OLEH :
NAMA : EKA PUTRI GRACELLA KOMIGI
KELAS : XI IPA 1
DAFTAR ISI................................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................2
A. LatarBelakang.................................................................................................2
B. RumusanMasalah...........................................................................................3
C. Tujuan Masalah...............................................................................................3
D. Batasan Masalah..............................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia..................................................4
B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian Indonesia........................................5
C. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia...........................................6
D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuaan Bangsa................................7
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
Daftar Pustaka............................................................................................................10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, kita mengenal bahwa bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari 500
suku bangsa masing-masing memiliki kearifan lokal yang mengatur eksistensi dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dalam dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya, dalam berbagai ungkapan
tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita rakyat dan sebagainya. Salah satu
fenomena yang kita rasakan sejak terbukanya era globalisasi yang ditandai dengan
masuknya pengaruh nilai-nilai baru dalam semua sendi kehidupan kita serta komitmen
bangsa untuk melakukan reformasi di segala bidang telah membawa dampak perubahan
masyarakat yang sangat besar. Dampak positif yang kita rasakan antara lain adalah
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni akibat teknologi informasi.
Namun dampak negatif yang menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan
masalah sosial budaya yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa.
Selanjutnya dari berbagai event budaya terlihat bahwa perkawinan budaya dalam era
globalisasi saat ini, memperlihatkan kecenderungan akan pengaruh dominan budaya barat
(Westernisasi) terhadap kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Masyarakat secara umum yang berinteraksi dengan budaya asing tersebut terus
menerus menyerap budaya barat dalam kehidupan kesehariannya sehingga tidak disadari
bahwa budaya Indonesia yang sangat tinggi beransur-angsur kehilangan akar budaya dan
nilai dasarnya. Kehilangan jati diri atas kebersamaan tersebut menyebabkan terjadinya
degradasi kehidupan sosial di mana-mana, munculnya kerusuhan, dekadensi moral,
ketidakpercayaan, kehilangan semangat gotong royong dan sebagainya adalah dampak yang
harus ditanggung bersama. Seharusnya dengan sikap ke-bhinneka-tunggal-ika-an, rasa
kebersamaan yang seharusnya dipupuk dan dibina dalam rangka menuju kemandirian dan
kesejahteraan bangsa sesuai dengan tujuan bangsa dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini yaitu:
1. Apa makna dari persatuan dan kesatuan ?
2. Bagaimana Penerapan Pancasila dalam kehidupan ?
3. Apa dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?
4. Bagaimana cara menumbuhakan rasa persatuan dan kesatuan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai dan menemukan
cara untuk minimalisir dampak nya
4. Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
D. Batasan Masalah
Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi masalah seputar:
1. Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa
2. Cara-cara mengembalikan rasa Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3 Dampak dari tidak menghargai pancasila dalamkehidupan sehari-hari
4. Rasa dan kesatuan terhadap bangsa harus di tanamkan dalam diri masing-masing setiap
individu
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya
bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika dihubungkan
dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme. Menurut Panggabean,
Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation ( fokusnya pada formasi
kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional ) dan Staatnatioon ( sebagai
fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih otonom dan identitas politik ).
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk menegakkan
Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi sosial politik seperti
kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil perkembangan alamiah2., sedangkan
nasionalisme lebih merupakan hasil perkembangan historis. Nasionalisme merupakan
transformasi pemahaman kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam
sejarah.pembentukan ideologi nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah
politik berkembang secara bertahap. Menurut Stephen van Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu:
Loyalitas terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan Negara yang merdeka. Ada
dua cirri kecenderungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan Etnosentris. Menurut
Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang imajiner bangsa,
adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya tidak saling mengenal,
tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas yang jelas terpisah batasan-
batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain. Makna sila persatuan Indonesia pada
intinya adalah Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,Rela
berkorban demi bangsa dan Negara, Cintaakan Tanah Air, Berbangga sebagai bagian dari
Indonesia, Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika, Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari sumpah
pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang
satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu :
bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa
Indonesia”. Sumpah Pemuda yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang
diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang
dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama untuk
menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Hal ini
sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para pemuda pada masa
itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara ini supaya menjadi negara
yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang tersebut
dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta tanah air. Perlu
diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan menjurus
pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan menimbulkan disintegrasi baik di di dalam
negara maupun sudah berada di luar negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri
seseorang yang sudah salah mengartikan apa itu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak
dengan disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus diusahankan agar
tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu diketahui ikatan
kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati
daripada kepentingan pribadi. Namun tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa
mengalami dinamikanya sendiri, yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini
nasionalisme bangsa Indonesia bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.
Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak
hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit
dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan
perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang
berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam
berarti “salam” damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak
hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan
kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar
al-Salam” dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan
perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-
cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik; bukan
dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan, kekerasan, apalagi
terorisme.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang lebih baik
bagi bangsa Indonesia, kita harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita
sendiri. Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila harus kita kikis.
Sementara itu, kita harus memupuk dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita.
Selanjutnya kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita, agar
kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa persatuan dan kesatuan yang terdapat
pada sila ke-3. Sehingga harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa,
sejahtera, dan makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV Bandung.
_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
_Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan.
Malang : UM
_ http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budaya-asing-
terhadap.html _https://www.google.com/search?q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+ind
onesia&ie=utf-8&oe=utf-8