Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah .

Dosen Pengampu
Sejarah Pendidikan Islam Nurhasanah Bakhtiar, Dr. M. Ag

TUGAS
UJIAN AKHIR SEMESTER

DISUSUN OLEH:

APRIANSYAH HARAHAP
12210611910

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah Nya saya dapat menyelesaikan tugas
ujian akhir semester tentang perkembangan pendidikan Islam masa Ali bin Abi
Thalib ini dengan baik. Adapun penyusunan makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas ujian akhir semester Sejarah Pendidikan Islam. Makalah ini
disusun dari suntingan naskah dari berbagai sumber referensi baik dari buku
maupun dari internet.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari para
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Perkembangan
pendidikan Islam masa Ali bin Abi Thalib ini, dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 20 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
C. Rumusan Masalah ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Biografi Ali bin Abi Thalib..................................................................3
B. Perkembangan peradaban dan pendidikan Islam pada masa
Ali bin Abi Thalib.................................................................................6
C. Faktor pendukung dan tantangan perkembangan peradaban dan
pendidikan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib..................................9
D. Komentar penulis terhadap Ali bin Abi Thalib dan
Perkembangan pendidikan Islam pada masanya..................................11
BAB III PEUTUP...........................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................13
C. Gambar Ali bin Abi Thalib...................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, pemerintahan diteruskan oleh


Khulafaur Rasyidin yaitu khalifah khalifah yang diberi petunjuk dan dipilih
sebagai kepala Negara dan pemerintahan sekaligus sebagai pemimpin umat Islam.
Sahabat Rasulullah SAW yang menjadi Khulafaur Rasyidin ada empat orang,
yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib. Masa Khulafaur Rasyidin yang lamanya tidak lebih dari tiga puluh
tahun, dimulai sejak tahun 1k1-41 H/632-661 M. Keempat khalifah ini
meneruskan perjuangan Rasulullah SAW dengan cara dan gaya yang berbeda-
beda. Masing-masing khalifah juga memberikan pemikiran-pemikiran yang luar
biasa dalam sejarah sehingga kita sebagai umat penerus bisa merasakan kehebatan
dari pemikiran-pemikiran tersebut.1

Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah ke empat dari kekhalifahan Islam. Ali
bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah setelah meninggalnya Khalifah Usman
bin Affan dalam peristiwa pembunuhan yang terjadi dirumah khalifah Usman bin
Affan.

Pertama kali yang dirasakan kaum muslimin ketika mengkaji sejarah


tentang Ali bin Abi Thalib adalah kerumitan-kerumitan yang menjadi tanda tanya
besar. Pada waktu itu, terjadi berbagai konflik atau tepatnya fitnah di kalangan
para sahabat, seperti Perang Jamal (terjadi antara golongan Ali dan Aisyah) dan
perang Shifin (terjadi antara golongan Ali dan Muawiyah). Generasi sahabat yang
disebut di dalam al-Qur’an sebagai Khairu Ummah mengalami peristiwa yang
benar-benar tidak terduga, bahkan oleh para sahabat di masa itu sekali pun. Hal itu

1
Dr. J. Suyuthi., “Fiqh SiyasahAjaran, Sejarah dan Pemikiran”, Raja Grapindo Persada,Jakarta,
1993, hal.154

1
menimbulkan banyak pertanyaan yang harus diselesaikan oleh kaum muslim,
terutama para pengkaji sejarah Islam.2

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Biografi Ali bin Abi Tahlib?
2. Jelaskan Perkembangan peradaban, dan pendidikan islam pada masa
Ali bin Abi Thalib?
3. Jelaskan Faktor pendukung dan tantangan perkembangan peradaban
dan pendidikan islam pada masa Ali bin Abi Thalib?
4. Komentar penulis tentang Ali bin Abi Thalib dan perkembangan
pendidikan islam pada masanya?
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini unuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata
kuliah ssejarah pendidikan islam

2
Adeng Muchtar Al Ghazali, “Perjalanan Politik Umat Islam”, Pustaka Setia,Bandung, 2004,
hal.23

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI ALI BIN ABI THALIB

Setelah Utsman bin Affan wafat karena dibunuh, khalifah yang


menggantikannya dari khulafau rasyidin ialah Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi
Thalib adalah khulafau rasyidin yang keempat sekaligus yang terahir. Ia adalah
Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf, sepupu nabi
Muhammad SAW, dan suami dari pemimpin seleuruh perempuan, Fatimah binti
Nabi Muhammad, serta ayah dari dua cucu beliau, Al-Hasan dan Al-Husain.
Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin hasyim bin Abdu Manaf dan ayahnya
adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Ia masuk islam ketika masih kecil, yaitu
berumur delapan tahun. 3

Ali bin Abi Thalib lahir pada Jum’at malam tanggal 13 Rajab (30 tahun
setelah tahun Gajah/600 M) yaitu 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Nabi
Muhammad SAW (599 M) di Mekkah daerah Hijaz, Jazirah Arab. Ketika Ali
dilahirkan, hanya Rosulullah SAW yang memasuki Ka’bah untuk mengucapkan
selamat dan menyambut kelahirannya dengan memeluknya sebagai hamba Allah.
Nabi tentu mengetahui bahwa bayi itu suatu hari kelak akan menjadi penumpas
seluruh penyembah berhala dan kaum musyrik, termasuk Tuhan-Tuhan dan
kepercayaan mereka.4

Ali mempunyai nama kecil yang diberikan ibunya, yaitu “Haydar” yang
berarti “Singa”, hingga setelah dewasa mempunyai beberapa nama panggilan.
Beliau juga dipanggil dengan “Abul-Hasan” dan “Abul-Husain” yang
masingmasing diambil dari nama dua puteranya yaitu Hasan dan Husein. Ali r.a

3
Utsman bin Muhammad al-Khamis, “Hiqbah Minat Tarikh (Inilah Faktanya, Meluruskan
Sejarah Umat Islam Sejak Wafat Nabi Muhammad SAW Hingga Terbunuhnya al-Husain)”
diterjemahkan: Syafarudin, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2012), hal.167
4
Al Husaini, Al Hamid, “Imamul Muhtadin (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)”,(Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1989), hal.56

3
juga mempunyai nama panggilan yang diberikan oleh Rosulullah SAW, yaitu
“Abu Turab”. Ali merasa bangga mendapatkan nama panggilan dari Rosulullah
SAW, tetapi orang-orang Bani Umayyah menganggap nama tersebut sebagai
celaan dan ejekan.5

Ali adalah sepupu Nabi sekaligus menantu Nabi SAW, dari anaknya yang
bernama Fatimah binti Rasulullah SAW. Semasa hidupnya Ali mempunyai
banyak istri. Wanita-wanita yang pernah menjadi istrinya selain Fatimah adalah;
Umamah binti Abul ‘Ash, Khaulah binti Ja’far bin Qais, Laila binti Mas’ud,
Ummul Banin bintu Hizam, Asma’ binti ‘Umais, Ash-Shahba binti Rabi’ah, dan
Ummu Sa’id binti ‘Urwah.6

Khalifah Ali bin Thalib juga dikaruniai banyak anak, yaitu:7


N Nama Anak Laki-laki Nama Anak Perempuan
O
1 Hasan Al-Mujtaba Zainab Al-Kubra
2 Husain Asy-Syahid Zainab Al-Sughra
3 Muhammad bin Al-Hanifah Ummu Kaltsum
4 Abbas Al-Akbar Ramlah Al-Kubra
5 Abdullah Al-Akbar Ramlah Al-Sughra
6 Ja’far Al-Akbar Nafisah
7 Utsman Al- Akbar Ruqaiyah Al-Sughra
8 Muhammad Al-Asghar Ruqaiyah Al-Kubra
9 Abdullah Al-Asghar Maimunah
10 Abdullah ( Julukan Abu Ali) Zainab Al-Sughra
11 ‘Aun Ummu Hani
12 Yahya Fatimah Al-Sughra
13 Muhammad Al-Ausath Umamah

5
Harun Nasution, “Sejarah Peradaban Islam”, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2013), hal.39
6
Utsman bin Muhammad al-Khamis, “Hiqbah Minat Tarikh (Inilah Faktanya, Meluruskan
Sejarah Umat Islam Sejak Wafat Nabi Muhammad SAW Hingga Terbunuhnya al-Husain)”
diterjemahkan: Syafarudin, hal.167-168
7
Ibid, hal.169

4
14 Utsman Al-Asghar Khadijah Al-Sughra
15 Abbas Al-Asghar Ummu Al-Hasan
16 Ja’faral Al-Asghar Ummu Salamah
17 Umar Al-Asghar Hammamah
18 Umar Al-Akbar Ummu Kiram

Ali bin Abi Thalib adalah amirul mu’minin keempat yang dikenal sebagai
orang yang alim, cerdas, dan taat beragama. Khalifah ali adalah orang yang
pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak berumur 13 tahun, atau 9 tahun
menurut Mahmuddunnasir. Nabi Muhammad sejak kecil diasuh oleh kakeknya,
Abdul Muthalib.Kemudian, setelah kakeknya meninggal dunia, beliau diasuh oleh
pamannya, Abu Thalib.
Karena hendak menolong dan membalas jasa kepada sang paman, maka
Ali diasuh oleh Nabi SAW. Dan di didik pengetahuan Ali dalam agama islam
amat luas. Karena dekatnya dengan Nabi SAW, maka Ali termasuk orang yang
banyak meriwayatkan hadits. Keberaniannya juga masyhur dan hampir seluruh
peperangan yang dipimpin Nabi Muhammad SAW, Ali senantiasa ada dibarisan
depan.8
Ali adalah seorang yang memiliki banyak kelebihan selain itu ia adalah
pemegang kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan
yang jauh kedepan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasihat yang bijak
sana, penasihat hukum yang ulung, dan pemegang teguh tradisi, seorang sahabat
sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir
hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Muhammad.9
Ali adalah orang yang tidur ditempat Rasulullah SAW pada malam beliau
hijrah dari Mekah ke Yastrib. Dikisahkan, kemudian Ali menyusul hijrah kesana
sesudah menunaikan segala amanat yang menjadi tanggungan Rasulullah SAW
kepada yang berhak. Beliau telah menikahkan Ali dengan putrinya yang bernama
Fatimah pada tahun ketiga Hijriah. Dari hasil perkawinan ini ia dikaruniai Al-
8
Aizid Rizem, “Sejarah Peradaban Islam Terlengkap”, (Yogyakarta: DIVA PRESS (Anggota
IKAPI) 2015), hal.232
9
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., “Sejarah Peradaban Islam”, (Jakarta: Amzah, 2010), hal.109

5
Hasan dan Al-Husain. Ali juga adalah seorang sahabat yang turut serta bersama
Rasulullah SAW dalam seluruh perang yang diikuti kecuali perang Tabuk saja.
Sebab ketika itu Ali diangkat sebaga pengganti beliau atas Madinah. Ali tercatat
sebagai seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis daripadanya, begitu
juga kedua putranya Al-Hasan dan Al Husain. Selanjutnya Ali terkenal sebagai
ahli menunggang kuda dan sebagai seorang pemberani.10

B. PERKEMBANGAN PERADABAN, DAN PENDIDIKAN ISLAM PADA


MASA ALI BIN ABI THALIB
1. Peninggalan Peradaban Islam Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat Islam, yang memerintah
selama lima tahun dari 35 sampai 40 Hijriah. Ia dikenal karena keberanian,
kecerdasan, dan keahliannya dalam menunggang kuda. Selama masa
pemerintahannya, ia memberikan beberapa kontribusi bagi peradaban Islam,
antara lain:1112

a) Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap. Khalifah Ali bin Abi Thalib
menginginkan pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, ia
kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.
Adapun gubernur baru yang diangkat Khalifah Ali bin Abi Thalib antara
lain: Sahl bin Hanif sebagai gubernur Syria, Usman bin Hanif sebagai
gubernur Basrah, Qays bin Sa'ad sebagai gubernur Mesir, Umrah bin
Syihab sebagai gubernur Kufah, Ubaidillah bin Abbas sebagai gubernur
Yaman
b) Menarik kembali tanah negara dan harta baitul mal yang dibagikan kepada
pejabat gubernur, sekaligus mengembalikan fungsinya untuk kepentingan
negara dan kaum lemah.

10
DR. Hasan Ibrahim Hasan, “Sejarah dan Kebudayaan Islam”, (Jakarta: KALAM MULIA,
2001), hal.505-506
11
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, “Sejarah Peradaban Islam”, Deepublish, 2015, hal. 112-114
12
Rizem Aizid, “Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan
Modern”, Yogyakarta: Diva press, 2015, hal. 233

6
c) Memerintahkan kepada Abul Aswad ad-Duali untuk mengarang buku
tentang pokok-pokok ilmu nahwu (Qaidah Nahwiyah) untuk
mempermudah orang-orang membaca dan memahami sumber ajaran
Islam.
d) Membangun Kota Kufah yang dijadikan sebagai pusat pengembangan
ilmu pengetahuan nahwu, tafsir, dan hadits.

2. Pendidikan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib

Materi pendidikan yang diajarkan pada masa Khalifah Ali selain yang
berkaitan dengan pendidikan keagamaan yaitu al-Qur’an, al-Hadits, hukum Islam,
kemasyarakatan, ketatanegaraan, pertahanan keamanan dan kesejahteraan sosial.
Para sahabat yang dinilai memiliki kecakapan dalam ilmu agama kemudian
dipercaya oleh masyarakat untuk mengajar atau menyampaikan ilmunya kepada
orang lain. Kurikulum pendidikan Islam pada masa Khalifah Ali meliputi bidang
keagamaan yang mencakup akidah, ubudiyah, akhlak dan muamalah. Selanjutnya
praktek pengelolaan pendidikan pada masa ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Prinsip prinsip pendidikan:
a. Pendidikan diarahkan pada mengajarkan isi Al-
Quran.
b. Pendidkan diajarkan dengan menggunakan dialek daerah
masing masing, sehingga sering timbul perselisihan dalam
bacaan Al-Quran. Untuk itu Usman bin Affan mengambil
kebijaksanaan menyusun Al-Quran dalam satu Mushaf.
2) Sumber pendidikan diambil dari Al-Quran, Hadits, alam sekitar (millu)
dan ijtihad dalam bentuk ijma dan Qiyas.
3) Kurikulum atau rencana pelajaran meliputi :
a. Bidang keagamaan yang mencakup aqidah, Ubudiyah, Akhlaq
dan Muamalah.
b. Pada masa Umar digalakan pendidikan keterampilan hal ini
termaktub dalam instruksi Umar bin Khattab yang dikirimkan
kepada penduduk-penduduk kota yang isinya “Amma ba’du”.

7
Ajarkanlah kepada anak-anak kamu berenang, kepandaian
menunggang kuda, dan tuturkanlah kepada mereka pepatah-
pepatah yang masyhur dan syair-syair yang baik.
c. Rencana pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
d. Pada masa Ali bin Abi Thalib digalakkan motivasi belajar.
4) Metode yang digunakan dalam mengajar yaitu dengan bentuk halaqah.
Yakni guru duduk dibagian ruangan masjid kemudian dikelilingi oleh
para siswa. Guru menyampaikan ajaran kata demi kata dengan artinya
dan kemudian menjelaskan kandungannya. Sementara para siswa
menyimak, mencatat, dan mengulanginya apa yang dikemukakan oleh
para guru.
5) Lembaga pendidikan pada masa Khalifah Ali tidak berbeda dengan
masa Nabi SAW, yaitu masjid, kuffah, kuttab, madrasah dan rumah-
rumah sahabat yang menjadi pendidik. 1) Kuttab sebagai lembaga
pendidikan rendah yang didalamnya mengajarkan kepada anak-anak
dalam hal baca dan tulis dan sedikit pengetahuan-pengetahuan agama. 2)
Masjid sebagai pusat pendidikan umat Islam yang telah mukallaf pada
masa permulaan Islam belum terdapat sekolah formal seperti pada masa
sekarang. 13
6) Pembiayaan Dan Fasilitas Pendidikan
Pada masa Khalifah Ali sebagian besar waktu banyak digunakan
untuk melakukan konsolidasi ke dalam, yakni memantapkan komitmen
sebagian umat Islam kepada ajaran Islam, memadamkan berbagai
pemberontakan serta perluasan wilayah dakwah Islam dengan demikian
kesempatan untuk melakukan pembangunan dan mengadakan berbagai
kebutuhan fasilitas masih belum mendapatkan perhatian yang memadai.

13
Khoirul Wahidin, dkk, “Sejarah Pendidikan Islam dan Indonesia”, (Cirebon : Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Gunung Jati, 1996), hal. 20-22

8
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN
PERADABAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA ALI BIN ABI
THALIB

Pada masa Ali bin Abi Thalib, ada beberapa faktor yang mendukung
perkembangan peradaban dan pendidikan Islam. Berikut adalah beberapa poin
penting dari hasil pencarian:
1. Redistribusi pajak: Ali bin Abi Thalib mengembalikan sistem distribusi
pajak tahunan di kalangan umat Islam yang telah diterapkan oleh
pendahulunya, Umar bin Khattab.14
2. Pendidikan dan pengasuhan: Ali bin Abi Thalib dikenal karena
penekanannya pada pendidikan dan pengasuhan. Misalnya, ketika Mekkah
dilanda kelaparan, Nabi Muhammad dan pamannya Abbas membantu
meringankan beban ayah Ali, Abu Thalib, dengan mengasuh beberapa
anaknya. Ali adalah anak pertama yang masuk Islam dan dia tidur di
tempat tidur Nabi pada malam Hijrah dari Mekkah ke Madinah.15
3. Kepemimpinan: Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin kuat yang berperan
penting dalam awal perkembangan peradaban Islam. Dia adalah yang
terakhir dari empat Khalifah yang "dibimbing dengan benar" yang
menggantikan Nabi Muhammad, dan dia menghadapi banyak tantangan
selama masa pemerintahannya.16
4. Perpecahan politik: Selama pemerintahan Ali, komunitas Muslim terbagi
menjadi tiga faksi politik: Khawarij, Murjiah, dan Syiah. Perpecahan ini
melemahkan persatuan komunitas Muslim dan membuatnya rentan
terhadap serangan.17

14
Nibras Nada Nailufar, “Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Talib”, Kompas.com - 03/03/2020,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/223000469/masa-kekhalifahan-ali-bin-abi-talib?
page=all.
15
https://an-nur.ac.id/sejarah-peradaban-islam-masa-ali-bin-abi-thalib/
16
Masduki (Dosen Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN SMH Banten), “KHALIFAH ALI
BIN ABI TAHLIB; Awal Tragedi Perang Saudara dalam Sejarah Islam,” VOL. 02. NO. 02, 2008
17
Muhammad Hafil, “Tiga Kelompok Politik di Masa Kekhalifahan Ali bin Abu Thalib”, Selasa 20 Sep
2022, https://islamdigest.republika.co.id/berita/riigm5430/tiga-kelompok-politik-di-masa-
kekhalifahan-ali-bin-abu-thalib

9
5. Keluarga: Ali bin Abi Thalib menikah dengan putri Nabi Muhammad,
Fatimah, dan mereka memiliki dua putra, Hasan dan Husain. Nabi
Muhammad memiliki hubungan dekat dengan Ali dan keluarganya, dan ini
membantu memperkuat ikatan antara komunitas Muslim awal.18
Pengganti Khalifah Utsman radhīyallāhu ‘anhu adalah Ali bin Abi
Thalib radhīyallāhu ‘anhu. Beliau merupakan orang yang pertama kali masuk
Islam dari kalangan anak-anak atau remaja. Ibnu Hajar menyebutkan bahwa usia
Ali ketika masuk Islam adalah 10 tahun. Ali bin Abi Thalib radhīyallāhu ‘anhu
merupakan putra dari paman Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam yaitu
Abu Tholib bin Abdul Muthalib dan juga merupakan suami dari putri Baginda
Nabi, yaitu Fatimah Az Zahra radhīyallāhu ‘anha. Khalifah Ali adalah seorang
perwira yang pemberani dan selalu menjadi pembela Nabi Muhammad shallallāhu
'alaihi wa sallam.19
Pada masa pemerintahan Khalifah Ali, terjadi banyak pergolakan,
sehingga dapat dikatakan, hampir tidak pernah mengalami kedamaian. Pergolakan
dan peperangan internal umat Islam terjadi secara bergantian, yang merupakan
imbas dari fitnah dan syubhat serta kesalahpahaman. Pada saat itu, Khalifah Ali
memiliki waktu untuk memikirkan permasalahan dalam sektor pendidikan, karena
perhatiannya berfokus penuh pada permasalahan keamanan dan kedamaian
ummat Islam, sehingga penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung
tidak mengalami perbedaan dengan masa sebelumnya.

Materi pendidikannya mengalami sedikit perkembangan secara parsial


dan tidak merata, tergantung kemampuan para gurunya dalam menjelaskan atau
menangkal berbagai paham yang menyimpang pada waktu itu, sehingga
memberikan dampak pada berkembangnya kajian-kajian hukum Islam .

18
Nibras Nada Nailufar, “Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Talib”, Kompas.com - 03/03/2020,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/223000469/masa-kekhalifahan-ali-bin-abi-talib?
page=all.
19
Al-Quraibi, 2009, “Tarikh Khulafa (Faris Khairul Anam, Penerjemah)”, Qisthi Press.

10
D. KOMENTAR PENULIS TERHADAP ALI BIN ABI THALIB DAN
PERKEMBANGAN PEMDIDIKAN ISLAM PADA MASA ALI BIN ABI
THALIB
Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap
rakyatnya. Dia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan selalu mengingatkan
rakyatnya untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT. Sistem pemerintahan Ali bin
Abi Thalib adalah sistem yang merangkul para kaum lemah. Tidak ada
keterpihakan terhadap kaum apapun, semua kaum dirangkul dan menjadi satu. Ali
bin Abi Thalib memiliki sifat yang berani, pantang mundur, dermawan lembut
dallam berbicara, pemaaf, dan halus perasaannya.
Pada masa kepemimpinan Ali banyak terjadi kekacauan dan
pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil.
Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, jadi kegiatan pendidikan Islam
mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat memikirkan
masalah pedidikan sebab keseluruhan perhatiannya ditumpahkan pada masalah
keamanan dan kedamaian bagi masyarakat Islam.

11
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Ali bin Abi Thalib adalah khulafau rasyidin yang keempat sekaligus yang
terahir. Ia adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu
Manaf, sepupu nabi Muhammad SAW, dan suami dari pemimpin seleuruh
perempuan, Fatimah binti Nabi Muhammad, serta ayah dari dua cucu beliau, Al-
Hasan dan Al-Husain. Khalifah Ali bin Thalib juga dikaruniai banyak anak, Ali
bin Abi Thalib adalah amirul mu’minin keempat yang dikenal sebagai orang yang
alim, cerdas, dan taat beragama. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasihat
yang bijak sana, penasihat hukum yang ulung, dan pemegang teguh tradisi,
seorang sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Peninggalan
Peradaban Islam Pada Masa Ali bin Abi Thalib\ Ali bin Abi Thalib adalah
khalifah keempat Islam, yang memerintah selama lima tahun dari 35 sampai 40
Hijriah.
Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan pemerintahan yang efektif dan
efisien. Adapun gubernur baru yang diangkat Khalifah Ali bin Abi Thalib antara
lain: Sahl bin Hanif sebagai gubernur Syria, Usman bin Hanif sebagai gubernur
Basrah, Qays bin Sa'ad sebagai gubernur Mesir, Umrah bin Syihab sebagai
gubernur Kufah, Ubaidillah bin Abbas sebagai gubernur Yaman Menarik kembali
tanah negara dan harta baitul mal yang dibagikan kepada pejabat gubernur,
sekaligus mengembalikan fungsinya untuk kepentingan negara dan kaum lemah.
Pendidikan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib Materi pendidikan yang diajarkan
pada masa Khalifah Ali selain yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan yaitu
al-Qur’an, al-Hadits, hukum Islam, kemasyarakatan, ketatanegaraan, pertahanan
keamanan dan kesejahteraan sosial. Kurikulum pendidikan Islam pada masa
Khalifah Ali meliputi bidang keagamaan yang mencakup akidah, ubudiyah,
akhlak dan muamalah.

12
Pembiayaan Dan Fasilitas Pendidikan Pada masa Khulafaur Rasyidin
sebagian besar waktu banyak digunakan untuk melakukan konsolidasi ke dalam,
yakni memantapkan komitmen sebagian umat Islam kepada ajaran Islam,
memadamkan berbagai pemberontakan serta perluasan wilayah dakwah
Islam.dengan demikian kesempatan untuk melakukan pembangunan dan
mengadakan berbagai kebutuhan fasilitas masih belum mendapatkan perhatian
yang memadai.
Dia adalah yang terakhir dari empat khalifah yang "dibimbing dengan
benar" yang menggantikan Nabi Muhammad, dan dia menghadapi banyak
tantangan selama masa pemerintahannya. Ali bin Abi Thalib radhīyallāhu ‘anhu
merupakan putra dari paman Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam yaitu
Abu Tholib bin Abdul Muthalib dan juga merupakan suami dari putri Baginda
Nabi, yaitu Fatimah Az Zahra radhīyallāhu ‘anha. Pada saat itu, Khalifah Ali
memiliki waktu untuk memikirkan permasalahan dalam sektor pendidikan, karena
perhatiannya berfokus penuh pada permasalahan keamanan dan kedamaian
ummat Islam, sehingga penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung
tidak mengalami perbedaan dengan masa sebelumnya.

B. SARAN

Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai pendidikan Islam pada


masa Khulafah Rasyidin. Penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk
itu penuli sangat mengharapkan masukan dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah berikutnya.

13
Ali Bin Abi Thalib

14
DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem, “Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik,


Pertengahan, dan Modern”, Yogyakarta: Diva press, 2015.
Aizid, Rizem, “Sejarah Peradaban Islam Terlengkap”, (Yogyakarta: DIVA
PRESS (Anggota IKAPI) 2015).
Al Ghazali, Adeng Muchtar, “Perjalanan Politik Umat Islam”, Pustaka Setia,
Bandung, 2004.
Al Husaini, Al Hamid, “Imamul Muhtadin (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)”,
(Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989).
al-Khamis , Utsman bin Muhammad, “Hiqbah Minat Tarikh (Inilah Faktanya,
Meluruskan Sejarah Umat Islam Sejak Wafat Nabi Muhammad SAW
Hingga Terbunuhnya al-Husain)” diterjemahkan: Syafarudin, (Jakarta:
Pustaka Imam Syafi’i, 2012).
Hafil, Muhammad, “Tiga Kelompok Politik di Masa Kekhalifahan Ali bin Abu
Thalib”, Selasa 20 Sep 2022,
https://islamdigest.republika.co.id/berita/riigm5430/tiga-kelompok-politik-
di-masa-kekhalifahan-ali-bin-abu-thalib.
https://an-nur.ac.id/sejarah-peradaban-islam-masa-ali-bin-abi-thalib/
Ibrahim, DR. Hasan, “Sejarah dan Kebudayaan Islam”, (Jakarta: KALAM
MULIA, 2001).
M. A., Drs. Samsul Munir Amin, “Sejarah Peradaban Islam”, (Jakarta: Amzah,
2010).
Masduki (Dosen Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN SMH Banten),
“KHALIFAH ALI BIN ABI TAHLIB; Awal Tragedi Perang Saudara
dalam Sejarah Islam”, VOL. 02. NO. 02, 2008.
Nailufar, Nibras Nada, “Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Talib”, Kompas.com -
03/03/2020,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/223000469/masa-
kekhalifahan-ali-bin-abi-talib?page=all.

15
Nasution, Harun, “Sejarah Peradaban Islam”, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2013).
Quraibi, Al, 2009, “Tarikh Khulafa (Faris Khairul Anam, Penerjemah)”, Qisthi
Press.
Saufi, Akhmad, dan Fadillah, Hasmi, “Sejarah Peradaban Islam”, Deepublish,
2015.
Suyuthi., Dr. J, “Fiqh SiyasahAjaran, Sejarah dan Pemikiran”, Raja Grapindo
Persada,Jakarta, 1993.
Wahidin, Khoirul, dkk, “Sejarah Pendidikan Islam dan Indonesia”, (Cirebon :
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati, 1996).

16

Anda mungkin juga menyukai