Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT selalu kita panjatkan, atas izinnya saya dapat menyelesaikan makalah
pkn mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Penyusunan makalah
ini bermaksud untuk memenuhi salah satu tugas pkn yang diberikan oleh ibu Grecea Hermiaty.
makalah ini ditulis berdasarkan informasi dari media massa, buku, dan hal lain yang berhubungan
dengan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Saya juga menyadari bahwa
penulisan ini tidak akan selesai tanpa ada dukungan dari pihak lain. Untuk itu sudah seharusnya
saya mengucapkan rasa terimakasih yang sangat besar kepada semua pihak yang telah membantu
saya menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas
segala jasa dan bantuan yang telah diberikan kapada saya. Saya juga menyadari bahwa banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak, dengan kritik dan saran yang membangun,demi kesempurnaan penulisan
makalah ini.

Cibarusah, 20 Februari 2022

Annisa Dwi Astuti

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................3

A. latar belakang ...................................................................................................................3


B. .Rumusan masalah............................................................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5

A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa.....................................................................5


B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus 1945-27
Desember 1949)...............................................................................................................6
C. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus 1945-27
Desember 1949)...............................................................................................................7
D. Persatuan dan Kesatuan Banga pada Masa Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959-12 Maret
1967)................................................................................................................................8
E. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Baru (12 Maret 1967-21 Mei 1998).
..........................................................................................................................................9
F. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Reformasi (21 Mei 1998- Sekarang)........9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................11

A. kesimpulan........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama,budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya beragam.
Kemajemukan dan multikulturitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.

Perbedaan yang terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan yang diberikan kepada kita
semua sebagai warga negaraindonesia. Perbedaan yang meliputi banyak hal ini bukan menjadi
masalah bagi kita untuk tetap menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta persatuan
bangsa kita. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah menjadi kewajiban kita sebagai
warga negara untuk menjaga, melindungi, dan mempertahankannya.

Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan
yang signifikan. Di Indonesia terjadi beberapa masa yang berbeda, yaitu masa Revolusi, Republik
Indonesia serikat, Liberal, Terpimpin,Orde Baru, dan masa Reformasi. Tentunya perubahan masa
yang sering terjadi dapat berakibat kepada kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi?
3. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia Serikat?
4. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal?
5. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Terpimpin?
6. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa orde baru?
7. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persatuan dan kesatuan bangsa
2. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi

3
3. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia
Serikat
4. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal
5. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi
Terpimpin
6. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru
7. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh atau tidak terpecah-
belah.Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, persatuan adalah gabungan
(ikatan, kumpulan dan sebagainya) beberapa bagian yang sudah bersatu, perserikatan, serikat.
Sementara itu, pengertian kesatuan berarti perihal satu, keesaan, sifat tunggal, satuan. Kesatuan
juga bisa diartikan sebagai hasil dari persatuan yang sudah mengakar kuat.

Jadi, makna persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia adalah bersatunya berbagai bangsa
dengan beragam perbedaan agama, suku, bahasa, maupun adat istiadat yang mendiami wilayah
Indonesia menjadi satu kebulatan utuh dan serasi. Itulah mengapa, penting memiliki sikap
persatuan dan kesatuan antarwarga masyarakat demi keutuhan bangsa dan negara. Tanpa adanya
rasa persatuan dan kesatuan, bangsa akan terpecah belah.Makna persatuan dan kesatuan bagi
bangsa Indonesia adalah agar tak mudah terpecah belah. Persatuan dan kesatuan sangat penting
untuk mempertahakan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Makna persatuan dan kesatuan bagi
Bangsa Indonesia juga melambangkan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI
terbentuk atas persatuan dan kesatuan atas persamaan nasib, budaya, wilayah, serta prinsip-prinsip
yang ada.

Makna persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia juga bisa dilihat dari Pancasila.
Persatuan dan kesatuan terpatri jelas dalam sila ke-3 Pancasila yang berbunyi "Persatuan
Indonesia". Persatuan Indonesia dalam Pancasila berarti bahwa Bangsa Indonesia tidak boleh
terpecah dan harus terus bersatu.Indonesia terdiri dari ras, suku, agama, budaya, etnik, dan
karakter yang berbeda dari setiap wilayah. Prinsip kesatuan dan persatuan ini sangat penting
dimiliki untuk menjaga kekuatan dan keutuhan bangsa. Jadi, sudah jelas bahwa makna persatuan
dan kesatuan sangat penting dipahami oleh setiap warga negara. Bahkan, hal ini sudah tercantum
di dalam Pancasila yang merupakan dasar negara.

5
B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus
1945-27 Desember 1949)

Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bisa dikatakan dimulai sejak masa
revolusi kemerdekaan  hingga tanggal 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Bangsa
Indonesia pada masa ini menghadapi Kolonial Belanda yang ingin kembali menguasai, Ditariknya
tawanan Jepang yang kalah perang, sekaligus menghadapi berbagai pemberontakan. Selama masa
revolusi ini, terjadi peperangan antara negara Indonesia yang merdeka yakni antara Republik
Indonesia dan Kerajaan Belanda. Belanda yang mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak
sah, kenyataannya Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya secara terang-terangan
kepada seluruh dunia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda
datang kembali untuk mencoba membantah kemerdekaan dengan kedatangan serbuan dari luar
negeri melalui Agresi Militer, sehingga terjadilah peperangan kembali antara kedua negara
tersebut.

Melihat dari sudut Indonesia, terjadinya peperangan tersebut bertujuan untuk


mempertahankan kemerdekaannya, itulah sebabnya disebut sebagai perang kemerdekaan. Masa
perang kemerdekaan tersebut terjadi mulai dari tahun 1945 sampai 1949. Pada akhir tahun 1949,
Belanda resmi mengakui kedaulatan Republik Indonesia dan berdasarkan istilah pada hasil
Konferensi Meja Bundar disebut dengan penyerahan kedaulatan.Dalam perang kemerdekaan
tersebut akhirnya Belandalah yang kalah berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar tersebut
yang berhasil digelar. Pada masa ini, periode tahun 1945-1949 dinamakan sebagai periode
”Perang Kemerdekaan”. Pada masa revolusi kemerdekaan ini, terjadi pula pemberontakan untuk
memisahkan diri dari Indonesia, yakni pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun di
tahun 1948 dan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Indonesia pernah menjadi negara federal, Masa ini berlangsung sejak 27 Desember 1949
sampai dengan 17 Agustus 1950. Konstitusi Republik Indonesia Serikat tahun 1949 kemudian
menjadi dasar terbentuknya federasi dari 15 negara bagian. Presiden Republik Indonesia Serikat
(RIS) pada masa ini adalah Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri. Masa ini,
para menteri bertanggung jawab kepada Perdana Menteri. Presiden pada masa ini adalah kepala

6
negara yang tidak didampingi oleh seorang wakil presiden berdasarkan konstitusi RIS. Jika
presiden berhalangan hadir, maka akan digantikan posisinya oleh perdana menteri yang tanggung
jawab pemerintahan sepenuhnya berada di tangan perdana menteri dan para menteri kabinet. Pada
masa ini Indonesia masih menggunakan sistem pemerintahan parlementer, dimana kabinet akan
bertanggung jawab kepada parlemen dan jika pertanggungjawaban kabinet tidak diterima oleh
parlemen maka kabinet harus dibubarkan atau mengundurkan diri. 

Konstitusi RIS ini mengenal enam lembaga Negara, yakni presiden, dewan menteri, senat,
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Agung (MA), dan Dewan Pengawas Keuangan
(DPK). Sistem pemerintahan parlementer ini tidak berlaku lama, hanya kurang lebih delapan
bulan. Kemudian RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menggunakan sistem sebagai negara
kesatuan. Pemberontakan yang terjadi pada masa ini adalah pemberontakan Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA), Pemberontakan Andi Azis dan Pemberontakan Republik Maluku Selatan
(RMS). Berdasarkan hasil perundingan pada Konferensi Meja Bundar dengan Belanda, Indonesia
harus berubah dari negara kesatuan menjadi negara serikat. Pada masa Republik Indonesia Serikat
ini terjadi dinamika persatuan dan kesatuan bangsa yang diwarnai dengan berbagai
pemberontakan, seperti Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, pemberontakan
Andi Azis di Makassar dan pemberontakan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).

C. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasoki Liberal (17 Agustus 1950-
5 Juli 1959)

Masa Demokrasi Liberal Indonesia dimulai sejak 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli
1959. Indonesia pada masa ini menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1950. UUDS 1950
ini adalah bentuk perubahan dari Konstitusi RIS yang diselenggarakan sesuai dengan Piagam
Persetujuan antara pemerintah RIS dan Pemerintah RI pada tanggal 19 Mei 1950 dengan bentuk
negara kesatuan Indonesia. Karena Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara,
maka dibentuk sebuah badan untuk merumuskan Undang-Undang Dasar. Namun, terjadi
dinamika politik yang tinggi, dan saling memaksakan kepentingan kelompok dan golongan
sehingga pembahasan Undang-Undang Dasar menjadi rumit dan berjalan sangat lama.

7
Itulah sebabnya Presiden Soekarno memutuskan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5
Juli tahun 1959 dengan isi sebagai berikut:
 Pembubaran konstituante
 Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
 Pembentukan MPR dan DPA sementara

Pada masa ini terjadi berbagai pemberontakan, seperti Gerakan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) di Sulawesi, Aceh, Kalimantan Selatan dan Pemberontakan PRRI/Permesta.

D. Persatuan dan Kesatuan Banga pada Masa Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959-12
Maret 1967)

Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 kemudian menjadi awal pada masa ini, yakni 5 Juli
1959 sampai dengan 11 Maret 1966. Presiden kembali berkedudukan sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan sejak berlakunya kembali UUD 1945 dan jabatan Perdana Menteri sudah
tidak berlaku lagi. Berlakunya demokrasi terpimpin  ini berawal mula dari demokrasi yang
dipimpin oleh hikmat dengan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. 
Namun, semakin lama justru bergeser menjadi dipimpin oleh Presiden atau Pemimpin Besar
Revolusi. Itulah sebabnya akhirnya segala sesuatu yang didasarkan kepada kepemimpinan
pemerintahan yang dianggap sebagai penguasa. Pada masa orde lama ini, Irian Barat bersatu
dalam Negara Indonesia melalui perjanjian Trikora. Sebelumnya, dalam perjanjian KMB, Belanda
tidak mau menyerahkan wilayah Irian kepada negara Indonesia.
Dinamika yang terjadi di masa ini adalah para pemimpin MPR, DPR, BPK dan MA diberi
kedudukan sebagai menteri, sehingga ditempatkan sebagai bawahan presiden. Presiden kemudian
membubarkan DPR Tahun 1960 dan muncul UU No. 19 tahun 1964 sehingga presiden bisa
berhak untuk mencampuri proses peradilan. Pada masa orde lama terjadi pemberontakan besar,
yakni G3OS/PKI.

8
E. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Baru (12 Maret 1967-21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru ini dimulai sejak 11 Maret 1966 sampai 21 Mei 1998. Masa Orde Baru
adalah sebutan untuk pemerintahan presidensial Indonesia dengan Soeharto sebagai presidennya.
Presiden Soekarno sudah tidak lagi menjadi presiden Indonesia sejak tahun 1966 yang
menandakan berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan baru, yang dikenal
dengan sebutan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
Para menteri pada masa orde baru berbentuk tujuh kabinet dengan nama Kabinet Pembangunan I
sampai Pembangunan 7. Namun dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan-penyimpangan fatal
bagi bangsa Indonesia, seperti pembatasan hak-hak politik rakyat, pemusatan kekuasaan ditangan
presiden dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam badan pemerintahan. Karena
penyimpangan yang sangat berat tersebut akhirnya kekuasan orde baru berakhir setelah adanya
perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Soeharto melalui gerakan reformasi.
Tepat tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden
republic Indonesia selama 30 tahun masa jabatannya. B.J Habibie yang ketika itu menjabat
sebagai wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga menggantikan Soeharto. Masa
jabatan Presiden B.J Habibie sangat singkat dan berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak
oleh sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999. Pada masa orde baru terjadi integrasi
bekas jajahan Portugis di pulau Timor, yakni menjadi provinsi ke-27 Indonesia bernama Timor-
Timur.

F. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Reformasi (21 Mei 1998- Sekarang)

Masa reformasi terjadi banyak perubahan atau amandemen atas Undang-Undang Dasar 1945
menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional. Amandemen ini diharapkan dapat membentuk
sistem pemerintahan yang lebih baik dan stabil daripada masa-masa sebelumnya. Amandemen
UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yakni pada tahun 1999, 2000, 2001,
dan 2002.

9
Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara berisi adanya pembatasan
kekuasaan pemerintahan maupun eksekutif dan adanya jaminan atas hak asasi manusia dan hak-
hak warga Negara lainnya. Setelah Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden indonesia dan
mulai memasuki masa reformasi, muncul kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan
berpolitik. Seperti adanya kemerdekaan pers, kemerdekaan membentuk partai politik,
terselenggaranya pemilu yang demokratis dan Otonomi Daerah pada tahun 1999. 

Dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD NRI Tahun 1945 pada masa reformasi
ini termasuk mengenai penyelenggaraan negara. Salah satu tujuan utamanya adalah agar
kekuasaan presiden tidak disalahgunakan sehingga tercapai kondisi kenegaraan yang lebih stabil.
Masa reformasi Indonesia mengalami lima kali pergantian presiden, yakni B.J. Habibie (masa
memimpin 1998-1999), Abdurrahman Wahid (masa memimpin 1999-2001), Megawati Soekarno
Putri (masa memimpin 2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (masa memimpin 2004-2014)
dan Joko Widodo (masa memimpin 2004-sekarang).

Dilihat dari dinamika persatuan dan kesatuan bangsa di atas adakalanya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia begitu kukuh, tetapi ada pula masa ketika dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dihadapkan oleh berbagai macam  gerakan pemberontakan
yang ingin memisahkan diri dari NKRI.  Segala bentuk teror yang bisa berdampak munculnya
perpecahan di kalangan masyarakat Indonesia sudah banyak terjadi dalam sejarah Indonesia
hingga saat ini. Namun sebagai generasi bangsa, kita patut bersyukur ancaman atau gangguan
tersebut tidak membuat NKRI menjadi lemah, tetapi semakin kukuh dan berkembang hingga
sekarang.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dari masa ke masa memiliki banyak perbedaan. Dari kondisi suku, ras, dan agama serta masa
kepemipinan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membentuk Indonesia yang satu. Meskipun
banyak perbedaan, Indonesia tetap dapat mempertahankan persatuan dan kesatuannya, dapat
memberantas masalah yang akan mempecah belahkan persatuan dan kesatuan di Indonesia,
sehingga persatuan daan kesatuan Indonesia masih tetap terjaga hingga saat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa/
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/10/06/arti-penting-semangat-persatuan-dan-
kesatuan-untuk-memperkuat-dan-memperkokoh-nkri#:~:text=Persatuan%20dan%20kesatuan
%20berasal%20dari,kebulatan%20yang%20utuh%20dan%20serasi.

12

Anda mungkin juga menyukai