MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Fiqhi
Siyasah Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah Syar’iyyah)
Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone Oleh :
MUTHMAINNAH
NIM. 742352023035
BONE 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, atas limpahan rahmat
dan karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw. Sebagai sosok panutan umat islam disegala profesi
kehidupan untuk menggapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia-akhirat.
Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi para pembaca. Aaamiin..
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1-2
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................3-10
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Kehidupan Ali Bin Abi Thalib..............................................................................3
B. Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.......................................................................4
C. Pergeseran Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib....................................................5
BAB III...............................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
Ali bin Abi Thalib adalah seorang putra yang lahir dari pertautan syar’i
antara Abu Thalib bin Abdul Muthalib dengan Fatimah binti As’ad bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Ia lahir disaat peta sosial masyarakat Arab saat itu
dalam keadaan berhadapan-hadapan, disatu sisi terdapat barisan Rasulullah
Saw yang dengan milisinya terus melakukan internalisasi kesadaran religius
bagi masyarakat yang nota benenya masih dominan menyembah berhala, dan
disisi lain terdapat klan-klan kekuatan penolak yang secara sadar menolak
tawaran-tawaran Rasulullah Saw tersebut.
Menurut Ibnu Saad bahwa Ali dilahirkan malam 12 rajab tahun 30 dari
tahun gajah pada abad ke-6M. Abu Thalib adalah saudara kandung Abdullah
ayah Nabi Muhammad Saw, karena itu pula Ali tergolong sebagai keturunan
keluarga Hasyimiyah, sama dengan garis keturunan Nabi
Muhammad Saw, dan garis keturunan inilah yang menduduki kekuasaan
tertinggi atas Ka'bah dan sekitarnya sebelum Nabi lahir.1
Ketika berusia 6 tahun, Ali diambil sebagai anak asuh oleh Nabi
Muhammad SAW sebagaimana beliau pernah diasuh oleh ayahnya (Abi
Thalib). Ali adalah orang kedua yang menerima da'wah Islam setelah
Khadijah binti Khuwailid, isteri Nabi Muhammad SAW sejak itu ia selalu
bersama Rasulullah dan banyak menyaksikan Rasulullah SAW menerima
wahyu. Sebagaimana anak asuh Nabi, ia banyak menimbah ilmu mengenai
rahasia ketuhanan maupun persoalan keagamaan, entah itu teoritis atau
pun praktis. Pada tahun ke-2 hijriah, tepatnya ketika Ali berusia 21 tahun 5
1
Abu al-Hasan al-Nadawy, kehidupan Nabi Muhammad s.a.w dan Amirul Mukminin Ali bin Abi
Thalib R.A ( semarang: al-Syifa 1992), h. 483.
3
4
2
Ibid., h. 492
5
penggantinya (terpilih Usman bin Affan), dan baiat secara massal dari publik
kepada Ali bin Abi Thalib setelah Usman bin Affan.3
C. Pergeseran Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa pada
kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, konflik internal mewarnai perjalanan
historisnya. Konflik ini tak hanya berbau politis melainkan telah mengaitkan
persoalan-persoalan teologis (mazhab-mazhab mulai terbentuk). Tantangan
Yang Dihadapi Oleh Ali bin Abi Thalib adalah sebagai berikut :
1. Khawarij
Khawaij adalah aliran yang pertama kali muncul dalam teologi
Islam, pada abad ke-7, terpusat didaerah yang kini ada di Irak selatan.
Dan mereka merupakan bentuk yang berbeda dari sunni dan syi’ah.
Mereka merupakan Pengikut Ali bin Abi Thalib, yang kemudian
keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase dalam perang siffin pada tahun
37 H / 684 M, dengan Kelompok bughat Muawiyyah bin Abi Sufyan
perihal persengketaan Khalifah.Benih perlawanan dari kelompok ini
mulai nampak saat Amr Ibn al-As mengacungkan al-Qur’an di ujung
tombak di perang Shiffin. Demi menjaga ritme barisan, Ali bin Abi
Thalib pun menerima tawaran itu dan meminta Abudllah Ibn Abbas
(sebagai arbitrator), namun kelompok (yang cikal bakal jadi khawarij
ini) menolak nama yang diusulkan oleh Ali dengan alasan bahwa yang
dimaksudkan adalah bagian dari keluarga Ali bin Abi Thalib.
Penolakan tersebut diiringi dengan penawaran nama baru, yakni Abu
Musa al-Asy’ari.4
3
Abu al-Hasan al-Nadawy, kehidupan Nabi Muhammad s.a.w dan Amirul Mukminin Ali bin
Abi Thalib R.A ( semarang: al-Syifa 1992), h. 487
4
Muhammad Bin Abdul Karim Al Syahrastani, Al-Milal wa Al-Nihal. terj. Asywadie
Syukur,Aliran-Aliran Teologi dalam Sejarah Umat Manusia, (Surabayah : PT. Bina Ilmu, t.t), h. 101.
6
5
Ibid., h. 102
7
6
Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran sejarah analisa perbandingan, (Cet. V ; Jakarta :
Universitas Indonesia, 1986), h. 12.
10
7
Harun Nasution, op.cit., h. 4-5.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa kekhalifahan Ali penuh dengan pergolakan, cita-cita Ali ingin
mengadakan konsolidasi interen dalam pemerintahannya tidak tercapai.
Kemungkinan hal ini terjadi karena Ali menjalankan pemerintahan dengan
pendekatan revolusioner atau hanya menerima sisa-sisa kekecewaan akibat
sistem pemerintahan yang dijalankan Usman bin Affan. Pada waktu Ali
bersiap-siap hendak mengirim pasukan sekali lagi untuk memerangi
Mu'awiyah, terbentuklah suatu komplotan untuk mengakhiri hidupnya.
Kelompok itu terdiri dari tiga orang Khawarij yang bersepakat hendak
membunuh Ali, Mu'awiyah serta Amr bin Ash yang dilakukan pada malam
yang sama. Barak ibnu Abdullah al-Tamimi menuju Syam untuk membunuh
Amr bin Ash dan Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali yang sedang
memanggil orang untuk shalat. Diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa Ibn
Muljam adalah satu dari tiga orang yang bersumpah didepan ka’bah bahwa
pada hari yang sama mereka akan membersihkan komonitas Islam dari tiga
tokoh pengacau: Ali, Mu’awiyah, dan Amr ibn Ash. Tempat terpencil di
dekat Kufah yang menjadi makam Ali, kini masyhad Ali di Najaf
berkembang menjadi salah satu pusat ziarah terbesar dalam agama Islam.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13