Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BAHASA INDONESIA

"TENTANG NON FIKSI"

SISTEM HUKUM DI INDONESIA

HERIBERTUS D. SOGEN

XI MIA 3

SMAK FRATERAN PODOR


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan karya tulis tentang "Buku Nonfiksi" yang berjudul "Sistem Hukum Di
Indonesia".

Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Karya tulis ini adalah karya yang dapat membantu para siswa untuk memahami
hukum di Indonesia.

Dengan terselesainya karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini yang tidak dapat disebut satu
persatu.

Tidak ada gading yang tak retak. Begitupun karya ini yang penulis yakin masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya
tulis ini. Akhhir kata, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua.

Larantuka, Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii

BAB Ⅰ PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................

1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

1.4. Manfaat Penulisan.............................................................................................................

BAB Ⅱ PEMBAHASAN.................................................................................................................

2.1. Hakikat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.........................................................................

2.2. Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa..........................................................

2.3. Faktor-Faktor Pendorong persatuan dan Kesatuan Bangsa..........................................

2.4. Faktor-Faktor penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.........................................

BAB Ⅲ PENUTUP.........................................................................................................................

3.1. Simpulan.......................................................................................................................
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai banyaknya etnis, suku,
agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Disisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat multikultural, masyarkat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya /
cultural background beragam.

Nation and character building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional


sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-akhir ini
semangat yang menjurus pada kesuku bangsaan semakin bertambah besar sepertinya
semangat mengutamakan paham suku-bangsa lebih beradab dan maju ketimbang suku-
bangsa yang lainnya cenderung tumbuh. Padahal semangat kesukubangsaan yang lebih
mengutamakan kebesaran suku-bangsanya di tengah-tengah negara yang multikultur ini
tentunya tidak sejalan dengan paham kebangsaan yang dikembangkan sejak negara
iniberdiri. Pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga,
melindungi, mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan
adab, setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang
yang sudah ditinggalkan. Manifesto kultural Bhineka Tunggal Ika yang mmerupakan tekad
untuk membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan
mutualisme ( kebersamaan dalam perasaan maupun perilaku ) dan kerjasama yang di
dasarkan atas kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itupun semakin pudar.
Padahal makna dari manifesto kultural itu adalah teertanamnya perasaan saling memiliki
dan menghargai sesama warga negara Indonesia,meski dengan latar belakang etnik dan
kebudayaan yang berbeda.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?


2. Apa saja macam prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa?
3. Apa saja faktor- faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa?
4. Bagaiman struktur masyarakat Indonesia dan masalah kultural?
1.3. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, karya tulisan ini disusun untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa;
4. Struktur masyarakat Indoesia dan masalah kultural.

1.4. manfaat penulisan


BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh atu tidak terpeca-
belah. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, persatuan adalah
gabungan ( ikatan, kumpulan dan sebagainya ) beberapa bagian yang sudah bersatu;
perserikatan; serikat. Pengertian kesatuan berarti perihal satu; keesaan; sifat tunggal;
satuan.
Jadi persatuan dan kesatua bangsa Indonesia dapat diartikan bersatunya berbagai
bangsa dengan yang memiliki perbedaan suka, bahasa maupun adat istiadat yang mendiami
wilayah Indonesia menjadi satu kebulatan utuh dan serasi.

2.2. Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Terdapat beberapa prinsip untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan sebagai


bangsa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika bermakna bahwa Indonesia sebagai bangsa terdiri atas
berbagai suku, bangsa, bahasa, agama dan adat istiadat, tetapi tetap bersatu dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui prinsip Bhineka Tunggal Ika, bangsa
Indoneesia wajib menjauhkan diri dari sikap-sikap mementingkan kelompok sendiri,
sukuisme dan fanatisme yang berlebihan sehingga dapat terhindar dari perpecahan
bangsa.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang
harus diberikan kepada negara dan bangsa. Nasionalisme bertujuan agar individu
sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan
segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan
bangsa dan negara.
3. Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Pada suatu kehidupan bermasyarakat, tidak ada kebebasan sebesar-besarnya.
Pasti ada aturan-aturan yang mengikat setiap individu agar tercipta keteraturan dan
rasa tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
Setiap individu

Anda mungkin juga menyukai