Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Ideologi lembaga masyarakat nusantara

Disusun oleh:

ULFA SAFITRI: 11200331000004

Muhammad ihsan:

Dosen pengampu:

Basyir arif, Ma.

PRODI AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Ideologi lembaga khusunya di masyarakat
nusantara.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun
dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik.

serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Ciputat 24 april 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................
C. Tujuan Penulis.....................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................

A. Latar Belakang Pemikiran .....................................................


B. Inti ideologi lembaga…………………….................................
C. Implikasinya dalam kajian Islam dan Kehidupan…………..
BAB III PENUTUP.............................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebagai warga negara tentunya siapapun akan menginginkan bangsa ini


adalah tempat paling aman dan terlindungi. Di dalam bangsa indonesia ini kita
hidup berkedaulatan Indonesia yang diakui di mata dunia. Namun banyak dari
kita lupa bahwa rakyat yang hidup di indonesia bukan hanya kita. Namun
terdiri dari jutaan warga yang berbeda namun memiliki keinginan yang sama.

Tidak mudah bagi setiap orang harus merasa cukup dengan saat ini atau apa
adanya. Apalagi terlebih kita telah melihat ketimpangan terjadi misalnya
adanya perlakuan khusus terhadap pelanggar hukum yang sama beratnya.

Dalam makalah ini akan dibahas apa yang dimaksud dengan ideologi lembaga
nusantara serta apa manfaatnya dalam kehidupan kita. Secara pribadi memang tidak
begitu banyak namun bagi orang lain tentunya sangat bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar Belakang Pemikiran idiologi lembaga masyarakat nusantara ?
2. Apa Inti Idiologi lembaga masyarakat nusantara?
3. Bagaimana Implikasinya dalam kajian Islam dan Kehidupan?

C. Tujuan penulis

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

Sebagai bahan kajian bagi Para mahasiswa untuk memahami Kajian Mengenai ideologi
lembaga serta implikasinya dalam kajian di dalam islam dan juga di dalam

kehidupan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pemikiran ideologi lembaga Masyarakat nusantara

Ideologi adalah gagasan yang disusun secara sistematis dan diyakini kebenarannya
untuk diwujudkan dalam kehidupan.

Setiap negara memerlukan ideologi agar dapat berdiri dengan kokoh dan mengetahui
dengan jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Ideologi adalah gagasan yang disusun
secara sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan.

Sebagai upaya pemersatu bangsa dengan keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama.

Keampuhan suatu ideologi bergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang
dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia, baik
sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.

Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol sekelompok


masyarakat atau bangsa menjadi pegangan dan pedoman karya (atau perjuangan)
untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa.

Suatu ideologi adalah gagasan atau jalan pikiran yang bertumpu pada suatu filsafat
dan merupakan ciri khas suatu kelompok, memengaruhi kebudayaan keseluruhan
kelompok atau bangsa, serta membentuk pranata sosial-politik bagi kelompok atau
bangsa tersebut.

•Ciri-Ciri Ideologi

Ideologi mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.

Ideologi mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup,


pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.

Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), nusantara mengutamakan


persatuan bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia, yang tetap menghargai dan
menghormati kebhinekaan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mewujudkan cita- cita nasional.

sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, baik ke dalam (internal)
maupun ke luar (eksternal) dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

persatuan dan kesatuan yang dijiwai dengan semangat kekeluargaan dan rasa
kebersamaan bangsa Indonesia. Jiwa kekeluargaan dan persaudaraan mengandung
semangat toleransi yang tinggi dan kepedulian terhadap sesama bangsa, sehingga
kehidupan multikultural dan plural akan menjadi kenyataan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa indonesa.

Sebelum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri bangsa


(founding fathers) telah berjuang membangun konsensus bersama untuk memberikan
“Bangunan dan jiwa” dari negara yang akan baru lahir di bumi Nusantara.
Setelah melalui dialog yang sangat panjang dalam dinamika ideologisasi, akhirnya
disepakati pondasi dasar dari negara yang baru lahir tersebut adalah; Pancasila, UUD
Negara Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka
Tunggal Ika. Seiring perjalanan waktu, kesepakatan para pendiri bangsa itu disebut
sebagai 4 (Empat) Konsensus Nasional.

• Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara.

- Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan

ibadah sesuai dengan agama masing- masing.

- Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.

- Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Aspek kewilayahan nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena


Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.

Aspek sosial budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat,
bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan
nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi
konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya

Aspek sejarah

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya


perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan
kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat
persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat
ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan
Indonesia.

B. Inti ideologi lembaga masyarakat nusantara

1. Nahdlatul Ulama

Jam’iyyah Nahdlatul Ulama merupakan organisasi kemasyarakatan terbesar didunia


yang memegang teguh paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Namun semakin
beragamnya aliran dalam Islam, banyak kelompok yang juga mengaku memiliki
paham Aswaja. Hal ini pun memunculkan pertanyaan apa sebenarnya Aswaja dan
bagaimana ciri utama Aswaja An-Nahdliyah yang dipegang oleh NU.

Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah terdapat 4 (empat) ciri utama seperti yang
sudah diwariskan turun temurun oleh para pendiri Nahdlatul Ulama. Yaitu

a. Yang pertama adalah terkait Amaliah (cara beribadah). Nahdlatul Ulama


merupakan organisasi Islam yang mengusung ideologi Aswaja serta menjaga
kemurnian Islam dengan berpegang pada Alquran, sunah Nabi, dan para sahabat
dengan sanad keilmuan yang jelas.

Dalam persoalan fiqih bermadzhab pada salah satu madzhab empat, yaitu Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali. Dalam beraqidah sesuai
dengan aqidah Islam yang diajarkan Rasulullah yang sudah dikemas rapih dalam
manhaj Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Dalam
bertasawuf mengikuti pendapat-pendapat yang sudah dirumuskan oleh Imam Junaidi
al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali. Jadi singkatnya bukan orang NU apabila

Lamaliahnya tidak mengikuti kriteria ini walaupun mengaku aswaja.

b. Yang kedua adalah Fikrah (pemikiran). Dalam cara pandang atau berfikir,
Nahdlatul Ulama senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep
tasammuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang) dan ‘adalah (adil).
Artinya, NU tidak condong pada pemikiran-pemikiran liberal ataupun pemikiran-
pemikiran radikal.

“Jadi seharusnya orang NU itu bukanlah orang yang kagetan dengan mendengar
beraneka ragam pendapat dan pemikiran. Karena orang NU adalah orang yang bijak
dalam merespon segala bentuk pendapat dan pemikiran. Yang butuh ditindak sekarang
ya ditindak sekarang. Yang hanya berupa bualan-bualan panggung ya tidak usah
diterima agar bualan-bualan itu kembali lagi kepada pembualnya itu sendiri,”
tegasnya.

C. Yang ketiga adalah Harakah (gerakan). Menjadi NU menurutnya harus bergerak


sesuai dengan cara NU. Gerakan NU yang baik adalah gerakan yang selaras dan satu
koordinasi dengan keorganisasian NU. Siapapun bisa bergerak untuk NU. Bisa
berjuang bersama struktural maupun hanya sebagai kultural.

d. Yang keempat adalah ghirah (semangat). Semangat ini adalah semangat juang yang
menggelora dalam berkhidmat kepada NU.

2. Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam perspektif ideologi keagamaannya merupakan gerakan Islam
berideologi kemajuan dengan misi dakwah dan tajdid sebagai identitas gerakannya.
Idiom “kemajuan”, “maju”, “memajukan”, dan “berkemajuan” telah melekat dalam
pergerakan Muhammadiyah sejak awal berdiri hingga dalam perjalanan berikutnya.
Dalam Statuten tahun 1912, tercantum kata “memajukan” dalam frasa tujuan
Muhammadiyah, yaitu “…b. Memajoekan hal Igama kepada anggauta-anggautanja”.
Kyai Dahlan, seringkali mengungkapkan pentingnya berkemajuan. Menjadi kyai,
jadilah kyai yang maju. Semua langkah Kyai Dahlan dan Muhammadiyah melalui
kepeloporan pembaruan sistem pendidikan, kesehatan, sosial, gerakan perempuan, dan
lainnya merupakan gerak kemajuan.

Ideologi kemajuan itulah yang kemudian direpresentasikan dalam pandangan “Islam


Berkemajuan” sebagaimana Pernyataan Pikiran Muhammdiyah Abad Kedua hasil
Muktamar 2010. Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang
mengandung nilai-nilai ajaran tentang kemajuan untuk mewujudkan peradaban umat
manusia yang utama. Kemajuan dalam pandangan Islam melekat dengan misi
kekhalifahan manusia yang sejalan dengan sunatulah kehidupan, karena itu setiap
muslim baik individual maupun kolektif berkewajiban menjadikan Islam sebagai
agama kemajuan (din al-hadlarah) dan umat Islam sebagi pembawa misi kemajuan
yang membawa rahmat bagi kehidupan.

Ideologi Muhammadiyah berkemjauan memiliki dasar pada pemahaman Islam yang


luas dan mendasar. Dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
terkandung pandangan Islam sebagai agama yang kaffah menyangkut ajaran akidah,
ibadah, akhlak, dan muamalah-dunyawiyah. Sumber nilai utama Islam ialah Al-Quran
dan Sunnah Nabi yang maqbulah dengan mengembangkan ijtihad dan akal pikiran
yang sesuai jiwa ajaran Islam. Dalam Manhaj Tarjih disebutkan bahwa Islam
dipahamai secara mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan bayani, burhani, dan
irfani sehingga tidak akan terjebak pada penyederhanaan, bias, sempit, dan ekstrimitas
atau ghuluw dalam beragama.

ideologi keagamaan Muhammadiyah adalah ideologi reformis-modernis (pembaruan)


yang menampilkan corak Islam yang berkemajuan, yang memadukan antara
pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi) dan bersifat tengahan
(wasithiyyah) dalam meyakini, memahami, dan melaksanakan ajaran Islam, sehingga
Islam senantiasa aktual dan menjadi agama untuk peradaban (din al-hadlarah)
sepanjang zaman. Dalam kajian gerakan Islam kategorisasi reformisme atau
modernisme Islam lazim dibedakan dari gerakan Islam lain yang bercorak Islamisme
(fundamentalisme, radikalisme) dan Islam sekular (sekularisme, liberalisme).
Kategorisasi itu tidak keliru sebagai alat analisis untuk mamahami, yang penting
dipakai secara proporsional dan tanpa pemutlakan

3. Persis (Persatuan Islam)

Persatuan Islam (disingkat Persis atau PERSIS) adalah sebuah organisasi Islam di
Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam
yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji
Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.

Inti ideologi dari persis adalah Tereujudunya al jamaah sesua tuntutan Alquran dan
Sunnah
Persis ini juga mempunya misi misi yaitu :

- Mengembalikan umat kepada Alquran dan Sunah

- Menghidupkan ruh al-jihad, ijtihad dan tajdid


- Mewujudkan Mujahid, Mujtahid, dan Muwahid
- Meningkatkan kesejahteraan umat.

Dan tujuan utama Lembaga ini adalah terlaksananya syariat Islam berlandaskan
Alquran dan Sunah secara kâffat dalam segala aspek kehidupan. Dan untuk
memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh
Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam
tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal,
sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan
membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya
seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil,
Persis mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits (sabda
Nabi) Persis bukan organisasi keagamaan yang berorientasi politik namun lebih fokus
terhadap Pendidikan Islam dan Dakwah dan berusaha menegakkan ajaran Islam
secara utuh tanpa dicampuri khurafat, syirik, dan bid’ah yang telah banyak menyebar
di kalangan awwam orang Islam

4. Pesantren modern
Ajaran Islam merupakan asas ideologi pendidikan pesantren sebagai satu-satunya
institusi pendidikan islam yang tertua di Indonesia, di mana kaitan erat antara aktivitas
belajar dan motivasi utamanya cukup kentara. Pesantren hadir dalam berbagai situasi
dan kondisi dan hampir dapat dipastikan bahwa lembaga ini, meskipun dalam keadaan
yang sangat sederhana dan karekteristik yang beragam, tidak pernah mati. Demikian
pula semua komponen yang ada didalamnya seperti kyai atau ustadz serta para santri
senantiasa mengabdikan diri mereka demi kelangsungan pesantren. Tentu saja ini
tidak dapat diukur dengan standar sistem pendidikan modern dimana tenaga
pengajarnya dibayar dalam bentuk materi karena jerih payahnya.

Prinsip pendidikan modern muncul dikarenakan model pendidikan pesantren yang ada
dan mapan pada masa penjajahan, dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman, sehingga diharapkan pesantren-pesantren dapat beradaptasi
dengan kondisi kekinian. Di satu sisi, politik etis yang diterapkan penjajah Belanda
menawarkan sistem baru dalam pendidikan pada masa itu. Lebih jauh lagi, sistem
pendidikan Belanda -secara sederhana- dilihat sebagai sistem pendidikan yang mampu
menyiapkan anak didik yangterampil dan handal yang pada gilirannya lulusan-lulusan
sistem tersebut menjadi lulusan yang siap dipekerjakan pada instansi-instansi
pemerintahan.

Secara garis besar, ciri khas pesantren modern adalah memprioritaskan pendidikan
pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern (lebih spesifik pada
speaking/muhawarah). Sistem pengajian kitab kuning, baik pengajian sorogan,
wetonan maupun madrasah diniyah, ditinggalkan sama sekali. Atau minimal kalau ada,
tidak wajib diikuti.

Pesantren modern memiliki arti pesantren yang mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi, serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam.

5. PKS
Inti dari ideologi PKS ialah Islamisme dan konservatisme ideologi yang
berkeyakinan bahwa "Islam harus menjadi pedoman bagi segala segi kehidupan
manusia, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, serta kehidupan pribadi".

Islamisme adalah konsep yang kontroversial, bukan hanya karena paham ini
menganjurkan peran politik Islam yang lebih kuat, akan tetapi juga karena
pendukungnya berkeyakinan bahwa apa yang mereka perjuangkan adalah
pemahaman Islam yang sebenarnya; bahwa semua gagasan sebaliknya — Islam harus
apolitik atau dipisahkan dari politik — adalah salah. Karena itulah kaum pendukung
Islamisme secara keras menentang paham sekularisme yang menyerukan pemisahan
antara agama dengan politik (pemerintahan).
C. Implikasinya dalam kajian Islam dan Kehidupan.

Kesimpulan.
setiap negara berhak dalam memilih sistem pemerintahannya sendiri,Indonesia juga
pernah menerapk dan beberapa sistem pemerintahan. Namun, yang pagar cocok
dengan kepribadian bangsa Indonesia adalah ideologi terbuka karena sinkron dengan
sistem pemerintahanya ngdemokratis yang menjamin kebebasan warga negaranya
dalam mengeluarkan pendapat sebagai mana mestinya tercantum dalam UUD 1945
pasal 28.

DAFTAR PUSTAKA

Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh


Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta:Kuaternita Adidarma. ISBN
979-98241-0-9,9789799824103.Hal 179-180.

SumberBuku:Prof.dr.M.HabibMustopodkk.2007.SejarahSMAKelasXII.Jakarta:Yudist
ir

UUD'45danAmandemen.Jakarta:Srikandi,2006
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/09/23/0038.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

http://ideologipancasila.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai