RSI YADNYA
Rsi Yadnya adalah sedekah atau punia atau juga persembahan kepada para
pendeta atau para pemimpin upacara keagamaan. Sedekah atau persembahan ini
dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat Beliau menyelesaikan
suatu upacara, atau memberikan diksa kepada sisyanya.
Sedekah atau punia yang dipersembahkan kepada para pendeta disebut dengan
daksina. Adapun tujuannya adalah sebagai tanda terima kasih kepada para pendeta
karena beliau telah menyelesaikan upacara yadnya.
Sejak dahulu sampai sekarang kedudukan ornag-orang suci atau Rsi, Pendeta, atau
Sulinggih memegang peranan penting dalam hubungannya dengan agama Hindu.
Para Rsilah yang menerima wahyu Weda, kemudian menyebarkan ajaran-ajaran
Weda tersebut. Dan selanjutnya sampai sekarang bahwa yang memimpin upacara-
upacara keagamaan adalah orang-orang suci atau pendeta atau sulinggih. Karena
itu kita sebagai umat beragama hendaknya menghormati orang-orang suci kita
dengan melakukan Rsi Yadnya.
Melaksanakan persembahan yang tulus ikhlas dan penuh kesucian yang dikenal
dengan istilah Yajna, hal ini perlu disadari bahwa manusia pada hakikatnya adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka sewajarnya kita
wajib melaksanakan Yajna kehadapan Tuhan Yang Maha Pencipta, kehadapan para
Rsi atau orang-orang suci, kehadapan sesama manusia, kehadapan para leluhur,
dan juga kehadapan para makhluk bawahan yang ada di alam raya ini. Menyadari
akan hal tersebut maka melalui Yajna ini telah dikodratkan oleh Tuhan ketika
menciptakan manusia di dunia, hal ini ditegaskan dalam kitab suci bhagawadgita,
III.10 yang berbunyi:
Yang artinya:
Samtanartham ca manawah
Yang artinya:
Yang artinya:
Hendaknya jangan sampai lupa, jika mampu laksakanlah Rsi Yajna, Dewa
Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna, dan Pitra Yajna. (Puja, Tjok Rai Sudharta 2003:55).
Kunang ikang Yajna lima pratekanya,lwirnya: Dewa Yajna,Rsi Yajna, Pitra Yajna,
Bhuta Yajna, Manusa Yajna. Nahan tang panca Yajna ring loka. Dewa Yajna ngaranya
taila pwa karma ri bhattara Siwagni, maka gelaran ring mandala ring bhattara, yeka
Dewa Yajna ngaranya, Rsi Yajna ngaranya kapuja sang pandita mwang sang wruh ri
kalingan ing dadi wwang ya rsi ngaranya;.
Yang artinya:
Rsi Yajna juga sering disebut Brahma Yajna, intinya adalah Yajna yang
ditujukan kepada rsi atau brahma yaitu bagi mereka yang dianggap sebagai
penerima wahyu dan penggubah weda. Setiap umat Hindu berpegang kepada Weda
dan memiliki pandangan hidup berdasarkan Weda. Umat Hindu menjadi manusia
yang berbudaya dan berbudi pekerti yang luhur atau manusia Indonesia seutuhnya
adalah juga karena Weda. Oleh karena itu,maka setiap umat Hindu memiliki hutang
kepada para rsi (Rsi Rnam). Dari jasa-jasa para Rsi itulah kita wajib untuk
memberikan persembahan atau penghormatan sebagai balas budi yang baik
dengan selalu ingat akan kewajiban untuk melaksanakan Yajna kepada maharsi. Hal
inilah yang mendorong umat Hindu untuk tetap hormat dengan melaksanakan Rsi
Yajna.
Rsi adalah orang suci yang memberikan tuntunan hidup untuk menuju
kebahagiaan lahir batin baik di dunia maupun akhirat. Orang suci yang demikian,
secara berkesinambungan turun ke dunia untuk memberikan tuntunan kepada umat
manusia. Pemujaan dan penghormatan tidak hanya terbatas kepada para rsi yang
telah lampau, tetapi dilaksnakan pula kepada yang meneruskan tugas dan ajaran
beliau.
Adapun Rsi Rna yaitu utang berupa ilmu pengetahuan kepada para maharsi
atau pandita yang senantiasa mengabdikan diri demi kesejahteraan umat dan
membentuk manusia yang berkepribadian luhur,cakap,dan memiliki etika
(susila).Rsi Rna dapat dibayar dengan melaksanakan Rsi Yajna yaitu suatu korban
suci yang tulus ikhlas untuk kesejahteraan para rsi serta dengan mempelajari dan
mengamalkan ajaran kebenaran.
Mengingat rsi rna merupakan utang kepada para maharsi dan orang-orang
suci agama Hindu yang dibayar dengan pelaksanaan rsi yajna,maka dari itu tujuan
melaksanakan upacara Rsi Yajna adalah untuk membayar utang kepada maharsi
atau orang-orang suci.
2. Untuk menyampaikan rasa bhakti dan terima kasih kehadapan para maharsi
atau orang suci agama Hindu atas jasa-jasa dan pengabdian yang luhur para rsi.
4. Untuk menjalin rasa kebersamaan dan persatuan yang tulus antara sesama
umat dengan para rsi/orang suci guna kesinambungan agama Hindu
Diksa atau mediksa adalah penyucian,yang juga dikenal dengan nama pentasbihan
atau inisasi. Diksa merupakan suatu cara untuk melewati satu fase kehidupan yang
baru, dari fase` yang belum sempurna kedalam fase yang sempurna.Dengan diksa
itulah seseorang itu akan dapat mempelajari sifat Tuhan itu.
10. Mendapat tanda kesediaan dari pendeta alon nabheya yang akan menyucikan.
11. Sebaiknya tidak terikat akan pekerjaan sebagai pegawai negeri ataupun
swasta,kecuali bertugas untuk hal keagamaan.
12. Telah melalui proses diksa-pariksa yang dinyatakan dengan surat oleh pengurus
PHDI kabupaten/propinsi terdekat.
Kemudian juga diperlukan adanya calon nabhe yang akan menyucikan calon
sulinggih untuk dapat menjadi sulinggih. Mengenai syarat-syarat yang diperlukan
menjadi calon nabhe antara lain:
1. Seseorang yang selalu dalam keadaan bersih dan sehat, baik lahir maupun
batin.