pemuda
d. Proklamasi kemerdekaan
Tetapi apabila hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna
persatuan Indonesia dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita
hayati serta kita pahami lalu kita amalkan.
Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang
majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2) Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan
bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih
unggul daripada banga lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada
bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain
tidak realistis,sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki
kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya
dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4) Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, social, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan
wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita
pembangunan nasional.
5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan
serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

10
5. Sikap yang harus dikembangkan dalam memelihara semangat / jiwa Persatuan
dan Kesatuan.
Berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini
masih tetap merintangi perjalanan bangsa Indonesia dalam mewujudkan integrasi
nasionalnya, apalagi dalam era globalisasi dan keterbukaan, dimana batas-batas
negara semakin kabur serta adanya semangat reformasi yang berlebihan dapat
menimbulkan kerawanan dalam upaya pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kalau tidak hati-hati dalam menanganinya tidak mustahil terjadi
disintegrasi/perpecahan bangsa. Oleh sebab itu menjaga keutuhan dan kelestarian
bangsa melalui semangat/jiwa persatuan dan kesatuan merupakan kebutuhan mutlak
serta sekaligus merupakan tantangan yang tidak ringan.
Dalam memelihara semangat/jiwa persatuan dan kesatuan, kiranya perlu
dikembangkan dua sikap yaitu :
a. Mengembangkan sikap dilihat dari aspek psikologis yaitu sikap kekeluargaan
yang memungkinkan terjadinya proses dialogis segenap unsur bangsa sehingga
dapat menerima pandangan orang lain walaupun berbeda pendapat, cara-cara ini
dikembangkan dengan azas musyawarah mufakat.
b. Mengembangkan sikap dilihat dari aspek ideologi, menyangkut upaya yang
menjaga agar dinamika yang dikembangkan tidak keluar dari Pancasila yang
telah disepakati sebagai dasar negara, dan ideologi nasional.

Dengan mengembangkan dua sikap tersebut, diharapkan semangat


persatuan dan kesatuan bangsa tetap menggelora didada setiap insan Indonesia
sehingga mampu menciptakan kondisi yang kondusip terhadap perwujudan persatuan
dan kesatuan perlu dikembangkan sikap :

1. Memantapkan Ideologi Nasional


Belajar dari pengalaman sejarah, salah satu sebab perpecahan bangsa adalah
karena berbagai golongan dan aliran yang tumbuh dimasyarakat mempunyai
ideologi sendiri-sendiri yang masing-masing ingin menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sehingga menyebabkan sering terjadinya
benturan-benturan sosial dan politik yang memperlemah persatuan dan kesatuan
bangsa.
Agar keutuhan bangsa ini tetap kokoh dalam menghadapi segala
tantangan, maka Pancasila dijadikan sebagai Dasar Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai perekat semua unsur masyarakat
yang majemuk. Setiap perkumpulan dan organisasi baik organisasi

11
kemasyarakatan maupun kekuatan sosial politik wajib menetapkan Pancasila
sebagai Dasar Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian maka semangat kebersamaan, kekeluargaan dan
keterbukaan yang bertanggung jawab dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila
akan tetap kokoh dihati segenap bangsa Indonesia sebagaimana dikehendaki para
pendiri bangsa ini.

2. Meningkatkan Pembauran Kebangsaan.


Salah satu aspek dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa adalah
melaksanakan pembauran kebangsaan. Pembauran merupakan bagian proses
pembudayaan bangsa yang harus dipacu kearah yang positif dan harus dijiwai
sikap mawas diri, tahu diri, tenggang rasa, solidaritas sosial ekonomi serta
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kebersamaan dan
kesetiakawanan dalam upaya memajukan dan menyejahterakan kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Upaya mewujudkan pembauran kebangsaan adalah merupakan tugas
nasional yang harus dilaksanakan pemerintah bersama seluruh warga masyarakat.
Proses pembauran harus menyentuh semua segi kehidupan berbangsa dan
bernegara baik perorangan dan keluarga maupun dalam ikatan kelompok
organisasi dan lembaga kemasyarkatan disemua bidang kehidupan. Upaya
pembauran ini merupakan tugas yang tidak akan pernah selesai dalam kehidupan
bangsa, mengingat adanya perbedaan asal-usul, status kewarganegaran Republik
Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945 yang menyatakan Bahwa yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disyahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara.
Proses adaptasi atau penyatu paduan segenap unsur masyarakat bangsa
Indonesia menjadi satu kebulatan sosiologis yang utuh dalam semua segi
kehidupan inilah yang harus diupayakan melalui kegiatan pembauran.
Suatu prinsip pembauran kebangsaan hanya akan dapat diwujudkan melalui
wadah-wadah pembauran. Oleh karena itu pembinaannya harus dilakukan melalui
jalur-jalur yang memungkinkan individu atau kelompok saling berkomunikasi
dalam rangka mewujudkan kebersamaan.

12
3. Memantapkan Kerukunan Umat Beragama.
Aspek lain yang sangat penting dalam menunjang tetap kukuhnya
persatuan dan kesatuan bangsa di bumi Indonesia adalah memantapkan kerukunan
hidup umat beragama.
Sebagaimana kita maklumi bahwa setiap agama selalu mengajarkan
perdamaian, keharmonisan dan kerukunan hidup bagi umat manusia, akan tetapi
tidak jarang terjadi bahwa pemahaman ajaran agama yang sempit dapat pula
memicu permusuhan yang menjurus kepada konflik antar pemeluk agama yang
pada gilirannya dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik yang
dibarengi dengan masalah keagamaan dapat saja terjadi antara intern umat dalam
satu agama ataupun antara umat salah satu agama dengan agama lainnya.
Salah satu aspek yang banyak menjadi penyebab timbulnya perselisihan adalah
masalah pendirian rumah ibadat dan penyiaran ajaran agama. Seiring dengan hal
tersebut, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9-8 Tahun
2006 yang mengatur Tugas Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat.

4. Memantapkan Kehidupan Politik dan Demokrasi.


Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan politik yang tidak stabil dapat
menimbulkan gangguan terhadap upaya pembinaan kesatuan bangsa. Pemerintah
telah berupaya mengakomodasikan kepentingan semua kelompok dan golongan
yang dapat lebih menjamin hak-hak demokrasi.

E. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan


1. Rasa Nasionalisme
2. Rasa Toleransi yang tinggi
3. Kesadaran dalam hidup bermasyarakat, sehingga timbul keinginan dari dalam
hati untuk selalu membantu sesama, mengikuti kegiatan sosial, dan lain-lain.
4. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara seperti jasa pahlwan yang
telah melawan para penjajah.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan
semasa penjajahan..

F. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan


1. rasa egois tinggi terhadap kebenaran Ras, suku, agama, dan bu
2. daya sendiri

13
3. Rasa iri dengki juga menadi salah satu faktor penghambat persatuan dan kesatuan
Indonesia
4. Kurang adanya rasa toleransi beragama, berbudaya, ataupun berpendapat
5. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.
6. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap
segala ancaman dan gangguan yang mucul dari luar

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
memiliki banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang
berbeda pula. Perbedaan itu sendiri justru memberikan kontribusi yang cukup besar
pada citra bangsa Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang
menjadi penyokong dari terciptanya budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain hanya bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan Pancasila sebagai filosofi atau pandangan
hidup bangsa. Selain itu, perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik
jika para pelakunya tidak dapat mengendalikan emosi mereka masing-masing.
Lingkungan dan masyarakat sangatlah menentukan bagaimana sebuah kebudayaan
itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri.

B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang
lebih baik bagi bangsa Indonesia, kita harus memulai perubahan itu dari hal kecil
dalam diri kita sendiri. Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila harus kita kikis. Sementara itu, kita harus memupuk dan mengembangkan
nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya kita juga harus menularkannya pada
orang-orang disekitar kita, agar kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa
persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3. Sehingga harapan bangsa
sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa, sejahtera, dan makmur dapat
terwujut, demi kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai