SAP III
“RUANG LINGKUP AKUNTANSI PERHOTELAN
DAN MENERAPKAN AKUNTANSI PADA PERHOTELAN”
Oleh:
KELOMPOK II
Alit Wahyuningsih (1607531041)
Ni Nyoman Putri Widiari (1607531080)
Ni Kadek Ayu Semitayani (1607531120)
Disampaikan kepada:
Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, S.E., M.Si.
1
3.2 Membuat Bagan dan Menerangkan siklus akuntansi pada usaha perhotelan
Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus akuntansi
pada jenis usaha lainnya. Siklus akuntansi diawali dengan pencatatan transaksi dan berakhir
dengan post-closing trial balance. Adapun transaksi-transaksi penting yang terjadi dalam
operasi akuntansi hotel, antara lain:
1) Penjualan produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi, transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus
penjualan, diakhir periode akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2) Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement), merupakan transaksi dari
penagihan dan penjualan tunai harian dimana hasil penagiahn, penjualan tunai dan
pengeluarankas harian dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan
bank.
3) Pembelian produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa dicatat buku khusus pebelian,
diakhir periode akuntansi dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4) Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia
membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana
karyawan tersebut bekerja.
2
Dasar akuntansi untuk akuntansi hotel menggunakan double-entry bookkeeping,
dimana setiap entri data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan
sama.
1) Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet
dan kredit.
2) General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
3) Trial balance, menunjukan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4) Financial Statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan
pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.
3
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam pelaporan
keuangan dan kapan waktunya.
5. SFAC no. 6, “Elements of Financial Statements”yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC no. 7, “Using cash flow information and present value in accounting
Measurements” yang memberikan rerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
7. SFAC no. 8, “Conceptual framework for Financial reporting”yang menyajikan
kerangka konseptual pelaporan laporan keuangan.
Level Pertama
Tujuan Utama
Tujuan Pelaporan
Keuangan
Level Kedua
Konsep Fundamental
Karakteristik Kualitatif Informasi Elemen Laporan Keuangan
Akuntansi
Level Ketiga
Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Asumsi Prinsip Bawaan
5
c. Asumsi unit moneter (monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit
moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan
menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk
mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat
perusahaan tersebut di likuidasi.
6
Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan, yaitu: pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari prosedur-
proseduryang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Bisa dikatakan sistem akuntansi terdiri dari subsistem yang saling berkaitan. Cecil Gillespie
(1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari:
1. Subsistem akuntansi Utama
2. Subsistem penjualan dan penerimaan uang
3. Subsistem penjualan dan pengeluaran uang
4. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian
5. Subsistem produksi dan biaya produksi
Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu:
a. Komponen Input: Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem
informasi.
b. Komponen Model: Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa
model logika dan model matematika.
c. Komponen Output: Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data
yang ada di data base dan diproses menggunakan model tertentu.
d. Komponen data base: Data base adalah kumpulan dari data base yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
e. Komponen Teknologi: Tekonologi merupakan komponen yang penting dari sistem
informasi.
f. Komponen Kontrol: Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi
yang dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat.
7
1) Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat
dan tegas.
2) Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan
pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan, hutang, pendapatan
dan biaya.
3) Adanya praktik yang sehat didalam menjalankan tugas dan funsi disetiap bagian dalam
organisasi.
4) Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan funsi, tugas dan tanggungjawabnya.
5) Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri dari lima komponen yakni:
a. Lingkungan pengendalian (control environment),
b. Penilaian resiko (risk ussessement),
c. Aktivitas pengendalian (control activities),
d. Informasi dan komunikasi (information and communication),
e. Pemantauan (monitoring)
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee
(CoCo) memfokuskan diri pada empat pertanyaan utama yakni:
1) Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar?
2) Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
3) Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang
tepat?
4) Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi?
CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut yakni:
1. Purpose
a) Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders.
b) Risiko signifikan baik dalam maupun luar organisasi yang terkait dengan
pencapaian tujuan harus diidentifikasi dan dinilai.
c) Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan
pengelolaan risiko harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktekkan sehingga
pegawai mengerti apa yang diharapkan dan kebebasan yang diperlukan untuk
bertindak.
d) Pereencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun dan
dikomunikasikan
8
e) Tujuan dan perencanaan terkat harus mencantumkan target dan indikator kinerja
yang jelas
2. Commitment
a) Nilai0nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal, dikomunikasikan
kepada seluruh stakeholder dalam organisasi.
b) Kebijakana dan praktek manajemen Sdm harus konsisten dengan etika dan nila-
nilai serta pencapaian tujuan.
c) Wewenang, tanggungjwab dan tanggunggugat harus secara jelas didefinisikan dan
konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan-keputusan dan perilaku-
perilaku diperagakan dengan benar oleh pegawai.
d) Atmosfir kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh informasi
yang mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam mendukung pencapaian
tujuan organisasi
3. Capability
a) Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan peralatan yang cukup untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b) Proses komunikasi harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan
yang telah ditetapkan.
c) Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikasikan dan dikomunikasikan
pada saat yang tepat sehingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
d) Tujuan dan aktivitas dari bagian-bagian yang berbeda dalam suatu organisasi harus
dikoordinasikan.
e) Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh dari suatu
organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan hubungan terkait antar
komponen pengendalian.
4. Monitoring & Learning
a) lingkungan eksternal dan internal harus dimonitor untuk memperoleh informasi
sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.
b) Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indicator yang telah
ditetapkan.
c) Asumsi yang digunkaan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara periodic
dikaji ulang
d) Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus sesuai dengan adanya
perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukkan penyimpangan.
9
e) Prosedur tindak lanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa
perubahan dan kegiatan yang tepat dilakukan
f) Manajemen secara periodic menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggungjawab
11
DAFTAR PUSTAKA
Widanaputra, AA.GP; Ariyanto; Dodik; Sari, MM. 2018. Akuntansi Perhotelan Pendekatan
Sistem Informasi Berbasis USALI. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anggraeni, Citra Violitasari. 2014. Analisis Sistem Dan Prosedur Akuntansi Jasa Penjualan
Kamar Dan Jasa Restoran Hotel Dalam Upaya Peningkatan Pengendalian Intern (Studi
pada UB Hotel Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 1.
12