Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH REVITALISASI PANCASILA SEBAGAI PEMBERDAYA IDENTITAS

NASIONAL

Oleh

Elsa Citra HS - 512018083

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kewarganegaraan ini yang mengkaji
tentang “Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdaya Identitas Nasional’’.

Kami berharap semoga dengan tersusunnya makalah Kewarganegaraan ini dapat


menambah pengetahuan, pengalaman, atau ide bagi pembaca.Karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami mengenai makalah kewarganegaraan, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam penyusunan dan isi dari makalah ini. Oleh karena itu,
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca. Saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kelengkapan
makalah ini.

Salatiga, 25 Maret 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 Pengertian Identitas Nasional 5

2.2 Pengertian Revitalisasi Pancasila 6


2.3 Pemberdayaan Identitas Nasional 7
2.4 Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdaya identitas Nasional..........................................9
2.5 Contoh- contoh Pengamalan Revitlisasi Pancasila..........................................................10
KESIMPULAN 12

SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata identitas berrasal dari bahasa inggris yaitu identity yang memiliki pengertian
harfiyah ciri ciri,tanda tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain dalam term antropologi ,identitas adalah sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri sendiri,golongan sendiri,kelompok
sendiri,komunitas sendiri atau negara sendiri. Sedangkan kata nasional merupakan identitas
yang melekat pada kelompok kelompok-kelompok yang lebih besar dan diikat oleh
kesaamaan-kesaamaan baik fisik seperti budaya,agama dan bahasa maupun non fisik seperti
keinginan ,cita-cita,dan tujuan(Azka,2003). Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka
Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan
berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai
aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika
sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sekarang ini adalah era globalisasi , yang dimana banyak pengaruh pengaruh dari
negara barat yang masuk ke indonesia. Globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan,kecuali sekadar definisi kerja(working definition),sehingga tergantung dari sisi mana
orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,atau proses
sejarah,atau alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat
satu sama lain,mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas batas geografis,ekonomi dan budidaya masyarakat . Globalisasi
mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,termasuk diantara aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai nilai(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang memiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai nilai
maupun persepi berkaitan dengan aspek-aspek kewiwaan/psikologis,yaitu apa yang terdapat
dalam pikiran.

3
Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang sedang
berkembang akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Sebagai bangsa yang
masih dalam tahap berkembang kita memang tidak suka dengan globalisasi tetapi kita tidak
bisa menghindarinya. Globalisasi harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda kuda
liar kita yang berhasil menungganggi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah
menunggangi kita. Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi adalah bagaimana
kita bisa memahami dan melaksanakan Pancasila dalam setiap kita berpikir dan bertindak.

Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional ,tanpa
identitas nasional ,maka bangsa tersebut akan terombang ambing mengikuti ke mana angin
membawa. Pada era globalisasi sekarang bangsa indonesia dihadapkan pada pentingnya
menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif. Identitas nasional kita
terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus
dimaksud adalah Pancasila,UUD 1945 ,Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) , dan
Bhineka Tunggal Ika. Dengan adanya globalisasi ini pancasila sebagai identitas nasional
perlu diakukan revitalisasi pancasila . Revitalisasi Pancasila harus kembalikan pada
eksestensi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief
syestem,pedoman hidup dan rumusan cita cita atau nilai nilai (Sergent,1981). Selain perlunya
penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang dilakukan untuk
merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski dalam hal ini ada
pandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali kubur Pancasila itu
sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti alur pikir
Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin inilah
maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan Pancasila.
Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong
dapat dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila

4
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan identitas Nasional ?
2. Apa yang dimaksud dengan Revitalisasi Pancasila ?
3. Apa itu Pemberdayaan identitas pancasila ?
4. Bagaimana Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdaya identitas Nasional?
5. Apa Contoh- contoh Pengamalan Revitlisasi Pancasila?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut :
1. untuk mengetahui maksud dari identitas Nasional
2. untuk mengetahui maksud dari Revitalisasi Pancasila
3. untuk mengetahui maksud Pemberdayaan Identitas Pancasila
4. untuk mengetahui Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdaya Identitas Nasional
5. untuk mengetahui Contoh- contoh Pengamalan Revitlisasi Pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Nasional

Istilah ‘’identitas nasional’’ secara terminologis adalah suatu ciri yang


dimiliki oleh suatu bangsa secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan sifat,ciri ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Jadi identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan
bangsa tersebut. Jadi identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan
wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan

5
sejarah, sistim hukum/perundang undangan hak dan kewajiban serta pembangian kerja
berdasarkan profesi.

Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa
tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional”
sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian
suatu bangsa.
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar
psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya.
Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya  senantiasa
memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan
manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian
atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.
Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada
pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh
karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam
hubungan dengan manusia   lain (Ismaun, 1981: 6).
Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya
adalah bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah
sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat
untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
“kesatuan nasional”. Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat
kepribadian bangsa tersebut adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antropologi,
psikologi dan sosiologi. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Margareth Mead, Ruth
Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.

2.2 Revitalisasi Pancasila


Revitalisasi menurut KBBI adalah kegiatan menghidupkan atau menggiatkan
kembali sesuatu yang telah ada sebelumnya. Sedangkan revitalisasi Pancasila artinya
menghidupkan kembali Pancasila yang telah ada sebelumnya pada kehidupan berbangsa

6
dan bernegara saat ini. Pancasila adalah dasar negara kita, Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pancasila telah disusun bahkan sebelum negara ini merdeka oleh para bapak
bangsa kita. Keberadaan Pancasila dipertegas kembali pada 18 Agustus 1945 tepatnya
pada sidang PPKI yang pertama. Keberadaan Pancasila menjadi roh kehidupan berbangsa
dan bernegara, dan juga seluruh aspek kehidupan bermasyarakat. Pancasila menjadi dasar
dan pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila benar-benar menjadi cita-cita
bangsa. Pada masa Orde Baru, kedudukan Pancasila semakin nyata dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kedudukan Pancasila semasa Orde Baru juga semakin
dipertegas dalam Inpres No. 12 Tahun 1968, penegasan tersebut diperlukan untuk
menghindari tata urutan yang berbeda, yang dapat menimbulkan kerancuan dalam publik.
Pada masa Orde Baru, Pancasila juga menjadi roh dalam segala aspek berbangsa dan
bernegara termasuk dalam bidang pendidikan yang mewajibkan setiap siswa untuk
menghafalkan butir-butir pengamalan Pancasila dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4). Setelah Orde Baru jatuh, kita memasuki Era Reformasi, di
mana kehidupan menjadi terkesan lebih bebas, lebih fleksibel dari pada sebelumnya.
Otonomi diberikan kepada daerah maupun elemen masyarakat dalam semua tingkatan,
baik dalam lingkup pemerintahan, ekonomi, maupun pendidikan dan personal (per
individu). Kita menjadi lebih bebas dengan adanya demokrasi yang lebih hidup.
Ditambah lagi era sekarang adalah era globalisasi yang dimana banyak kebudaan barat
yang masuk ke Indonesia ,tentunya globalisasi ini akan mempengaruhi kekonsistenan
pancasila sebagai identitas nasional. Maka dari itu revitalisasi pancasila ini sangat penting
dilakukan pada era sekarang ini,tujuan nya adalah untuk menghidupkan kembali
pancasila,meretavitalisasi Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.3 Pemberdayaan Identitas Pancasila


Pemberdayaan identitas nasional diperlukan untuk membentengi dan tetap
terganjalnya identitas nasional itu sendiri agar tidak luntur, tetap tertanam dalam sanubari
anak bangsa , tetap dipertahankan menjadi kesadaran setiap anak bangsa juga
pelaksanaan pemerintahan negara,terlebih di era sekarang ini, di mana situasi kondisi

7
yang terjadi saat ini menunjukkan krisis, tidak hanya krisis identitas nasional, tetai krisis
berbagai dimensi (multidimensi).
1. Tantangan identitas nasional
Tantangan identitas nasional dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Tantangan eksternal
berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neoliberalisme dan
kapitalisme . Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi internasional
: WTO APEC , AFTA dan bentuk kesepakatan yang lain yang berhubungan
dengan perekonomian sosial dan politik yang dapat menindas masyarakat.

Adapun ciri ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan : Berkembangnya


pertukaran kebudayaan internasional, Penyebaran prinsip multi kebudayaan dan
kemudahan akses sesuatu individu terhadap kebudayaan di luar kebudaannya ,
semakin berkembangnya turis dan pariwisata ,semakin banyaknya imigrasi
penduduk dari suatu negara ke negara lain, berkembangnya mode atau gaya hidup
yang berskala global seperti pakain dan lain lain, dan semakin banyaknya even
yang berskala global seperti piala dunia yang diselenggarakan viva.
b. Tantangan internal
Sementara tantangan internal berasal dari dalam indonesia sendiri berupa
kekuasaan semasa Suharto dengan slogan menegakkan persatuan dan kesatuan
bangsa melalui pendekatan keamanan yang memasung hak hak konstituonal
rakyat melalui berbagai kebijaksanaan yang bertentangan dengan konstitusi itu
sendiri. Nada kekuasaan demikian bisa saja terjadi tidak saja pada masa Soeharto
yang melahirkan apatisme bangsa yang bisa berkembang sampai pada puncak
kesabaran rakyat yang berkoinsidensi dengan korupsi ,kolusi serta nepotisme
disegala lapisan birokrasi , maka etos keadilan dan kebebasan merupakan
kekuatan moral untuk mematahkan belenggu kekuasaan yang merampas hak hak
asasi yang merupakan milik kodrati setiap warga ,karenanya tantangan demikian
perlu diwaspadai karena datang dari dalam Negara sendiri .

8
2.4 Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Pancasila

Revitalisasi Pancasila dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan


Pancasila kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara
pemerintahan. Untuk merevitalisasi ,maka Pancasila perlu diajarkan dalam
kaitannya dengan pembuatan atau evaluasi atas kebijakan publik selain
dibicarakan sebagai dasar negara.Pancasila dapat dihidupkan sebagai nilai nilai
dasar yang memberikan orientasi dalam pembuatan kenijakan publik. Pancasila
adalah solusi alternatif bagi terwujudnya Negara Kesatuan Indonesia yang telah
teruji semenjak masa kemerdekaan sampai dengan masa reformasi. Meskipun kita
juga tidak bisa memungkiri bahwa dalam perjalanannya ada berbagai macam
cobaan dan tantangan yang senantiasa datang dan mengiringi dalam setiap gerak
dan langkah dinamika bangsa ini. Bangsa Indonesia pada era ini dihadapkan pada
era globalisasi ,dimana banyak perubahan tetapi tetap harus menjaga budaya-
budaya lama. Sekuat-kuatnya tradisi ingin bertahan,setiap bangsa juga selalu
mendambakan kemajuan. Setiap bangsa mempunyai daya preservasi dan disatu
pihak daya progeresi di lain pihak. Kita membutuhkan telaah-telaah yang
kontektual ,inspiratif,dan evaluatif.

Menurut Rahayu (2007) menyatakan bahwa pemberdayaan identitas


nasional dapat dilakukan melalui revitalisasi Pancasila yang mengandung dimensi
dimensi :
a. Realitas
Nilai nilai yang dikandung Pancasila bersifat objektif dapat tumbuh dan
berkembang (dinamis) di tengah masyarakat.
b. Idealitas
Idealisme yang dikandung Pancasila bukan sekedar utopis tanpa makana
melainkan nyata untuk membangkitkan semangat dan optimisme dalam menjalani
masa depan.
c. Fleksibilitas

9
Pancasila terbuka terhadap tafsir tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan , maka Pancasila akan tetap aktual , relevan , serta fungsional
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia yang plural dan majemuk ini
.

Revitalisasi Pancasila sebagai identitas nasional harus diarahkan pada


pembinaan moral,sehingga moralitas Pancasila tepat dijadikan sebagai dasar dan
arah dalam upaya mengatasi krisis dan disintegrasi. Moralitas juga memerlukan
hukum karena keduanya terdapat korelasi. Moralitas yang tidak didukung oleh
hukum konusif akan terjadi penyimpangan. Sebaliknya ketentuan hukum disusun
tanpa alasan moral akan melahirkan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai
luhur Pancasila.

2.5 Contoh- contoh Pengamalan Revitlisasi Pancasila

1. Revitalisasi Nilai-nilai Empat Pilar Wawasan Kebangsaan


Semua dampak euphoria reformasi yang kita hadapi saat ini,perlu disikapi
oleh segenap komponen bangsa melalui pemahaman yang benar,utuh dan
menyeluruh dalam konteks semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat
tersebut merupakan kata kunci dari aktualisasi dan implementasi nilai-nilai luhur
Pancasila yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh generasi penerus. Seluruh
komponen bangasa harus mampu menyikapi berbagai permasalahan, perbedaan
dan kemajemukan dengan berpedomanan pada empat pilar wawasan kebangsaan
yang dibangun oleh para pendiri bangsa. Seluruh anak bangsa harus proaktif
untuk menciptakan,membina,mengembangkan dan memantapkan persatuan dan
kesatuan bangsa yang kerap menghadapi potensi perpecahan. Generasi penerus
harus mampu menghidupkan kembali sikap dan budaya gotong royong
,silahturahmi dan musyawarah untuk mufakat yang hakikinya merupakan ciri
bangsa indonesia sejak dulu.

2. Bidang Politik

Sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan maupun


anggota partai politik ,para politisi sangat berperan dalam perumusan peraturan

10
perundangan maupun kebijakan publik. Pemahaman yang komprehensif terhadap
nilai-nilai empat pilar wawasan kebangsaan sangat dibutuhkan agar politisi dapat
memberikan sumbangsih pemikiran dalam peraturan perundangan maupun
kebijakan publik yang mengedepankan kepentingan bangsa mengutamakan
persaruan dan kesatuan bangsa.

3. Bidang Media Massa

Di era demokrasi,media massa dapat dipandang sebagai salah satu pilar


yang mengawal terselenggaranya kehidupan demokrasi yang sehat,beretika dan
bermatabat. Disamping itu, di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi,peran media massa menjadi sangat penting dan strategis dalam
membentuk watak dan karakter bangsa. Dengan demikian, kalangan media massa
perlu diberi pembeklan dan perluasan cakrawala pandang terkait arti pentingnya
pemahaman nilai-nilai empat pilar wawasan kebangsaan. Hal ini dimaksudkan
agar kapasitas dan kemampuan yang dimiliki dapat mempercepat proses
pembangunan watak dan karakter bangsa yang menunjunjung tinggi Pancasila
sebagai jati diri bangsa.

4. Bidang Ekonomi

Penguasaha merupakan salah satu motor penggerak perekonomian bangsa.


Dalam menjalankan perannya, para pengusaha senantisa dihadapkan pada pilihan
dilematis antara kepentingan usaha dan kepentingan bangsa. Di era globalisasi
dan perdagangan bebas,para pengusaha dituntut untuk memiliki kemampuan
memilih dan memilah agar perekonomian bangasa dapat memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara signifikan. Dengan pemahaman
terhadap nilai-nilai empat pilar wawasan kebangsaan,diharapkan para pengusaha
mampu memberikan kontrobusi vagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan
rakyat.

11
KESIMPULAN

identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hukum/perundang undangan hak dan kewajiban serta pembangian kerja
berdasarkan profesi. revitalisasi Pancasila artinya menghidupkan kembali
Pancasila yang telah ada sebelumnya pada kehidupan berbangsa dan bernegara
saat ini. Pancasila adalah dasar negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemberdayaan identitas nasional diperlukan untuk membentengi dan tetap
terganjalnya identitas nasional itu sendiri agar tidak luntur, tetap tertanam dalam
sanubari anak bangsa , tetap dipertahankan menjadi kesadaran setiap anak bangsa
juga pelaksanaan pemerintahan negara.Dalam pemberdayaan identitas nasional
dapat dilakukan melalui revitalisasi Pancasila yang mengandung dimensi dimensi
yaitu realitas, idealitas, dan fleksibelitas. Revitalisasi Pancasila sebagai identitas
nasional harus diarahkan pada pembinaan moral,sehingga moralitas Pancasila
tepat dijadikan sebagai dasar dan arah dalam upaya mengatasi krisis dan
disintegrasi. Moralitas juga memerlukan hukum karena keduanya terdapat
korelasi. Moralitas yang tidak didukung oleh hukum konusif akan terjadi
penyimpangan. Sebaliknya ketentuan hukum disusun tanpa alasan moral akan
melahirkan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Contoh
Pengamalan reitalisasi pancasila yaitu dapat dilihat dalam nilai nilai empat pilar
kebangsaan,bidang politik,bidang media massa,dan bidang ekonomi.

SARAN

Dalam era globalisasi ini ,pemerintah harus lebih memperhatikan lagi tentang
upaya revitaliasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena sekarang
ini banyak kebudayaan barat yang sudah masuk di indonesia .

12
DAFTAR PUSTAKA

Azumardi azka,pendidikan kewargaan jakarta:ICCE UIN Syarif hidayatullah 2003. Hal.23

Ismaun, 1981, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia, Carya Remadja, Bandung.

Kameo, Dwitaymi, Dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan. Salatiga : Universitas Kristen


Satya Wacana

http://hasanahtintahitam.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses pada 20


maret 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai