Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ALI BIN ABI THALIB

Dosen pengampu:

Ika listiana,M.Si

Disusun oleh kelompok 5:

1. Dea Exkitalia Rista (2271010101)


2. Hilvia Setiani (2271010026)
3. Olivia Jindani al Mupidah (2271010053)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul KHALIFAH BIN ABI THALIB.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan
dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan,
maupun isinya, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran serta masukan
yang dapat membangun dari kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi dunia perkembangan pendidikan.

Bandar lampung, 13 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN ....................................................................... 2

BAB 2 PENDAHULUAN ............................................................................... 3

2.1 BIOGRAFI KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB .............................. 3


2.2 KEKHALIFAHAN ALI BIN THALIB ............................................... 4
2.3 STRATEGI KEPEMIMPINAN ........................................................... 4
2.4 ALI BIN ABI THALIB WAFAT ........................................................ 8

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 9

3.1 KESIMPULAN ................................................................................... 9


3.2 SARAN ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang


khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur
Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat
orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang
kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan Sunnah Nabi.
Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur
rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8. Sistem
pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbedabeda, hal tersebut
terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang
ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan
Islam akan berlangsung. Namun penganut paham Syi’ah meyakini bahwa
Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 bahwa
Muhammad menginginkan keturunannyalah yang akan meneruskan
kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk kepada salah satu Hadits
Ghadir Khum. Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn
Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun
dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan
khalifah, Ali menon-aktifkan para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin
bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia
juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem
distribusi pajak tahunan di antara orangorang Islam sebagaimana pernah
diterapkan Umar.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian dari Latar Belakang di atas, kami merumuskan


Masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib?


2. Bagaimana Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan Isi Rumusan Masalah diatas, maka Tujuan penulisan Makalah


kami adalah :

1. Untuk mengetahui Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib


2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib

2
BAB II

ALI BIN ABI THALIB

2.1 Biografi Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib sang Khulafaur Rasyidin. Ali bin Abi Thalib dikenal
sebagai orang yang paling awal memeluk agama Islam (Assabiqunal Awwalun). Ia
juga sepupu Rasullullah SAW dan juga khalifah terakhir dalam kekhalifahan
Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali
adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam Syiah.

Biodata Ali Bin Abi Thalib

1. Nama : Ali bin Abi Thalib


2. Lahir : Mekkah, Arab Saudi, 15 September 601 M
3. Wafat : Kufah, Irak, 29 Januari 661 M
4. Orang Tua : Abu Thalib (ayah), Fatimah binti Asad (ibu)
5. Saudara : Ja’far bin Abi Thalib, Aqil bin Abi Thalib, Thalib bin Abu
Thalib, Tulayq ibn Abī Ṭālib, Fakhitah bint Abi Talib, Jumanah bint Abi
Talib, Rayta bint Abi Talib
6. Istri : Umamah binti Zainab, Fatimah az-Zahra, Fatimah binti Hizam,
Asma binti Umays Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, daerah
Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.

Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian


Muhammad, sekitar tahun 601 Masehi. 1 Beliau bernama asli Haydar bin Abu
Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya Ali yang
berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Ali mempunyai ayah bernama
Abu Thalib yang juga merupakan paman dari Nabi Muhammad SAW. Ibu Ali Bin
Abi thalib bernama Fatimah binti Asad. Assabiqunal Awwalun Ketika Rasullullah
Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun. Namun ia
mempercayai Rasullullah SAW. dan menjadi orang yang pertama masuk Islam

3
dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak dihabiskan untuk belajar
bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan
bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk
membuka gudang tersebut. Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib, diketahui bahwaa
Saat Rasullullah SAW hijrah, Ali bin Abi Thalib menggantikan Rasullullah tidur
di tempat tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi
terpedaya. Menikah Dengan Fatimah az Zahra Setelah masa hijrah dan tinggal di
Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra. Ia
tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan
perang. Bersama Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa
kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang Badar, Perang Khandaq,
dan Perang Khaibar. Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal
siapa yang akan diangkat menjadi khalifah. Kaum Syiah percaya Nabi
Muhammad telah 2 mempersiapkan Ali sebagai khalifah. Tetapi Ali dianggap
terlalu muda untuk menjabat sebagai khalifah. Pada akhirnya Abu Bakar yang
diangkat menjadi khalifah pertama. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan,
keadaan politik Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan
Talhah bin Ubaidillah mendesak agar Ali segera menjadi khalifah.

2.2 Kekhalifah Ali bin Abi Thalib

Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama


yang dibaiat secara luas. Namun kegentingan politik membuat Ali harus memikul
tugas yang berat untuk menyelesaikannya. Perang saudara pertama dalam Islam,
Perang Siffin pecah diikuti dengan merebaknya fitnah seputar kematian Utsman
bin Affan membuat posisi Ali sebagai khalifah menjadi sulit.

2.3 Strategi Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib

Diantara strategi Ali Bin Abi Thalib dalam menegakkan kekhalifaan


adalah memeranig Khawarij. Untuk kepentingan agama dan negara, Ali Bin Abi

4
Thali juga menggukan potensi dalam usaha pengembangan Islam, baik
perkembangan dalam bidang Sosial, politik, Militer, dan Ilmu Pengetahuan.
Berikut ini akan diuraikan tentang strategi tersebut;

a. Khalifah Ali Bin Abi Thalib Memerangi Khawarij Semula orang-orang


yang kelak dikenal dengan khawarij ini turut membaiat Ali ra., dan Ali ra.
tidak menindak mereka secara langsung mengingat kondisi umat belumlah
kembali stabil, di samping para pembuat makar yang berjumlah ribuan itu
pun telah berbaur di Kota Madinah, hingga dapat mempengaruhi hamba
sahaya dan orang-orang Badui. Jika Ali ra. bersegera mengambil tindakan,
maka bisa dipastikan akan terjadi pertumpahan darah dan fitnah yang tidak
kunjung habisnya. Karenanya Ali ra, memilih untuk menunggu waktu
yang tepat, setelah 3 kondisi keamanan kembali stabil, untuk
menyelesaikan persoalan yang ada dengan menegakkan qishash. Kaum
khawarij sendiri pada akhirnya menyempal dari Pasukan Ali ra. setelah
beliau melakukan tahkim dengan Muawiyah ra. setelah beberapa saat
terjadi perbedaan ijtihad di antara mereka berdua ra. (Ali ra. dan
Muawiyah ra.). Orang-orang khawarij menolak tahkim seraya
mengumandangkan slogan: “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah.
Tidak boleh menggantikan hukum Allah dengan hukum manusia. Demi
Allah! Allah telah menghukum penzalim dengan jalan diperangi sehingga
kembali ke jalan Allah.””Ungkapan mereka: ‘Tiada ada hukum kecuali
hukum Allah, dikomentari oleh Ali: “Ungkapan benar, tetapi
disalahpahami. Pada akhirnya ‘Ali ra. memerangi khawarij tsb., dan
berhasil menghancurkan mereka di Nahrawan, di mana hampir seluruh
dari orang Khawarij tsb berhasil dibunuh, sedangkan yang terbunuh di
pihak Ali ra. hanya 9 orang saja.
b. Upaya Pengembangan dalam Bidang Pemerintahan Situasi ummat Islam
pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib sudah sangat jauh
berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Ummat Islam pada masa
pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab masih bersatu, mereka
memiliki banyak tugas yang harus diselesaikannya, seperti tugas
melakukan perluasan wilayah Islam dan sebagainya. Selain itu, kehidupan

5
masyarakat Islam masih sangat sederhana karena belum banyak
terpengaruh oleh kemewahan duniawi, kekayaan dan kedudukan. Namun
pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan keadaan mulai
berubah. Perjuangan pun sudah mulai terpengaruh oleh halhal yang
bersifat duniawi. Oleh karena itu, beban yang harus dipikul oleh penguasa
berikutnya semakin berat. Usaha-usaha Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam
mengatasi persoalan tersebut tetap dilakukannya, meskipun ia mendapat
tantangan yang sangat luar biasa. Semua itu bertujuan agar 4 masyarakat
merasa aman, tentram dan sejahtera. Usaha-usaha yang dilakukannya
diantaranya :
c. Perkembangan di Bidang Politik Militer Khalifah Ali bin Abi Thalib
memiliki kelebihan, seperti kecerdasan, ketelitian, ketegasan keberanian
dan sebagainya. Karenanya ketika ia terpilih sebagai Khalifah, jiwa dan
semangat itu masih membara didalam dirinya. Banyak usaha yang
dilakukan, termasuk bagaimana merumuskan sebuah kebijakan untuk
kepentingan negara, agama dan umat Islam kemasa depan yang lebih
cemerlang. Selain itu, dia juga terkenal sebagai pahlawan yang gagah
berani, penasihat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung, dan
pemegang teguh tradisi, seorang sahabat sejati, dan seorang kawan yang
dermawan. Khalifah Ali bin Abi Thalib sejak masa mudanya amat terkenal
dengan sikap dan sifat keberaniannya, baik dalam keadaan damai mupun
saat kritis. Beliau amat tahu medan dan tipu daya musuh, ini kelihatan
sekali pada saat perang Shiffin. Dalam perang itu Khalifah Ali bin Abi
Thalib mengetahui benar bahwa siasat yang dibuat Muawiyah bin Abi
Sufyan hanya untuk memperdaya kekuatan Khalifah Ali bin Abi Thalib
menolak ajakan damai, karena dia sangat mengetahui bahwa Muawiyah
adalah orang yang sangat licik. Namun para sahabatnya mendesak agar
menerima tawaran perdamaian itu. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan
istilah "Tahkim" di Daumatul Jandal pada tahun 34 Hijriyah. Peristiwa itu
sebenarnya merupakan bukti kelemahan dalam system pertahanan pada
masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Usaha Khalifah terus
mendapat tantangan dan selalu dikalahkan oleh kelompok orang yang

6
tidak senang terhadap kepemimpinannya. Karena peristiwa "Tahkim" itu,
timbullah tiga golongan dikalangan umat Islam, yaitu Kelompok
Khawarij, Kelompok Murjiah dan Kelompok Syi'ah (pengikut Ali). Ketiga
kelompok itu yang pada masa berikutnya merupakan golongan yang
sangat kuat dan yang mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam.
d. Perkembangan di Bidang Ilmu Bahasa Pada masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib, wilayah kekuasaan Islam telah sampai Sungai Efrat, Tigris, dan
Amu Dariyah, bahkan sampai ke Indus. Akibat luasnya wilayah kekuasaan
Islam dan banyaknya masyarakat yang bukan berasal dari kalangan Arab,
banyak ditemukan kesalahan dalam membaca teks Al-Qur'an atau Hadits
sebagai sumber hukum Islam. Khalifah Ali bin Abi Thalib menganggap
bahwa kesalahan itu sangat fatal, terutama bagi orang-orang yang akan
mempelajari ajaran islam dari sumber aslinya yang berbahasa Arab.
Kemudian Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Al-
Duali untuk mengarang pokok-pokok Ilmu Nahwu ( Qawaid Nahwiyah ).
Dengan adanya Ilmu Nahwu yang dijadikan sebagai pedoman dasar dalam
mempelajari bahasa Al-Qur'an, maka orang-orang yang bukan berasal dari
masyarakat Arab akan mendaptkan kemudahan dalam membaca dan
memahami sumber ajaran Islam.
e. Perkembangan di Bidang Pembangunan Pada masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib, terdapat usaha positif yang dilaksanakannya, terutama dalam
masalah tata kota. Salah satu kota yang dibangun adalah kota Kuffah.
Semula pembangunan kota Kuffah ini bertujuao politis untuk dijadikan
sebagai basis pertahanan kekuatan Khalifah Ali bin Abi Thalib dari
berbagai rongrongan para pembangkang, misalnya Muawiyah bin Abi
Sufyan. Akan tetapi, lama kelamaan kota tersebut berkembang menjadi
sebuah kota yang sangat ramai dikunjungi bahkan kemudian menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan, seperti perkembangan Ilmu
Nahwu, Tafsir, Hadits dan sebagainya. Pembangunan kota Kuffah ini
dimaksudkan sebagai salah satu cara Khalifah Ali bin Abi Thalib
mengontrol kekuatan Muawiyah yang sejak semula tidak mau tunduk
terhadap perintahnya. Karena letaknya 6 yang tidak begitu jauh dengan

7
pusat pergerakan Muawiya bin Abi Sufyan, maka boleh dibilang kota ini
sangat strategis bagi pertahanan Khalifah.

2.4 Ali Bin Abi Thalib Wafat

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib diketahui bahwa beliau meninggal di
usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang
berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat subuh di
masjid Kufah, Irak pada tanggal 19 Ramadhan. Ali bin Abi Thalib
menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah.
Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang
menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain. Selanjutnya kursi kekhalifahan
dipegang secara turun temurun oleh keluarga Bani Umayyah dengan khalifah
pertama Muawiyah. Dengan demikian berakhirlah kekhalifahan Kulafaur
Rasyidin.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ali ra. bekerja keras pada masa kekhilafahannya guna mengembalikan
stabilitas dalam tubuh umat Islam.
2. Diantara strategi Khalifah Ali bin Abu Tholib, yang berhasil
dikembangkan adalah:
a. Perkembangan di bidang pembangunan
b. Perkembangan di bidang bahasa
c. Perkembangan di bidang militer
d. Perkembangan di bidang pemerintahan
e. Memerangi khawarij Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib diketahui bahwa
beliau meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman
bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij
(pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, Irak pada
tanggal 19 Ramadhan.

3.2 Saran

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini hingga kami
dapat mengaplikasikan kemampuan kami di dalam makalah ini, tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing dan
mengawasi proses pembuatan makalah ini, serta temanteman yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Kami mohon maaf apabila didalam
makalah ini terdapat beberapa kesalahan dan beberapa kekurangan. Kami sebagai
penulis meminta kritik dan saran agar dalam penulisan makalah berikutnya kami
bisa lebih bagus dan lebih kreatif.

9
DAFTAR PUSTAKA

al-Khamis, Utsman bin Muhammad. 2012. Hiqbah Minat Tarikh (Inilah


Faktanya, Meluruskan Sejarah Umat Islam Sejak Wafat Nabi Muhammad SAW
Hingga Terbunuhnya

al-Husain) diterjemahkan: Syafarudin. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.


Karim, Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher.

Khoiriyah. 2012. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam. Yogyakarta: Teras.


Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Sou’yb, Joesoef. 1970. Sejarah Daulah Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan


Bintang. Shaban. 1993. Sejarah Islam (600-750): Penafsiran Baru. Jakarta:
Rajawali Pers.

Sholikhin. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Rasail. Yatim,


Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo.

http://taufiqaliromdloni.blogspot.com/2016/04/makalah-ali-bin-abi-thalib.html
https://www.biografiku.com/biografi-ali-bin-abi-thalib/

10

Anda mungkin juga menyukai