Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Hesti Yuni Patricia ( 2213342013 )


Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PRODI PENDIDIKAN SENI MUSIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai waktu yang ditentukan.

Tujuan pokok makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dan tujuan umumnya untuk memberikan
beberapa informasi pengetahua ntentang Negara Hukum bagi para
pembacanya.

Penyusun menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam


makalah ini, oleh karena itu Penyusun memohon kepada para pembaca untuk
dapat memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya
membangun agar makalah ini menjadilebih baik.

Medan, 12 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................................

BAB I

PEMBAHASAN............................................................................................................................…………….

BAB III

KESIMPULAN................................................................................................

BAB IV

PENUTUP..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... ,.

3
Bab I
Pembahasan

a. Makalah Kelompok 1
Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), secara hakikat
pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana pembelajaran yang bersumber dari nilai-
nilai Pancasila sebagai kerpribadian bangsa.
Hal ini diperlukan supaya masyarakat Bangsa Indonesia memiliki kesadaran untuk mencintai
tanah air serta memiliki watak, sifat dan karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila.
Menurut Minto Rahayu dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan (Perjuangan Menghidupi
Jati Diri Bangsa), tujuan dari hakikat pendidikan kewarganegaraan ialah membekali
masyarakat untuk bisa menjalin hubungan yang berlandaskan Pancasila, baik dengan negara
ataupun sesama manusia.
Belajar tentang pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah belajar tentang ke
Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun
rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia (Nurwardani et al, 2016:1).
Para mahasiswa yang merupakan kaum intelektual atau biasa disebut agen perubah (agent
of change) sangat perlu untuk memahami Indonesia, berkepribadian Indonesia, dan
memiliki rasa kabanggaan akan tanah airnya Indonesia.
Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang diharapkan mempunyai sikap kritis,
analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata "pendidikan" dan kata
"kewarganegaraan”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) definisi pendidikan sebagai berikut:
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No.
20 Tahun 2003 Pasal 1).
Menurut Winataputra (Winarno, 2014: 16) pendidikan kewarganegaraan sudah menjadi
bagian inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima
status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di
perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan
sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai program pendidikan
politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh pemerintah sebagai

4
suatu crash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran
individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka
berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
Kesimpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang sangat
penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia, melalui mata pelajaran
ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik untuk lebih mencintai bangsa dan
negara Indonesia ini.
PKn meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan Kewajiban warga negara, pendidikan
pendahuluan bela negara, demokrasi Indonesia, hak asasi manusi, wawasan nusantara,
ketahanan nasional, politik dan stategi nasional.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai
pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan
moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para
mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Makalah Kelompok 2
Identitas Nasional
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti
serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan
Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki
segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di
tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.

Seharusnya Hal – Hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham Aturan –
Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak perduli
seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di Negaranya, Dan yang
paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan
mendukung, Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan
masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta ini.

Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada
kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat mengubah dan
memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi
dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di
Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.

5
Pengertian Identitas Nasional

Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud sebagai
suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan.

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional
dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter
khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu
Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara
yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin,
Pangeran Antasari dan lain – lain. Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa
dan negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai
bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai
dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan
jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat
mendukung upaya mengisi kemerdekaan.

Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan
bangsa dan negara di masa depan. Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan
yang tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut.
Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi
suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan
internasional.

Kesimpulan

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional
dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter
khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbol-simbol kenegaraan. Identitas nasional berkaitan dengan konsep bangsa.Bangsa
merupakan terjemahan dari kata" nation"yg berarti keturunan atau bangsa.secara umum
bangsa merupakan kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu dimuka bumi.

6
Berdasarkan proses lahirnya terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Identitas Kesukubangsaan/primer (identity cultural unity)
2) Identitas kebangsaan ( identity political unity)

Perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan mempersatukan warga
bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara. Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu
mengetahui proses terjadinya pembentukan negara ini, sehingga dapat menambah
kecintaan
kita pada tanah air ini.

c. KELOMPOK 3
INTEGRASI NASIONAL
LATAR BELAKANG

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang
batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau
asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan
integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat
berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan
(cultural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi
suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang
berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu. Cara
penanggulangan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur –
unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson
& Theodorson, 1979 dalam Danandjaja, 1999).

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita
bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya
yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan
wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia
yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

7
a. PEMBAHASAN

1 Pengertian Integrasi Nasional


2
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang
batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau
asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan
integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat
berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan
(cultural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi
suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang
berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu. Cara
penanggulangan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur –
unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson
& Theodorson, 1979 dalam Danandjaja, 1999).

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita
bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya
yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut:

• Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

• Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan


dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

• Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan


perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.

8
• Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.

• Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,


Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut:

• Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor


kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.

• 2) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi
oleh lautan luas.

• Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang


merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.

• Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil


pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

• Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan


kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

Pentingnya Integrasi Nasional

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun

9
kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara
senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang
diderita, baik kerugian berupa fisik materill seperti kerusakan sarana dan prasarana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan
kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi
lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat
digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus
dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang
senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan
potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama,
serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan adalah
menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan
disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan
negara, dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan
integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.

Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku bangsa
menjadi sebuah bangsa. Ada semacam proses konvergensi, baik yang desengaja maupun
tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan negara dan
bangsa. (sumartana dkk, 2001:100)

Pluralitas Masyarakat Indonesia

Kenyataan bahawa masyarakat indonesia merupakan suatu hal yang sudah sama-sama
dimengerti. Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh clifford geertz, masyarakat
majemuk adalah merupakan masyarakat yang terbagi-bagi kedalam sub-sub sistem yang
kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, dalam mana masing-masing sub sistem terikat ke dalam
oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial. (geertz,1963: 105 dst). Apa yang dikatakan
sebagai ikatan primordial disini adalah ikatan yang muncul dari perasaan yang lahir dari apa
yang ada dalam kehidupan sosial, yang sebagian besar berasal dari hubungan kelurga, ikatan
kesukuan tertentu, keangootaan dalam keagamaan tertentu, yang membawakan ikatan
yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat.

10
Integrasi Nasional Indonesia

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horizontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan massa atau antara
pemerintah dan rakyat. Jadi integrasi vertikal merupakan upaya mewujudkan integrasi
dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi
nasional dalam dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan
dimensi horisontal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat itu
sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama,
perbedaan budaya dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jadi integrasi horisontal merupakan
upaya mewujudkan integrasi dengan menjembatani perbedaan antar kelompok dalam
masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.

Pengertian integrasi nasional mencakup dimensi vertikal maupun dimensi horizontal.


Dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara
pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya. Dalam upaya mewujudkan
integrasi nasional indonesia, tantangan yang di hadapi datang dari keduanya. Dalam dimensi
horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan
yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung
berpandangan tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering
muncul ke permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan
kesan bahwa dalam kasus indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi
vertikalnya. (Sjamsuddin, 1989:11).

Tantangan integrasi nasional tersebut lebih menonjol ke permukaan setelah memasuki era
reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi bersamaan dengan
melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi
sebagai bagian dari proses demokratisasi yang telah banyak disalahgunakan oleh kelompok-
kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri, tindakan mana kemudian
memunculkan adanya gesekan-gesekan antar kelompok dalam masyarakat dan memicu
terjadinya konflik atau kerusuhan antar kelompok. Bersamaaan dengan itu demontrasi
menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi, bahkan seringkali demonstrasi itu
diikuti oleh tindakan-tindakan anarkis.

Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan
pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan masyarakat
terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan
pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan demi
kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak atau kurang sesuai dengan keinginan

11
dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang tidak ada
kebijakan pemerintah yang melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi
setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan
sebagian besar warga masyarakat.

Sedangkan jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang berbeda


dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaaan yang ada satu
sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal. Pertentangan atau
konflik antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah
tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik
itu dapat dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak
terlalu mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian
tujuan nasional.

Mewujudkan integrasi nasional indonesia

Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia
dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik
pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan
darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. (geertz, dalam :
sudarsono, 1982: 5-7).

Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global dimana keberadaan
negara dan bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntunan dan
kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan
sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-
batas negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-
ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Disitulah nasionalisme
dan keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.

b. KESIMPULAN

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar
baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau

12
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

D. Makalah Kelompok 4
LATAR BELAKANG

Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah
mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada
hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial”
baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang
dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini
menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju
kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang.

Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan.
Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu
bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta
dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan
terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah
hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah
menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang
demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan
kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai
apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik
dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah
mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat
berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi
monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.

PEMBAHASAN
NEGARA

Pengertian Negara

Di bawah ini disajikan beberapa perumusan mengenai pengertian Negara.

13
1. Roger H. Soltau: “Ngara adalah alat (agency) atau wewnang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama
masyarakat.”

2. Max weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.”

3. Robert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban


di dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistim hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.”

4. George Jellinek: “Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia


yang telah berkediaman di suatu wilayah tertentu.”

5. R. Djopkosoetono: “Negara adalah organisasi manusia yang berbeda di wilayah


suatu pemerintahan yang sama.”

6. J.H.A Logeman: ”Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang


mempunyai tujuan melalui kekuasaannya untuk mengatur dan menyelengarakan
sesuatu ( berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga kenegaraan atau lapangan
kerja ) dalam masyarakat.”

Jadi, sebagai pengertian umum dapat dikatakan bahwa Negara adalah suatu daerah
territorial yang yang rakyatnya di perintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warganegaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya
melalui penguasaan (kontrol) monopolistik dari kekuasaan yang sah. (Budiarto. 1978: 39-40)

Sifat Sifat negara

Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya dan yang hanya terdapat pada nrgara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau
organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap Negara mempunyai sifat memaksa,
sifat monopoli dan sifat mencakup semua.

a. Sifat Memaksa. Agar peraturan perundang-undangan dan dengan demikian


penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka Negara
memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai
kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya.

14
Organisasi dan asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan; akan tetapi
aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Negara lebih mengikat.

b. Sifat Monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama


dari masyarakat. Dalam rangka ini Negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh
karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.

c. Sifat Mencakup Semua (all-encopassing, all-embracing). Semua peraturan


perundang-undangan (misalnya keharusan membayar pajak) berlaku untuk semua
orang tanpa terkecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab kalau seseorang
dibiarkan berada di luar ruang-lingkup aktivitas Negara, maka usaha Negara kearah
tercapaiya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal. Lagi pula, menjadi
warganegara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership) dan hal
ini berbeda dengan asosiasi lain di mana keanggotaan bersifat suka rela. (Budiarjo.
1978: 40-1).

Unsur Pembentuk Negara

Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya
suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Secara umum negara dapat diartikan sebagai
suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan
yang berwenang dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang
organisasi-organisasi lainnya.

Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara, yaitu:

• Penduduk

Dengan penduduk suatu Negara dimaksudkan semua orang yang pada suatu waktu
mendiami wilayah Negara . Mereka itu secara sosiologis lazim disebut “rakyat” dari Negara
itu. Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan
oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Ditinjau dari suatu hukum, rakyat merupakan warganegara suatu Negara. Warganegara
adalah seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu Negara tertentu.
Mungkin tidak dapat dibayangkan adanya suatu Negara tanpa rakyat, tanpa warganegara.
Rakyat (warganegara) adalah substratum personil dari Negara. Tanpa warganegara, Negara
akan merupakan suatu fiksi besar.

• Pemerintahan

15
Pemerintah juga merupakan salah satu diantara tiga unsur konstitutif Negara. Sekalipun
telah ada sekelompok individu yang mendiami suatu wilayah, namun belum

• Pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure)

Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah
memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya.
Berdasarkan sifatnya, pengakuan de facto bersifat tetap, yakni pengakuan dari
negara lain dapat menimbulkan hubungan bilateral di bidang perdagangan dan
ekonomi untuk tingkat diplomatik belum dapat dilaksanakan.

Pengakuan de facto ini berkaitan dengan pengakuan kedaulatan de facto suatu negara,
menunjuk pada adanya pelaksanaan kekuasaan secara nyata dalam masyarakat yang
dinyatakan merdeka atau telah memiliki independensi. Kekuasaan yang nyata dalam
masyarakat yaitu dimana masyarakat telah tunduk pada kekuatan penguasa secara nyata
yang di sebut de facto.

Pengakuan de jure adalah pengakuan terhadap suatu negara secara resmi berdasarkan
hukum dengan segala konsekuensi atau pengakuan secara internasional

Berdasarkan sifatnya pengakuan de jure dibagi menjadi dua, yakni :

1. Tetap, ini berlaku untuk selama-lamanya sampai waktu yang tidak terbatas.

2. Penuh, ini mempunyai dampak dibukanya hubungan bilateral di tingkat diplomatik


dan Konsul, sehingga masing-masing negara akan menempatkan perwakilannya di
negara tersebut yang biasanya di pimpin oleh seorang duta besar yang berkuasa
penuh.

KONSTITUSI

Konstitusi atau undang-undang dasar negara mengatur dan menetapkan kekuasaan negara
sehingga kekuasaan pemerintahan negara efektif untuk kepentingan rakyat serta tercegah
dari penyalahgunaan kekuasaan. Gagasan bahwa kekuasaan negara harus dibatasi serta
hakhak dasar rakyat dijamin dalam suatu konstitusi negara dinamakan Konstitusionalisme.

“Gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan aktivitas yang diselenggarakan


atas nama rakyat, tetapi yang tunduk pada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk
memberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untukpemerintahan tidak
disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas memerintah. Pembatasan yang
dimaksud termaktub dalam konstitusi “ (Carl J Friedrich)

Negara Konstitusional

16
1.Setiap negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar, namun belum tentu memiliki
undang-undang dasar.

2.Apakah negara yang mendasarkan diri pada suatu konstitusi layak disebut sebagai negara
konstitusional?

3.Negara konstitusional bukan sekedar konsep formal namun juga memiliki makna normatif.

Konsitusi: constituer (Prancis) yang artinya membentuk. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, konstitusi diartikan:

(1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan,

(2) Undang-undang dasar suatu negara

Undang-Undang Dasar “ Grondwet” (Belanda), dalam naskah UUD Negara Indonesia yang
dihasilkan BPUPKI, sebelumnya digunakan istilah hukum dasar, dan setelah disahkan oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menjadi undang-undang dasar.

Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah ini
dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Sejak jaman kemerdekaan, konstitusi merupakan landasan dasar serta fondasi bagi bangsa
Indonesia. Karena didalam konstitusi berisi nilai-nilai dasar yang tertuang dalam UUD 1945
serta juga dasar negara yakni Pancasila.

Namun sering berjalannya dari masa ke masa kerap terjadi yang namanya pelanggaran
terhadap konstitusi. Hal ini tentu saja termasuk bentuk penyimpangan yang sengaja
dilakukan oleh pihak tertentu. Berikut ini beberapa pelanggaran terhadap konstitusi yang
pernah terjadi:

1. Pembatasan Kebebasan Berpendapat

Pelanggaran Konstitusi yang pertama dibahas ini adalah pembatasan dalam kebebasan
menyalurkan pendapat. Mengapa hal ini menjadi salah satu bentuk pelanggaran konstitusi?
Karena hal ini telah melanggar pasal 28 dalam UUD 1945 mengenai Kebebasan dalam
mengeluarkan pendapat di muka umum.

2. Penyimpangan Ideologis

Pelanggaran Konstitusi ini adalah berkenaan dengan penyimpangan ideologi. Hal ini telah
tertuang secara jelas bahwa ideologi bangsa ini adalah ideologi Pancasila. Karena ideologi
Pancasila merupakan ideologi yang berasal dari nilai-nilai leluhur bangsa serta telah

17
tertanam dan nilainya sesuai dengan akar kehidupan bangsa Indonesia. Dan apabila ada
yang menyimpang maka hal itu sudah termasuk pelanggaran konstitusi.

Contoh nyata di Indonesia yang pernah terjadi adalah saat peristiwa gerakan G30S/PKI yang
merupakan upaya dalam mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi Komunis. Tentu saja
hal ini sangat bertentangan dengan konstitusi. Maka tentu, pemerintah harus bertindak
tegas dalam memberantas oknum-oknum tersebut. Karena hal ini telah menimbulkan
kegaduhan serta melanggar hukum.

3. Tidak Ada Jaminan Atas HAM

Dalam konstitusi terdapat tiga hal penting mengenai HAM, yaitu hak untuk hidup,
kebebasan beragama, serta kebebasan mengeluarkan pendapat di muka umum. Namun,
kenyataannya hal ini tidak dapat diberikan jaminan perlindungan terhadap HAM secara
penuh. Terbukti dengan masih ada banyaknya kasus pelanggaran HAM yang bahkan tidak
dapat diselesaikan oleh pemerintah. Sehingga muncul kecenderungan bahwa pemerintah
dalam hal ini sedikit mengabaikan mengenai HAM.

4. Mencoret-coret Bendera Kebangsaan

Pelanggaran yang keempat adalah mencoret bendera kebangsaan yang merupakan simbol
dari NKRI yang diberi warna merah dan putih. Bendera ini termasuk simbol kebanggaan
terbesar bangsa Indonesia setelah bahasa dan kebudayaan yang beragam. Karena bendera
kebangsaan ini telah mengiringi perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia,
sehingga tidak heran jika bendera ini memiliki nilai yang sakral dan sangat dihormati.

HAM adalah hak yang sudah ada sejak kita lahir dan melekat pada diri kita sebagai makhluk
hidup.

HAM harus dihormati, dan dilindungi oleh negara demi kehormatan dan perlindungan
martabat manusia.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa


kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah
(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang ada di wilayahnya.

18
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok
(fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.

KELOMPOK 5
HAK ASASI MANUSIA
LATAR BELAKANG

Bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih
dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pernyataan ini secara tegas tertuang di Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”. Menurut Fred
Isjawara, Negara kesatuan adalah bentuk kenegaraan yang paling kokoh, jika dibandingkan
dengan federal atau konfenderasi. Dalam Negara kesatuan terdapat, baik persatuan (union)
maupun kesatuan (unity). (Fred Isjawara,1974:188). Abu Daud Busroh mengutarakan: “
Negara kesatuan adalah Negara yang tidak tersusun daripada beberapa negara, seperti
halnya dalam negara federasi,melainkan negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada
suatu negara, tidak ada negara di dalam negara. Jadi dengan demikian, di dalam negara
kesatuan itu juga hanya ada suatu pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang
mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi dalam segala lapangan pemerintahan.
Pemerintahan pusat inilah yang pada tingkat terakhir dan tertinggi dapat memutuskan
segala sesuatu dalam negara tersebut.(Abu Daud Busroh, 1990:64-65).

a. PEMBAHASAN

Sejarah hak asasi manusia

Berasal dari teori hak kodrati. Teori tersebut menyebutkan bahwa hak asasi manusia
merupakan hak yang dimiliki oleh manusia karena Ia manusia. Artinya, meskipun setiap
manusia terlahir dengan kondisi yang berbeda-beda, baik dari warna kulit,
kewarganegaraan, jenis kelamin, mereka memiliki hak yang sama sebagai manusia.
Begitupun sebaliknya, sejahat apapun manusia, mereka tetap memiliki hak yang sama
sebagai manusia. Salah satu tokoh yang mengemukakan teori kodrati yaitu John Locke. Ia
mengatakan bahwa manusia dikaruniai oleh alam hak untuk hidup, hak kepemilikan, dan
kebebasan yang tidak bisa rampas oleh siapa pun termasuk oleh negara. Pemikiran tersebut
dikenal dengan istilah “kontrak sosial”. Apabila pemimpin di suatu negara mengabaikan
tentang kontrak sosial tersebut, maka rakyat di negara tersebut berhak menurunkan
pemimpinnya. Pemikiran John Locke mengenai gagasan hak kodrati dan kontrak sosial
memiliki dampak terhadap revolusi di Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis di abad ke-17
dan abad ke-18. Hak-hak kodrati memiliki peran dalam penyusunan landasan bagi suatu
sistem hukum nasional. Namun, dalam penerapannya hak hak kodrati terus meluas

19
cakupannya, tidak terbatas pada hak sipil dan politik. Kini hak-hak tersebut menyebar pada
tuntutan hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Perkembangan HAM di Indonesia pada periode sebelum kemerdekaan ditandai dengan


kemunculan organisasi-organisasi pergerakan nasional, sebagai berikut. Budi Utomo Pada
1908, terbentuk organisasi bernama Budi Utomo, yang menjadi salah satu wujud nyata
adanya kebebasan berpikir dan berpendapat di depan umum. Lahirnya organisasi Budi
Utomo ini juga memicu masyarakat memiliki pemikiran tentang hak untuk ikut serta secara
langsung ke dalam pemerintahan. Selain itu, nilai-nilai HAM yang disuarakan organisasi ini
adalah hak untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri. Perhimpunan Indonesia Selain
Budi Utomo, organisasi lain yang juga terbentuk pada 1908 adalah Perhimpunan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia menghimpun suara para mahasiswa yang ada di Belanda, yang
melahirkan konsep HAM guna memperjuangkan hak negara Indonesia untuk menentukan
nasibnya sendiri.

Orde Lama Pada periode ini, sistem politik di Indonesia dipengaruhi oleh sistem liberalisme
dan parlementer, sehingga perkembangan HAM juga ikut terpengaruh. Beberapa
pencapaian perjuangan HAM pada masa ini yaitu: Partai politik semakin banyak
bermunculan, meskipun tumbuh dengan ideologinya masing-masing. Hak pers, pada
periode ini memiliki kebebasan. Pemilihan umum dilaksanakan secara bebas, jujur, dan
demokrasi. Dewan Perwakilan Rakyat, menunjukkan hasil kerja yang baik dengan
pengawasan dan kontrol yang seimbang. Keberadaan partai politik dengan ideologi yang
berbeda-berbeda, tetap memiliki visi yang sama yaitu untuk memasukkan tentang hak asasi
manusia ke dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar. Baca juga: Landasan Hukum HAM di
Indonesia Pada periode ini, Indonesia juga sempat bergabung dalam dua konvensi HAM
internasional, sebagai berikut: Konvensi Jenewa tahun 1949, yang membicarakan tentang
hak bagi korban perang, tawanan perang, dan perlindungan sipil saat perang. Konvensi
tentang hak politik perempuan yang berisi mengenai hak perempuan tanpa diskriminasi dan
hak perempuan untuk mendapat jabatan publik. Pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden, yang berdampak pada sistem politik, di mana kebebasan
untuk berpendapat, berkumpul, dan menyampaikan pemikiran dengan tulisan sangat
dibatasi. Orde Baru Pemerintahan Orde Baru berusaha memberikan penolakan terkait
konsep HAM, berikut ini beberapa alasannya. HAM merupakan pemikiran yang berasal dari
Barat, dan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia dan dasar
negara Pancasila.

Macam Macam Bentuk HAM

Menurut rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia universal
deklarasion of human rights yang di tetapkan PBB pada 10 Desember 1948. Hak Asasi
Manusia terbagi kedalam beberap jenis, yaitu hak personal( hak jaminan pribadi), hak legal (
hak jaminan perlindungan hukum), hak sipil dan politik, hak subtensi(hak jaminan adanya
sumber daya untuk menunjang kehidupan ) serta hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak

20
personal, hak legal, hak sipil, dan politik yang terdapat dalam pasal 3 -21 dalam DUHAM
memuat :

• Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi

• Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan

• Hak bebas penyiksaan

• Hak untuk memperoleh pengakuan hukum dimana saja secara pribadi

• Hak untuk pengampunan hukum secara efektif

• Hak bebas dari penangkapan penahanan atau pembuangan yang sewenang- wenang

• Hak untuk peradilan yang indefenden dan tidak memihak

• Hak untuk praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah

• Hak bebas dari campur tangan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan pribadi,
keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat

• Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik

• Hak atas perlindungan hukum terhadap serangan semacam itu

• Hak bergerak

• Hak memperolah suara

• Hak atas satu kebangsaan

21
• Hak untuk menikah dan membentuk keluarga

• Hak untuk mempunyai hak milik

• Hak bebas berfikir, berkesadaran , dan beragama

• Hak bebas berfikir dan menyatakan pendapat

• Hak untuk berhimpun dan berserikat

• Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan

1. Secara umum HAM dapat dikelompokkan menjadi enam macam :

a. Hak asasi pribadi (personal rights)

• Hak mengeluarkan pendapat

• Hak menikah

• Hak untuk memeluk agama

• Hak untuk kebebasan untuk bergerak

b. Hak asasi politik

• Hak mendirikan, menjadi anggota dan simpatisan parpol

• Hak ikut pemilu dan kampanye dalam pemilu

• Hak ikut berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan umum

c. Hak asasi ekonomi

22
• Hak mendirikan koperasi

• Hak menjual, membeli, dan menyimpan barang

• Hak mendirikan badan usaha swasta

• Hak mengadakan transaksi bisnis

d. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemberitahuan ( rights of legal


aquality )

• Hak untuk menjadi pejabat

• Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum

• Hak perlindungan hukum

e. Hak sosial budaya ( sosial and cultural rights)

• Hak mendapatkan pendidikan

• Hak menikmati hasil kebudayaan

• Hak untuk mengembangkan kebudayaan

• Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak

f. Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)

• Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar dalam penahan penangkapan ,
penggeledahan dan razia

• Hak untuk mendapatkan prosedur yang benar dalam proses pengadilan

2. Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi
manusia yang terdiri dari hak :

a. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat

23
b. Hak kedudukan yang sama didalam hukum

c. Hak kebebasan berkumpul

d. Hak kebebasan beragama

e. Hak penghidupan yang layak

f. Hak kebebasan berserikat

g. Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan

3. Sementara itu secara operasional beberapa bentuk ham yang terdapat dalam UU
No.39 tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut:

a. Hak untuk hidup

b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

c. Hak mengembangkan diri

d. Hak memperoleh keadilan

e. Hak atas kebebasan pribadi

f. Hak atas rasa aman

g. Hak atas kesejahteraan

h. Hak turut serta dalam pemerintahan

i. Hak wanita

j. Hak anak

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap
mahasiswa.

24
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap
para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang
artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang.

6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika
masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses
hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan
kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama.

7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat
penganiayaan dari majikannya.

8. Kasus pengguguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang
kawin diluar nikah.

Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perlindungan HAM di Indonesia

Pemerintah mengambil kebijakan dengan menetapkan peraturan-peraturan yang bertujuan


untuk melindungi HAM di Indonesia yaitu :

1. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM

2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM

3. Keputusan Presiden No. 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM

4. PP No. 2 tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi
dalam pelanggaran HAM yang berat

5. PP No. 3 tahun 2002 tentang kompensansi restitusi dan rehabilitasi terhadap korban
perlanggaran HAM yang berat.

Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM

25
Berikut beberapa langkah penegakan dan perjuangan HAM bagi masyarakat, bangsa
dan negara indonesia adalah :

1. Sosialisa hak asasi manusia

Adalah memasyarakatkan hak asasi manusia di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan


adalah:

• Agar manusia respek terhadap hak asasi manusia dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia.

• Tumbuhnya kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia

• Mempercepat proses demokratisasi sehingga dapat mencegah munculnya


kekuasaan sewenang-wenang

2. Pendidikan HAM

Dalam rangka internalisasi nilai-nilai hak asasi manusia perlu dikembangkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia sejak dini, pada sekolah, kampus, dan media massa.

3. Advokasi HAM

Adalah dukungan, pembelaan, atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan
menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan hukum dan
kebijakan yang dapat menciptakan masyarakat yang adil dan sederajat

4. Kelembagaan

Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia, maka pemerintah membentuk komisi
nasional hak asasi manusia (KOMNASHAM). Komisi ini dimaksudkan untuk membantu
pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia guna mendukung
terwujudnya pembangunan nasional.

5. Pelestarian budaya (tradisi lama)

Keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi manusia suatu bangsa sangat
ditentukan oleh pemantapan budaya hak-hak asasi manusia dan bangsa tersebut melalui
usaha-usaha secara sadar kepada seluruh masyarakat.

6. Pemberdayaan hukum

26
Untuk menegakkan hak asasi manusia harus ada kesiapan struktural dan kultur politik yang
lebih demokratis.

7. Rekonsiliasi nasional

Cara lain yang di tempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah membentuk komisi
kebendaharaan dan rekonsiliasi yang di bentuk berdasarkan undang-undang. Komisi ini
berfungsi lembaga ekstra yuridis untuk menegakkan kebenaran mengungkap
penyalahgunaan kekerasan dan pelanggaran HAM dimasa lampau demi kepentingan bangsa
dan negara.

Tantangan dan Hambatan Dalam Penegakan HAM

Hambatan dan tantangan utama yang sering ditemukan dalam penegakkan HAM di
Indonesia adalah :

• Masalah ketertiban dan keamanan sosial

• Rendahnya kesadaran hak-hak asasi manusia yang di miliki orang lain

• Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan yang ada

• Adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme

• Kurang berfungsinya lembaga penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan pengadilan.

• Dilihat dari aspek-aspek kehidupan :

• Faktor sosial budaya

• Adanya stratifikasi dan status sosial (tingkat pendidikan usia, pekerjaan, dan
sebagainya)

• Masih adanya konfilk horizontal di kalangan masyarakat yang di sebabkan hal-hal


sepele

• Norma adat dan budaya lokal yang kadang bertentangan dengan HAM

27
• Faktor komunikasi dan informal

Letak geografis Indonesia yang luas, sulitnya komunikasi antar daerah sarana dan prasarana
komunikasi dan informasi yang belum terbangun baik, sistem informal untuk kepntingan
sosialisasi yang terbatas.

• Faktor kebijakan pemerintah

Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang perlunya HAM, adakalanya
demi kepentingan stabilitas nasional persoalan HAM diabaikan.

• Faktor aparat dan penindakannya

Masih ada aparat yang secara pribadi mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan HAM
tingkat penididkan dan kesejahteraan sering membuka peluang “jalan pintas” untuk
memperkaya diri masih terjadi adanya penyimpangan (KKN)

KESIMPULAN

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk
pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada
diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu.

Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk
pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

f. Makalah Kelompok 6
Demokrasi
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semuasistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini

28
adalahsistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan
dantantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya
sistemdomokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang
sebebas- bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya
masing-masing.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan


suatu negarasebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan
oleh pemerintah.Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan
keputusan yang dapatmengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secaralangsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum.Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.
Selain ituyang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita
temukandari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu
banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.

Arti Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos
berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan
yangrakyatnya memegang peranan yang sangat menenentukan.Kata demokrasi merujuk
kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warganegara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara,
beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law,adanya
pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara
memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.Pengertian
demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
g. Makalah Kelompok 7
Negara Hukum
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah lama
ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman Plato hingga kini,
konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang mengilhami para filsuf
dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan Negara Hukum dan
hal-hal apa saja yang harus ada dalam konsep Negara Hukum.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum
adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa
semua warga negara termasuk para pejabat dan pemerintah tunduk pada hukum dan sama-

29
sama berhak atas perlindungannya. Dalam tradisi negara liberal dikatakan bahwa kebebasan
sipil dan hak-hak sipil (yang mencakup kebebasan berpikir dan berpendapat,kebebasan
berkumpul dan berserikat, kebebasan beragama serta kebebasan pers) akan sulit
diwujudkan jika hukum disebuah negara tidak diberlakukan secara tegas dan pada semua
orang, termasuk pejabat pemerintah.
Dengan kata lain, supremasi hukum dalam rule of law merupakan unsur utama yang
mendasari terciptanya masyarakat yang demokratis dan adil. Dengan demikian, perbedaan
yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan peran. Orang dapat memperoleh apa yang
menurut hukum menjadi haknya, entah dia kuat ataupun lemah. Secara sederhana ,
supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang kuat diganti dengan
kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
Dalam makalah dengan topik Negara Hukum ini akan diuraikan dengan singkat
perkembangan konsep Negara Hukum, rumusan konsep Negara Hukum dari para pakar,
apayang dimaksud dengan rumusan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Amandemen, tipe Negara
Hukum dan ciri-ciri Negara Hukum.
Pengertian Negara Hukum

Negara hukum ialah negara yang menjalankan pemerintahannya berdasarkan atas


kekuasaan hukum (supermasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban
hukum. Hal ini memberikan pengertian bahwa Negara, termasuk di dalamnya pemerintah
dan lembaga-lembaga lainya dalam melaksanakan tindakan apapun yang harus didasari oleh
kepastian hokum. Suatu negara hukum dapat diartikan sebagai negara apabila tindakan
pemerintah maupun rakyatnya didasarkan atas hukum, untuk mencegah adanya tindakan
sewenang-wenang dari pihak pemerintah atau penguasa dan tindakan rakyat yang
dilakukan menurut kehendaknya sendiri.

Pengertian negara hukum sebenarnya sudah lama ada. Dalam perpustakaan Yunani kuno
sudah disinggung tipe negara yang ideal yang dikemukakan oleh Aristoteles. Menurut
Aristoteles yang dimaksud dengan negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum
yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Pemerintah yang memerintah dalam
negara bukanlah manusia, melainkan pikiran yang adil yang tertuang dalam peraturan
hukum, sedangkan penguasa hanya memegang hukum dan keseimbangan saja. Berikut ini
konsepsi tentang negara hukum dari berbagai pandangan yang tumbuh dan berkembang
mengikuti perkembangan zaman.

Negara hukum, atau istilah lainnya yaitu rechtsstaat atau the rule of law, adalah negara
yang setiap tindakannya, berdasarkan pada aturan atau sesuai dengan hukum yang telah
ditetapkan. Jika ada seseorang yang tindakannya melanggar aturan tersebut, maka ia berhak
mendapatkan hukuman karena dianggap melanggar hukum.
Istilah negara hukum ini mulai berkembang sekitar abad ke-19. Menurut Plato, negara
hukum adalah negara yang bercita-cita untuk mengejar kebenaran, kesusilaan, keindahan,

30
dan keadilan. Sedangkan menurut Aristoteles, negara hukum ialah negara yang berdiri
berdasar hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negaranya.

h. Makalah kelompok 8

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercermin dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea dua dan empat, ada tiga faktor penentu yang harus
diperhatikan, yaitu faktor geografi, manusia, dan lingkungan. Terwujudnya cita-cita dan
tujuan nasional tersebut bergantung bagaimana bangsa Indonesia memanfaatkan
lingkungan geografis, sejarah, dan kondisi sosial budaya, serta bagaimana bangsa Indonesia
memandang diri dan lingkungannya. Wawasan Nusantara lah yang merupakan cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya.

Sebagai suatu bangsa dan negara, Indonesia sangat memerlukan wawasan kebangsaan
untuk menghalau konflik dari dalam dan dari luar. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
yang mendasar dan komitmen yang kuat terhadap wawasan nusantara sebagai wawasan
kebangsaan Indonesia dan nilai dasar bagi ketahanan nasional Indonesia.

Pengertian Wawasan Nusantara dan Geopolitik

Setiap bangsa mempunyai Wawasan Nasional (National outlook) yang merupakan visi
bangsa yang bersangkutam menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu
negara memerlukan suatu konsep cara pandangan atau wawasan nasional yang bertujuan
untuk menjamin kelangsungan hidup dan keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati diri
bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan disini adalah bangsa yang menegara (nation state).
Adapun wawasan nasional bangsa Indonesia dikenal Wawasan Nusantara.

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang cara tinjau, atau cara
melihat. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau-pulau, dan
‘antara’ yang berarti diapit dua hal. Istilah Nusantara dipakai untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara
samudra Pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Sebagai Wawasan Nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia yang terdiridari
daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang satu
atau utuh. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasionalnya bangsa Indonesia
dibangunataspandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada
konstelasilingkungan tempat tinggalnya yang menghasilakan konsepsi Wawasan Nusantara.
Jadi Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

31
Kedudukan Wawasan Nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan atau
rumusan umum mengenai keadaan yang dinginkan. Wawasan Nasional merupakan visi
bangsayang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu
dan utuh pula.

Kesimpulan

Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh dalam
satu kesatuan Republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional maka diperlukan suatu
paham geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan nusantara dan diwujudkan sebagai
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan. Kesatuan wawasan
nusantara ini dilakukan dengan cara desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Dapat dikatakan wawasan nusantara yang terpapar dari Sumatra hingga Papua harus
memiliki wawasan nasional sebagai geopolitik.

KELOMPOK 9
KETAHANAN NASIONAL
LATAR BELAKANG

Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah
sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya
yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak.
Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti,
setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari
dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian,
bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan
Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan
dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dlam
menciptakan suasana damai.

Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa
pemerintahan dari gerakan separatis.

Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi , berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menggapai dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang dating dari luar
dan dari dalam untuk menjamin identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

32
PEMBAHASAN

Pengertian Ketahanan Nasional

Pengertian ketahanan nasional menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

• Menurut Sumarno, ketahanan nasional adalah kondisi dinamika bangsa yang


meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.

• Menurut Harjomataram, ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu
bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
tantangan dan ancaman dari dalam atau luar, langsung atau tidak langsung, dan bisa
membahayakan kehidupan nasional.

• Menurut Suradinata dan Kaelan, ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis
sebuah Negara yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari dalam maupun luar
negeri, secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta perjuangan
bangsa dalam menjaga tujuan nasional.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan nasional adalah
kemampuan suatu Negara untuk mempertahankan integritas, identitas serta kelangsungan
kehidupan bernegara yang terhimpun dalam kekuatan nasional untuk menghadapi segala
ancaman baik dari dalam maupun dari luar.

Karakteristik Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional memiliki sifat – sifat sebagai berikut :

a. Mandiri, artinya ketahanan nasional memiliki kemampuan dan kekuatan sendiri


dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip pantang menyerah
serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global.

33
b. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bahkan mengalami perubahan bergantung pada situasi dan
kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini mengacu
pada segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya
peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih
baik.

c. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan


terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat


manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara.
Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.

e. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional tidak mengutamakan sikap


konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai
dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

Asas – Asas Ketahanan Nasional

Di Indonesia, asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah
sebagai berikut:

a. Asas kesejahtraan dan keamanan.

Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu
maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan
merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan,
sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan
merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri.
Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apa
pun.Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional

b. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar.

34
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang
saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan
linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik
yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun
keluar. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan
nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yangproporsional untuk meningkatkan
kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Mawas ke luar bertujuan untuk
dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri
dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional.

c. Asas kekeluargaan.

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan
tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal
hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang
bersifat merusak/destruktif.

d. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.

Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk
perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional
mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan
terpadu (komprehensif intergral).

Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional

a. Kedudukan

Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara
berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual,
yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional
dalam paradigma pembangunan nasional.

b. Fungsi

Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami
untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam
menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral

35
maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang
terkotak-kotak (sektoral).

Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu,
tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional
juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah
dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor
pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara

Terdapat beberapa aspek yang penting dalam memebrntuk ketahanan nasional yaitu:

a. Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh
bangsa. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

Ideologi-ideologi di dunia antara lain:

1. Liberalisme (individualisme)

Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang
(individu) dalam masyarakat (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang
melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk
penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut
kebebasan individu secara mutlak.

2. Komunisme (class theory)

Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis
menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan
revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis.

• Paham Agama

Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber
pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama
dalam kehidupan dunia

• Ideologi Pancasila

36
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia.

c. Pengaruh Aspek Politik

Politik di Indonesia dapat digambarkan bahwa politik dalam negeri


merupakan kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem
yang unsur-unsurnya adalah struktur politik, proses politik, budaya politik dan komunikasi
politik.

Politik luar negeri merupakan kehidupan politik dan kenegaraan yang


berdasarkan pada pembukaan UUD 1945, yaitu melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai
dengan kemanusiaan dan keadilan.

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas berarti Indonesia
tidak memihak kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Dan aktif yang berarti Indonesia dalam pergaulan internasional tidak bersifat reaktif
dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.

d. Pengaruh Aspek Ekonomi

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap
kehidupan perekonomian negara yang besangkutan. Sistem ekonomi liberal dengan
orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh dari luar, sebaliknya
sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah
kurang peka terhadap pengaruh dari luar.

Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak
dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk
mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan
monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia
dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.

e. Pengaruh Aspek Sosial Budaya

Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan


psikologis, dan lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya
yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal
segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

37
Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku
bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama
seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur
paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.

Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas


bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:

1. Religius

2. Kekeluargaan

3. Hidup seba selaras

4. Kerakyatan

Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

f. Pengaruh Aspek Hankam

Keseluruhan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan
negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan
kehidupan bangsa dan negara RI. Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan
menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan
masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.

Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi
utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna
menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional
Indonesia.

Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan
dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal
segala bentuk ancaman. Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:

38
1. Struktur kekuatan

2. Tingkat kemampuan

3. Gelar kekuatan

Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak
langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Contoh – contoh aspek yang mempengaruhi ketahanan nasional meliputi :

a) Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh
bangsa. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

Ideologi-ideologi di dunia antara lain:

• Liberalisme (individualisme)

Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang
(individu) dalam masyarakat (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang
melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk
penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut
kebebasan individu secara mutlak.

• Komunisme (class theory)

Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis
menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan
revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis.

• Paham Agama

39
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber
pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama
dalam kehidupan dunia

• Ideologi Pancasila

Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia.

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan
yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

b) Pengaruh Aspek Politik

Politik di indonesia:

Dalam Negeri : Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam
satu sistem yang unsur-unsurnya adalah struktur politik, proses politik, budaya politik dan
komunikasi politik. Luar Negeri : Landasan politik luar negeri adalah pembukaan UUD 1945
yaitu melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas berarti Indonesia tidak memihak
kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Dan aktif
yang berarti Indonesia dalam pergaulan internasional tidak bersifat reaktif dan tidak
menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.

c) Pengaruh Aspek Ekonomi

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap
kehidupan perekonomian negara yang besangkutan. Sistem ekonomi liberal dengan
orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh dari luar, sebaliknya
sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah
kurang peka terhadap pengaruh dari luar.

Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak
dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk
mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan

40
monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia
dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.

d) Pengaruh Aspek Sosial Budaya

Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan


alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.

Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah
untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku


bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama
seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur
paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.

Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas


bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:

- Religius

- Kekeluargaan

- Hidup seba selaras

- Kerakyatan

Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

e) Pengaruh Aspek Hankam

Pertahanan Keamanan Indonesia : Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia


sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan
mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.

41
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan,
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.

Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi
utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna
menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional
Indonesia.

Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan
dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal
segala bentuk ancaman.

Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:

- Struktur kekuatan

- Tingkat kemampuan

- Gelar kekuatan

Hal-Hal Yang Dapat Melemahkan Ketahanan Nasional

Segala macam kesulitan dan masalah-masalah yang merupakan ancaman dan tantangan
yang harus diatasi/ditanggulangi oleh Negara dan segenap rakyat Indonesia, terutama
setelah Indonesia merebut kemerdekaan, maka dapat dikatakan bahwa kesulitan, ancaman,
dan tantangan itu timbul dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat.

KESIMPULAN

Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk menjaga serta mempertahankan


persatuan dan kesatuan nasional republik Indonesia baik itu dalam aspek politik, ekonomi,
sosial dan budaya, ideologi maupun hankam. Semuanya memiliki tanggung jawab yang
sama untuk memelihara keutuhan bangsa ini agar tidak dapat diluluh lantahkan dengan
mudah oleh bangsa lain yang ingin menguasai atau menghancurkan bangsa ini hanya demi
kepentingan pribadi bangsa mereka. Kita sebagai bangsa yang besar harus menunjukkan
bahwa kita tidak hanya mengandalkan pasukan khusus atau tentara untuk melindungi
bangsa kita, tapi kita sacara bersama-sama yang akan melindungi dan mempertahankan
tanbah air yang telah mempersatukan kita dalam ras, suku, dan budaya.

42
Bentuk pertahanan nasional tidak hanya berupa perlawanan menggunakan senjata atau
kekuatan fisik. Pertahanan nasional juga bisa dilakukan melalui pelestarian budaya kita,
mencintai produk-produk dalam negeri, mendidik generasi bangsa agar tidak mengalami
kemerosotan moral. Seperti yang telah kita ketahui bangsa luar menjajah kita bukan
menggunakan senjata, melainkan mereka menjajah kita dengan cara membodohkan
generasi bangsa ini, karena tegaknya bangsa ini tergantung bagaimana generasi penerusnya
mengolah dan memimpinnya. Semoga kita mampu menjadi generasi yang menjaga juga
memajukan bangsa ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://wedanganget.blogspot.com/2012/05/makalah-negara-hukum.html

MAKALAH KETAHANAN NASIONAL | Viona Reza Maulinda – Academia.edu

https://www.academia.edu/38081689/GEOPOLITIK_DAN..

https://visiuniversal.blogspot.com/2014/09/ringkasan-pengertian-bangsa-dan-
negara_36.html

https://www.gramedia.com/literasi/ketahanan-nasiona

https://www.gramedia.com/literasi/hak-asasi-manusia-ham

43

Anda mungkin juga menyukai