Anda di halaman 1dari 8

Kerukunan Hidup Umat Beragama

CP : Menunjukkan wawasan yang luas yang


mencerminkan pengembangan kesadaran perlunya
kebersamaan dalam pluralitas kehidupan bergama

Materi:
1. Agama merupakan rahmat bagi semua
2. Hakikat kebersamaan dalam pluralitas beragama

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 1


Pendahuluan
o Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UUD 1945,
pasal 29 ayat 1).
o Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu (UUD 1945, pasal 29 ayat 2).
o NKRI dibangun melalui keanekaragaman suku, agama,
budaya, bahasa, adat-istiadat, dan sebagainya dalam kerangka
“Bhinneka Tunggal Ika.”
o Keragaman mulai terusik akibat munculnya tindakan: (1)
eksklusivisme, (2) puritanisasi agama, (3) dilema solidaritas
dan kepatuhan, (4) analisis satu sisi, (5) prasangka, dan (6)
dilema kepentingan politik dan kekuasaan.

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 2


Pengertian Kerukunan Umat Beragama
o Kerukunan umat beragama adalah hubungan antar sesama
umat beragama dilandasi toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan
ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
o Tri Kerukunan Umat Beragama, mencakup: 1) kerukunan
intern umat beragama, 2) kerukunan antar umat beragama, dan
3) kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.
o Kerukunan antar umat beragama diwujudkan dengan beberapa
cara, yaitu: 1) saling tenggang rasa, saling menghargai, dan
toleransi antar umat beragama; 2) tidak memaksakan keyakinan
kepada seseorang; 3) melaksanakan ibadah dan kewajiban
sesuai dengan agamanya; 4) mematuhi peraturan keagamaan
dalam agamanya sendiri dan peraturan negara atau pemerintah.

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 3


Agama sebagai Rahmat Bagi Semua Umat Manusia

Janam bibhrati bahudha vivacasam, nanadharmanam prthivi


yathaukasam, sahasram dhara dravinasya me duham, dhruveva
dhenur anapasphuranti (Atharvaveda XII.1.45)
Artinya, semua orang berbicara dengan bahasa berbeda-berbeda, dan
memeluk agama (kepercayaan) berbeda-beda, sehingga Bumi Pertivi
bagaikan sebuah keluarga yang memikul beban. Semoga ia
melimpahkan kemakmuran kepada kita dan menumbuhkan
penghormatan di antara kita, seperti seekor sapi betina kepada anak-
anaknya.
Sam gacchadhvham sam vadadhvam, sam vo manaamsi jaanataam;
devaa bhaagam yatha puurve, samjaanaanaa upaasate (Rgveda
X.191.2). Artinya, wahai umat manusia hiduplah dalam harmoni dan
kerukunan. Hendaklah bersatu dan bekerja sama. Berbicaralah
dengan satu bahasa dan ambillah keputusan dengan satu pikiran,
seperti orang-orang suci di masa lalu yang telah membagi tugas-tugas
mereka. Demikianlah hendaknya kamu melaksanakan kewajibanmu.

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 4


Mitrasya ma caksusa sarvani bhutani samiksantam, mitrasyaham
caksusa sarvani, bhutani samiksa, mitrasya caksusa samiksa mahe
(Yajurveda XXXVI.18). Artinya, semoga semua makhluk
memandang kami dengan pandangan mata seorang sahabat. Semoga
kami memandang semua makhluk sebagai seorang sahabat. Semoga
kami saling memandang dengan penuh persahabatan.

Bandhur aatmaa ‘tamanas tasya, yenaa ‘tmai ‘vaa ‘tmanaa jitah;


anaatmanas tu satrutve, vartetaa ‘tmai ‘va satruvat (Bhagavadgita
VI.6). Artinya, bagi mereka yang sudah mampu menaklukkan dirinya
sendiri, maka dirinya adalah sahabat terbaiknya. Sebaliknya, mereka
yang belum mampu menaklukkan dirinya, sesungguhnya dirinyalah
merupakan musuh yang paling berbahaya baginya.

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 5


Hakikat Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama
Ye yathaa maam prapadyate, taams tathai ‘va bhajaamy aham;
mama vartmaa ‘nuvartante, manushyaah paartha sarvasah
(Bhagavadgita IV.11). Artinya, jalan manapun ditempuh
manusia ke arah-Ku semuanya Ku-terima, dari mana-mana
semua mereka menuju jalan-Ku, oh Parta.

Yo-yo yaam-yaam tanum bhaktah, sraddhayaa ‘rchitum


ichchhati; tasya-tasyaa ‘chalaam sraddhaam, taam eva
vidadhaamy aham (Bhagavadgita VII.21). Artinya, apa pun
bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut agama,
Aku perlakukan kepercayaan mereka sama supaya tetap
teguh dan sejahtera.

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 6


Implementasi Kerukunan Hidup Umat Beragama
dalam Kehidupan Sehari-hari
o Vasudhaiva kutumbhakam: semua manusia adalah bersaudara
o Tattwamasi: Engkau adalah dia.
o Tri Kaya Parisudha: Berpikir, berkata, dan berbuat yang baik dan
benar (suci).
o Tri Hita Karana: parhyangan, pawongan, palemahan (hubungan
harmonis dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan alam)
o Karma Phala: Hukum Kausalitas.
o Ahimsa: ahimsaayah parama dharmah, ahimsaa laksano dharmah,
ahimsaa parama tapa, ahimsaa parama tapa, ahimsaa parama satya.

o Susila: Tingkah laku yang baik.


o Tri Parartha: bhakti, punia, asih.
o Catur Paramitha: maitri (suka bersahabat), Karuna (suka
menolong), muditha (simpati/toleransi), dan Upeksa (tidak suka
mencampuri urusan orang lain).
2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 7
Tugas
Di era reformasi sekarang ini sering sekali terjadi tindakan kekerasan justru
dengan mengatasnamakan agama. Telusuri tindakan kekerasan atau diskriminasi
kelompok tertentu dengan melibatkan umat Hindu yang minoritas sebagai
korban. Selanjutnya lakukanlah hal-hal berikut.

1. Buatlah deskrispi berkaitan dengan waktu, tempat, dan keadaan dimana kasus
tersebut terjadi lengkap dengan dampaknya bagi umat Hindu!
2. Jelaskan apa yang melatarbelakangi kasus tersebut?
3. Jelaskan upaya apa yang telah dilakukan, termasuk oleh pemerintah, untuk
mengatasi permasalahan tersebut?
4. Menurut Anda, bagaimanakah semestinya umat Hindu dan Organisasi
Kehinduan bertindak dalam mengatasi permasalahan tersebut?
5. Bagaimanakah semestinya umat Hindu yang mayoritas di Bali mesti
menghadapi umat agama lain untuk menjaga kerukunan umat beragama di
Bali.

Catatan:
Tugas diketik dan dikumpul hari Rabu, 16 Oktober 2019.

2/26/21 I Wayan Suja KIMIA UNDIKSHA 8

Anda mungkin juga menyukai