Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIOGRAFI ALI BIN ABI THALIB

OLEH :

DEVA SABRINA

KELAS : IX D
MATAPELAJARAN : AKIDAH AKHLAK

MTSn 1 MUARA ENIM


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih
lanjut tentang Ali Bin Abi Thalib. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar
mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang
diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang berbagai
fungsi dan pentingnya berwirausaha serta dapat menerapkannya nanti dilapangan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi
yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Lappariaja, 17 Januari 2020


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


A. latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib ...................................................................... 2
B. Menjadi Khalifah / Khulafaur Rasydin .................................................................... 3
C. Strategi Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib............................................... 3
D. Ali bin Abi Thalib Wafat ......................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama Islam, namun
sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak
terbatas pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang
kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan SunnahNabi. Salah seorang yang oleh
kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah
Bani Umayyah ke-8.
Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena
para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang
bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham Syi‟ah meyakini
bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 bahwa Muhammad
menginginkan keturunannyalah yang akan meneruskan kepemimpinannya atas umat Islam, mereka
merujuk kepada salah satu HaditsGhadir Khum.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah.Ali
memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan.
Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil.Setelah menduduki
jabatan khalifah, Ali menon-aktifkan para gubernur yang diangkat oleh Usman.Dia yakin bahwa
pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka.Dia juga menarik kembali tanah yang
dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan
memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah
diterapkan Umar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian dari Latar Belakang di atas, kami merumuskan Masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib?
2. Bagaimana Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Isi Rumusan Masalah diatas, maka Tujuan penulisan Makalah kami adalah :
1. Untuk mengetahui Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib

1
BAB II
ALI BIN ABI THALIB

A. Biografi Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib sang Khulafaur Rasyidin. Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai orang yang paling awal
memeluk agama Islam (Assabiqunal Awwalun).

Ia juga sepupu Rasullullah SAW dan juga khalifah terakhir dalam kekhalifahan Kulafaur Rasyidin
menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali adalah khalifah pertama dan juga imam
pertama dari 12 imam Syiah.

Biodata Ali Bin Abi Thalib

1. Nama : Ali bin Abi Thalib


2. Lahir : Mekkah, Arab Saudi, 15 September 601 M
3. Wafat : Kufah, Irak, 29 Januari 661 M
4. Orang Tua : Abu Thalib (ayah), Fatimah binti Asad (ibu)
5. Saudara : Ja‟far bin Abi Thalib, Aqil bin Abi Thalib, Thalib bin Abu Thalib, Tulayq ibn Abī Ṭālib,
Fakhitah bint Abi Talib, Jumanah bint Abi Talib, Rayta bint Abi Talib
6. Istri : Umamah binti Zainab, Fatimah az-Zahra, Fatimah binti Hizam, Asma binti Umays

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut
sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 601 Masehi.

Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan
memanggilnya Ali yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Ali mempunyai ayah
bernama Abu Thalib yang juga merupakan paman dari Nabi Muhammad SAW.Ibu Ali Bin Abi thalib
bernama Fatimah binti Asad.

Assabiqunal Awwalun

Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun. Namun ia mempercayai
Rasullullah SAW. dan menjadi orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak.

Masa remajanya banyak dihabiskan untuk belajar bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi
pemuda cerdas, berani, dan bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibara kunci untuk
membuka gudang tersebut.
2
Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib, diketahui bahwaa Saat Rasullullah SAW hijrah, Ali bin Abi Thalib
menggantikan Rasullullah tidur di tempat tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak
membunuh Nabi terpedaya.

Menikah Dengan Fatimah az Zahra

Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah
az-Zahra. Ia tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan perang.

Bersama Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa kemenangan di berbagai medan perang
seperti Perang Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal siapa yang akan diangkat menjadi khalifah.
Kaum Syiah percaya Nabi Muhammad telah mempersiapkan Ali sebagai khalifah.Tetapi Ali dianggap
terlalu muda untuk menjabat sebagai khalifah.

Pada akhirnya Abu Bakar yang diangkat menjadi khalifah pertama. Setelah terbunuhnya Utsman bin
Affan, keadaan politik Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin
Ubaidillah mendesak agar Ali segera menjadi khalifah.

B. Menjadi Khalifah / Khulafaur Rasyidin

Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama yang dibaiat secara luas.Namun
kegentingan politik membuat Ali harus memikul tugas yang berat untuk menyelesaikannya.

Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti dengan merebaknya fitnah seputar
kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali sebagai khalifah menjadi sulit.

C. Strategi Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib


Diantara strategi Ali Bin Abi Thalib dalam menegakkan kekhalifaan adalah memeranig Khawarij. Untuk
kepentingan agama dan negara, Ali Bin Abi Thali juga menggukan potensi dalam usaha pengembangan
Islam, baik perkembangan dalam bidang Sosial, politik, Militer, dan Ilmu Pengetahuan. Berikut ini akan
diuraikan tentang strategi tersebut;
a. Khalifah Ali Bin Abi Thalib Memerangi Khawarij
Semula orang-orang yang kelak dikenal dengan khawarij ini turut membaiat Ali ra., dan Ali ra. tidak
menindak mereka secara langsung mengingat kondisi umat belumlah kembali stabil, di
3
samping para pembuat makar yang berjumlah ribuan itu pun telah berbaur di Kota Madinah, hingga
dapat mempengaruhi hamba sahaya dan orang-orang Badui. Jika Ali ra. bersegera mengambil
tindakan, maka bisa dipastikan akan terjadi pertumpahan darah dan fitnah yang tidak kunjung
habisnya. Karenanya Ali ra, memilih untuk menunggu waktu yang tepat, setelah kondisi keamanan
kembali stabil, untuk menyelesaikan persoalan yang ada dengan menegakkan qishash. Kaum
khawarij sendiri pada akhirnya menyempal dari Pasukan Ali ra. setelah beliau melakukan tahkim
dengan Muawiyah ra. setelah beberapa saat terjadi perbedaan ijtihad di antara mereka berdua ra. (Ali
ra. dan Muawiyah ra.). Orang-orang khawarij menolak tahkim seraya mengumandangkan slogan:
“Tidak ada hukum kecuali hukum Allah. Tidak boleh menggantikan hukum Allah dengan hukum
manusia. Demi Allah! Allah telah menghukum penzalim dengan jalan diperangi sehingga kembali ke
jalan Allah.””Ungkapan mereka: „Tiada ada hukum kecuali hukum Allah, dikomentari oleh Ali:
“Ungkapan benar, tetapi disalahpahami. Pada akhirnya „Ali ra. memerangi khawarij tsb., dan
berhasil menghancurkan mereka di Nahrawan, di mana hampir seluruh dari orang Khawarij tsb
berhasil dibunuh, sedangkan yang terbunuh di pihak Ali ra. hanya 9 orang saja.
b. Upaya Pengembangan dalam Bidang Pemerintahan
Situasi ummat Islam pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib sudah sangat jauh
berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Ummat Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar dan
Umar bin Khattab masih bersatu, mereka memiliki banyak tugas yang harus diselesaikannya, seperti
tugas melakukan perluasan wilayah Islam dan sebagainya.
Selain itu, kehidupan masyarakat Islam masih sangat sederhana karena belum banyak terpengaruh
oleh kemewahan duniawi, kekayaan dan kedudukan.
Namun pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan keadaan mulai berubah. Perjuangan pun
sudah mulai terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat duniawi. Oleh karena itu, beban yang harus
dipikul oleh penguasa berikutnya semakin berat. Usaha-usaha Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam
mengatasi persoalan tersebut tetap dilakukannya, meskipun ia mendapat tantangan yang sangat luar
biasa. Semua itu bertujuan agar masyarakat merasa aman, tentram dan sejahtera. Usaha-usaha yang
dilakukannya diantaranya :
c. Perkembangan di Bidang Politik Militer
Khalifah Ali bin Abi Thalib memiliki kelebihan, seperti kecerdasan, ketelitian, ketegasan keberanian
dan sebagainya. Karenanya ketika ia terpilih sebagai Khalifah, jiwa dan semangat itu masih
membara didalam dirinya. Banyak usaha yang dilakukan, termasuk bagaimana merumuskan sebuah
kebijakan untuk kepentingan negara, agama dan umat Islam kemasa depan yang lebih cemerlang.
Selain itu, dia juga terkenal sebagai pahlawan yang gagah berani, penasihat yang bijaksana,
penasihat hukum yang ulung, dan pemegang teguh tradisi, seorang sahabat sejati, dan seorang kawan
yang dermawan.
4
Khalifah Ali bin Abi Thalib sejak masa mudanya amat terkenal dengan sikap dan sifat
keberaniannya, baik dalam keadaan damai mupun saat kritis. Beliau amat tahu medan dan tipu daya
musuh, ini kelihatan sekali pada saat perang Shiffin. Dalam perang itu Khalifah Ali bin Abi Thalib
mengetahui benar bahwa siasat yang dibuat Muawiyah bin Abi Sufyan hanya untuk memperdaya
kekuatan Khalifah Ali bin Abi Thalib menolak ajakan damai, karena dia sangat mengetahui bahwa
Muawiyah adalah orang yang sangat licik. Namun para sahabatnya mendesak agar menerima
tawaran perdamaian itu. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah "Tahkim" di Daumatul Jandal
pada tahun 34 Hijriyah. Peristiwa itu sebenarnya merupakan bukti kelemahan dalam system
pertahanan pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Usaha Khalifah terus mendapat
tantangan dan selalu dikalahkan oleh kelompok orang yang tidak senang terhadap
kepemimpinannya.
Karena peristiwa "Tahkim" itu, timbullah tiga golongan dikalangan umat Islam, yaitu Kelompok
Khawarij, Kelompok Murjiah dan Kelompok Syi'ah (pengikut Ali). Ketiga kelompok itu yang pada
masa berikutnya merupakan golongan yang sangat kuat dan yang mewarnai perkembangan
pemikiran dalam Islam.
d. Perkembangan di Bidang Ilmu Bahasa
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam telah sampai Sungai Efrat, Tigris,
dan Amu Dariyah, bahkan sampai ke Indus. Akibat luasnya wilayah kekuasaan Islam dan banyaknya
masyarakat yang bukan berasal dari kalangan Arab, banyak ditemukan kesalahan dalam membaca
teks Al-Qur'an atau Hadits sebagai sumber hukum Islam.
Khalifah Ali bin Abi Thalib menganggap bahwa kesalahan itu sangat fatal, terutama bagi orang-
orang yang akan mempelajari ajaran islam dari sumber aslinya yang berbahasa Arab. Kemudian
Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Al-Duali untuk mengarang pokok-
pokok Ilmu Nahwu ( Qawaid Nahwiyah ).
Dengan adanya Ilmu Nahwu yang dijadikan sebagai pedoman dasar dalam mempelajari bahasa Al-
Qur'an, maka orang-orang yang bukan berasal dari masyarakat Arab akan mendaptkan kemudahan
dalam membaca dan memahami sumber ajaran Islam.
e. Perkembangan di Bidang Pembangunan
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, terdapat usaha positif yang dilaksanakannya, terutama dalam
masalah tata kota. Salah satu kota yang dibangun adalah kota Kuffah.
Semula pembangunan kota Kuffah ini bertujuao politis untuk dijadikan sebagai basis pertahanan
kekuatan Khalifah Ali bin Abi Thalib dari berbagai rongrongan para pembangkang, misalnya
Muawiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi, lama kelamaan kota tersebut berkembang menjadi sebuah
kota yang sangat ramai dikunjungi bahkan kemudian menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan keagamaan, seperti perkembangan Ilmu Nahwu, Tafsir, Hadits dan sebagainya.

5
Pembangunan kota Kuffah ini dimaksudkan sebagai salah satu cara Khalifah Ali bin Abi
Thalib mengontrol kekuatan Muawiyah yang sejak semula tidak mau tunduk terhadap perintahnya
Karena letaknya yang tidak begitu jauh dengan pusat pergerakan Muawiya bin Abi Sufyan, maka
boleh dibilang kota ini sangat strategis bagi pertahanan Khalifah.

D. Ali Bin Abi Thalib Wafat

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib diketahui bahwa beliau meninggal di usia 63 tahun karena
pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij
(pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, Irak pada tanggal 19 Ramadhan.

Ali bin Abi Thalib menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40
Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa
ia dikubur di tempat lain.

Selanjutnya kursi kekhalifahan dipegang secara turun temurun oleh keluarga Bani Umayyah
dengan khalifah pertama Muawiyah.Dengan demikian berakhirlah kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Demikialah makalah ini dibuat, sebagai cacatan penutup. Pemakalah dapat menarik suatu
kesimpulan, antara lain:
1. Ali ra. bekerja keras pada masa kekhilafahannya guna mengembalikan stabilitas dalam tubuh umat
Islam.
2. Diantara strategi Khalifah Ali bin Abu Tholib, yang berhasil dikembangkan adalah:
a) Perkembangan di bidang pembangunan
b) Perkembangan di bidang bahasa
c) Perkembangan di bidang militer
d) Perkembangan di bidang pemerintahan
e) Memerangi khawarij

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib diketahui bahwa beliau meninggal di usia 63 tahun karena
pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij
(pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, Irak pada tanggal 19 Ramadhan.

B. Saran

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini hingga kami dapat mengaplikasikan kemampuan kami di
dalam makalah ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah
membimbing dan mengawasi proses pembuatan makalah ini, serta teman-teman yang telah mendukung
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami mohon maaf apabila didalam makalah ini terdapat beberapa kesalahan dan beberapa
kekurangan.Kami sebagai penulis meminta kritik dan saran agar dalam penulisan makalah berikutnya
kami bisa lebih bagus dan lebih kreatif.

7
DAFTAR PUSTAKA
al-Khamis, Utsman bin Muhammad. 2012. Hiqbah Minat Tarikh (Inilah Faktanya, Meluruskan Sejarah
Umat Islam Sejak Wafat Nabi Muhammad SAW Hingga Terbunuhnya al-Husain) diterjemahkan:
Syafarudin. Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i.
Karim, Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Khoiriyah. 2012. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam.Yogyakarta: Teras.
Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Sou‟yb, Joesoef. 1970. Sejarah Daulah Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang.
Shaban. 1993. Sejarah Islam (600-750): Penafsiran Baru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sholikhin. 2005.Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Rasail.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
http://taufiqaliromdloni.blogspot.com/2016/04/makalah-ali-bin-abi-thalib.html
https://www.biografiku.com/biografi-ali-bin-abi-thalib/

Anda mungkin juga menyukai