Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PKN

“MAKALAH MENGURAIKAN MAKNA PERSATUAN DAN KESATUAN ”

OLEH :
NAMA : EKA PUTRI GRACELLA KOMIGI
KELAS : XI IPA 1

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN


SMA NEGERI 3 KOTA SORONG
SORONG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Penulis
panjatkan puji dan syukur atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ menguraikan makna perstuan dan kesatuan ”
sebagai salah satu tugas Pkn.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekuranagn baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk
menambah wawasan siswa ataupun guru mengenai makalah ini
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................1

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................2
A. LatarBelakang.................................................................................................2
B. RumusanMasalah...........................................................................................3
C. Tujuan Masalah...............................................................................................3
D. Batasan Masalah..............................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia..................................................4
B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian Indonesia........................................5
C. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia...........................................6
D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuaan Bangsa................................7

BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9

Daftar Pustaka............................................................................................................10

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, kita mengenal bahwa bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari 500
suku bangsa masing-masing memiliki kearifan lokal yang mengatur eksistensi dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dalam dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya, dalam berbagai ungkapan
tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita rakyat dan sebagainya. Salah satu
fenomena yang kita rasakan sejak terbukanya era globalisasi yang ditandai dengan
masuknya pengaruh nilai-nilai baru dalam semua sendi kehidupan kita serta komitmen
bangsa untuk melakukan reformasi di segala bidang telah membawa dampak perubahan
masyarakat yang sangat besar. Dampak positif yang kita rasakan antara lain adalah
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni akibat teknologi informasi.
Namun dampak negatif yang menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan
masalah sosial budaya yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa.
Selanjutnya dari berbagai event budaya terlihat bahwa perkawinan budaya dalam era
globalisasi saat ini, memperlihatkan kecenderungan akan pengaruh dominan budaya barat
(Westernisasi) terhadap kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Masyarakat secara umum yang berinteraksi dengan budaya asing tersebut terus
menerus menyerap budaya barat dalam kehidupan kesehariannya sehingga tidak disadari
bahwa budaya Indonesia yang sangat tinggi beransur-angsur kehilangan akar budaya dan
nilai dasarnya. Kehilangan jati diri atas kebersamaan tersebut menyebabkan terjadinya
degradasi kehidupan sosial di mana-mana, munculnya kerusuhan, dekadensi moral,
ketidakpercayaan, kehilangan semangat gotong royong dan sebagainya adalah dampak yang
harus ditanggung bersama. Seharusnya dengan sikap ke-bhinneka-tunggal-ika-an, rasa
kebersamaan yang seharusnya dipupuk dan dibina dalam rangka menuju kemandirian dan
kesejahteraan bangsa sesuai dengan tujuan bangsa dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini yaitu:
1. Apa makna dari persatuan dan kesatuan ?
2. Bagaimana Penerapan Pancasila dalam kehidupan ?
3. Apa dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?
4. Bagaimana cara menumbuhakan rasa persatuan dan kesatuan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai dan menemukan
cara untuk minimalisir dampak nya
4. Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
D. Batasan Masalah
Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi masalah seputar:
1. Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa
2. Cara-cara mengembalikan rasa Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3 Dampak dari tidak menghargai pancasila dalamkehidupan sehari-hari
4. Rasa dan kesatuan terhadap bangsa harus di tanamkan dalam diri masing-masing setiap
individu

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya
bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika dihubungkan
dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme. Menurut Panggabean,
Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation ( fokusnya pada formasi
kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional ) dan Staatnatioon ( sebagai
fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih otonom dan identitas politik ).
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk menegakkan
Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi sosial politik seperti
kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil perkembangan alamiah2., sedangkan
nasionalisme lebih merupakan hasil perkembangan historis. Nasionalisme merupakan
transformasi pemahaman kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam
sejarah.pembentukan ideologi nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah
politik berkembang secara bertahap. Menurut Stephen van Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu:
Loyalitas terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan Negara yang merdeka. Ada
dua cirri kecenderungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan Etnosentris. Menurut
Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang imajiner bangsa,
adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya tidak saling mengenal,
tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas yang jelas terpisah batasan-
batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain. Makna sila persatuan Indonesia pada
intinya adalah Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,Rela
berkorban demi bangsa dan Negara, Cintaakan Tanah Air, Berbangga sebagai bagian dari
Indonesia, Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika, Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari sumpah
pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang
satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu :
bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa
Indonesia”. Sumpah Pemuda yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang
diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang
dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama untuk
menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Hal ini
sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para pemuda pada masa
itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara ini supaya menjadi negara
yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang tersebut
dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta tanah air. Perlu
diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan menjurus
pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan menimbulkan disintegrasi baik di di dalam
negara maupun sudah berada di luar negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri
seseorang yang sudah salah mengartikan apa itu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak
dengan disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus diusahankan agar
tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu diketahui ikatan
kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati
daripada kepentingan pribadi. Namun tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa
mengalami dinamikanya sendiri, yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini
nasionalisme bangsa Indonesia bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.

B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian Budaya Indonesia


Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari seluruh
prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi, politik, hukum,
dan sosial. Hak asasi manusia memperoleh tempat terhormat di dunia, hak memperoleh
kehidupan, kebebasan dan kebahagiaan yang dirumuskan oleh MPR, dan ketika amandemen
UUD `45, pasal 28, ditambah menjadi 10 ayat dengan memasukkan substansi hak
pencapaian tujuan di dalam pembukaan UUD `45. Pancasila yang digali dan dirumuskan
para pendiri bangsa ini adalah sebuah rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah
rasionalitas kita sebagai sebuah bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa,
multi budaya, dan multi ras yang bernama Indonesia.
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang
membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama.
Oleh karena perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas
elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam
tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka
Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan
melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan
martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku,
ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan
bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi
segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum
(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya
dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita
inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas moral dan etika
bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk menjaga kebhinekaan yang
bermartabat itulah, maka berbagai hal yang mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada
saat yang sama segala sesuatu yang mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas.
Karena kebhinekaan yang bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung
eksistensi dan martabat manusia berbeda. Maka dari itu, masalah ataupun hal-hal yang
berhubungan dengan pelecehan SARA harus di tiadakian demi tercapainya negara Indonesia
yang penuh dengan persatuan dan kesatuan.

C .Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia


Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya,
bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki wadah untuk bergabung
menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu sangatlah penting sebuah persatuan di dalam
Negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.
Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit untuk
mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan di dalam Sumpah
Pemuda yang berbunyi
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita para pendiri
negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia maksudnya mau
membela bangsa Indonesia yang masuk ke dalam kategori bela negara.
Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia maksudnya kita hanya mengakui
bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dan berani menjunjung tinggi
negara Indonesia ini.
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia maksudnya kita memiliki bahasa
persatuan untuk memudahkan berkomunikasi antar banyak ras suku di Indonesia yaitu
bahasa nasional bahasa Indonesia. Maka dari itu kita harus menjunjung tinggi persatuan di
Indonesia.

D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak
hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit
dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan
perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang
berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam
berarti “salam” damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak
hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan
kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar
al-Salam” dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan
perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-
cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik; bukan
dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan, kekerasan, apalagi
terorisme.

Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan


lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat
sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian
kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang
terdapat sembilan hal yang perlu dilakukan:

1. berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;


2. bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
3. bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4. selalu membuat perencanaan;
5. memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
6. menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
7. rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
8. menjunjung tinggi keadilan; dan
9. berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki
banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang berbeda pula.
Perbedaan itu sendiri justru memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa
Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang menjadi penyokong dari
terciptanya budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain hanya bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan Pancasila sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain
itu, perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para pelakunya tidak dapat
mengendalikan emosi mereka masing-masing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah
menentukan bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat itu sendiri.

B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang lebih baik
bagi bangsa Indonesia, kita harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita
sendiri. Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila harus kita kikis.
Sementara itu, kita harus memupuk dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita.
Selanjutnya kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita, agar
kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa persatuan dan kesatuan yang terdapat
pada sila ke-3. Sehingga harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa,
sejahtera, dan makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV Bandung.
_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
_Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan.
Malang : UM
_ http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budaya-asing-
terhadap.html _https://www.google.com/search?q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+ind
onesia&ie=utf-8&oe=utf-8

Anda mungkin juga menyukai