Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Idenitas Warga Negara dan Integritas Bangsa


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Ifahdah Pratama Hapsari,SH.,M.H

Disusun Oleh:
Mochamad Wildan Afif
(180701042)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga tugas penyusun makalah yang berjudul “Identitas Warga
Negara dan Integritas Bangsa” dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun untuk disajikan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ifahdah Pratama
Hapsari,SH.,M.H selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini,tanpa bantuan dari kalian mungkin
makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,sebagaimana peribahasa “Tak ada gading yang tak retak”.Hal ini disebabkan
karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu , kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Demi perbaikan makalah ini dimasa
yang akan datang.

Akhirnya kami berharap mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.Apabila makalah terdapat banyak kesalahan ketik maupun salah kata kami mohon
maaf selaku penulis.Sekian dan Terima Kasih.
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................... i

Daftar isi............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................ 3


1.2 Rumusan Masalah...................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................ 3
1.4 Manfaat...................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Identitas Warga Negara............................................ 5

2.2 Integritas Nasional.................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................13

3.2 Saran............................................................................14
BAB I

Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem


Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu
pelaksanaaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri
atas mata kuliah Pendidikan agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan ketentuan tersebut wajib diberikan di semua fakultas dan jurusan di seluruh
perguruan tinggi di Indonesia. Sejalan dengan itu, Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Tinggi Teknologi Hamzanwadi pada semester 1,  membahas  tentang  Identitas
nasional dan integritas nasional.
Maka dari itu, sesuai dengan pembagian kelompok, penulis selaku kelompok 4 (empat) akan
membahas salah satu pokok materi diatas, yaitu keterkaitan Identitas Nasional dengan
Integritas Nasional.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

 Apa pengertian identitas nasional?


 Apa unsur-unsur pembentukan identitas nasional?
 Apa itu integrasi nasional?
 Bagaimana keterkaitan intergasi nasional dan identitas nasional?

3. Tujuan

Berdasarkan rumusan maslah di atas,tujuanya adalah sebagai berikut:

 Mengetahui pengertian identitas nasional


 Mengetahui unsur-unsur pembentukan identitas nasional
 Mengetahui apa itu integrasi nasional
 Mengetahui keterkaitan integrasi nasional dan identitas nasional
 Menambah pengetahuan kita tentang integrasi nasional dan identitas nasional
4. Manfaat
o Manfaat bagi kami (kelompok 4)
5. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru
6. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
7. Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
8. Dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional dan mengetahui tentang
integrasi nasional.

BAB II

1. Pengertian Identitas Nasional

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain.

Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan
komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi
bersama.

Jadi, Identitas Nasional Indonesia adalahciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa


Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh
karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnyapun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut
kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena
merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh karena itu nasionalisme dan integrasi
nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa
Indonesia tidak kehilangan Identitas.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama
besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang
kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan
acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa
di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam
Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral,
tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.

2. Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional

Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama
kebudayaan dan bahasa.

 Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 dialeg bahasa.

 Agama

Bangsa Indonesia di kenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh dan
berkembang dinusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buda, dan Kong Hu
Cu.agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak di akui sebagai agama resmi Negara.
Tetapi sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi Negara di
hapuskan.

 Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan secara kolektif di gunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman bertindak (dalam bentuk kelakuan dan bentuk-
bentuk kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya kebudayaan merupakan
patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong sebagai edeal atau yang seharusnya
(world view) maupun yang operasional dan actual didalam kehidupan sehari-hari (ethos).

 Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bisa dipahami sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsure-unsur bunyi ucapan manusia dan
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa
daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa


Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain
menjadi bahasa komonikasi diantara suku-suku di nusantara, bahasa melayu juga menempati 
posisi bahasa transaksi perdagangan internasional dikawasan kepulauan di nusantara yang
digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.

3. INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang


ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan
wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia
yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :

1. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan
tangguh di masa yang akan datang.
2. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
3. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu
adalah hal yang sangat sulit.
4. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak
ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
6. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi
terciptanya kedamaian.

4. Keterkaitan Integrasi Nasional Indonesia dan Identitas Nasional

Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk


mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan
tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun
keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan
membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah
dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.

Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan
agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan
pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain
menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya
persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang
makmur, aman dan tentram. Jika melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan
Barat dan Papua merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi Nasional yang
diharapkan. Sedangkan kaitannya dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi
nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.

 Ciri-ciri Identitas dan Integrasi Nasional

 Bhinneka Tunggal Ika, tidak bersifat uniform, monolit dan totaliter, melainkan
mengakui keanekaan budaya, bahasa, adat dan tradisi local se-Nusantara
 Universalistik karena pengakuaannya terhadap harkat kemanusiaan yang universal
 Terbuka secara kultural dan religious, karena ternyata bangsa Indonesia tidak
menutup diri dan merupakan pertemuan dari beraneka ragam budaya dan agama
 Percaya diri, dengan menjalin komunikasi dengan tetangga dan dunia

Unsur pembentuk Identitas Nasional Indonesia terdiri dari :

 Suku bangsa, bangsa Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa, yang mempunyai
adat istiadat, bahasa, budaya daerah yang berbeda-beda dan mendiami ribuan pulau di
wilayah Nusantara. Wilayah Nusantara, wilayah nasional Indonesia yang terdiri dari beribu
– ribu pulau besar dan kecil yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada
posisi silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik khas yang berbeda dari Negara
lain. Kekhasan tersebut antara lain terletak pada,  Luas wilayah ± 5 juta km2 diman 65%
wilayahnya terdiri dari laut/perairan, sedang sisanya berupa darat yang terdiri dari 17.508
pulau besar dan kecil; kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka
ragam kekayaan alam baik yang berada didalam maupun diatas permukaan bumi.Agama,
di Indonesia terdapat sejumlah agama aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
secara eksklusif serta melaksanakan tata ibadah menurut kepercayaan itu
 Bahasa, di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku
bangsa, maka diperlukan penyatuan bahasa sebagai alat untuk memudahkan komunikasi
antar suku
 Budaya. Kebudayaan Indonesia adalah penjelmaan kebersamaan sebagai bangsa yang
menghuni nusantara yang merupakan manifestasi ke-kitaan kebangsaan Indonesia. Kita
sebagai pengemban kebudayaan dan kebangsaan Indonesia, tidak bisa mengingkari
kenyataan hidupnya yang pluralis dalam sistem kepercayaan, bahasa, kesenian,
kesejarahan dan pengetahuan
 Ideologi Pancasila. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia dimuat dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai sistem idea secara normatif memberikan persepsi, landasan
serta pedoman tingkah laku bagi suatu masyarakat/bangsa dalam kehidupannya untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan bangsa dan Negara. Ideologi Pancasila patut dijadikan
pandangan hidup dari bangsa Indonesia (way of life), dasar filsafat NKRI (philosophy of
state), dan norma dasar (staatsfundamentalnorm) dalam menjalankan segala aktivitas
kehidupan baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam tatanan berbangsa dan
bernegara
 Semua unsur identitas nasional, yaitu suku bangsa, wilayah nusantara, agama, bahasa
dan budaya yang serba majemuk dirangkum menjadi satu dan dijadikan motivasi perekat
bangsa (sesanti) dan identitas nasional, yaitu Bhineka Tunggal Ika .

   Howard Wriggins, seorang ahli sosiologi, menyatakan bahwa pengertian nasional sudah
mengandung adanya integrasi bangsa. Artinya, pernyataan unsur-unsur yang berbeda-beda
dari suatu masyarakat menjadi kesatuan yang lebih utuh. Atau dengan kata lain, nasional
berarti berpadunya unsur-unsur masyarakat yang kecil dan banyak jumlahnya itu menjadi
satu kesatuan bangsa.

Lalu faktor apakah yang mendorong terjadinya proses perpaduan tersebut?

Menurut seorang ahli sosiologi dari Perancis yang bernama Ernest Renant, proses perpaduan
itu timbul akibat adanya kesadaraan, hasrat dan kemauan untuk bersatu. Kemauan untuk
bersatu atau to be come together itu muncul akibat adanya berbagai kesamaan, antara lain
nasib yang sama dalam perjalanan sejarah.

Selanjutnya dalam kamus besar bahasa indonesia Integrasi Nasional itu sendiri dibagi
menjadi dua bagian yaitu :

1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.

Berangkat dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa : “integrasi


nasional bangsa indonesia adalah hasrat dan kesadaran bangsa untuk bersatu dalam bentuk
negara kesatuan republik indonesia, Adapun perwujudan integrasi nasional masyarakat dan
budaya bangsa Indonesia yang heterogen diungkapkan dalam semboyan BhinnekaTunggal
Ika”.

Faktor-faktor pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut :

1) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

2) Keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia sebagaimana dikatakan dalam


sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928.

3) Rasa cinta tanah air dikalangan bangsa Indonesia baik golongan tua maupun muda,
sebagaimana dibuktikan oleh para pahlawan yang gugur di medan perjuangan.

4) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan,


pancasila dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bahasa
kesatuan yaitu bahasa Indonesia.

5) Rasa rela berkorban untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dibandingkan
dengan kepentingan pribadi.

6) Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila dan dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.

7) Pengembangan budaya semangat gotong royong sebagai ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.

Faktor-faktor penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut :

1) Masyarakat Indonesia yang heterogen atau beragam jumlahnya dan mencangkup faktor-
faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerah, bahasa, ras, agama dan
lain sebagainya, tentu dapat menimbulkan terjadinya konflik jika tidak adanya
pengembangan rasa saling menghargai atau toleransi.
2) Karena wilayah yang begitu luas di indonesia yang terdiri atas ribuan bentuk pulau yang
dikelilingi lautan luas.

3) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang mengganggu


keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik gangguan yang berasal dari dalam maupun
luar negeri.

4) Besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan yang dapat menimbulkan


berbagai rasa tidak puas atau kecemburuan sosial yang berdampak pada perpecahan SARA
(suku, agama, ras dan antar-golongan).

5) Adanya paham “etnosentrisme” yang dianut oleh beberapa suku bangsa yang kemudian
menonjolkan kelebihan-kelebihan kebudayaannya dan meremehkan atau merendahkan
kebudayaan bangsa lain.

6) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa baik secara kontak langsung misalnya melalui unsur-unsur
pariwisata, maupun melalui media lain seperti media cetak (majalah, tabloid) dan media
elektronik (televisi, radio, film, internet, dan telepon seluler yang semakin canggih).

 D. Upaya Membangun Integrasi

Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang
apabila[2] :

1. Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas territorial
dari Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi warganya.

2. Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan


aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah
Negara.

Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang di atas
konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut. Dan harus memiliki :

1. Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari
suatu bangsa.
2. konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan

BAB III

PENUTUPAN
Kesimpulan
Identitas Warga Negara merupakan identitas yang melekat pada kelompok- kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan
bahasa maupun non fisik, seperti keinginan,cita-cita dan tujuan. Jadi adapun pengertian
identitas sendiri adalah ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang bisa membedakannya.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai Identitas Nasional tadi
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang terbuka-cenderung terus menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan
implikasinyaadalahidentitas nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk
ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat

Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan kebangsaan dalam
Negara Kesatuan Indonesia yang berkandaskan pada aliran pemikiran atau paham
integralistik yang berhubungan dengan paham idealism untuk mengenal dan memahami
sesuatu yang harus dicari kaitannya.

2. Masyarakat yang plural adalah “Belati” bermata ganda dimana pluralitas sebagai
rahmat dan sebagai kutukan.

3. Multikulturalisme adalah sebuah ideologiakan yang mengakui dan mengagungkan


perbedaan dalam kesedrajatan baik secara individu ataupun secara kebudayaan.

4. Faktor-faktor yang dapat mengancam integrasi Nasional adalah

Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki tentag sejarah-sejarah Indonesia. Hilangnya rasa


cinta tanah Air. Tidak ada rasa berkorban terhadap sesama. Bahkan hilangnya rasa hormat
terhadap symbol-simbol Negara (Garuda pancasila) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

5. Upaya membanguan integrasi adalah perlu adanya kesadaran dari setiap masyarakat
serta upaya perlunya kesadaran dari setiap masyarakat akan hak dan kewajibannya
sebagai warga
Saran-saran
1. Diharapkan bagi masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami Integrasi Nasional.

2. Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang diperoleh lebih
lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai