Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

"KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB"

Disusun Oleh :

Kelompok Ali Bin Abi Thalib


1. Nurul Qalbi

2. Besse Syerli

3. Muh. Fahril

4. Dandi Saputra

MAS AS'ADIYAH NO 21 KAMPIRI


Tahun pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya dan karunia berupa
kesehatan kami bisa menyelesaikan makalah dan dapat terus menimba ilmu. Shalawat serta salam
tak lupa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat dari zaman
kegelapan ke zaman terang benderang.

Penyusunan makalah dengan judul "Priode ALI BIN ABI THALIB" berikut dilakukan untuk memenuhi
tugas mata pelajaran SKI kelas 10.

Penulisan makalah ski yg membahas Khalifah Ali Bin Abi Thalib berikut masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca dan bermanfaat
bagi khalayak.

Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................... i

Daftar isi ............................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................... 2

A. Biografi Ali Bin Abi Thalib ............................................... 2

B. Cara Pengangkatan Ali Bin Abi Thalib ............................ 3

C. Sistem Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib ......................... 4

D. Subtansi dan Strategi Dakwah ...................................... 4

E. Prestasi Ali Bin Abi Thalib .............................................. 4

BAB 3 KESIMPULAN ........................................................ 6

A. Kesimpulan .................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 6

ii

Makalah Ali bin Abi Thalib

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ali bin Abi Thalib adalah khalifah ke empat dari kekhalifahan islam. Ali bin Abi Thalibdiangkat menjadi
khalifah setelah meninggalnya khalifah Usman bin Affan dalam peristiwa pembunuhan yang terjadi
dirumah khalifah Usman bin Affan.

Pertama kali yang dirasakan kaum muslimin ketika mengkaji sejarah tentang Ali bin AbiThalib adalah
kerumitan-kerumitan yang menjadi tanda tanya besar. Pada waktu itu, terjadi berbagai konflik atau
tepatnya fitnah di kalangan para sahabat, seperti Perang Jamal (terjadiantara golongan Ali dan Aisyah)
dan perang Shifin (terjadi antara golongan Ali dan Muawiyah).Generasi sahabat yang disebut di dalam
al-

Qur'an sebagai Khairu Ummah mengalami peristiwa yang benar-benar tidak terduga, bahkan oleh para
sahabat di masa itu sekali pun. Hal itumenimbulkan banyak pertanyaan yang harus diselesaikan oleh
kaum muslim, terutama para pengkaji sejarah Islam.

Membahas khalifah Ali dalam sebuah makalah yang sederhana tidaklah akan cukup danmemuaskan.
Namun, belajar dari uraian buku-buku yang kami baca, kami berusaha untukmemberikan beberapa
analisa dengan menggunakan buku-buku itu, untuk kemudianmenguatkan atau bahkan mengkritisi, bila
memang terdapat pernyataan-pernyataan yang tidaksesuai dengan data-data sejarah yang ada. Kami
bahas tentang pemerintahan Ali dan berbagai peristiwa penting yang terjadi. Di makalah ini juga, kami
akan menghadirkan biografi Alisebagai pengetahuan sepintas, sebab tidak pantas rasanya kalau kita
membahas seseorang tetapitidak mengetahui biografinya.

BAB II

PEMBAHASAN.
A.Biografi Ali bin Abi Thalib

1. Nama dan Nasab Ali bin Abi Thalib

Ia adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf, sepupu nabiMuhammad
SAW, dan suami dari pemimpin seleuruh perempuan, Fatimah binti NabiMuhammad, serta ayah dari
dua cucu beliau, al-Hasan dan al-husain. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin hasyim bin Abdu
Manaf. Ia masuk islam ketika masih kecil, yaitu berumurdelapan tahun.

2. Istri Ali bin Thalib

Semasa hidup Ali, Ia mempunya banyak istri. Wanita-wanita yang pernah menjadi istrinyaadalah:

Fatimah binti Rasulullah SAW, Umamah binti Abul ‘Ash, Khaulah binti Ja’far bin Qais,Laila binti Mas’ud,
Ummul Banin bintu Hizam, Asma’ binti ‘Umais, ash-Shahba binti Rabi’ah,dan Ummu Sa’id binti ‘Urwah.

3. Anak Ali bin Abi Thalib

Khalifah Ali bin Thalib juga dikaruniai banyak anak, baik laki-laki maupun perempuan.Yang laki-laki:
al-Hasain, al-Husain, Muhammad al-

Akbar, ‘Ubaidillah, Abu Bakar, al-Abbas al-Akbar, Utsman, Ja’far al-Akbar, Abdullah, Yahya, ‘Aun, Umar al

-Akbar, Muhammad al-Ausath, dan Muhammad al-Ashghar. Adapun yang perempuan: Zainab al-Kubra,
UmmuKultsum al-Kubra, Ruqayyah, Ummul Hasan, Ramlah al-

Kubra, Ummu Hani’, Maimunah,

Zainab ash-Shughra, Ummu Kultsum asg-Shughra, Fatimah, Umamah, Khadijah, Ummul

Kiram, Ummu Salamah, Ummu Ja'f

ar, Jumanah, dan Nafisah.

B. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah

Setelah Khalifah Usman syahid, Ali diangkat menjadi khalifah ke-4. Awalnya beliaumenolak, namun
akhirnya beliau menerimanya. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muhammad
bin Al-Hanafiyah berkata: .....Sementara orang banyak datang di belakangnya dan menggedor pintu dan
segera memasuki rumah itu. Kata mereka: "Beliau(Usman) telah terbunuh, sementara rakyat harus
punya khalifah, dan kami tidak mengetahuiorang yang paling berhak untuk itu kecuali anda (Ali)". Ali
berkata kepada mereka: "Janganlah
kalian mengharapkan saya, karena saya lebih senang menjadi wazir (pembantu) bagi kaliandaripada
menjadi Amir". Mereka menjawab: "Tidak, demi Allah, kami tidak mengetahui adaorang yang lebih
berhak menjadi khalifah daripada engkau". Ali menjawab: "Jika kalian takmenerima pendapatku dan
tetap ingin membaiatku, maka baiat tersebut hendaknya tidak bersifatrahasia, tetapi aku akan pergi ke
masjid, maka siapa yang bermaksud membaiatku maka berbaiatlah kepadaku". Ali kemudian keluar
menuju masjid, dan kaum muslimin punmembaiatnya sebagai khalifah mereka.

Pengangkatan Khalifah Ali terjadi pada bulan Zulhijjah tahun 35 H/656 M, dan memerintahselama 4
tahun 9 bulan, menjelang pembunuhan terhadap dirinya pada bulan Ramadhan tahun40 H/661 M.

Penetapannya sebagai Khalifah ditolak antara lain oleh Mu’awiyah bin Abu Shufyan,

dengan alasan Ali harus mempertanggung jawabkan tentang terbunuhnya Utsman, dan berhubung
wilayah Islam telah meluas dan timbul komunitas-komunitas Islam di daerah-daerah baru, maka hak
untuk menentukan pengisian jabatan khalifah tidak lagi merupakan hak merekayang di Madinah saja.

Pada masa pemerintahan Khalifah Ali itu, perpecahan kongkrit di dalam kalangan al-Shahabi menjadi
suatu kenyataan, dengan pecah beberapa kali sengketa bersenjata yangmenelan korban bukan kecil.
Juga pada masanya itu bermula lahir sekte-sekte di dalam sejarahdunia Islam, yakni sekte Syiah dan
sekte Khawarij. Bermula sebagai kelompok-kelompok politik yang berbedaan paham dan pendirian
tetapi lambat-laun berkembang menjadi sekte-sektekeagamaan, menpunyai ajaran-ajaran keagamaan
tertentu di dalam beberapa permasalahanSyariat dan Aqidah. Perkambangan tersebut berlangsung
beberapa puluh tahun sepeninggalKhalifah Ali ibn Abi Thalib.

C. Sistem Pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib

Sudah diketahui bahwa Ali bin Abi Thalib memiliki sikap yang kokoh, kuat pendiriandalam membela
yang hak. Setelah dibaiat sebagai khalifah, dia cepat mengambil tindakan. Diasegera mengeluarkan
perintah yang menunujukkan ketegasan sikapnya.

Langkah awal yang dilakukan khalifah Ali adalah menghidupkan kembali cita-cita AbuBakar dan
Umar, ia menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah dibagikan Utsmankepada kerabat dekatnya
menjadi milik negara. Ali juga melakukan pemecatan semua gubernuryang tidak disenangi oleh rakyat.
Ia juga membenahi dan menyusun arsip Negara untuk mengamankan dan menyelamatkan dokumen-
dokumen khalifah dan kantor sahib-ushsurtah,serta mengkoordinir polisi dan menetapkan tugas-tugas
mereka.
Ali juga memindahkan pusat kekuasaan islam ke kota Kuffah. Sejak itu berakhirlahMadinah sebagai
ibukota kedaulatan islam dan tidak ada lagi khalifah yang berkuasa berdiamdisana. Sekarang Ali adalah
pemimipin dari seluruh wilayah islam, kecuali Suriah. Pada saatitu, Ali tidak bermukim secara tetap di
Kuffah, dia pergi kesana hanya untuk menegakkankekuasaannya, sebagaimana ditunjukkan oleh jasa
pemukimannya yang ada diluar kota itu. Padasaat yang sama dia melakukan perpindahan-perpindahan
untuk menegakkan kedudukannyadibeberapa propinsi didalam kerajannya.kerajannya

D. Substansi dan Strategi Dakwah Ali bin Abi Thalib

Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib yang dihabiskan untuk melihat beberapa pemberontakan yang
terjadi. Ada dua pemberontakan yang terjadi pada masa Ali bin Abi Thalib yang dikenal dengan perang
Jamal (antara Ali dan Aisyah) dan perang Siffin (antara Ali dan Muawiyah). Beberapa strategi dan
ketetapan Ali bin Abi Thalib :

1. Memecat kepala daerah yang diangkat Usman, kemudian mengirim kepala daerah baru yang akan
mereka dukung.

2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagikan Utsman kepada kerabatnya tanpa jalan yang sah.
Juga hibahkan atau pemberian Utsman kepada siapa pun yang tidak berhak diberikan hadiah untuk
dikuasai Negara

E. Prestasi Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah

Selama menjabat sebagai khalifah, berikut ini adalah prestasi yang telah beliau capai dalam
pemerintahannya berdasarkan buku Sejarah Peradaban Islam oleh Akhmad Saufi

dan Hasmi Fadillah (2015: 112-114), yaitu antara lain:

1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap

Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau
kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.

Adapun gubernur baru yang diangkat Khalifah Ali bin Abi Thalib antara lain:

- Sahl bin Hanif sebagai gubernur Syria

- Usman bin Hanif sebagai gubernur Basrah

- Qays bin Sa'ad sebagai gubernur Mesir

- Umrah bin Syihab sebagai gubernur Kufah


- Ubaidillah bin Abbas sebagai gubernur Yaman

2. Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal)

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak kerabatnya yang diberi fasilitas negara. Khalifah Ali
bin Abi Thalib memiliki tanggungjawab untuk membereskan permasalahan tersebut. Beliau menyita
harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di
Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa

Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan, wilayah Islam sudah mencapai India.
Pada saat itu penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah,
dhommah, dan syaddah. Hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks didaerah-daerah yang
jauh dari Jazirah Arab.

Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al Quran dan hadits, Khalifah Ali bin Abi Thalib
memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang
mempelajari tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-orang non-
Arab dalam mempelajari sumber utama agama Islam, yaitu Al Quran dan hadits.

4. Bidang Pembangunan

Khalifah Ali bin Abi Thalib membangun Kota Kuffah secara khusus. Pada awalnya Kota Kuffah
disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sofyan. Akan tetapi Kota Kuffah kemudian
berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan ilmu pengetahuan lainnya.

BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

1. Ali menjadi Khalifah ditunjuk oleh para sahabat.

2. Masa kekhalifahannya 35-40 H / 656-661 M

3. Memindahkan pusat pemerintahan ke Kuffah.

4. Memecat para gubernur yang diangkat oleh Utsman dan mengirim kepala daerah yang baruyang
menggantikan
5. Menarik kembali harta dan tanah yang dihadiahkan Utsman kepada keluarga dan kerabatUtsman
dengan jalan yang tidak sah.

6. Melaksanakan kembali sistem pajak yang pernah diterapkan Umar.

DAFTAR PUSTAKA

http://taufiqaliromdloni.blogspot.com/2016/04/makalah-ali-bin-abi-thalib.htmlhttps://
www.biografiku.com/biografi-ali-bin-abi-thalib/

Anda mungkin juga menyukai