Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ALI BIN ABI THALIB”

Dosen Pengampu:
Refileli, S.Ag, MA

Disusun Oleh:
Saniinah Suhailah (2323330031)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh

Bengkulu, Maret 2024

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB ll PEMBAHASAN

A. Khalifa Ali Bin Abi Thalib.............................................................................3

B. Proses Pengangkatan Khalifah Ali Bin Abi Thalib........................................4

C. Peperangan Pada Masa Ali Bin Abi Thalib....................................................5

D. Sistem Ekonomi Pada Masa Ali.....................................................................6

E. Prestasi Khalifah Ali bin Abi Thalib..............................................................7

F. Akhir Hayat Ali bin Abi Thalib.....................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................10

B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami dan mengetahui kisah dari para Khulafaur Rasyidin adalah
termasuk hal yang sangat perlu dan penting. Karena Khulafaur Rasyidin
adalah empat orang khalifah pertama agama islam yang dipercaya oleh umat
islam sebagai penerus kepemimpinan setelah nabi Muhammad wafat. Dalam
bab pembahasan sebagaimana Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat khalifah,
maka dalam bab pembahasan kami akan membahas khalifah yang ke-empat,
yaitu Ali bin Abi Thalib ra. Beliau merupakan khalifah terakhir yang
memegang kekuasaan setelah Utsman bin Affan wafat.
Dimana Ali bin Abi Thalib termasuk kerabat dari nabi Muhammad
saw. Beliau tinggal dengan nabi Muhammad dari kecil, diasuh seperti anak
sendiri. Terlebih lagi Ali bin Abi Thalib menjadi menantu nabi Muhammad
saw dari putrinya Fatimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib dipercayakan nabi
Muhammad untuk menyelesaikan urusan-urusan yang terkait dengan amanat
Nabi Muhammad saw.
Oleh sebab itu, dalam bab selanjutnya yaitu bab pembahasan kami
akan menjelaskan biografi dari Ali bin Abi Thalib. Serta menceritakan
perjuangannya dimasa kekhalifahannya serta prestasi-prestasi yang telah
diperolehnya selama menjadi khalifah dan kisah dari kewafatannya Ali bin
Abi Thalib.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang kehidupan Ali bin Abi Thalib?
2. Bagaimana proses pengangkatan Khalifah Ali bin Abi Thalib?
3. Bagaimana Peperangan Pada Masa Ali Bin Abi Thalib?
4. Bagaimana sistem politik Pada masa Khalifah Ali?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan Ali bin Abi Thalib.!
2. Untuk mengetahui proses pengangkatan Khalifah Ali bin Abi Thalib.!
3. Untuk mengetahui Peperangan Pada Masa Ali Bin Abi Thalib.!
4. Untuk mengetahui sistem politik Pada masa Khalifah Ali.!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khalifa Ali Bin Abi Thalib
1. Biografi Ali in Abi Thalib
Ali bernama lengkap Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah bin Asad bin Hasyim bin
Abdul Manaf. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari jum’at 13 Rajab tahun
570 M atau 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Beliau tinggal
bersama Nabi Muhammad saw sejak kecil. Beliau diasuh sebagaimana anak
sendiri karena kondisi ayahnya yang miskin. Beliau mendapat didikan
langsung dari nabi Muhammad saw sehingga menjadi seorang yang berbudi
tinggi dan berjiwa luhur.1
Ali bin Abi Thalib masuk islam saat berusia tujuh tahun. Beliau
adalah anak kecil yang pertama masuk islam, sebagaimana Khadijah adalah
wanita yang pertama masuk islam, Abu Bakar ra adalah lelaki merdeka yang
pertama masuk islam. Ali bin Abi Thalib mendapat nama panggilan Abu
Turab (Bapaknya Tanah) dari Nabi saw. Abu Turab adalah panggilan yang
paling disenangi oleh Akli karena nama itu adalah kenang-kenangan berharga
dari Nabi saw. Ali adalah salah seorang dsri sepuluh sahabat yang dijamin
masuk surga. Ali adalah laki-laki pertama masuk islam dan pertama dari
golongan anak kecil. Beliau dinikahkan dengan putri Nabi saw, Fathimah az-
Zahra. Lahir dari Fatimah dua anak yaitu Hasan dan Husein.2
Sikap pemberani dan pertarung sejati dibuktikan di beberapa
peperangan yang diikutinya. Pada perang Badar beliau melakukan duel satu
lawan satu dengan kafir Quraisy. Beliau berhasil membunuh musuhnya kafir
Quraisy. Begitu juga ketika perang Uhud, beliau merupakan salah satu
pertarung yang berduel dengan perwakilan kafir Quraisy. Perang saudara
pertama dalam islam, perang Siffin pecah diikuti dengan merebaknya fitnah
seputar kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali sebagai khalifah

1
Saufi, Akhmad, and Hasmi Fadillah. Sejarah Peradaban Islam. Deepublish, 2015.
2
Al-Azizi, Abdul Syukur. Ali bin Abi Thalib Ra. DIVA PRESS, 2021.
3
4

menjadi sulit. Beliau meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh


Abdurrahman bin Muljam, pada tanggal 17 ramadan 40 hijriyah. Beliau
dikuburkan secara rahasia di Najaf.
B. Proses Pengangkatan Khalifah Ali Bin Abi Thalib
Kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi Talib
dengan maksud mendukung sebagai khalifah, dipelopori oleh al-Gafiqi dari
pemberontak Mesir sebagai kelompok terbesar. Tetapi Ali menolak. Setelah
khalifah Usman tak ada orang lain yang pantas menjadi khalifah dari pada Ali
bin Abi Thalib. Dalam kenyataannya Ali memang merupakan tokoh paling
populer saat itu. Disamping itu, memang tak ada seorang pun ada yang
mengklaim atau mau tampil mencalonkan iri atau di calonkan untuk
menggantikan khalifah Usman-termasuk Mu'awi’ah bin Abi Sufyan-selain
nama Ali bin Abi Thalib. Disamping itu, mayoritas umat Muslimin di
Medinah dan kota-kota besar lainnya sudah memberikan pilihannya pada Ali,
kendati ada juga beberapa kalangan, kebanyakan dari Bani Umayyah yang
tidak mau membaiat Ali, dan sebagian dari mereka ada yang pergi ke Suria.
Bagaimana pun mayoritas Muslimin di Medinah sudah membaiat Ali.
Kalau ada beberapa orang sahabat yang belum bersedia membaiatnya, hanya
karena situasi politik waktu itu. Ini tidak berarti bahwa kekhalifahan tidak
diterima oleh sebagian besar Muslimin. Waktu itu tak ada orang yang
menuntut kekhalifahan, termasuk Mu’awiyah. Perbedaan diantara mereka
menyangkut soal para pembunuh dan bentuk hukuman yang akan dijatuhkan
kepada mereka. Agak berbeda sedikit dengan sumber-sumber diatas, ada juga
yang mengatakan bahwa pagi itu adalah Talhah bin Ubaidillah dan Zubair bin
Awwam serta sahabat-sahabat Rasulullah dari kalangan Muhajirin dan Ansar
sedang berkumpul. Mereka akan menemui Ali bin Abi Thalib di rumahnya,
dan dalam dialog mereka dengan Ali, dan tanpa ragu Talhah dan Zubair akan
membaiatnya. Juga tak disebut-sebut adanya intervensi kaum pemberontak.
Orang sudah tahu bahwa dalam pertalian darah Ali bin Abi Talib
adalah orang-orang terdekat kepada Nabi. Dia sepupu Nabi, sejak kecil sudah
bersama-sama, Muslim pertama dikalangan pemuda dan kalangan Banu
5

Hasyim, diserahi mengurus barang-barang amanat yang ditinggalkan di


Mekah saat Nabi hijrah ke Medinah, yang dipersaudarakan nya waktu hijrah,
sebagai anggota keluarga yang sehari-hari mendampinginya, sebagai salah
seorang penulis wahyu, sebagai suami Fatimah putri Nabi, dan terus
mendampinginya sampai yang terakhir dia pula yang mengurus Rasulullah
ketika sakit hingga meninggalnya dan memandikan jenazah yang suci, dan
menghantarkan jenazah nya sampai ke pemakaman yang turun ke lubang
lahad.
Pada jumat pertama setelah pembaiatan itu, jenazah berkumpul di
masjid dan menyatakan penyesalan dan kesedihannya atas kematian Usman
r.a. banyak orang yang menyesalkan Talhah dan Zubair. Mereka menyalahkan
kedua orang itu karena membiarkan hal itu terjadi. Tetapi Talhah berkata,
bahwa sikapnya sejak dulu tak berubah, bahwa ia telah mencampuradukkan
dosa dengan tobat sehigga membuat mereka tidak senang atas kedaulatannya,
tetapi juga mereka tak senang dengan terjadxinya pembunuhan itu. Kemudian
Zubair juga mengatakan bahwa dengan karunia Allah mereka telah menagut
sistem syura itu yang telah menghilangkan para nafsu jahat.anggota Majelis
Syura dan para veteran Bdr sudah bermusyawarah. Kita sudah sama-sama
setuju dan kita membaiat Ali bin Abi Talib. Jadi anggota Majelis dan veteran
Badr sudah setuju, dan jika belum ada dari mereka yang membaiatnya
hendaklah segera membaiat. Mengenai pembunuhan Usman, dan segala
peristiwa besar yang terjadi sebelum itu, mereka serahkan kepada kehendak
Allah.
C. Peperangan Pada Masa Ali Bin Abi Thalib
Pada masa Usman itu sekitar tahun-tahun 31-34 (655) angkatan laut
Rumawi dengan 500-600 kapal dibawah pimpinan komandan, anak Heraklius
berangkat mengarungi laut tengah endak menyerang armada Muslimin.
Perjalanan mereka ini sudah di ketahui oleh pihak Muslimin yang dipimpin
oleh Abdullah bin Abi Surh gubernur Mesir ketika itu, dengan 200 kapal yang
mengangkut pasukan pemberani, tangkas dan sudah terlartih. Mereka berlabuh
jauh dari Iskandariah, dijalan yang akan dilaui armada Rumawi. Sekarang
6

kedua armada itu maju. Setelah itu pertempuran luar bagi laut berkobar begitu
sengit. Kedua armada itu sydah bercampur, anggota-anggota oasukan masing-
masing dengan pedang ditangan. Armada laut ini merupakan yang pertama
dalam sejarah Islam, dibangun atas inisiatif Mu’awiyah selaku gubernur Syam
waktu itu. Tetapi usahanya itu ditolak oleh Khalifah Umar, yang menganggap
belum waktunya. Armada ini dibangun kemudian pada masa Khalifah
Usman.3
Tapi kurang pula bahayanya bagi kedaulatan dan umat yang belum
mencapai seabad itu umurnya selain ancaman yang datang dari luar, juga
bahaya yang datang dari dalam. Kaum pemberontak masih leluasa mencabik-
cabik Kedaulatan ini-yang daeri Mesir, Kufah dan Basrah- masing-masing
berkuasa sendiri-sendiri dan akan menebarkan teror ditengah-tengah penduduk
Medinah. Ditambah lagi jemaah haji lepas menunaikan ibadah haji dan akan
kembali ke daerah masing-masing, mereka sudah merasa sudah tanpa
pemimpin. Masing-masing mereka akan mengangkat kepemimpinannya
sendiri dan kembali kepada sistem kekuasaan kabilah. Kedualatan islam,
persatuan dan kesatuan umat akan hancur, semua inilah yang kemudian
menjadi beban Khalifah yang baru bertugas.
D. Sistem Ekonomi Pada Masa Ali
Dalam menjalankan pemerintahan, Ali berusaha bersikap tidak berat
sebelah, pilih kasih, atau nepotisme. Ia dikenal sangat keras terhadap
gubernur-gubernurnya, dengan secara teratur memantau tindakan-tindakan
mereka. Diceritakan, suatu ketika keponakannya sendiri, Ibn Abbas, yang
menjabat gubernur Basra, mengambil uang Baitul Mal untuk kepentingan
pribadi. Ali langsung menegurnya, sehingga saking takutnya Ibn Abbas
meninggalkan Basra pergi ke Mekkah. Jelaslah Ali tidak pilih-pilih bulu.
Amirulmukminin terus melangkah mengadakan pembersihan dalam
lingkungan pejabatnya. Untuk menggantikan para gubernur lama ia
mengangkat sepupunya Ubaidullah bin Abbas untuk Yaman menggantikan

3
Rohmah, Siti, and Anas Budiharjo. Islam dalam Narasi Sejarah dan Peradaban: Upaya
Menelusuri Wajah Islam dalam Dimensi Ruang dan Waktu. Universitas Brawijaya Press, 2018.
7

Ya’la bin Umayyah. Ia tidak menemui kesulitan, karena ketika Ubaidullah tiba
Ya’la sudah oergi ke Mekkah dengan membawa hartanya. Banyak orang yang
pergi ke Mekah, karena ditempat suci ini, sebagai tempat berlindung orang
merasa lebih aman, tak boleh diganggu. Sama halnya dengan Usman bin
Hunaif ketika sampai di Basrah, wakil Khalifah Usman di kota ini, Abdullah
bin Amir al-Hadrami, sudah lebih dulu berangkat ke Mekah, dengan
membawa haerta yang dapat dibawanya. Yang juga masih menjadimasalah
adalah calon gubernur untuk Kufah. Umarah bin Syihab. 4 Setelah mendekati
kota ia dcegat oleh penduduk Kufah, dipimpin oleh Tulaihah bin Khuwailid
Al-Asadi yang tidak mengharapkan kedatangannya, dan memintanya kembali
ke medinah.
E. Prestasi Khalifah Ali bin Abi Thalib
Sepeninggalan khalifah Utsman bin Affan dalam kondisi yang masih
kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib melaksanakan langkah-
langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah dicapai.
a. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap Khalifah Ali bin Abi Thalib
menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena
itu, beliau mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap bekerja. Adapun
gubernur baru yang diangkat khalifah Ali bin Abi Thalib antara lain: 1.
Said bin Hanif sebagai gubernur Syiria 2.Usman bin Hanif sebagai
gubernur Basrah 3.Qays bin Sa’ad sebagai gubernur Mesir 4.Umrah bin
Syahab sebagai gubernur Kufah 5.Ubaidillah bin Abbas sebagai gubernur
Yaman
b. Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal) Pada masa khalifah Utsman
bin Affan, banyak kerabatnya yang diberi fasilitas negara. Khalifah Ali bin
Abi Thalib memiliki tanggung jawab untuk membereskan permasalahan
tersebut. Beliau menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara
tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan
digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Kebijakan tersebut mendapat

4
Marziah, Nur Ainon. Model Negara Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Khulafaur
Rasyidin. Diss. UIN AR-RANIRY, 2020.
8

tantangan dan perlawanan dari matan penguasaan dan kerabat Utsman bin
Affan. Mereka mengasut para sahabat yang lain untuk menentang
kebijakan Ali bin Abi Thalib. Dan melakukan perlawanan terhadap
Khalifah Zali bin Abi Thalib. Akibatnya terjadi peperangan seperti perang
Jamal dan perang Shiffin.
c. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa Pada saat khalifah Ali bin Abi Thalib
memegang pemerintahan, wilayah islam sudah mencapai India. Pada saat
itu, penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti
kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. Hal itu menyebabkan banyaknya
kesalahan bacaan teks Alquran dan hadis di daerah-daerah yang jauh dari
jazirah Arab. Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Alquran
dan Hadis. Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad-
Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang
mempelajari tata bahsa arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat
membantu orang-orang non Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran
islam, yaitu Alquran dan Hadis.
d. Bidang Pembangunan Khalifah Ali bin Abi Thalib membangun kota
Kuffah secara khusus. Pada awalnya kota Kuffah disiapkan sebagai pusat
pertahanan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi kota Kuffah
kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu,
dan ilmu pengetahuan lainnya.
F. Akhir Hayat Ali bin Abi Thalib
Khawarij yang bermarkas di Nahrawan benar-benar merepotkan
khalifah, sehingga memberikan kesempatan kepada pihak Muawiyah untuk
memperkuat dan meluaskan kekuasaanya sampai mampu merebut Mesir.
Akibatnya, sungguh sangat fatal bagi Ali. Tentara Ali semakin lemah.
Sementara kekuatan Muawiyah bertambah besar. Keberhasilan Muawiyah
mengambil propinsi Mesir, berarti merampas sumber-sumber kemakmuran
dan suplai ekonomi dari pihak Ali. Karena kekuatannya telah banyak
menurun, terpaksa khalifah Ali menyetujui perjanjian damai dengan
Muawiyah, yang secara politis berarti khalifah mengakui keabsahan
9

kepemilikan Muawiyah atas Suriah dan Mesir. Kompromi tersebut tanpa


disuga ternyata mengeraskan amarah kaum khawarij untuk menghukum
orang-orang yang tidak disukai. Tepat pada 17 Ramadan 40 H (661 M)
khalifah berhasil ditikam oleh Ibn Muljam, seorang anggota khawarij yang
sangat fanatik. Sedangkan wilayah islam sudah meluas bagi baik ke timur,
Persia, maupun ke barat, Mesir. Setelah ayahnya meninggal dunia, Hasan
berpidato, “ Kalian telah kehilangan sebaik-baik orang yang jika disuruh
Rasulullah untuk memimpin tentara, dia tidak gentar ataupun mundur dari
tugas”. Jenazah Ali bin Abi Thalib dimandikan oleh Hasan, Husain dan
Abdullah bin Ja’far. Setelah itu yang bertugas menjadi imam adalah Hasan bin
Ali.
Setelah wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib, kedudukan khalifah
kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena
Hasan lemah, sementara Muawiyah semakin kuat, makan Hasan membuat
perjanjian damai.5 Perjanjian ini dapat mempersatukan umat islam kembali
dalam satu kepemimpinan politik, di bawah Muawiyah ibn Abi Sufyan. Di sisi
lain, perjanjian itu juga meyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolut
dalam islam. Tahun 41 H (661), tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah
islam sebagai tahun Jama’ah. Dengan demikian berakhirlah yang disebut masa
Khulafa Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah
politik islam.

5
Lestari, Faruh, et al. "Peradapan Islam Masa Ali Bin Abi Tahlib." Mutiara: Jurnal
Penelitian dan Karya Ilmiah 2.1 (2024): 263-273.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang khalifah Ali bin Abi Thalib
maka kami dapat menarik kesimpulan bahwasannya:
Pertama, Ali adalah khalifah ke-empat atau terakhir setelah kewafatan
Utsman bin Affan. nama lengkap Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari jum’at 13
Rajab tahun 570 M.
Kedua, Ali dipercayakan sebagai khalifah oleh kaum muslimin di
Madinah dan beliau dilantik sebagai khalifah.
Ketiga, terdapat beberapa prestasi yang diperoleh Ali bin Abi Thalib
selama menjadi khalifah.
Keempat, penyebab Ali bin Abi Thalib wafat adalah disebabkan
pembunuhan yang dilakukan oleh Abdurrahman ibn Muljam. Beliau wafat
pada tanggal 17 ramadan tahun 40 hijriyah.
B. Saran
Demikianlah tulisan makalah yang kami tulis tentang sejarah islam
Ali Bin Abi Thalib. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
khususnya pembaca. Kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Azizi, Abdul Syukur. Ali bin Abi Thalib Ra. DIVA PRESS, 2021.

Lestari, Faruh, et al. "Peradapan Islam Masa Ali Bin Abi Tahlib." Mutiara: Jurnal
Penelitian dan Karya Ilmiah 2.1 (2024).

Marziah, Nur Ainon. Model Negara Islam Dari Masa Rasulullah Hingga
Khulafaur Rasyidin. Diss. UIN AR-RANIRY, 2020.

Rohmah, Siti, and Anas Budiharjo. Islam dalam Narasi Sejarah dan Peradaban:
Upaya Menelusuri Wajah Islam dalam Dimensi Ruang dan Waktu.
Universitas Brawijaya Press, 2018.

Saufi, Akhmad, and Hasmi Fadillah. Sejarah Peradaban Islam. Deepublish, 2015.

Anda mungkin juga menyukai