Anda di halaman 1dari 34

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“PERAN IDENTITAS BANGSA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI”

OLEH :

KELOMPOK 2

ANGGOTA :

FITRA MUTMAINA HASAN D1B122069

AHMAD FIKRAM D1B122077

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

KELAS 1-B

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb...

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah

kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan

shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta

keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga

akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Peran Identitas Bangsa Indonesia di Era

Globalisasi”

Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai Identitas Nasional, Faktor

Pembentuk Identitas Nasional, Sifat-sifat Identitas Nasional, Identitas Negara Indonesia,

Globalisasi dan Identitas Nasional, Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter

Bangsa, serta Proses Berbangsa dan Bernegara Sebagai Identitas Nasional.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari

beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima kasih kepada :

Mochammad Noer Alim Qalby, S.H., LL.M selaku dosen mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan.

Orang tua kami yang telah begitu banyak memberikan dukungan, semangat, dan nasihat,

baik dalam bentuk moril maupun materil.


Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam

proses penyusunan makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di

masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan

berbagai pihak, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan belajar untuk pembaca ke depannya.

Aamiin, Aamiin, Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin...

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb....

Makassar, 12 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................

Daftar Isi ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

D. MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN

A. IDENTITAS NASIONAL

B. FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

C. SIFAT IDENTITAS NASIONAL

D. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

E. GLOBALISASI DAN IDENTITAS NASIONAL

F. HUBUNGAN ANTARA IDENTITAS NASIONAL DENGAN KARAKTER BANGSA

G. PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan

memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional.

Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara. Selain itu

pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati

bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha

memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu bangsa dan negara

sudah tidak perlu di tanyakan lagi, terutama di dalam bidang Hukum.

Seharusnya hal – hal yang seperti ini, siapapun orang mengerti serta paham aturan

– aturan yang ada di suatu negaranya. Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak

perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di negaranya, dan

yang paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan

mendukung. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan

masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam negara tercinta ini.

Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga

diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar masyarakat di negara tercinta ini dapat

mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan negara tercinta
ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai

masyarakat yang ada di negara dan bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan

yang terjadi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Identitas Negara?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional?

3. Apakah sifat dari Identitas Nasional?

4. Apa itu Identitas Negara Indonesia?

5. Apakah hubungan atara Globalisasi dengan Identitas Nasional?

6. Apakah hubungan antara Identitas Nasional dan Karakter Bangsa?

7. Bagaiamanakah proses berbangsa dan bernegara sebagai Identitas Nasional?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

makalah Pendidikan Kewarganegaraan dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan

masalah, yaitu untuk dapat mengetahui pengertian Identitas Negara, Faktor Pembentuk

Identitas Negara, Sifat Identitas Negara, Identitas Negara Indonesia, Hubungan Antara

Globalisasi dengan Identitas Nasional, Hubungan Antara Identitas Nasional dan Karakter

Bangsa, serta Proses Berbangsa dan Bernegara sebagai Identitas Nasional


D. MANFAAT

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

penulisan dan pembaca tentang Identitas Negara, Faktor Pembentuk Identitas Negara,

Sifat Identitas Negara, Identitas Negara Indonesia, Hubungan Antara Globalisasi dengan

Identitas Nasional, Hubungan Antara Identitas Nasional dan Karakter Bangsa, serta

Proses Berbangsa dan Bernegara sebagai Identitas Nasional


BAB II

PEMBAHASAN

A. IDENTITAS NASIONAL

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan

nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri

yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang

membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23). Sedangkan kata

nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok- kelompok

yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik

fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan,

cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa

melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut

nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau

pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE,

2005:25).

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah

manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan

satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu

bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam


kehidupannya. Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar

masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah

barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan

dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus

berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh

masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional

merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap

relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam

masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep yang

terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya

sejarah.

Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan

(nasionalisme) di Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang

berwawasan parokhial seperti Boedi Oetomo (1908) yang berbasis

subkultur Jawa, Sarekat Dagang Islam (1911) yaitu entrepreneur Islam

yang bersifat ekstrovet dan politis dan sebagainya yang melahirkan

pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri

“Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad politiknya dalam

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi

terkristalisasi suatu core culture yang kemudian menjadi basis eksistensi

nation-state Indonesia, yaitu nasionalisme.

Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai

keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri
bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan

bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau

nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada

mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh

struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka

adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas

pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang hidup

saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang belum

lahir. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita

sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah

Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita

dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem pemerintahan

yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan lain

sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tatanan

nasional maupun internasional dan lain sebagainya.

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh

suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa

tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap

bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,

sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini juga sangat

ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka


identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa

atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

B. FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

Menurut Ramlan Surbakti (1999) , proses terbentuknya bangsa-negara

memerlukan identitas-identitas untuk menyatukan. Faktor-faktor yang menjadi

identitas bersama suatu bangsa meliputi primordial, ideologi, tokoh, sejarah, Bhineka

Tunggal Ika, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan.

1. Primordial

Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku

bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat-istiadat. Dengan faktor ini

masyarakat dapat membentuk bangsa-negara. Contoh : Bangsa Yahudi

membentuk negara Israel

2. Sakral

Faktor ini dapat berupa agama atau ideologi yang dianut/diakui oleh

masyarakat bersangkutan. Contoh : Agama Katolik mampu membentuk

beberapa negara di Amerika Latin, Uni Soviet diikat oleh kesamaan ideologi

komunisme, dan lain-lain

3. Tokoh

Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat

(karismatik), dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara. Contoh :


Mahatma Ghandi di India, Joseph Broz Tito di Yugoslavia, Nelson Mandela

di Afrika Selatan, dan Dr. Ir. Soekarno (Bung Karno) di Indonesia.

4. Sejarah

Persepsi yang sama tentang pengalaman di masa lalu yang menderita akibat

penjajahan menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan dan solidaritas

warga masyarakat, sehingga melahirkan tekad dan tujuan untuk membentuk

negara. Contoh : Indonesia

5. Bhineka Tunggal Ika

Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan (unity in

diversity) tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat

istiadat, ras, dan agama, dapat membentuk organisasi besar berupa negara.

Contoh : Republik Indonesia

6. Perkembangan Ekonomi

Perkembangan Ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi

pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin

tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di

antara jenis pekerjaan, dan akan semakin besar solidaritas dan persatuan

dalam masyarakat. Contoh : Negara-Negara di Amerika Utara dan Eropa

Barat

7. Kelembagaan

Kerja dan perilakun lembaga pemerintahan dan politik yang baik, yang

mempertemukan dan melayani warga tanpa membeda-bedakan asal-usul,


suku, agama, ras, dan lain-lain dapat mempersatukan orang-orang sebagai

suatu bangsa.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas

nasional menurut Srijanti (2009) adalah :

1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptip (ada

sejak lahir) yang sama coraknya dengan gologan umur dan jenis kelamin.

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa

(kurang lebih 300) dan setiap suku bangsa memiliki adat istiadat, tata

kelakuan, norma-norma yang berbeda, tetapi terintegrasi dalam suatu

negara Indonesia.

2. Kebudayaan, yang menurutnilmu sosiologi termasuk di dalamnya adalah

ilmu pengetahuan, teknologi, banhasa, kesenian, mata pencarian,

peralatan/perkakas, sistem kepercayaan, adat istiadat, dan lain-lain.

Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional harus yang merupakan

milik bersama (bukan individu/pribadi).

3. Bahasa, yang merupakan keistimewan manusia dalam berkomunikasi

dengan sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang menjadikan suatu

perkataan mampu melambangkan arti apa pun.

4. Kondisi geografis, yang merupakan lokasi negara dalam kerangka ruang,

tempat, dan waktu, sehingga menjadi jelas batas-batas wilayahnya di

bumi.

C. SIFAT-SIFAT IDENTITAS NASIONAL


Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan

khas yang menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup

bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang

dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik

dibidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.

Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu

mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa

tersebut akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa

yang tidak mampu mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau,

bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama.

Kondisi suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal

yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk

menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena

itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat

mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan

tujuan hidup bersama.

Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara

alami akan berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma

kehidupan. Dalam antropologi identitas merupakan suatu sifat khas

yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan,

komunitas dan negara sendiri. Identitas meliputi nilai, norma dan simbol ekspresi

sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan

kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi


simbol ekspresi tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang.

Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa,

maka identitas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk

bangsa, yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya

nasional, wilayah nusantara dan ideologi pancasila. Jati diri bangsa

merupakan totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan muatan dari

masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia dengan

bangsa lain. Mengukuhkan jati diri bangsa merupakan usaha yang

sangat dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan hidup

berbangsa dan bernegara

D. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Unsur-unsur pembentuk Identitas nasional ialah suatu ukuruan atau parameter

yangdapat digunakan untuk menyatakan sesuatu yang menjadi faktor pendukung atau

faktor kuncidari ciri khas suatu bangsa. Dalam hal parameter identitas nasional

terbentuk secara alami berdasarkan letak wilayah atau geografisnya. Sehingga

membuat suatu ciri khas dari identitas tersebut. Terdapat beberapa Unsur yang dapat

dijadikan patokan sebagai Identitas Nasional Suatu Bangsa :

1. Kondisi Geografis

Kondisi geografi suatu wilayah adalah keadaan muka bumi dari aspek letak

suatuwilayah yang berhubungan dengan lokasi, cuaca / iklim yang merupakan


keadaanatmosfer / kondisi pada jangka waktu tertentu yang mendiami

wilayah, flora danfauna serta sumber daya alamnya. Aktivitas penduduk suatu

daerah tentu sangatdipengaruhi oleh kondisi geografi terutama kondisi

fisiknya, meliputi iklim,topografi, jenis dan kualitas, tanah serta kondisi

perairan. Kondisi daratan dengansegala kenampakannya merupakan tempat

tinggal manusia dengan segalaaktivitasnya mulai dari daerah pantai sampai

puncak gunung.

2. Sejarah

Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun

berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan

peninggalan itu disebutsumber sejarah. Pada masa kini, sejarah akan dapat

dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu

cermin untuk menujukemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita

gambaran tentangkehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau

sehingga dapatmerumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa

dapat terjadi dalamkehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa

atau kejadian akantercatat dalam sejarah.

3. Ideologi Negara

Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik dalam segi

kehidupan pribadi ataupun umum. Dalam arti sempit ideologi adalah pedoman

hidup baikdalam berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu (sunarso,


Hs, 1986). Ideologi Negara merupakan consensus (mayoritas) warga Negara

tentang nilai-nilai dasar Negara yang ingin di wujudkan melalui kehidupan

Negara itu (Heuken,1998). Ideologi akan mampu bertahan dalam menghadapi

perubahan jikamempunyai tiga dimensi yaitu :

a. Dimensi realita yaitu ideology mencerminkan realita kehidupan

masyarakat.

b. Dimensi Idealisme yaitu kualitas idealism yang terkandung dalam

ideology.

c. Dimensi Fleksibilitas yaitu kemampuan ideologi untuk mempengaruhi

danmenyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat.

Ada beberapa ideology yang berkembang di dunia antara lain : Liberalisme,

Marxisme, Sosialisme, Anarkisme, Konservatisme dan Totalitarianisme.

4. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-

golongansosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan

umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya.

Suku bangsamerupakan suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran

dan identitas akan kesatuan kebudayaan.

Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-

golongansosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum

berkaitan denganasal usul dan tempat asal serta kebudayaan. Menurut

Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki


kesatuan budaya dan terikatoleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran

dan identitas biasanya dikuatkanoleh kesatuan bahasa.

5. Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian atau definisi

agamaadalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan

peribadatan kepadaTuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang

berhubungan dengan pergaulanmanusia dan manusia serta lingkungannya.

Istilah agama sendiri adalah suatu

istilah yang berasal dari bahasa Sanskerta “āgama” yang memiliki arti

“tradisi”.

6. Kebudayaan

Kata ” kebudayaan datang dari bahasa Sanskerta yakni “buddayah” yang

merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang artinya budi atau

akal.Kebudayaan disimpulkan sebagai “beberapa hal yang berkaitan dengan

budi atau akal”. Pengertian Kebudayaan pada umumnya merupakan hasil

cipta, rasa sertakarsa manusia dalam penuhi keperluan hidupnya yang

kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, susila, hukum

kebiasaan serta tiap-tiap kecakapan, serta rutinitas.

7. Bahasa

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan

sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah

alatuntuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat

untukmenyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi


sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa

bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.Bahasa

adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponenyang

berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-

lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang

disebutmakna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau

menyatakansuatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap

suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi

“nasi” melambangkan konsep atau makna “sesuatu yang biasa dimakan orang

sebagaimakanan pokok”.

E. GLOBALISASI DAN IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang

tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-

ciri khas. Denganciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain

dalam hidup dankehidupannya. Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas

Nasional itu merupakanmanifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan

berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam

berbagai aspek kehidupan dari ratusan sukuyang kemudian dihimpun dalam satu

kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh

Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Dengan perkataan lain, dapatdikatakan bahwa hakikat

identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan

kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD kita,sistem

pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, bahasa, mitos,

ideologi,dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan,

baik dalam tatarannasional maupun internasional. Perlu dikemukaikan bahwa nilai-

nilai budaya yang tercerminsebagai Identitas Nasional tadi bukanlah barang jadi yang

sudah selesai dalam kebekuannormatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang

terbuka-cenderung terus menerus bersemisejalan dengan hasrat menuju kemajuan

yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.Konsekuensi dan implikasinya adalah

identitas nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis,dan dialektis untuk ditafsir

dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalamkondisi aktual yang

berkembang dalam masyarakat.

Identitas nasional berkaitan dengan nilai-nilai, sejarah, dan cita-cita yang

menyatukan suatu kelompok masyarakat dalam suatu ikatan. Identitas nasional

dipahami sebagai suatu kondisi. Salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika

identitas nasional adalah globalisasi.

Globalisasi dimaknai sebagai kebebasan masyarakat dunia dalam

mengembangkan berbagai aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan, teknologi,

nilai-nilai, dan budaya yang memungkinkan masuknya budaya luar dan ditakutkan

terkikisnya budaya lokal atau bahkan matinya budaya lokal.

Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan berbagai

referensi baik sumber primer dan dan sumber sekunder seperti jurnal, buku, artikel,

laporan penelitian, dan berbagai jenis informasi yang didapatkan dari situs-situs
internet. Studi literatur dilakukan untuk memperkuat permasalahan yang dikaji dan

menjadi dasar dalam memberikan berbagai argumen mengenai mengenal identitas

nasional Indonesia dan menghadapi tantangan identitas nasonal Indonesia dan upaya

untuk merawat identitas nasional di era globalisasi.

Terdapat tantangan dalam mempertahankan identitas nasional di era globalisasi

antara lain

1) hedonisme,

2) memudarnya sikap gotong royong,

3) memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism dan

4) memudarnya sikap sopan santun.

Adapun upaya untuk mempertahankan

1) menerapkan nilai-nilai Pancasila,

2) menanamkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme,

3) mengutaman sikap persatuan dan kesatuan dan

4) memanfaatkan situs jejaring sosial

F. HUBUNGAN ANTARA IDENTITAS NASIONAL DENGAN KARAKTER

BANGSA

Karakter bangsa secara umum merupakan akumulasi atas energi dari karakter

individu-individu warga bangsa yang berproses secara terus-menerus dan kemudian

mengelompok. Dengan demikian karakter bangsa Indonesia merupakan kristalisasi

nilai-nilai kehidupan nyata bangsa Indonesia yang merupakan perwujudan dan

pengamalan Pancasila.
Nilai-nilai yang harus ada untuk membentuk karakter bangsa yaitu

1. Iman dan Ketakwaan

Keimanan dan ketakwaan ditujukan kepada manusia yang melaksanakan

perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi segala larangan-Nya

2. Kejujuran

Kejujuran menumbuhkan sikap dan perilaku yang mengedepankan ketaatan

terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku sehingga berkata dan berbuat apa

adanya.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan kepatuhan seseorang kepada norma-norma dan

peraturan yg berlaku

4. Keikhlasan.

Keikhlasan menumbuhkan sikap dan tindakan setia yang secara sadar berbuat

sesuai dengan hati nurani tanpa pamrih.

jawab.

5. Tanggung jawab

Dalam setiap tugas dan kewajiban selalu diikuti oleh adanya tanggung jawab

baik tanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun

tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia.

6. Persatuan.
Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi atau

golongan.

7. Saling menghormati.

Sikap saling menghormati sudah berakar dan membudaya dalam masyarakat

Indonesia. Sikap ini sebagai perekat terhadap budaya atau tradisi budaya yang

berbeda dari berbagai daerah.

8. Toleransi.

Dalam kehidupan beragama bangsa Indonesia menganut agama dan ke

yakinan yang berbeda sehingga masing-masing umat beragama harus bersikap

saling menghormati umat agama lainnya.

9. Gotong royong.

Gotong royong adalah suatu pekerjaan yang dilakukan bersama-sama tanpa

pamrih untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang hasilnya dapat bermanfaat

bagi semua orang dengan dilandasi rasa kekeluargaan.

10. Musyawarah.

Musyawarah merupakan proses pengambilan keputusan yang dilaku kan atas

dasar kesepakatan bersama untuk menyelesaikan suatu perma salahan.

11. Kerja sama.

Kerja sama merupakan ciri khas masyarakat Indonesia yang diwujud kan

dalam berbagai kehidupan mulai dari lingkungan keluarga, masya rakat,

bangsa dan negara.

12. Ramah-tamah
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah-tamah yang di artikan

sebagai sifat baik hati, baik budi, santun dalam tutur kata, suka bergaul dan

menyenangkan dalam pergaulan.

13. Keserasian

Pada dasarnya kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia akan da pat

dicapai apabila terdapat keserasian hubungan antara dirinya dengan Tuhan

Yang Maha Esa dengan sesama manusia dan lingkungan.

14. Patriotisme

Patriotisme merupakan sikap mental yang dilandasi oleh rasa cinta, siap

membela dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara.

15. Kesederhanaan.

Kesederhanaan merupakan sikap mental yang rendah hati dan bersifat sosial,

tingkah laku atau penampilan serta tutur kata sclalu bersahaja.

16. Martabat dan harga diri

Martabat merupakan tingkat harkat kemanusian dan kedudukan yang

terhormat

17. Kerja keras.

Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh -sungguh

dalam mencapai sesuatu yang diharapkan.

18. Pantang menyerah.


Pantang menyerah merupakan sikap tangguh terus berjuang meskipun

menghadapi berbagai rintangan, hambatan dan tantangan.

Pembangunan karakter dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan

(habits forming) khususnya penanaman kebiasaan yang baik. Pembangunan

karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dalam

berbagai aktivitas seperti :

1. Kepedulian sosial (social sensitivity).

Orang yang berkarakter tidak hanya sekadar peduli tetapi juga mau

mengulurkan tangan dan memiliki sensitivitas sosial.

2. Melindungi dan menjaga hubungan baik (naturance and care).

Orang yang berkarakter akan selalu berusaha untuk melindungi dan

menjaga hubungan baik dengan orang lain.

3. Mengembangkan sifat berbagi, bekerja sama dan adil (sharing,

cooperation and fainess).

Orang yang berkarakter akan selalu berusaha untuk berbagi, bekerja

sama dan bersikap adil terhadap orang lain.

4. Mengedepankan sikap jujur (honesty).

Orang yang berkarakter senantiasa mengedepankan sikap dan perilaku

yang dilandasi oleh nilai-nilai jujur.

5. Mengedepankan moral dan etika (moral ethics).

Orang yang berkarakter senantiasa mengedepankan moraldan etika

dalam menjalin hubungan dengan sesama.


6. Mampu mengontrol dan introspeksi diri (self control and self

monitoring).

Orang yang berkarakter senantiasa mampu mengontrol dan introspeksi

diri dalam sikap dan perilaku dalam menjalin hubungan dengan orang

lain.

7. Pribadi yang suka menolong dan membantu orang lain (helping

others).

Orang yang berkarakter senantiasa mengedepankan perilaku suka me

nolong dan membantu orang lain.

8. Mampu menyelesaikan masalah dan konflik sosial (problem solving

and social conflict solution). Orang yang berkarakter akan selalu ber

usaha untuk menyelesaikan masalah atau konflik yang terjadi dengan

cara arif dan bijaksana.

Pembangunan karakter dapat dilakukan melalui proses pembelajaran dan

pengalaman dalam menghadapi berbagai rintangan, hambatan, tantang an, ancaman dan

gangguan dalam pembangunan bangsa dan negara.

G. PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

Proses berbangsa dan bernegara dalam hal ini tidak bisa dilepaskan dari

pengertian bangsa dan negara. Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang

mempunyai persamaan tujuan, asal, adat istiadat, bahasa, dan sejarah. Jadi, Bangsa

Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah

Indonesia.

Negara berasal dari kata Inggris state yang berasal dari bahasa Latin. yaitu status

atau statum yang berarti "menempatkan dalam keadaan berdiri" yang terdiri atas

sekelompok/beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu

wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang mengurus tata tertib.

Bisa juga diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan

melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa bagi

ketertiban sosial dan untuk mendirikan suatu negara harus melewati beberapa unsur.

Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Memiliki wilayah.

2. Memiliki rakyat.

3. Pemerintahan yang berdaulat.

4. Memaksa.

5. Monopoli.

6. Mencakup semua.

Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih

berorientasi pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman

Sriwijaya pada abad ke-VII dan Majapahit abad ke-XIII telah ada upaya untuk

menyatukan nusantara. Namun, para penguasa belum memiliki kemampuan yang

cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah dicapai sehingga menyebabkan

kehancuran. Di samping itu, kehancuran juga disebabkan karena kerajaan tradisional

tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.


Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah

Pemuda dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode sclanjutnya, secara

nyata mulai dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang,

yaitu dengan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia dan puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945.

Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan

hakikat pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri

dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela

negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Dengan

mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan

kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk

menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa

dan bernegara.

Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan

melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan

tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara

didorong untuk menggugah masyarakat agardapat tercipta rasa persatuan dan

kesatuan, serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera

mengabdikan diri pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk

menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral, dan lain-lain. Negara harus

memberikan gambaran pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk
melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran

secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraanan pada

masyarakat se hingga proses berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan

efektif dan efisien

Sedangkan dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan ber negara

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembang an kehidupan

masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat

mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jati diri atau

identitasnya, serta apa yang dilakukan ke depannya. Penciptaan suatu identitas

bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut bersama

yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu

wilayah tertentu.

Suatu identitas bersama menunjukkan bahwa individu-individu tersebut setuju

atas pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu ke sadaran mengenai

perbedaan dengan orang lain dan suatu perasaan akan harga diri. Begitupun dalam

proses berbangsa dan bernegara juga diperlukan penciptaan identitas bersama.

Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesi dapat dilihat dari beberapa hal berikut

ini.

1. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih

2. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila. .

3. Slogan/semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

4. Sarana komunikasi/bahasa negara, yaitu Bahasa Indonesia.


5. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.

6. Pahlawan-pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional, seperti Pattimura,

Hasanudin, Pangeran Antasari, dan lain-lain.

Melalui terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia

dapat mengikat eksistensinya, serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan

negara yang merdeka dan berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan

sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan

jati diri serta kepribadiannya

Rasa solidaritas sosial dan kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung

upaya mengisi kemerdekaan. Selain itu, identitas bersama itu juga dapat memberi kan

motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan

nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau

jatidiri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang

membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23). Sedangkan kata

nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-

kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik

fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan,

cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa

melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut

nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau

pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE,

2005:25).

2. Menurut Ramlan Surbakti (1999) , proses terbentuknya bangsa-negara

memerlukan identitas-identitas untuk menyatukan. Faktor-faktor yang

menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi primordial, ideologi, tokoh,

sejarah, Bhineka Tunggal Ika, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas nasional

menurut Srijanti (2009) adalah suku bangsa, kebudayaan, bahasa, dan kondisi

geografis

3. Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas

yang menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup

bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang


dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik

dibidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.

4. Unsur-unsur pembentuk Identitas nasional ialah suatu ukuruan atau parameter

yangdapat digunakan untuk menyatakan sesuatu yang menjadi faktor

pendukung atau faktor kuncidari ciri khas suatu bangsa. Dalam hal parameter

identitas nasional terbentuk secara alami berdasarkan letak wilayah atau

geografisnya. Sehingga membuat suatu ciri khas dari identitas tersebut.

Terdapat beberapa Unsur yang dapat dijadikan patokan sebagai Identitas

Nasional Suatu Bangsa yaitu Kondisi Geografis, Sejarah, Ideologi Negara,

Suku Bangsa, Agama, Kebudayaan dan Bahasa

5. Terdapat tantangan dalam mempertahankan identitas nasional di era

globalisasi antara lain 1) hedonisme, 2) memudarnya sikap gotong royong, 3)

memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism dan 4) memudarnya sikap

sopan santun. Adapun upaya untuk mempertahankan 1) menerapkan nilai-

nilai Pancasila, 2) menanamkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, 3)

mengutaman sikap persatuan dan kesatuan dan 4) memanfaatkan situs jejaring

sosial

6. Karakter bangsa secara umum merupakan akumulasi atas energi dari karakter

individu-individu warga bangsa yang berproses secara terus-menerus dan

kemudian mengelompok. Dengan demikian karakter bangsa Indonesia

merupakan kristalisasi nilai-nilai kehidupan nyata bangsa Indonesia yang

merupakan perwujudan dan pengamalan Pancasila.


7. Proses berbangsa dan bernegara dalam hal ini tidak bisa dilepaskan dari

pengertian bangsa dan negara. Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang

yang mempunyai persamaan tujuan, asal, adat istiadat, bahasa, dan sejarah.

Jadi, Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai

kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta

berproses di dalam satu wilayah Indonesia.

B. SARAN

Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan mahasiswa pada khususnya

dan umat Islam pada umumnya dapat memahami tentang Identitas Negara, Faktor

Pembentuk Identitas Negara, Sifat Identitas Negara, Identitas Negara Indonesia,

Hubungan Antara Globalisasi dengan Identitas Nasional, Hubungan Antara

Identitas Nasional dan Karakter Bangsa, serta Proses Berbangsa dan Bernegara

sebagai Identitas Nasional

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu nya dapat di pertanggung

jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa

untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di

jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada

kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Wahyu dkk. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta.

Penerbit Andi

Sulisworo, Dwi dkk. 2012. IDENTITAS NASIONAL. Yogyakarta

Universitas Ahmad Dahlan

Astawa, I Putu Ari. 2017. Materi Pendidikan Kewarganegaraan : IDENTITAS

NASIONAL. Bali. Universitas Udayana

Alpin, ddk. 2016. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan : IDENTITAS

NASIONAL. Makassar. SMTIK AKBA

Aini, Wiwin Nur. 2013. Identitas Nasional dan Globalisasi. Kediri

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri

Aulia, Lulu Rahma dkk. 2021. JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI Vol.5 No.3

Riau. Universitas Pendidikan Indonesia

Emillia. 2022. ETIKA MEMBENTUK KARAKTER WARGA NEGARA

MILENIAL.

Makassar. Penerbit Nas Media Pustaka

Rahayu, Ani Sri. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Jakarta. Penerbit PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai