Purana adalah bagian dari Upa Weda dan merupakan kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman dulu. Kata Purana berarti "sejarah kuno" atau "cerita kuno". Penulisan kitab-kitab Purana diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM.
Tentang Penciptaan semesta ( pratisarga, sarga dan Pralaya), Geografi kisah kisah Para Dewa dan berbagai kisah lainnya Manvantara (waktu, jaman yuga dan Manu ) Silsilah (Suryawamsa dan Chandrawamsa)
Terdapat delapan belas kitab Purana yang biasa disebut Mahapurana. Adapun kedelapan belas kitab tersebut yakni: Matsya purana Wisnu purana Bhagawata purana Waraha purana Wamana purana Markandeya purana Bayu purana Agni purana Narada purana Garuda purana Lingga purana Padma purana Skanda purana Bhawisya purana Brahma purana Brahmanda purana Brahmawaiwarta purana Kurma purana
Purana ini dinamakan Mastya Purana karena diturunkan oleh Visnu dalam wujud avatara Mastya ( ikan ) Wisnu Purana merupakan satu-satunya Purana yg mendekati lima permasalahan yang menjadi karakteristik dari sebuah Purana.
Sepuluh skanda diantaranya merupakan skanda yang terpanjang. Srimad ini paling terkenal di kalangan umat karena menceritakan kehidupan Sri Khrisna Khusus mengagungkan Visnu dalam inkarnasinya sebagai babi hutan (Varaha). Kadang-kadang Purana ini juga disebut Visnawa Purana karena isinya langsung diceritakan Visnu dalam wujud Varaha kepada Prthivi ( Dewi Bumi)
Adalah purana yang isinya pendek. Purana ini berhubungan dengan Avatara Visnu yaitu Vamana ( manusia cebol ). Ada hubungan erat antara Markandeya Purana dengan Mahabharata, banyak pertanyaan yang tidak terjawab bila seseorang membaca MahaBharata akan terjawab dalam Markandeya Purana. Bayu purana pertama kali diturunkan oleh Vayu ( Dewa Angin ) Dipercaya di karang oleh Agni (dewa Api) sendiri lalu diajarkan kepada Rsi Vasistha, Agni Purana merupakan satu satunya Purana yang penuh dengan ritual upacara.
Juga dikenal sebagai Vhrat Naradeya, karena aslinya purana ini diceritakan oleh Dewa Rsi Narada
Naskah yang berukuran sedang, dinamakan Garuda Purana karena diturunkan oleh burung Dewata Garuda kepada Rsi Kasyapa Tahun penyusunannya mungkin berkisar antara 800-900 sebelum masehi. Bahasa linga Purana ini cukup sulit untuk dimengerti, komposisi naskah juga tidak seindah Purana lain Merupakan Purana terpanjang kedua, menceritakan keagungan Wisnu juga terdapat cara - cara pemujaan yang berkenaan dengan Wisnu
Sakanda Purana merupakan Purana terpanjang dalam Mahapurana. Purana ini dianggap karya Vedavyasa kedua setelah MahaBharata, didalam Skanda Purana juga memeuat beberapa cerita Mahabharata didalamnya.
Merupakan naskah yang menceritakan tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang. Bhavisya merupakan bentuk future tense dari bhu yang artinya akan terjadi. Banyak Wahyu dan ramalan yang termuat di Bhawisya Purana. Purana ini juga menceritakan tentang dinasti-dinasti yang akan memerintah di jaman Kaliyuga. Bahkan Bhavisya Purana juga memeuat tentang Nabi Noah ( Nuh ), Nabi Adam, Allah bahkan Putri Victoria
Disebut juga Adi Purana karena merupakanPurana yang disusun, naskah asli purana ini tidak ada lagi. Naskah sekarang merupakan rancang ulang dengan bahan-bahan yang dikumpulkan dari MahaBharata, Harivamsa, Vayupurana, Markandeya Purana dan Visnu Purana
Purana ini selalu menjadi urutan terakhir dalam Mahapurana
Purana ini menceritakan tentang Brahma dan penciptaan melalui vivartana ( evolusi ) Brahma. Dalam naskah ini Vedavyasa menjelaskan tentang pengetahuan Brahma
Nama Kurma Purana juga berhubungan dengan avatara Visnu. Kurma berarti kura kura. Dalam wujud inkarnasi inilah Visnu menyampaikan isi Purana ini, oleh karena itu, nama Purana mengikuti.
Selain Purana diatas ada juga Purana kecil (Minor Purana) yang tidak terlalu populer dan dikenal sebagai Upa Purana. Percaya atau tidak, ada paling sedikit Purana Kecil. Mereka adalah : Aditya, Ascharya, Ausanasa, Bhaskara (Surya), Dewi, Saiwa (beberapa menyebut ini Purana Besar), Durwasa, Kalika, Kalki, Kapila, Mahaswara, Manawa, Marichi, Nandikeswara, Narada, Narasimha, Parasara, Samba, Sanathkumara, Siwadharma, Surya, Suta-Samhita, Usanas, Waruna, Yuga, Waya dan Wrihan. Berdasarkan sifatnya, kedelapan belas purana dibagi atas 3 kelompok, yaitu: Satwika Purana terdiri atas: Narada,Wisnu,Bhagawata,Garuda,Padma,Waraha Rajasika Purana terdiri atas: Brahmanda,Brahmawaiwarta,Markandeya,Bhawisya ,Waruna,Brahma Tamasika Purana terdiri atas: Matsya,Kurma,Lingga,Siwa,Skanda,Agni Matsya Purana Diceritakan bahwa pada saat Raja Satyabrata (yang lebih dikenal sebagai Waiwaswata Manu) mencuci tangan di sungai, seekor ikan kecil menghampiri tangannya dan sang raja tahu bahwa ikan itu meminta perlindungan. Akhirnya ia memelihara ikan tersebut. Ia menyiapkan kolam kecil sebagai tempat tinggal ikan tersebut. Namun lambat laun ikan tersebut bertambah besar, hampir memenuhi seluruh kolam. Akhirnya ia memindahkan ikan tersebut ke kolam yang lebih besar. Kejadian tersebut terus terjadi berulang-ulang sampai akhirnya beliau sadar bahwa ikan yang ia pelihara bukanlah ikan biasa. Akhirnya melalui upacara, diketahuilah bahwa ikan tersebut merupakan penjelmaan Dewa Wisnu. Dalam versi lain, ikan itu dibawa ke samudera. Ikan itu sendiri menyampaikan kabar bahwa di bumi akan terjadi bencana air bah yang sangat hebat selama tujuh hari. Ikan itu berpesan agar sang raja membuat sebuah bahtera besar untuk menyelamatkan diri dari banjir besar, dan mengisi bahtera tersebut dengan berbagai makhluk hidup yang setiap jenisnya berjumlah sepasang (betina dan jantan), serta membawa obat- obatan, makanan, bibit segala macam tumbuhan, dan mengajak Saptaresi (tujuh nabi). Ikan tersebut juga menambahkan bahwa setelah banjir besar tiba, diharapkan agar bahtera tersebut diikat ke tanduk sang ikan dengan naga Basuki sebagai talinya. Setelah menyampaikan seluruh pesan, ikan ajaib tersebut menghilang. Menurut Matsyapurana, seratus tahun kemudian, kekeringan yang hebat melanda bumi. Banyak makhluk yang mati kelaparan. Kemudian, langit dipenuhi oleh tujuh macam awan yang mencurahkan hujan lebat tak terhentikan. Dengan cepat, air yang dicurahkan menutupi daratan di bumi. Oleh karena Waiwaswata Manu sudah membuat bahtera sesuai dengan petunjuk yang disampaikan awatara Wisnu, maka ia beserta pengikutnya selamat dari bencana.