Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat, ,Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk, maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu tujuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam memahami rasa kebihineka tunggal ika"an bangsa
Indonesia.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk. maupun
isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik lagi.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Lalonggombu, 31- januari- 2022

Penulis
Andini
i

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Makna Persatuan Dalam Kebangsaan..................................................................3


..............................................................................................................................
B. Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan.
…………………………………………………………………………………. 3
C. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan
Antargolongan…………………………………………………………………4
D. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA...............................................7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................8

A. Kesimpulan..........................................................................................................8
B. Saran ...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….9
ii

BAB I
PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya,
etnis, dan agama dan golongan. Keanekaragaman ini di satukan dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda. Semboyan ini dapat dikatakan
bahwa Indonesia adalah suatu bangsa yang mencerminkan jati diri bangsa yang
besar dan kaya akan sumber daya budaya yang berbeda-beda dari berbagai macam
etnis suku, agama, ras dan golongan masyarakat namun tetap bersatu dalam negara
kesatuan Indonesia. Akan tetapi di satu sisi lain dari keberagaman suku bangsa,
agama, ras dan antar golongan ini sebenarnya menyimpan satu potensi konflik yang
dapat memcah belah persatuan dan kesatuan Indonesia. Karena dari keberagaman
ini dapat memicu sutau konflik yang melibatkan perpecahan atau kerusuhan massal
antar etnis suku bangsa, antar agama, ras dan antar golongan SARA. Sesuai seperti
apa yang dikatakan oleh najwan (2009 : 196) dari keberagaman budaya, etnis,
agama dan multi golongan ini dari satu sisi secara teori multi budaya merupakan
potensi budaya yang dapat mencerminkan jati diri bangsa yang besar, akan tetapi
dari sisi lain juga berpotensi menimbulkan konflik yang dapat mengecam integrasi
bangsa karena konflik antar budaya dapat menimbulkan pertikaian antar etnis, antar
agama, ras dan golongan SARA yang bersifat sensitif dan rapuh yang menjurus
kearah disintegrasi bangsa Indonesia. Kondisi dan situasi seperti ini merupakan
suatu kewajaran sejauh perbedaan ini di sadari keberadaannya. Namun, ketika
perbedaan ini di sadari keberadaannya dan dihayati perbedaan tersebut mengemuka
dan menjadi ancaman untuk kerukunan hidup. Perbedaan tersebut menjadi masalah
yang harus diselesaikan. Masyarakat Indonesia yang multikultur memiliki potensi
yang besar untuk terjadinya konflik sara antar kelompok, ras, agama, dan suku
bangsa. Indikasi ke arah itu terlihat dari tumbuh suburnya berbagai organisasi 2
kemasyarakatan, profesi, dan organisasi lainnya. Selain itu, muncul juga berbagai
macam aliran keagamaan.

B. Rumusan Masalah
1. apa makna persatuan dalam kebangsaan?
2. apa saja Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan
Antargolongan?
3. Apa saja Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan
Antargolongan?
4. Bagaimana Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA?
1

C. Tujuan penulisan
1. dapat mengetahui makna dari persatuan dalam kebangsaan.
2. mengetahui prinsip-prinsip persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras, dan
antargolongan.
3. mengetahui permasalahan yang muncul dalam keberagaman suku, agama, ras,
dan antargolongan.
4. mengetahui upaya-upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Persatuan dalam Kebangsaan


Persatuan berasal dari kata satu yang artinya tidak terpecah-belah atau utuh.
Persatuan dapat diartikan pula sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang
membentuk menjadi satu. Jadi arti persatuan yaitu bersatunya bermacam-macam
aneka ragam kebudayaan menjadi satu yang utuh dan serasi. Lalu apa makna
persatuan. Setidaknya Terdapat 3 makna penting di dalam persatuan dan kebangsaan,
yaitu:
1.  Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi
antara satu dengan yang lain.
2.  Menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleransi serta rasa harmonis untuk
hidup berdampingan. Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap
tolong menolong antar sesama, serta sikap nasionalisme

Persatuan identik dengan dengan kesatuan. Tahukah kamu bahwa bangsa


Indonesia adalah Negara kesatuan yang terbentuk melalui rasa persatua. Proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri
negara adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD. Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik”. Sila ketiga Pancasila menegaskan kembali bagaimana tekad bangsa
Indonesia mewujudkan persatuan.
Dengan demikian, makna persatuan dalam kebangsaan yang sesungguhnya
adalah adanya rasa persatuan bangsa dari seluruh rakyat yang mendiami wilayah
Indonesia sekalipun memiliki perbedaan suku, agama, rasa dan golongan. Rasa
persatuan tersebut telah mendorong bangsa Indonesia untuk mencapai kehidupan
yang bebas dan independen dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Pertahanan Keamanan Nasional menjadi kepentingan bersama seluruh bangsa.

C. Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan


Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Bhineka Tunggal Ika 
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang
majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2) Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan
bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa
lebih unggul daripada bangsa lain.
3

Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab
pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap
seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap
sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4) Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam
kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan.
Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita
pembangunan nasional.
5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan
makmur.

D. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan


Antargolongan
Adanya permasalahan merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan
perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia
memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, system hukum,
bangsa, suku, agama, kepercayan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya.
Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan
permasalahan. Selama masih ada perbedaan tersebut, permasalahan tidak dapat
dihindari dan selalu terjadi. Permasalahan selalu terjadi di dunia dalam system
sosial yang bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan dan bahkan dalam
system sosial terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan. Permasalahan terjadi
di masa lalu, sekarang dan pasti akan terjadi di masa yang akan datang.
Beberapa contoh permasalahan yang muncul dalam keberagaman suku, agama,
ras dan antargolongan, antara lain:
1. Adanya tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok Ras atau Agama
tertentu kepada Ras atau agama yang lain.
2. Adanya penindasan dari kelompok yang kaya kepada kelompok masyarakat
yang miskin.
3. Adanya sikap yang merasa dirinya paling baik dan paling benar dari pada
orang lain.
4. Adanya sikap yang merendahkan orang lain, agama lain atau ras yang
berbeda.
4
5. Adanya sikap tidak mau bergaul dan berteman dengan orang lain yang
berbeda ras, agama dan golongan.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam keberagaman


suku, agama, ras dan antargolongan adalah dengan menumbuhkan rasa memiliki,
rela berkorban dan cinta tanah air, serta memahami dan menghayati berbagai
lambang kedaulatan dan tanda kehormatan bangsa sebagai simbol persatuan
Indonesia. Perlu kamu ketahui bahwa negara kita memiliki lambang-lambang
kedaulatan dan tanda kehormatan sebagai bangsa Indonesia. 

Adapun lambang-lambang kedaulatan dan tanda kehormatan sebagai bangsa


Indonesia antara lain:
a. Bendera Kebangsaan Indonesia Sang Dwi Warna Merah Putih
Bendera kebangsaan merupakan penjelmaan dan cita-cita tinggi yang
tekandung dalam jiwa bangsa Indonesia. Pasal 35 UUD 1945 berbunyi, “Bendera
Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih”.
Sang Saka Merah Putih merupakan lambang kedaulatan dan kehormatan
bangsa dan negara Indonesia. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada hari
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 disebut
bendera pusaka dan selanjutnya dikibarkan setiap hari kemerdekaan tanggal 17
Agustus. Bendera Pusaka dijahit oleh Ibu Fatmawati (ibu negara).

b. Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia


Lambang negara kita adalah burung garuda. Burung tersebut melambangkan
kekuasaan dan kekuatan, setiap sayapnya terdiri atas 17 helai, ekornya terdiri dari
8 helai, bulu sisik di bawah perisai berjumlah 19 helai, dan di atas perisai 45 helai.
Hal ini melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia 17, bulan
8, dan tahun 1945. Perisai atau tameng dikalungkan, di tengahnya terdapat garis
yang melambangkan garis Khatulistiwa serta lima ruangan yang memuat simbol-
simbol dasar negara Pancasila, antara lain sebagai berikut:
1) Nur (cahaya) berbentuk bintang bersudut lima melambangkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Rantai bermata bulat dan persegi melambangkan sila Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab.
3) Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia.
4) Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5) Kipas dan padi melambangkan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
Garuda Pancasila mencengkeram pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika
yang mengandung arti berbeda-beda tetapi satu jua. Bangsa Indonesia yang
beragam merupakan satu bangsa, satu negara dan satu bahasa, yakni Indonesia.
5

c. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Lagu Indonesia Raya merupakan gubahan Wage Rudolf Supratman. Lagu ini
diperdengarkan untuk pertama kali pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928
yang menghasilkan Sumpah Pemuda di Jakarta. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945, lagu Indonesia Raya dinyatakan sebagai lagu
kebangsaan Indonesia. Pada masa perjuangan, lagu Indonesia Raya dapat
mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajah. Sekarang, lagu tersebut
dikumandangkan untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan nasional di segala bidang. 
Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan pada waktu-waktu tertentu,
misalnya ketika mengormati kepala negara dan wakil kepala negara, waktu
mengiringi pengibaran dan penurunan Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih,
upacara-upacara kenegaraan, dan upacara yang bersifat nasional.

d. Kekayaan Alam dan Budaya


Kekayaan dan keadaan alam di Indonesia sukar dicari bandingannya. Itulah
yang menjadi salah satu pendorong yang menarik perhatian bangsa-bangsa asing.
Bumi Indonesia banyak mengandung bahan tambang, seperti minyak bumi, gas,
dan logam. Kesuburan tanahnya ditunjang oleh dua musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Laut-laut yang luas di Indonesia mengandung kekayaan laut,
seperti ikan, minyak bumi dan gas.
Selain itu, hasil rempah-rempahnya terkenal di seluruh dunia. Kekayaan alam
yang demikian itu, menunggu pengolahan yang baik dan mendatangkan
kemakmuran bagi bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dan bangsa yang memiliki kejayaan.
Kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia ada sejak zaman nenek moyang kita
karena nenek moyang kita telah mampu mengembangkan kebudayaan, misalnya
dengan bercocok tanam (bertani), membatik, serta mengembangkan karya-karya
budaya lainnya. Karya budaya dan peradaban yang mengagumkan dunia, antara
lain Candi Borobudur, Mendut, dan Prambanan yang dibangun pada masa
kerajaan Hindu di Indonesia. Sekarang peninggalan-peninggalan budaya itu
banyak menarik perhatian dunia luar, khususnya di bidang kepariwisataan.
Dengan memiliki modal dasar tersebut, saat ini kita sedang giat-giatnya
membangun untuk menjadi bangsa dan negara yang mandiri. Berbagai sektor
pembangunan diarahkan pada kemampuan putra-putri bangsa sendiri. Para tenaga
asing secara terus menerus dikurangi dan tidak menjadi andalan bangsa kita.
Berikut yang merupakan bukti bahwa kita menjadi tuan rumah di negara sendiri,
yaitu :
1) Semakin banyaknya produk dalam negeri yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan kita sendiri bahkan negara lain seperti semen, industri tekstil,
timah, dan logam.
6
2) Bidang iptek telah mampu memproduksi pesawat terbang, kapal laut, mobil,
dan telekomunikasi.
3) Bidang makanan, kita telah mampu mengolah makanan berkualitas yang
digunakan untuk kepentingan kita dan bangsa lain.

E. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA


Isu-isu SARA yang belakangan ini sangat marak terjadi dan bahkan bisa
menggoyahkan persatuan dan kesatuan Bangsa, maka dari itu kita harus
menyikapi nya secara bijak agar tidak terjadi perpecahan dalam kesatuan dan
persatuan Bangsa serta tidak akan merugikan orang lain.
Upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA bukanlah hal yang mudah.
Banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama. Salah satu upaya
pencegahan konflik yang bersifat SARA adalah dengan menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa.  Tugas ini merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia
karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan suku, ras, dan agama,
tetapi banyak sekali golongan yang ada di tanah air kita tercinta. Dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan
banggsa.
Sebagai siswa, kalian memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencegah
konflik yang bersifat SARA. Posisi kalian sebagai generasi penerus menuntut
perilaku yang mampu mendukung persatuan dan kesatuan. Kalian harus mampu
menunjukkan peran yang positif sebagai pelajar yang memiliki tanggung jawab
moral untuk kejayaan bangsa pada masa depan. Bukan zamannya lagi siswa saling
mengejak dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji apalagi melakukan
tawuran. Kalian harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan untuk
menempa diri. Kalian adalah harapan akan masa depan Indonesia yang adil dan
makmur dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Beberapa contoh sikap untuk mencegah dan mengatasi konflik SARA :
1. Menanamkan sikap cinta kasih. Dengan memiliki sikap mengasihi,
manusia  memutuskan segala tindakannya sesuai yang benar.
2. Penanaman kembali persatuan Indonesia dalam “Bhineka Tunggal Ika”.
Manusia Indonesia perlu disadarkan kembali bahwa selama kita masih
menjadi warga Indonesia, kita adalah satu jiwa dan raga yang harus
emmperjuangkan kesejahteraan bersama.
3. Penegasan hukum yang berlaku. Hukum seharusnya mengatur rakyat untuk
bertindak sesuai aturan yang baik. Jangan sampai hukum justru diatur oleh
rakyat yang menyalahgunakan kekuasaan untuk membeli hukum.
Pemerataan hukum juga penting untuk menciptakan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hukum bagi petinggi negara harus sama dengan hukum
bagi rakyat biasa.
4. Pemerintah yang cepat tanggap dalam setiap permasalahan yang ada di
masyarakat.
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keragaman bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang patut disyukuri dan
dijaga, keragaman selalu memiliki potensi konflik yang baru dapat di antisipasi
dalam interaksi dan dinamika social. Untuk menghadapi dampak negative
keberagaman budaya tentu perlu di kembangkan berbagai sikap dan paham yang
dapat menikis kesalah-pahaman dan membangun benteng saling pengertian.
Gagasan yang menarik untuk diangkatdalam konteks ini adalah multi kulturalisme
dan sikap toleransi dan empati.

B. Saran
Sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini bnayak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.
8

DAFTAR PUSTAKA
https://ainamulyana.blogspot.com/2017/07/prinsip-persatuan-dalam-
keberagaman.html
9

MAKALAH

KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM BINGKAI


BHINEKA TUNGGAL IKA

Disusun oleh:
Nama : Andini
Kelas : IXA
No. Tugas : 1-4

SMP NEGERI 49 KONAWE SELATAN

Anda mungkin juga menyukai