Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SMAN NEGERI 1 LUMAR

Nama kelompok : 5

1. Ardila. T

2. Debora

3. Rani

4. Keithy. N. P

5. Klarissa

6. Kezia. F
Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Makalah Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ini dapat diselesaikan
dengan baik. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PPKn yang berjudul Makalah Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Integrasi Nasional dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Integrasi Nasional
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya....Indonesia,

Lumar, SEPTEMBER-04-2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....…………….....……………………...................................................................................i

DAFTAR ISI……………………....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN………………........................................................................................................1
Latar Belakang……………………………......................................................................................................1
Rumusan Masalah………………………………..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ……………….........................................................................................................3
A .Sebab Integrasi diperlukan di Indonesia.........................................................................................3

B. Sumber Histori, Sosiologi, dan Politik tentang Integrasi Nasional .................................................4

C. Sejarah Integrasi di Indonesia........................................................................................................5

D. Tantangan dalam Membangun Integrasi .......................................................................................6

E. Upaya Mengatasi Masalah Tantangan Integrasi ............................................................................7

BAB III PENUTUP.………………………….......................................................................……......…………….....8


kesimpulan …………………….…………………..................................................................………………..…….....8
Saran.................................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………........................................................................9

Ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya untuk
mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa dan negara. Kebhinekaan harus
dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan
spiritualitas. Perbedaan etnis, religi, maupun ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah
bangsa Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu
dalam kemajemukan bangsa. Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya
perpecahan dan konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik,
budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya.Indonesia merupakan negara
yang memiliki keistimewaan keanekaragaman sosial dan budaya,suku, etnik, bahasa, dan sebagainya
dibandingkan dengan negara lain.Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal
dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan
yang tertanam di setiap warga negara Indonesia. Namun, dalam kenyataannya masih ada konflik yang
terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras atau antargolongan tertentu. Hal ini menunjukkan
yang ada harusnya dapat menjadi modal bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa yang kuat.Untuk
mendukungnya, diperlukan persatuan yang kokoh dan kuat. Namun, masih banyak permasalahan
yang harus diselesaikan. Salah satunya masih terjadi bentrokan yang mengatasnamakan suku tertentu
dalam hal penggarapan lahan pertanian atau hutan. Hal ini menunjukkan belum adanya kesadaran
akan sikap komitmen persatuan dalam keberagaman diIndonesia. Komitmen akan persatuan akan
tegak jika peraturan yang mengatur masalah suku atau hak individu ditegakkan dengan baik.Jika
perselisihan ini diakibatkan karena masalah yang berkaitan dengan hukum, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur dalam Pasal 28D Ayat (1) bahwa ”Setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum.” Dengan demikian, permasalahan dan perselisihan bisa dihindari dengan
memberikan perlindungan secara penuh kepada setiap warga negara. Untuk mempersatukan
masyarakat yang beragam, perlu ada toleransi yang tinggi antarkebudayaan. Sikap saling menghargai
antargolongan, mengenali, dan mencintai budaya lain adalah hal yang perlu dibudayakan. Contoh
nyata implementasi hal tersebut adalah dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di
Indonesia. Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama lain. Persatuan bangsa
merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan Indonesia. Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu
memprioritaskan kepentingannya sendiri, maka cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga
Pancasila hanya akan menjadi mimpi yang tak akan pernah terwujud. Kalian harus mampu
menghidupkan kembali semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap
satu. Keberagaman harus membentuk
1

masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan rasa saling menghargai untuk menjaga
perbedaan tersebut. Kuncinya terdapat pada komitmen persatuan bangsa Indonesia dalam
keberagaman.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam. makalah
ini adalah sebagai berikut:

Apa pengertian integrasi nasional?


Apa saja syarat integrasi?
Apa saja faktor-faktor pembentuk integrasi nasional?
Bagaimana tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI?
Bagaimana peran serta warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa?

2
BAB Il PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal
dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan.

 Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
 Menurut Myron Weiner, integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok
sosial dan budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu
identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara
etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat
kebudayaan yang berbeda.
 menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan
suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizontal.
 menurut J. Soedjati Djiwandono, integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan
dibahayakan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa
Indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu
kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus
nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Kata nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
3

 Integrasi Nasional Secara Politis : Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
 Integrasi Nasional Secara Antropologis : Integrasi nasional secara antropologis berarti proses
penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu
keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
B. Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut:beriku
 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan antara satu dan lainnya.
 Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
 Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses
integrasi sosial.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Apakah kalian bisa membedakan mana yang hak dan mana kewajiban sebagai warga
negara yang baik (good citizenship). Jangan sampai menyalahgunakan hak karena akan
banyak sekali orang yang bisa sewenang-wenang melakukan sesuatu hal yang bisa merugikan
orang lain. Begitu pula dengan orang yang selalu berusaha menghindar dari kewajibannya
sebagai warga negara. Perilaku ini bisa dijadikan contoh perilaku yang merugikan masyarakat,
khususnya bagi pemerintah. Pelanggaran hak orang akan menyebabkan terjadinya
disintegrasi sehingga orang yang haknya dilanggar kemungkinan tidak akan menjalankan
kewajibannya. Keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban harus dilakukan. Hal ini
agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain dan diri
sendiri. Misalnya, pertumbuhan pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan) di satu
daerah dengan daerah lainnya harus sama. Jika berbeda akan terjadi kecemburuan dan
berakibat terganggunya integrasi nasional. Dengan demikian, sangat penting integrasi
nasional bagi pembangunan bangsa dalam masyarakat yang berbeda-beda. Setiap warga
masyarakat harus menyadari adanya perbedaan etnik, suku, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya. Perbedaan tersebut jangan sampai dijadikan sebagai pemicu terjadinya
disintegrasi nasional.
4

Salah satu kewajiban sebagai warga negara adalah menjaga integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika. Saat ini negara Indonesia tidak dalam keadaan perang, tetapi negara menuntut kita
sebagai warga negara untuk ikut serta menjaga integrasi nasional. Rakyat Indonesia harus memiliki
sikap untuk mempersiapkan diri jika terdapat ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
yang dapat mengganggu integrasi nasional. Rakyat Indonesia wajib ikut serta dalam menjaga integrasi
nasional dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik wajib mematuhi semua
peraturan-peraturan yang berlaku.

C. Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional


Manusia hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat Indonesia yang
majemuk (plural society). Corak masyarakat Indonesia adalah ber-Bhinneka Tunggal Ika, bukan lagi
keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang
berada dalam masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat majemuk, seperti Indonesia dilihat memiliki
suatu kebudayaan yang berlaku secara umum dalam masyarakat. Masyarakat plural merupakan
“belati” bermata ganda di mana pluralitas sebagai rahmat dan sebagai ancaman. Pemahaman
pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian untuk menerima perbedaan. Menerima perbedaan
bukan hanya dengan kompetensi keterampilan, melainkan lebih banyak terkait dengan persepsi dan
sikap sesuai dengan realitas kehidupan yang menyeluruh. Dengan demikian, kita perlu memahami
dan mengetahui faktor-faktor pembentuk integrasi nasional, baik faktor pembentuk maupun faktor
penghambat integrasi nasional. Berikut ini faktor-faktor tersebut.

1. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah. Adanya ideologi
nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti
yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan
munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia. Penggunaan bahasa
Indonesia. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan. Adanya rasa cinta tanah
air dan mencintai produk dalam negeri.
5

2. Faktor Penghambat Integrasi Nasiona.

Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen. Kurangnya toleransi


antargolongan. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan
dari luar. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan. Upaya untuk mencapai integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga
keselarasan antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi
masyarakat dalam proses integrasi nasional.

D. Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Fenomena global masih mengetengahkan penguatan nilai-nilai universal yakni demokrasi dan hak
asasi manusia. Bersamaan dengan itu isu lingkungan hidup dan dampak pemanasan global
memunculkan persoalan serius yang memerlukan respons secara internasional. Pemanasan global
telah berdampak terhadap perubahan musim yang tidak menentu yang mengancam kehidupan
manusia dalam bentuk ancaman kelaparan, wabah penyakit, dan bencana alam yang berpotensi
mengganggu stabilitas ekonomi dan keamanan. Peta keamanan global menempatkan terorisme
menjadi ancaman global. Penggunaan kekuatan militer oleh suatu negara ke wilayah negara lain
mengancam kedaulatan dan kehormatan suatu negara berdaulat. Masalah perbatasan juga
merupakan sumber utama potensi konflik antarnegara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia
Tenggara. Tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI agar tetap utuh dan
bersatu. Di sisi lain, ancaman terhadap negara kedaulatan masih berpotensi terutama yang berbentuk
konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim dan dirgantara, gangguan
keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara ilegal, kegiatan penyelundupan senjata
dan bahan peledak, masalah separatisme, pengawasan pulau-pulau kecil terluar, ancaman terorisme
dalam negeri dan sebagainya. Berdasarkan tantangan tersebut di atas, maka visi terwujudnya
pertahanan negara yang tangguh dengan misi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta
keselamatan bangsa harus terwujud. Pada dasarnya perumusan kebijakan umum pertahanan negara
dilaksanakan Menteri Pertahanan Negara, sedangkan proses penetapannya dilaksanakan di tingkat
Dewan Keamanan Nasional selaku Penasihat Presiden RI. Tujuan nasional merupakan kepentingan
nasional yang abadi dan menjadi acuan dalam merumuskan tujuan pertahanan negara, yang
ditempuh dengan tiga strata pendekatan. Pertama, strata mutlak, dilakukan dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara
6

dan keselamatan bangsa Indonesia. Kedua, strata penting, dilakukan dalam menjaga kehidupan
demokrasi politik dan ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras dan golongan
(SARA), penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup dan
ketiga, strata pendukung, dilakukan dalam upaya turut memelihara ketertiban dunia. Untuk mencapai
tujuan pertahanan negara tersebut, salah satunya diperlukan input sumber daya yang bagus dan
optimal. Masyarakat menuntut TNI untuk menjaga dan memelihara stabilitas keamanan nasional,
tetapi input masyarakat secara intelektual, moral dan mental lemah akan sangat kesulitan
mewujudkannya.

E. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

1. Kesadaran Warga Negara


Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan baik atau buruk, benar atau salah,
layak atau tidak layak, patut atau tidak patut dalam berkata dan berperilaku. Kesadaran warga negara
Indonesia saat ini masih perlu pembenahan. Salah satunya kesadaran dalam bela negara. Memang
negara Indonesia tidak sedang dalam kondisi perang, tetapi kesadaran untuk bela negara harus tetap
ada dalam bentuk lain demi kemajuan bangsa.

2. Bela Negara
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai bela
negara, sebaiknya kalian memahami terlebih dahulu pengertian bela negara. Menurut penjelasan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Pertahanan Negara,
upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bukan
hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan kehormatan warga negara sebagai
wujud pengabdian dan kerelaan berkorban kepada bangsa dan negara. Bela negara yang dilakukan
oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan
dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan
tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai
kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan lain dengan undang-undang.
Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.Hal ini juga
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara pada Pasal 1 Ayat 1, yaitu “Pertahanan keamanan negara adalah segala usaha untuk
mempertahanan terhadap keutuhan bangsa dan negara”. Bangsa Indonesia mencintai perdamaian,
tetapi lebih
7

mencintai kemerdekaan dan kedaulatan. Alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa
pun harus diselesaikan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia, perang harus dihindari.
Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha dan penyelesaian secara damai
tidak berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luarnegeri bebas
aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila
kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti
para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan. Ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan tersebut dapat datang dari luar negeri bahkan dari dalam negeri sekalipun.

3. Dasar Hukum Bela Negara

Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara. Tap MPR No.VI Tahun 1973
tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.

4. Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Segala usaha yang dilakukan untuk membela negara, mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara. Semua usaha tersebut dapat dilakukan di segala bidang, seperti dilakukan oleh
para pemain atlet nasional yang melaksanakan kewajiban membela negara dalam bidang
olahraga. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.
 Pendidikan Kewarganegaraan
 Pelatihan dasar kemiliteran
 Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
 Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi
7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Ini berarti bahwa
meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda,
kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu. Jenis integrasi ini sangat penting dalam
membangun suatu bangsa yang kuat dan makmur. Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional
Indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi
horizontal, tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada
adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaan
menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Secara
singkat dapat disimpulkan sebagai berikut. Keutuhan NKRI tidak hanya bermakna wilayah melainkan
mencakup aspek sumber daya alam, sumber daya manusia dan seluruh khasanah budaya bangsa.
Seluruh aspek harus dijaga dari gangguan pihak luar dan pihak dalam. Perlu upaya sungguh-sungguh
dan terencana untuk menjaga keutuhan NKRI. Salah satunya dengan membangun budaya sadar arsip
oleh seluruh komponen bangsa. Arsip adalah aset bangsa yang sangat penting dan tak tergantikan
karena di dalamnya terekam data seluruh aspek keutuhan NKRI. Arsip akan menjadi bukti jika aspek-
aspek tersebut dipersoalkan pihak lain. Arsip juga akan menjadi pusat memori dan sumber referensi
bagi generasi mendatang untuk mengawal keutuhan NKRI.

B. Saran

Untuk mencegah terjadinya konflik antar suku, agama, ras yang ada di Indonesia diperlukan rasa
persatuan dan kesatuan seperti yang tercantum dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, karena
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, beragam suku dan bahasa yang membuat Indonesia kaya
akan budaya dan adat istiadat.
8

Daftar Pustaka:

Dadang Sundawa, Nasiwan, Kokom Komalasari dan Ekram Pawiroputra. 2017. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
9

Anda mungkin juga menyukai