Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOGRAFI ALI BIN ABI THALIB

OLEH :
KELOMPOK 4
KETUA : RAHMAT HIDAYAH
SEKRETARIS : NURSYAWALIA UMAYYA
ANGGOTA : WANDA SARI
EVA WIDYANTI
ERWIN
NUR ILHAM SAMSIR
RISKA

MAN 3 BONE
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang
atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa,
untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang Ali Bin Abi Thalib.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri
kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal
sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengetahui tentang berbagai fungsi dan pentingnya berwirausaha serta dapat
menerapkannya nanti dilapangan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat
dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen
pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Lappariaja, 17 Januari 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib ..............................................................2
B. Menjadi Khalifah / Khulafaur Rasydin...........................................................3
C. Strategi Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib......................................3
D. Ali bin Abi Thalib Wafat.................................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang
khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa
Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas
pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para
khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk
al-Quran dan Sunnah Nabi. Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak
ulama dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz,
khalifah Bani Umayyah ke-8.
Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-
beda, hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan
yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana
suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham
Syi’ah meyakini bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi
Thalib, khalifah ke-4 bahwa Muhammad menginginkan keturunannyalah
yang akan meneruskan kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk
kepada salah satu Hadits Ghadir Khum.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn
Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa
sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah
menduduki jabatan khalifah, Ali menon-aktifkan para gubernur yang diangkat
oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena
keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan
Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada
negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-
orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian dari Latar Belakang di atas, kami merumuskan
Masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib?
2. Bagaimana Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Isi Rumusan Masalah diatas, maka Tujuan penulisan
Makalah kami adalah :
1. Untuk mengetahui Biografi Khalifah Ali bin Abi Thalib
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib

4
BAB II
ALI BIN ABI THALIB

A. Biografi Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib sang Khulafaur Rasyidin. Ali bin Abi Thalib
dikenal sebagai orang yang paling awal memeluk agama Islam (Assabiqunal
Awwalun).

Ia juga sepupu Rasullullah SAW dan juga khalifah terakhir dalam


kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam
Syiah, Ali adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam
Syiah.

Biodata Ali Bin Abi Thalib

1. Nama : Ali bin Abi Thalib

2. Lahir : Mekkah, Arab Saudi, 15 September 601 M

3. Wafat : Kufah, Irak, 29 Januari 661 M

4. Orang Tua : Abu Thalib (ayah), Fatimah binti Asad (ibu)

5. Saudara : Ja’far bin Abi Thalib, Aqil bin Abi Thalib, Thalib bin Abu
Thalib, Tulayq ibn Abī Ṭālib, Fakhitah bint Abi Talib, Jumanah bint Abi
Talib, Rayta bint Abi Talib

6. Istri : Umamah binti Zainab, Fatimah az-Zahra, Fatimah binti Hizam,


Asma binti Umays

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab,
pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum
dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 601 Masehi.

1
Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah
Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki derajat
yang tinggi di sisi Allah. Ali mempunyai ayah bernama Abu Thalib yang juga
merupakan paman dari Nabi Muhammad SAW. Ibu Ali Bin Abi thalib
bernama Fatimah binti Asad.

Assabiqunal Awwalun

Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia
10 tahun. Namun ia mempercayai Rasullullah SAW. dan menjadi orang yang
pertama masuk Islam dari golongan anak-anak.

Masa remajanya banyak dihabiskan untuk belajar bersama Rasullullah


sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan bijak. Jika
Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk membuka
gudang tersebut.

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib, diketahui bahwaa Saat Rasullullah
SAW hijrah, Ali bin Abi Thalib menggantikan Rasullullah tidur di tempat
tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi
terpedaya.

Menikah Dengan Fatimah az Zahra

Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi


dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra. Ia tidak hanya tumbuh
menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan perang.

Bersama Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa


kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang Badar, Perang
Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal siapa yang


akan diangkat menjadi khalifah. Kaum Syiah percaya Nabi Muhammad telah

2
mempersiapkan Ali sebagai khalifah. Tetapi Ali dianggap terlalu muda untuk
menjabat sebagai khalifah.

Pada akhirnya Abu Bakar yang diangkat menjadi khalifah


pertama. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan politik Islam
menjadi kacau. Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin
Ubaidillah mendesak agar Ali segera menjadi khalifah.

B. Menjadi Khalifah / Khulafaur Rasyidin

Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama


yang dibaiat secara luas. Namun kegentingan politik membuat Ali harus
memikul tugas yang berat untuk menyelesaikannya.

Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti


dengan merebaknya fitnah seputar kematian Utsman bin Affan membuat
posisi Ali sebagai khalifah menjadi sulit.

C. Strategi Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib


Diantara strategi Ali Bin Abi Thalib dalam menegakkan kekhalifaan
adalah memeranig Khawarij. Untuk kepentingan agama dan negara, Ali Bin
Abi Thali juga menggukan potensi dalam usaha pengembangan Islam, baik
perkembangan dalam bidang Sosial, politik, Militer, dan Ilmu Pengetahuan.
Berikut ini akan diuraikan tentang strategi tersebut;
a. Khalifah Ali Bin Abi Thalib Memerangi Khawarij
Semula orang-orang yang kelak dikenal dengan khawarij ini turut
membaiat Ali ra., dan Ali ra. tidak menindak mereka secara langsung
mengingat kondisi umat belumlah kembali stabil, di samping para
pembuat makar yang berjumlah ribuan itu pun telah berbaur di Kota
Madinah, hingga dapat mempengaruhi hamba sahaya dan orang-orang
Badui. Jika Ali ra. bersegera mengambil tindakan, maka bisa dipastikan
akan terjadi pertumpahan darah dan fitnah yang tidak kunjung habisnya.
Karenanya Ali ra, memilih untuk menunggu waktu yang tepat, setelah

3
kondisi keamanan kembali stabil, untuk menyelesaikan persoalan yang ada
dengan menegakkan qishash. Kaum khawarij sendiri pada akhirnya
menyempal dari Pasukan Ali ra. setelah beliau melakukan tahkim dengan
Muawiyah ra. setelah beberapa saat terjadi perbedaan ijtihad di antara
mereka berdua ra. (Ali ra. dan Muawiyah ra.). Orang-orang khawarij
menolak tahkim seraya mengumandangkan slogan:
“Tidak ada hukum kecuali hukum Allah. Tidak boleh
menggantikan hukum Allah dengan hukum manusia. Demi Allah! Allah
telah menghukum penzalim dengan jalan diperangi sehingga kembali ke
jalan Allah.””Ungkapan mereka: ‘Tiada ada hukum kecuali hukum Allah,
dikomentari oleh Ali: “Ungkapan benar, tetapi disalahpahami. Pada
akhirnya ‘Ali ra. memerangi khawarij tsb., dan berhasil menghancurkan
mereka di Nahrawan, di mana hampir seluruh dari orang Khawarij tsb
berhasil dibunuh, sedangkan yang terbunuh di pihak Ali ra. hanya 9 orang
saja.
b. Upaya Pengembangan dalam Bidang Pemerintahan
Situasi ummat Islam pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin
Abi Thalib sudah sangat jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya.
Ummat Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab
masih bersatu, mereka memiliki banyak tugas yang harus diselesaikannya,
seperti tugas melakukan perluasan wilayah Islam dan sebagainya.
Selain itu, kehidupan masyarakat Islam masih sangat sederhana
karena belum banyak terpengaruh oleh kemewahan duniawi, kekayaan dan
kedudukan.
Namun pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan
keadaan mulai berubah. Perjuangan pun sudah mulai terpengaruh oleh hal-
hal yang bersifat duniawi. Oleh karena itu, beban yang harus dipikul oleh
penguasa berikutnya semakin berat. Usaha-usaha Khalifah Ali bin Abi
Thalib dalam mengatasi persoalan tersebut tetap dilakukannya, meskipun
ia mendapat tantangan yang sangat luar biasa. Semua itu bertujuan agar

4
masyarakat merasa aman, tentram dan sejahtera. Usaha-usaha yang
dilakukannya diantaranya :
c. Perkembangan di Bidang Politik Militer
Khalifah Ali bin Abi Thalib memiliki kelebihan, seperti
kecerdasan, ketelitian, ketegasan keberanian dan sebagainya. Karenanya
ketika ia terpilih sebagai Khalifah, jiwa dan semangat itu masih membara
didalam dirinya. Banyak usaha yang dilakukan, termasuk bagaimana
merumuskan sebuah kebijakan untuk kepentingan negara, agama dan umat
Islam kemasa depan yang lebih cemerlang. Selain itu, dia juga terkenal
sebagai pahlawan yang gagah berani, penasihat yang bijaksana, penasihat
hukum yang ulung, dan pemegang teguh tradisi, seorang sahabat sejati,
dan seorang kawan yang dermawan.
Khalifah Ali bin Abi Thalib sejak masa mudanya amat terkenal
dengan sikap dan sifat keberaniannya, baik dalam keadaan damai mupun
saat kritis. Beliau amat tahu medan dan tipu daya musuh, ini kelihatan
sekali pada saat perang Shiffin. Dalam perang itu Khalifah Ali bin Abi
Thalib mengetahui benar bahwa siasat yang dibuat Muawiyah bin Abi
Sufyan hanya untuk memperdaya kekuatan Khalifah Ali bin Abi Thalib
menolak ajakan damai, karena dia sangat mengetahui bahwa Muawiyah
adalah orang yang sangat licik. Namun para sahabatnya mendesak agar
menerima tawaran perdamaian itu. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan
istilah "Tahkim" di Daumatul Jandal pada tahun 34 Hijriyah. Peristiwa itu
sebenarnya merupakan bukti kelemahan dalam system pertahanan pada
masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Usaha Khalifah terus
mendapat tantangan dan selalu dikalahkan oleh kelompok orang yang
tidak senang terhadap kepemimpinannya.
Karena peristiwa "Tahkim" itu, timbullah tiga golongan
dikalangan umat Islam, yaitu Kelompok Khawarij, Kelompok Murjiah dan
Kelompok Syi'ah (pengikut Ali). Ketiga kelompok itu yang pada masa
berikutnya merupakan golongan yang sangat kuat dan yang mewarnai
perkembangan pemikiran dalam Islam.

5
d. Perkembangan di Bidang Ilmu Bahasa
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam
telah sampai Sungai Efrat, Tigris, dan Amu Dariyah, bahkan sampai ke
Indus. Akibat luasnya wilayah kekuasaan Islam dan banyaknya
masyarakat yang bukan berasal dari kalangan Arab, banyak ditemukan
kesalahan dalam membaca teks Al-Qur'an atau Hadits sebagai sumber
hukum Islam.
Khalifah Ali bin Abi Thalib menganggap bahwa kesalahan itu
sangat fatal, terutama bagi orang-orang yang akan mempelajari ajaran
islam dari sumber aslinya yang berbahasa Arab. Kemudian Khalifah Ali
bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Al-Duali untuk mengarang
pokok-pokok Ilmu Nahwu ( Qawaid Nahwiyah ).
Dengan adanya Ilmu Nahwu yang dijadikan sebagai pedoman
dasar dalam mempelajari bahasa Al-Qur'an, maka orang-orang yang bukan
berasal dari masyarakat Arab akan mendaptkan kemudahan dalam
membaca dan memahami sumber ajaran Islam.
e. Perkembangan di Bidang Pembangunan
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, terdapat usaha positif
yang dilaksanakannya, terutama dalam masalah tata kota. Salah satu kota
yang dibangun adalah kota Kuffah.
Semula pembangunan kota Kuffah ini bertujuao politis untuk
dijadikan sebagai basis pertahanan kekuatan Khalifah Ali bin Abi Thalib
dari berbagai rongrongan para pembangkang, misalnya Muawiyah bin Abi
Sufyan. Akan tetapi, lama kelamaan kota tersebut berkembang menjadi
sebuah kota yang sangat ramai dikunjungi bahkan kemudian menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan, seperti perkembangan Ilmu
Nahwu, Tafsir, Hadits dan sebagainya.
Pembangunan kota Kuffah ini dimaksudkan sebagai salah satu
cara Khalifah Ali bin Abi Thalib mengontrol kekuatan Muawiyah yang
sejak semula tidak mau tunduk terhadap perintahnya. Karena letaknya

6
yang tidak begitu jauh dengan pusat pergerakan Muawiya bin Abi Sufyan,
maka boleh dibilang kota ini sangat strategis bagi pertahanan Khalifah.

D. Ali Bin Abi Thalib Wafat

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib diketahui bahwa beliau meninggal
di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang
yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat
subuh di masjid Kufah, Irak pada tanggal 19 Ramadhan.

Ali bin Abi Thalib menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21


Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan
ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.

Selanjutnya kursi kekhalifahan dipegang secara turun temurun oleh


keluarga Bani Umayyah dengan khalifah pertama Muawiyah. Dengan
demikian berakhirlah kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikialah makalah ini dibuat, sebagai cacatan penutup. Pemakalah
dapat menarik suatu kesimpulan, antara lain:
1. Ali ra. bekerja keras pada masa kekhilafahannya guna mengembalikan
stabilitas dalam tubuh umat Islam.
2. Diantara strategi Khalifah Ali bin Abu Tholib, yang berhasil
dikembangkan adalah:
a) Perkembangan di bidang pembangunan
b) Perkembangan di bidang bahasa
c) Perkembangan di bidang militer
d) Perkembangan di bidang pemerintahan
e) Memerangi khawarij

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib diketahui bahwa beliau meninggal
di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang
yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat
subuh di masjid Kufah, Irak pada tanggal 19 Ramadhan.

B. Saran
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang
telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini hingga
kami dapat mengaplikasikan kemampuan kami di dalam makalah ini, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah
membimbing dan mengawasi proses pembuatan makalah ini, serta teman-
teman yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami mohon maaf apabila didalam makalah ini terdapat beberapa
kesalahan dan beberapa kekurangan. Kami sebagai penulis meminta kritik dan
saran agar dalam penulisan makalah berikutnya kami bisa lebih bagus dan
lebih kreatif.

8
DAFTAR PUSTAKA
al-Khamis, Utsman bin Muhammad. 2012. Hiqbah Minat Tarikh
(Inilah Faktanya, Meluruskan Sejarah Umat Islam Sejak
Wafat Nabi Muhammad SAW Hingga Terbunuhnya al-Husain)
diterjemahkan: Syafarudin. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
Karim, Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Khoiriyah. 2012. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam.
Yogyakarta: Teras.
Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah,
dan Pemikiran. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sou’yb, Joesoef. 1970. Sejarah Daulah Khulafaur Rasyidin.
Jakarta: Bulan Bintang.
Shaban. 1993. Sejarah Islam (600-750): Penafsiran Baru. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sholikhin. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Rasail.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
http://taufiqaliromdloni.blogspot.com/2016/04/makalah-ali-bin-abi-thalib.html
https://www.biografiku.com/biografi-ali-bin-abi-thalib/

Anda mungkin juga menyukai