PENDAHULUAN
Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, dibutuhkan kerja sama antar individu
untuk menghormati HAM (Hak Asasi Manusia) dan dibutuhkan kesadaran yang tinggi untuk
melaksanakan KAM. Dalam mewujudkan kesadaran yang tinggi di kalangan masyarakat,
agama sangat berperan penting. Dalam paper ini akan dibahas mengenai peran umat Hindu
dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Selain itu juga akan membahas
mengenai tanggung jawab umat Hindu dalam mewujudkan HAM dan Demokrasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Umat Hindu dalam Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Sejahtera
Konsepsi kerta (kreta) yang di pahamkan dalam konteks keraman ini secara ideal
merujuk kepada ketentraman dan keberlimpahan sebagai mana halnya di khayangan atau sorga;
ketentraman dan keberlimpahan itu adalah sepatutnya dihadirkan di bumi bagi segenap umat
manusia. Hal ini di sebutkan dalam Atharva Veda, sebagai berikut :
2
Dhruveva dheur anapasphuranti
(Atharva Veda XII.1.45)
Bumi yang memikul beban, bagaikan sebuah keluarga, sebuah orang berbicara dengan bahasa
berbeda-beda dan yang memeluk kepercayaan (agama) yang berbeda- beda pula, semoga ia
melimpahkan kekayaan kepada kita, tumbuhkan penghargaan diantara Anda seperti sapi betina
(kepada anak-anaknya)
Engkau mengambil makanan dan air mu ditempat yang sama. Aku menyatakan Anda semua
dengan suatu ikatan saling pengertian.
Sembahlah Tuhan Yang Maha Esa dengan kebulatan hati ( musyawarah ) dan tujulah
kehidupan
yang bersatu seperti sebuah as roda yang di kelilingi oleh jari-jarinya.
Wahai uamat manusia, dengan berjalan kearah depan anda seharusnya tidak saling
bertentangan, karena anda adalah para pengikut tujuan yang sama, yang hormat kepada orang
tua, yang memiliki pemikiran-pemikiran yang mulia dan ikut serta di dalam pikiran yang sama.
Aku mempersatukan anda dan memberkahimu dengan pemikiran-pemikiran yang mulia.
Pada Dewa Marut bertingkah laku seperti sesama saudara dan mereka membeci orang yang
membedakan tinggi dan rendah, majulah diaku menuju kemakmuran.
Sagdhis ca me saptitas ca me
(Yayur Veda XVIII 9 )
Semoga semua dari Anda menjadi giat dan bijak. Buatlah seluruh masyarakat menjadi mulia
dan hancurkanlah orang-orang kikir.
Dari kutipan di atas dapat di pahami bahwa setiap manusia Hindu yang merupakan
bagian dari anggota keluarga, mahagotra, dan desa pakaraman secara teologis telah dibekali
sebuah kesadaran social-ekonomi cultural untuk berperan mengkondisikan dan membangun
sebuah masyarakat yang kerta-raharja (civil society) atau masyarakat madani/ sejahtera. Upaya
ini tidak sekedar tergantug kepada pimpinan Negara, akan tetapi bertumpu kepada setiap
individu. Hal ini selaras dengan konsep Hindu yang memandang bahwa setiap manusia Hindu
adalah seorang pemimpin; pertam-tama adalah memimpin mengendalikan indra-indranya ke
hal yang positif, sehingga ia jiga akan dapat memimpin keluarga dan masyarakat demi
terciptanya kesejahteraan bersama. Mewujudkan kesejahteraan pada prinsipnya sebuah
dharma-agama sekaligus dharma-Negara dan dharma-kemasyarakatan.
2.2 Tanggung Jawab Umat Hindu dalam Mewujudkan HAM dan Demokrasi
Tanggung jawab dalam mewujudkan HAM dan Demokrasi bagi sebuah kehidupan
masyarakat dalam pandangan Veda, pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dharma-karma.
Dalam pehaman tentang dharma-karma baik dalam konteks dharma-agama, dharma-negara
4
dan dharma kemasyarakatan, maka makna HAM akan dipahami sebagai salah satu kesatuan
dengan KAM (Kewajiban Asasi Manusia). Selanjutnya, dengan memahami makna HAM dan
KAM sebagai salah satu kesatuan juga berarti memahami konsepsi HAR (Hak Asasi Ruh) dan
KAR (Kewajiban Asasi Ruh) yang terlahirkan sebagai manusia. Seperti telah disinggung dalam
pembicaraan diatas, pandangan filsafat manusia Hindu lebih berat tendensinya kepada paham
spiritualisme bahwa jiwa-atma lebih tinggi dari badan materi.
Dalam kaitan ini, Mahatma Gandhi mengatakan : Sumber dari seluruh hak yang sejati
ialah kewajiban. Asal saja kita semua melaksanakan kewajiban sendiri (Swadharma), tidak
terlalu susah mengejar hak. Pandangan Mahatma Gandhi ini pada dasarnya bersumber dari
Bhagawadgita, sebagai berikut :
Artinya :
oleh karena itu, laksanakanlah segala kerja kewajibanmu tanpa terikat pada hasil
(sebagai hak), sebab kerja yang bebas dari keterikatan bila melakukannya, maka orang
itu akan mencapai (tujuan) yang tertinggi.
Di jalan ini taka da usaha yang sia-sia dan taka da rintangan yang tak teratasi bahkan walauoun
sedikit dari dharma ini sudah cukup untuk membebaskan dari kekuatan yang mengerikan.
Taka ada langkah yang sia-sia karena dan setiap usaha yang dilakukan dengan penuh
perjuangan akan meninggalkan nilai yang akan diperhitungkan sebagai jasa.
5
Dalam hal ini wahai Kurunandana (Arjuna) yang pikirannya sudah bulat, pemahamannya
menyatu, sedangkan yang pikirannya masih ragu-ragu, pemahamannya bercabang dan taka da
habis-habisnnya
Kegiatan dari triguna (tiga sifat alam) adalah masalah pokok dari kitab Weda, tetapi
engkau hendaknya membebaskan dirimu dari padanya, wahai arjuna, bebaskan pula dirimu
dari dualitas ( pasangan yang saling bertentangan) dan mantapkan pikiranmu pada kemurnian,
jangan mempedulikan tentang masalah duniawi dan konsentrasi pada sang Diri.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain peran, terdapat tanggung jawab umat Hindu dalam mewujudkan HAM dan
demokrasi di mana dalam sloka disebutkan bahwa untuk mewujudkan suatu hak harus
melaksanakan kewajiban terlebih dahulu. Dengan demikian sudah sangat jelas bagi masyarakat
Hindu, bahwa mewujudkan HAM tidak dapat dilakukan tanpa KAM. Dengan kata lain bahwa
pemahaman dan pelaksanaan KAM secara otomatis telah mengandung HAM sekalipun tidak
tampak dalam bentuk benda materi yang nyata.
3.2 Saran
Demikian paper mengenai masyarakat dalam agama Hindu yang kami buat. Kami
mengharapkan sepenuhnya kritik atau saran guna pembuatan paper yang lebih baik nantinya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Agama Hindu Unud. 2016. Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi. Bali:
Udayana University Press