Anda di halaman 1dari 12

TRADISI DAN PRATEK EKONOMI MASA KHAULAFAUR RASYIDIN

KHALIFA ALI BIN ABI THALIB

Dosen penggampuh: Dr. Hj. Ummi Kalsum M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 4

REYGA RIZQULLAH (2021050102073)

WANDA KASTIRA (2021050102046)

RIA ASTUTI (2021050102058)

EVAN LESTARI (2021050102069)

RAMI (20210501070)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI

2022

i
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat rahmat-Nyapenulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ Tradisi dan praktek ekonomi masa khulafaur
rasyidin (Khalifah Ali bin Abi Thalib)’’. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi islam yang diampuh oleh ibu Dr. Hj.
Ummi Kalsum, M.Ag. kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik saran dari
materi maupun Teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
penulis harapakan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari,2 Juni 2022.

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................i
Bab I.....................................................................................................2
Pendahuluan..........................................................................................2
Bab II....................................................................................................3
Pembahasan..........................................................................................3
Biografi Ali bin Abi Thalib...............................................................3
Pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah..........................4
Sistem Ekonomi dan Fiskal Pemerintahan Ali bin Abi Thalib..........5
Kebijakan ekonomi.........................................................................7
a. Pendistribusian harta Baitul mal................................................7
b. Kebijakan pencetakan mata uang koin atas nama negara lain...7
Memajukan Bidang Ilmu Bahasa....................................................7
Akhir Hayat Ali bin Abi Thalib.........................................................8
BAB III...............................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................10
KESIMPULAN................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................11

ii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Ali bi Abi Thalib adalah seorang khalifah ke empat dari kekhalifahan islam. Ali bin
Abi Thalib diangkat menjadi khalifah setelah meninggalnya khalifah Utsman bin Affan
dalam peristiwa pembunuhan yang terjadi dirumah Utsman bin Affan.

Selama masa pemerintahannya yang kurang dari 5 tahun, beliau mengalami


pergolakan . Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil.
Beliau menghadapi berbagai tantangan yang dilancarkan oleh Thalhah, Mu’awiyah, dan
Khawarij yang mengakibatkan terjadinya perang.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana biografi Ali bin Abi Thalib?

2. Bagaimana proses pengangkatan Ali Bin Abi Thalib menjadi khalifah ?

3. Bagaimana system ekonomi masa Ali Bin Abi Thalib?

4. Bagaimana kebijakan ekonomi Ali Bin Abi Thalib?

5. Bagaimana akhir hayat Ali Bin Abi Thalib ?


Bab II

Pembahasan

A. Biografi Ali bin Abi Thalib

Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abd al-Muththalib bin
Hasyim bin Abd al-Manaf bin Luay bin Kilab bin Oushai. Dia dilahirkan di Makkah
sepuluh tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. Ibunya bernama Fathimah
binti Asad bin Hasyim bin Abd al-Manaf. Abu Thalib dikenal mempunyai banyak
anak. Ketika Makkah dilanda paceklik, Rasulullah mengajak pamannya Abbas untuk
bersama-sama meringankan beban Abu Thalib dengan mengasuh sebagian di antara
anaknya. Mereka berdua mendatangi Abu Thalib untuk menawarkan bantuan
kepadanya, tawaran tersebut diterima Abu Thalib. Abbas mengambil Ja far dan
Rasulullah mengambil Ali. (Hasan Ibrahim Hasan,op.cit, h. 505).
Ali adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak, pada
saat itu umurnya belum genap berusia tiga belas tahun. Ali adalah orang yang tidur di
tempat Nabi, waktu malam beliau hijrah dari Makkah ke Yatsrib dan menyusul Nabi
ke Yatsrib setelah menunaikan segala amanah yang dipercayakan Nabi kepadanya.
Ali dinikahkan Nabi dengan puterinya Fathimah binti Muhammad s.a.w. pada tahun
ketiga hijrah, saat itu usia Ali dua puluh enam tahun. Dari hasil pernikahan itu,
mereka dikurnia Allah s.w.t. dua orang patera, yaitu Hasan dan Husein. Ali bersama
Rasulullah turut dalam semua perang yang diikuti Nabi, kecuali hanya perang Tabuk
yang tidak dapat diikuti Ali, karena saat itu dia dipercayakan Nabi an menggantikan
beliau di Madinah. (Ibid.,h. 506).
Ali terkenal ahli menunggang kuda dan sebagai seorang pemberani. Abu
Bakar dan Umar telah menjadikan ". Ali sebagai anggota musyawarah dalam berbagai
urusan penting, mengingat Ali adalah seorang fagih dalam agama, di samping sebagai
orang yang cerdas1.

1
Syamruddin nasution.2013.sejarah peradaban islam.(pekanbaru-riau)

3
B. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah

Pengangkatan Al bin Abi Thalib berlangsung sesaat setelah Utsman bin Affan wafat.”
Namun, sesaat setelah Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah langsung penolakan dan
pemberontakan dari beberapa komunitas Muslim. Masa-masa kepemimpinan Ali bin Abi
Thalib disibukkan dengan upaya melumpuhkan berbagai pemberontakan. Pemberontakan
yang paling sengit dilakukan oleh Mu'awiyah bin Abi Sofyan. Pemberontakan Ini
diselesaikan melalui mekanisme tahkim, yang menempatkan Ali bin Abi Thalib dalam posisi
yang kalah. Setelah tahkim itulah kekuasaan Ali bin Abi Thalib berakhir dan kemudian
wafat. Sebenarnya, Ali bin Abi Thalib memiliki kepribadian yang berbeda dan sekaligus
kelebihannya dibandingkan dengan khalifah yang lain. Kepribadian utama Ali bin Abi Thalib
adalah kebenaran, pengetahuan dan keberanian. Fitur kebenaran Ali bin Abi Thalib tercermin
dari konsistensinya dalam menopang perjuangan Rasulullah Saw. dan para khalifah
sebelumnya. Sedangkan dari aspek pengetahuan, Ali bin Abi Thalib termasuk sahabat yang
cerdas bahkan Rasulullah Saw. menyebutnya sebagai “Gerbang Pengetahuan”, Demikian
pula dengan fitur keberaniannya, Rasulullah Saw. menyebutnya sebagai “Singa Allah”2.

Pemikran ekonomi khalifah Al bin Abi Thalib yang terbaik diringkas Gaam dokumen
yang lengkap berupa instruksi kepada gubemnur yang baru diangkat di Mesir, Mafk at-
Asytar. Diband ngkan dengan instruksi yang diherikan kepada gubemur oleh kha fah
sebelumnya dalam acara: acara serupa, dokumen Khal'3h AK agak panjang dan lebih
komprehensif. Dokumen ini mencermunkan pemikiran Ali bin Abi Thalib yang
konstitusional Gan komprehensif yang meliputi masalah ekonomi dan administrasi di negara
bagian.(Ahmad A. F. EL-Ashker dan Rodney Wilson, 121).

Pesan pertama yang disampa kan Khalifah adalah “mencankan barang bagi rakyat dan
membuat kota-kota menjadi makmur”. Instruksi Khalifah n hanya bssa dlakukan dengan cara
menuna'kan kewajiban Allah, perlindungan hak asasi manusia, peme haraan fakir miskin,
memberikan pertolongan kepada orang yang teraniaya, menciptakan keamanan dan
perdamaian, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dari instruksi ini jelas bahwa substantif
Khalifah Ali bin Abi Tha'b memiliki pemikiran terkat dengan politik ekonomi yang berujung
pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. (Ibid.,121-122).

2
Yadi janwari.2016.pemikiran ekonomi islam.(Bandung).

4
C. Sistem Ekonomi dan Fiskal Pemerintahan Ali bin Abi Thalib

Setelah diangkat sebagai Khalifah Islam keempat oleh segenap kaum muslimin, Ali
ibn Abi Thalib langsung mengambil beberapa tindakan, seperti memberhentikan para
pejabat yang korup, membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada
orang-orang kesayangan Utsman, dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan Umar ibn Al-Khattab. (badri
yatim.,op.cit.,hlm.39).

Masa pemerintahan Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang hanya berlangsung selama
enam tahun selalu diwarnai dengan ketidakstabilan kehidupan politik. Ia harus
menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair ibn Al-Awwam, dan Aisyah yang menuntut
kematian Utsman ibn Affan Berbagai kebijakan tegas yang diterapkannya menimbulkan
api permusuhan dengan keluarga Bani Umayyah yang dimotori oleh Muawiyah ibn Abi
Sofyan. Pemberontakan juga datang dari golongan Khawarij, mantan pendukung Khalifah
Ali ibn Abi Thalib yang kecewa terhadap keputusan tahkim pada Perang Shiffin3.

Sekalipun demikian, Khalifah Ali ibn Abi Thalib tetap berusaha untuk melaksanakan
berbagai kebijakan yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan umat Islam.
Menurut sebuah riwayat, ia secara sukarela menarik diri dari daftar penerima dana
bantuan Baitul Mal, bahkan menurut riwayat yang lain, Ali memberikan sumbangan
sebesar 5.000 dirham setiap tahun. Apa pun faktanya, kehidupan Ali sangat sederhana
dan sangat ketat dalam membelanjakan keuangan negara. Dalam sebuah riwayat,
saudaranya yang bernama Aqil pernah mendatangi Khalifah Ali bin Abi Thalib untuk
meminta bantuan keuangan dari dana Baitul Mal. Namun, Ali menolak permintaan
tersebut. Dalam riwayat yang lain, Khalifah Ali diberitakan pernah memenjarakan
Gubernur Ray yang dianggapnya telah melakukan tindak pidana korupsi.
(M.A.sabzwari,op.cit.,hlm.63).

Selama masa pemerintahannya, Khalifah Ali ibn Abi Thalib menetapkan pajak
terhadap para pemilik hutang sebesar 4.000 dirham dan mengizinkan Ibnu Abbas,
Gubernur Kufah, memungut zakat terhadap sayuran segar yang akan digunakan sebagai
bumbu masakan. Seperti yang telah disinggung. Ali tidak menghadiri pertemuan Majelis
Syuro di Jabiya yang diadakan oleh Khalifah Umar untuk memusyawarahkan beberapa
hal penting yang berkaitan dengan status tanah-tanah taklukan. Pertemuan itu
menyepakati untuk tidak mendistribusikan seluruh pendapatan Baitul Mal, tetapi
menyimpan sebagian sebagai cadangan. Ali menolak seluruh hasil pertemuan tersebut.
Oleh karena itu, ketika menjabat sebagai khalifah, Ali mendistribusikan seluruh
pendapatan dan provisi yang ada di Baitul Mal Madinah, Basrah dan Kufah. Ali ingin
mendistribusikan harta Baitul Mal yang ada di Sawad, namun urung dilaksanakan demi
menghindari terjadinya perselisihan di antara kaum muslimin.(Ibid.,hlm.64).

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, prinsip utama dari pemerataan distribusi
uang rakyat telah diperkenalkan. Sistem distribusi setiap pekan sekali untuk pertama
kalinya diadopsi. Hari Kamis adalah hari pendistribusian atau hari pembayaran. Pada hari
3
Adiwarman azwar,haji.2017.sejarah pemikiran ekonomi islam .(depok:rajawali).

5
itu, semua penghitungan diselesaikan dan pada hari Sabtu dimulai penghitungan baru.
Cara ini mungkin solusi yang terbaik dari sudut pandang hukum dan kondisi negara yang
sedang berada dalam masa-masa transisi. Khalifah Ali meningkatkan tunjangan bagi para
pengikutnya di Irak. (ibid)

Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, alokasi pengeluaran kurang lebih masih tetap
sama sebagaimana halnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar. Pengeluaran untuk
angkatan laut yang ditambah jumlahnya pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan
hampir seluruhnya dihilangkan karena sepanjang garis pantai Syria, Palestina, dan Mesir
berada di bawah kekuasaan Muawiyah. Namun demikian, dengan adanya penjaga malam
dan patroli yang telah terbentuk sejak masa pemerintahan Khalifah Umar, All membentuk
polisi yang terorganisasi secara resmi yang disebut surthah dan pemimpinnya diberi gelar
Shahibus Syurthah. Fungsi lainnya dari Baitul Mal masih tetap sama dan tidak ada
perkembangan aktivitas yang berarti pada masa ini. (Ibid).

Khalifah Ali memiliki konsep yang jelas tentang pemerintahan, administrasi umum
dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Konsep ini dijelaskan dalam suratnya
yang terkenal yang ditujukan kepada Malik Ashter bin Harits. Surat yang panjang
tersebut antara lain mendeskripsikan tugas, kewajiban serta tanggung jawab para
penguasa dalam mengatur berbagai prioritas pelaksanaan dispensasi keadilan serta
pengawasan terhadap para pejabat tinggi dan staf-stafnya; menjelaskan kelebihan dan
kekurangan para jaksa, hakim, dan abdi hukum lainnya: menguraikan pendapatan
pegawai administrasi dan pengadaan bendahara Surat ini menjelaskan bagaimana
berhubungan dengan masyarakat sipil. lembaga peradilan dan angkatan perang. Ali
menekankan Malik agar lebih memerhatikan kesejahteraan para prajurit dan keluarga
mereka dan diharapkan berkomunikasi langsung dengan masyarakat melalui pertemuan
terbuka, terutama dengan orang-orang miskin, orang-orang yang teraniaya dan para
penyandang cacat. Dalam surat tersebut, juga terdapat instruksi untuk melawan korupsi
dan penindasan, mengontrol pasar, dan memberantas para tukang catut laba, penimbun
barang, dan pasar gelap. Singkatnya, surat itu menggambarkan kebijakan Khalifah Ali bin
Abi Thalib yang ternyata konsep-konsepnya tersebut dikutip secara luas dalam
administrasi publik. (Ibid).

D. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Pemerintahan Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib (23 SH-40H/600-661), khalifah yang keempat, terkenal sangat
sederhana. Mewarisi kendali pemerintahan dengan wilayah yang luas, tetapi banyak
potensi konflik dari khalifah sebelumnya, Ali harus mengelola perekonomian secara hati
hati. Ia secara sukarela menarik dirinya dari daftar penerima dana bantuan Baitul Maal,
bahkan menurut yang lainnya dia memberikan 5.000 dirham setiap tahunnya. Ali sangat
ketat dalam menjalankan keuangan negara. Salah satu upayanya yang monumental adalah
pencentakan mata uang sendiri atas nama pemerintahan islam, dimana sebelumnya

6
kekhalifahan islam menggunakan uang dinar dari romawi dan dirham dari Persia.(pusat
pengkajian dan pengembangan ekonomi islam4.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, kebijakan ekonomi yang di tempuh
adalah dengan:

A. Kebijakan ekonomi

 Memberhentikan para pejabat korup


 Membuka Kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang -
orang kesayangan Usman
 Mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang
dibuat oleh Umar Bin Khattab
 Ali menggunakan system distribusi pekanan: kamis adalah hari
pendistribusian atau pembayaran, sabtu dimulai perhitungan baru
 Ali menetapkan pajak terhadap pemilik kebun 4000 dirham dan
mengizinkan Ibnu Abbas, Gub Kufah memungut zakat sayuran segar
 Ali membentuk kesatuan polisi yang terorganisir secara resmi:syurtah,
shahibus syurtah

B. Pendistribusian harta Baitul mal:


 Prinsip pemerataan. Prinsip ini berinplikasi pada pemberian santunan
yang sama kepada setiap orang tanpa memandang social atau
kedudukannya dalam islam.
C. Kebijakan pencetakan mata uang koin atas nama negara lain5.

D. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa

Pada saat khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan, wilayah islam
sudahmencapai India. Pada saat itu, penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi
dengan tanda baca,seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. Hal itu
menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Alquran dan hadis di daerah-
daerah yang jauh dari jazirah Arab.Untuk menghindari kesalahan fatal dalam
bacaan Alquran dan Hadis. Khalifah Ali binAbi Thalib memerintahkan Abu
Aswad ad- Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmunahwu, yaitu ilmu

4
Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam.2014.(Jakarta:rajawali).
5
Muhammad.2019.sejarah pemikiran ekonomi islam.(Yogyakarta:UII Press).

7
yang mempelajari tata bahsa arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan
dapatmembantu orang-orang non Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran
islam, yaituAlquran dan Hadis (Akhmad saufi.,hlm.112-113).

E. Akhir Hayat Ali bin Abi Thalib

Khawarij yang bermarkas di Nahrawan benar-benar merepotkan khalifah,


sehingga memberikan kesempatan kepada pihak Muawiyah untuk memperkuat
dan meluaskan kekuasaanya sampai mampu merebut Mesir. Akibatnya, sungguh
sangat fatal bagi Ali. Tentara Ali semakin lemah. Sementara kekuatan Muawiyah
bertambah besar. Keberhasilan Muawiyah mengambil propinsi Mesir, berarti
merampas sumber-sumber kemakmuran dan suplai ekonomidari pihak Ali.Karena
kekuatannya telah banyak menurun, terpaksa khalifah Ali menyetujui
perjanjiandamai dengan Muawiyah, yang secara politis berarti khalifah mengakui
keabsahan kepemilikan Muawiyah atas Suriah dan Mesir. Kompromi tersebut
tanpa disuga ternyatamengeraskan amarah kaum khawarij untuk menghukum
orang-orang yang tidak disukai. Tepat pada 17 Ramadan 40 H (661 M) khalifah
berhasil ditikam oleh Ibn Muljam, seorang anggotakhawarij yang sangat fanatik.
Sedangkan wilayah islam sudah meluas bagi baik ke timur,Persia, maupun ke
barat, Mesir. Setelah ayahnya meninggal dunia, Hasan berpidato, “ Kalian telah
kehilangan sebaik - baik orang yang jika disuruh Rasulullah untuk memimpin
tentara, dia tidak gentar ataupun mundur dari tugas”. Jenazah Ali bin Abi Thalib
dimandikan oleh Hasan, Husain dan Abdullah bin Ja’far. Setelah itu yang bertugas
menjadi imam adalah Hasan bin Ali. Setelah wafatnya khalifah Ali bin Abi
Thalib, kedudukan khalifah kemudian dijabatoleh anaknya Hasan selama
beberapa bulan. Namun, karena Hasan lemah, sementara Muawiyah semakin
kuat, makan Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat
mempersatukan umat islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah
Muawiyahibn Abi Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu juga meyebabkan Muawiyah
menjadi penguasaabsolut dalam islam. Tahun 41 H (661), tahun persatuan itu,
dikenal dalam sejarah islam sebagai tahun Jama’ah. Dengan demikian berakhirlah
yang disebut masa Khulafa Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah
dalam sejarah politik islam.

8
(Jamil ahmad,,hlm.45).

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Ali adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak, pada saat itu
umurnya belum genap berusia tiga belas tahun. Ali adalah orang yang tidur di tempat Nabi,
waktu malam beliau hijrah dari Makkah ke Yatsrib dan menyusul Nabi ke Yatsrib setelah
menunaikan segala amanah yang dipercayakan Nabi kepadanya. Ali dinikahkan Nabi dengan
puterinya Fathimah binti Muhammad s.a.w.

Selama masa pemerintahannya, Khalifah Ali ibn Abi Thalib menetapkan pajak
terhadap para pemilik hutang sebesar 4.000 dirham dan mengizinkan Ibnu Abbas, Gubernur
Kufah, memungut zakat terhadap sayuran segar yang akan digunakan sebagai bumbu
masakan. Seperti yang telah disinggung. Ali tidak menghadiri pertemuan Majelis Syuro di
Jabiya yang diadakan oleh Khalifah Umar untuk memusyawarahkan beberapa hal penting
yang berkaitan dengan status tanah-tanah taklukan. Pertemuan itu menyepakati untuk tidak
mendistribusikan seluruh pendapatan Baitul Mal, tetapi menyimpan sebagian sebagai
cadangan. Ali menolak seluruh hasil pertemuan tersebut. Oleh karena itu, ketika menjabat
sebagai khalifah, Ali mendistribusikan seluruh pendapatan dan provisi yang ada di Baitul Mal
Madinah, Basrah dan Kufah. Ali ingin mendistribusikan harta Baitul Mal yang ada di Sawad,
namun urung dilaksanakan demi menghindari terjadinya perselisihan di antara kaum
muslimin.

9
Daftar Pustaka
Dr. H. Syamruddin Nasution.M.Ag.2013. sejarah peradaban islam.(Pekanbaru-Riau).

Dr. Yadi janwari, M.A.2016..Pemikiran ekonomi islam,dari masa Rasulullah hingga masa
kontenporer.(Bandung).

Ir. H. Adiwarman Azwar Karim,S.E,. M.B.A., M.A.E.P.2017.Sejarah Ehonomi Islam.


(depok:rajawali).

Pusat pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Yogyakarta dan Bank
Indonesia. Ekonomi islam (Jakarta : raja grapindo persada.2014).

Dr. Euis Amalia, M.Ag.2010. sejarah pemikiran ekonomi islam,Dari Masa klasik Hingga
Kontenporer.(Gramata publishing).

Muhammad. 2019. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.(Yogyakarta : Uii press).

10

Anda mungkin juga menyukai