Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

TUMBUHNYA AKAR AKAR NASIONALISME DI


INDONESIA

Guru Pembimbing : Febri Hayasman,S.Pd

NAMA KELOMPOK :
Felisya Riri monica
Putri Cahaya
Dwi Inal Mukromin
Noval Jumanto Afdal

SMA NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas Sejarah. Dan penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisannya
tentu tidak terlepas dari kekurangan baik dalam sistematika dan tehnik penulisan.Oleh
karena itu penulis sangat membutuhkan kritik, saran, dan opini yang membangun
senantiasa yang diharapkan dapat sebagai umpan balik yang positif untuk perbaikan
di masa mendatang.

Perhentian raja, 22 januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasionalisme.................................................................................. 3
B. Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Di Indonesia..................................... 4
C. Keadaan Nasionalisme Sebelum Kemerdekaan .............................................. 5
D. Faktor-Faktor Nasionalisme Di Indonesia ..................................................... 9
E. Karakteristik Nasionalisme Di Indonesia...................................................... 13
F. Keadaan Nasionalisme Di Indonesia Pasca Kemerdekaan ........................... 15
G. Keadaan Indonesia Dewasa Ini & Faktor Yang Mempengaruhi Melemahnya
Nasionalisme di Indonesia ............................................................................ 16
H. Memperkuat Nasionalisme Di Indonesia....................................................... 19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan dan Saran................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permasalahan nasionalisme di Indonesia beberapa tahun terakhir
menjadi fokus perhatian para sejarawan yang peduli dengan eksistensi negara
Republik Indonesia. Kartodirjo (2001), seorang sejarawan senior dari UGM,
mengungkapkan keprihatinannya terhadap pertikaian antar elit politik di
Indonesia. Kartodirjo menilai bahwa etos nasionalisme para elit politik di
Indonesia telah menipis, karenanya Kartodirjo menghimbau agar para elit
polittik segera mawas diri dengan mempelajari kembali sejarah pergerakan
nasional melalui biografi tokoh-tokoh pergerakan nasional.
Nasionalisme dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia
dikenal sebagai sebuah kata sakti yang mampu membangkitkan kekuatan
berjuang melawan penindasan yang dilakukan kaum kolonialis selama
beratus-ratus tahun lamanya. Perasaan senasib dan sepenanggungan yang
dialami mampu mengalahkan perbedaan etnik, budaya dan agama sehingga
lahirlah sejarah pembentukan kebangsaan Indonesia.
Kenyataannya banyak dari komponen bangsa ini telah mengingkari
nilainilai Pancasila, sehingga sulit untuk dikatakan sebagai golongan yang
berjiwa nasionalisme. Betapa tidak, bukankah sebagian masyarakat telah
mementingkan dirinya sendiri, misalnya, dengan melakukan praktek korupsi
atau melakukan apa pun demi memperoleh keinginannya, misalnya
kekuasaan. Demikian pula, ternyata pemerintah bangsa ini tidak mempunyai
kekuatan, sehingga membiarkan dan bahkan memberi kesempatan bangsa lain
untuk mendhalimi dan menindas. Butul bahwa penjajahan dalam bentuk fisik
sudah enyah dari bangsa ini, akan tetapi bukankah neokolonialisme telah

1
tumbuh yang sebenarnya lebih menyakitkan, karena seolah-oleh bangsa ini
tersiksa dalam waktu yang lama dan tidak segera menemukan kesembuhan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme?
2. Jelaskan bagaimana latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya nasionalisme di
indonesia (internal dan eksternal) ?
4. Bagaimana karakteristik nasionalisme di indonesia?
5. Jelaskan kondisi penerapan nasionalisme di indonesia?
6. Bagimana cara memperkuat nasionalisme di indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan pengertian nasionalisme.
2. Untuk menjelaskan latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia.
3. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya
nasionalisme di indonesia (internal dan eksternal).
4. Untuk menjelaskan karakteristik nasionalisme di indonesia.
5. Untuk menjelaskan kondisi penerapan nasionalisme di indonesia.
6. Untuk menjelaskan bagaimana cara memperkuat nasionalisme di
indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa
yang mempunyai kesamaan kebudayaan dan wilayah serta kesamaan cita-cita
dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan
adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Nasionalisme adalah suatu dasar pembentukan negara, keduanya
mempunyai kaitan yang cukup erat. Secara tidak langsung, terbentuknya suatu
negara itu dibarengi dengan semangat warga yang berjiwa nasionalisme,
begitu pula dengan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) ini. Pengertian nasionalisme secara umum adalah pengabdian yang
tinggi oleh bangsa terhadap negaranya yang diperlihatkan melalui sikap dan
tingkah laku individu atau masyarakat.
Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai perasaan
kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya dengan sangat tinggi dan
berlebihan. Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu sikap memperjuangkan
dan mempertahankan kemerdekaan termasuk harga diri bangsa sekaligus
menghormati bangsa lain. Sifat nasionalisme pada setiap orang akan membina
rasa bersatu antar penduduk negara yang berbeda-beda karena perbedaan baik
suku, agama, maupun ras. Penting sekali untuk membedakan antara
nasionalisme dan patriotism, patriotism adalah sikap berani yang pantang
menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian nasionalisme
adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, sifat
nasional, kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial

3
atau actual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan
identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu, semangat
kebangsaan. Nasionalisme menurut Ernest Renan adalah kehendak untuk
bersatu dan bernegara.

B. LATAR BELAKANG LAHIRNYA NASIONALISME DI


INDONESIA
Konsep Nasionalisme dalam pengertian modern berasal dari dunia
barat. Nasionalisme yang bangkit dalam abad ke-18 itu merupakan suatu
gerakan politik untuk membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-
hak warga negara. Nasionalisme abad ke-18 telah melahirkan negara-negara
kebangsaan (nation-state) di Eropa dengan menentukan batas-batasnya di satu
pihak dan melahirkan imperialisme di pihak lain.
Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat
bernegara. Sebelum kedatangan bangsa Belanda di lingkungan Indonesia,
negara-negara sudah dikemudikan oleh orang-orang indonesia sendiri dalam
bentuk kerajaan-kerajaan lokal. Nasionalisme Indonesia yang dalam
perkembangannya mencapai titik puncak setelah PD-II yaitu dengan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti pembentukan nasional
Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Indonesia dan
negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara serempak
membangkitkan nasionalismenya sendiri sehingga menciptakan negara
merdeka. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan
manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan yang disebut nasionalisme.
Kolonialisme umumnya disamakan dengan imperialisme yaitu suatu
rangkaian daya upaya suatu bangsa untuk menaklukkan bangsa lain dalam
segala lapangan. Tindakan-tindakan itu meliputi bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya yang sangat merugikan bangsa yang dijajah. Sistem politik
4
kolonial pada massa itu menjadi faktor utama yang melatarbelakangi
munculnya nasionalisme di Indonesia.
Secara umum kita mengetahui nasionalisme di Indonesia dimulai
ketika munculnya pergerakan dan organisasi nasional yang menutut Indonesia
untuk merdeka. Tapi tanpa kita sadari, ternyata Kartini lah yang memberi
sinar nasionalisme pertama kali di Indonesia meskipun sifatnya masih samar.
Walaupun Kartini sering dikategorikan sebagai pejuang wanita, tetapi ditinjau
dari teori yang ada seperti teorinya Sartono Kartodirdjo (1967) sepak terjang
Kartini masuk pada fase paling awal pembentukan nasionalisme Indonesia.
Lalu tahap selanjutnya adalah terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan
yang menandai bangkitnya kesadaran sebagai bangsa Indonesia.
Perkembangan selanjutnya ialah komitmen sebagai bangsa Indonesia melalui
Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945.

C. KEADAAN NASIONALISME DI INDONESIA SEBELUM


KEMERDEKAAN
Munculnya nasionalisme di Indonesia dalam pengertian modern
merupakan bentuk reaksi atau antitesis terhadap kolonialisme, yang bermula
dari cara ekploitasi yang menimbulkan pertentangan kepentingan yang
permanen antara penjajah dan yang di jajah. Nasionalisme Indonesia secara
umum bertujuan ke dalam memperhebat nation building dan character
building sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa, sedangkan
tujuan ke luar secara antitesis dan antagonis melakukan konfrontasi atau
menolak segala bentuk kolonialisme. Nasionalisme Indonesia bersikap
menentang secara prinsipil. Hal itu dapat dimengerti karena nasionalisme
ingin mengambalikan lagi harga diri manusia yang hilang akibat kolonialisme.
Itulah sebabnya dalam pertumbuhan dan perkembangannya nasionalisme dan

5
kolonialisme tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki hubungan
timbal balik.
Semua pengalaman yang mengecewakan Indonesia akibat
kolonialisme Belanda memaksa terbentuknya solidaritas sosial yang
mengantar lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia.
Pergerakan kebangsaan Indonesia yang muncul pada abad ke-20 merupakan
suatu fenomena baru di dalam sejarah bangsa Indonesia. Pergerakan
kebangsaan itu merupakan lanjutan perjuangan yang masih bersifat pra-
nasional dalam menentang praktek-praktek kolonialisme dan imperialisme
Belanda pada masa-masa sebelumnya. Pergerakan kebangsaan modern ini
lebih terorganisasi, mempunyai asas dan tujuan yang jelas, berjangkauan
panjang, serta mempunyai ideologi baru yaitu menciptakan masyarakat maju,
suatu ideologi yang kemudian mengalami pendewasaan dengan hasrat
mendirikan sebuah negara nasional. Ada pula beberapa organisasi-organisasi
pergerakan kebangsaan Indonesia, antara lain:

1. Budi Utomo (1908)


Dengan diterapkannya politik balas budi secara tidak langsung telah
mendorong munculnya elit baru berpendidikan barat yang sadar akan
nasib bangsanya akibat kolonialisme. Dalam hal ini para pelajar Indonesia
sebagai kelompok cendekiawan (kelompok elite modern) menyadari
sepenuhnya bahwa seperangkat alat yang dibutuhkan itu tidak lain adalah
sebuah organisasi modern. Kesadaran ini telah memberikan motivasi pada
sekelompok pelajar di Stovia yang dipimpin oleh Soetomo untuk
mendirikan perkumpulan Boedi Utomo (1908) sebagai organisai
pergerakan pertama yang menjadi perintis bagi lahirnya organisasi-
organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia lain.

6
Nasionalisme di Indonesia mengalami pertumbuhan seirama dengan
dinamika pertumbuhan dan perkembangan pergerakan kebangsaan
Indonesia. Sifat dan corak nasionalisme pada saat lahirnya Boedi Utomo
(1908) telah dilandasi oleh nasionalisme dalam bentuknya yang masih
samar-samar. Perkumpulan ini membatasi gerakannya terbatas pada Jawa
dan Madura. Sasaran perjuangannya juga tampak belum tegas antara
perjuangan politik atau terbatas pada sosiokultural menyebabkan
aktivitasnya cenderung hanya dibidang kebudayaan.

2. Sarekat Islam (1912)


Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi
perkembangan nasionalisme Indonesia. Sarekat Islam tidak semata-mata
mengadakan perlawanan terhadap pedagang Cina, tetapi membuat front
melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera. Perjuangannya
yang langsung membela rakyat, yaitu memperjuangkan ekonomi rakyat
telah menjadikan perkumpulan ini berkembang sangat pesat. Dengan
keadaan tersebut perkembangan nasionalisme Indonesia mengarah pada
konsep nasionalisme yang bercorak ekonomi, religius, dan demokratis.

3. Indische Partij (1912)


Konsep nasionalisme lebih luas lagi diperkenalkan oleh Indische
Partij. Organisasi ini dengan tegas mencanangkan kemerdekaan tanah air
dan bangsa Hindia lepas dari Nederland sebagai akhir dari perjungannya.
Nasionalisme yang dikembangkan bercorak tegas bahkan radikal. Menjadi
organisasi politik pertama di Indonesia.

7
4. Perhimpunan Indonesia (PI) (1925)
Perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda bernama Perhimpunan
Indonesia (PI) awalnya bernama “Indische Vereneging” (1908) mulanya
hanyalah perkumpulan organisasi sosiokultural. Tetapi sejak 1925 mereka
telah mengembangkan organisasi tersebut sebagai organisasi yang
mengutamakan masalah-masalah politik. Lewat PI konsep nasionalisme
bercorak lebih tegas dan revolusioner. PI telah memberikan sumbangan
yang sangat penting yaitu nama “Indonesia” sebagai identitas nasional.

5. Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927)


Kelahiran Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 melanjtkan ide-
ide yang dikembangkan oleh PI juga dilandasi oleh nasionalisme dan
revolusioner. Selanjutnya dicetuskan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928 yang menjadi bukti bahwa nasionalisme Indonesia telah melandasi
dan dijunjung tinggi dalam aktivitas bangsa Indonesia, untuk bersatu
adalah kemauan bersama yang akan mengatasi alasan-alasan dengan tetap
menghormati perbedaan-perbedaan yang ada.
Dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi pergerakan
kebangsaan Indonesia, tampaklah bahwa proses pendewasaan dari
pematangan konsep nasionalisme kultural, berkembanag ke
sosioekonomis, dan memuncak menjadi nasionalisme politik revolusioner
yang mempunya aspek multidimensional. Nasionalisme Indonesia tumbuh
dan berkembang dari dan dalam kebudayaan masyarakat Indonesia
sendiri. Itu artinya bangsa Indonesia menyadari keberadaannya dalam tata
pergaulan hidup dengan bangsa-bangsa lain.

8
D. FAKTOR-FAKTOR NASIONALISME DI INDONESIA
1. Faktor Internal
a. Kenangan Kejayaan Masa Lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa
kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan
kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah
mengalami masa kejayaan sebagai bangsa merdeka dan berdaulat.
Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri
dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau
tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka
mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.

b. Bersatunya Negara-Negara Asia Dan Afrika Sejak Zaman Dahulu


Kala
Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia
bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa
terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu sudah
dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun
kerjasama perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku
produsen benda yang berlainan (sehingga terjadi pertukaran tanpa
adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat). Mereka
saling menghormati dan menjaga. Namun kedatangan bangsa barat
yang menjajah mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita
sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.

9
c. Munculnya Golongan Cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan
cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan
Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin
munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya
berjuang untuk melawan penjajahan.

d. Paham Nasionalis Yang Berkembang Dalam Bidang Politik, Sosial


Ekonomi, Dan Kebudayaan
Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis
menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam
penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha
penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk
masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk
melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa
Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di
Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan
menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2. Faktor Eksternal
a. Kemenangan Jepang Atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara
Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi
yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam
10
berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi
kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di
Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong
lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan
bangsa asing di negerinya.

b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara


1) Pergerakan Kebangsaan India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan
nasional di India membentuk All India National Congress
(Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan
Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan
Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis
perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan
Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha
mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap
perjuangan di Indonesia.

2) Gerakan Nasionalis Rakyat Cina


Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina
sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini dianggap dinasti
asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan
bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan
munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti
Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis
Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk
menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan
11
Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing.
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan
terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan
kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini
ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.

3) Pergerakan Nasionalisme Mesir


Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan
menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas
negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang
dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi
berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia
seperti Muhammaddiyah.

4) Munculnya Paham-Paham Baru


Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti
nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan
islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham
yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu
terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada
organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

12
E. KARAKTERISTIK NASIONALISME INDONESIA
Menurut Sartono Kartodirdjo mengemukakan unsur-unsur
nasionalisme di Indonesia dibagi dalam tiga kategori:
 Unsur kognitif menunjukkan adanya pengetahuan atau
pengertian akan suatu situasi/fenomena tertentu dalam hal ini
mengenai pengetahuan akan situasi kolonial pada segala
parposinya.
 Unsur orientasi nilai/tujuan menunjukkan keadaan yang
dianggap berharga oleh pelaku-pelakunya, dalam hal ini
dianggap sebagai tujuan atau hal yang berharga adalah
memperoleh hidup yang bebas dari kolonialisme.
 Unsur afektif dari tindakan kelompok menunjukkan situasi
dengan pengaruhnya yang menyenangkan atau menyusahkan
bagi pelaku-pelakunya. Berbagai macam diskriminasi pada
masyarakat colonial melahirkan aspek afektif.
Melihat pendapat di atas, maka ketiga aspek tersebut di atas tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainya, karena saling berhubungan antara aspek
satu dengan aspek lainnya yang akan saling menunjang dalam satu kesatuan.
Substansi nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama, kesadaran
mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak
suku, etnik dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam
menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan di Indonesia.
Semangat dari dua substansi tersebutlah yang kemudian tercermin
dalam proklamasi kemerdekaan dengan jelas dinyatakan “atas nama bangsa
Indonesia”, sedangkan dalam pembukaan UUD 1945 dikatakan secara tegas,
“segala bentuk penjajahan dan penindasan didunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dilihat dari
sejarahnya, menurut Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
13
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bahwa karakteristik nasionalisme Indonesia
antara lain:
 Persamaan asal keturunan bangsa (etnik), yaitu bangsa
Indonesia berasal dari rumpun bangsa melayu yang merupakan
bagian dari ras mongoloid dan kemudian diperkaya oleh variasi
percampuran darah antar ras.
 Persamaan pola kebudayaan, terutama cara hidup sebagian
suku-suku petani dan pelaut dengan segala adat istiadat dan
lembaga sosialnya, manifestasi (perwujudan) persamaaan
bahasa nasional, yaitu bahasa indonesia.
 Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas
tanah air, yakni tanah tumpah darah seluruh bangsa berwilayah
dari sabang sampai merauke.
 Persaaan senasib kesejahteraanya, baik kejayaan bersama
dimasa kejayankerajaan-kerajaaan besar jaman bahari sriwijaya
dan majapahit, maupun penderitaan bersama dibawah dominasi
penjajah asing.
 Persamaan cita-cita yakni persamaan cita-cita hidup bersama
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta
mmembangun negara dalam ikatan persatuan indonesia yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. (Risalah Sidang
BPUPKI-PPKI, 1995).

14
F. KEADAAN NASIONALISME DI INDONESIA PASCA
KEMERDEKAAN
Indonesia dan negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan
secara serempak membangkitkan nasionalismenya sendiri sehingga
menciptakan negara merdeka. Nasionalisme sendiri mengacu pada faham
yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan rasio atau bangsanya. Di
Indonesia terdapat banyak suku dan etnik. Kelompok etnik yang bersifat
sangat lokal ini perlu dikoordinasikan secara kolektif untuk menuju keinginan
bersama. Jadi, klimaks dari pergerakan nasional adalah pembentukan nation
Indonesia.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia bentuk gerakan nasionalisme
adalah dalam wujud perlawanan fisik dan upaya diplomasi bangsa Indonesia
dalam upaya untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Adapun
bentuk-bentuk dari wujud nasionalisme rakyat Indonesia yaitu: Peristiwa
pertempuran tanggal 10 November 1945 di Surabaya, peristiwa Bandung
Lautan Api, Palagan Ambarawa, Konferensi Linggar Jati, Konferensi
Renville, serta KMB. Termasuk di dalamnya upaya penanggulangan
pemberontakan dari dalm negeri seperti: DI/ TII, PRRI/ Permesta, RMS baik
Belanda maupun para pemberontak adalah sama-sama musuh bersama bangsa
Indonesia yang harus dilawan demi menegakkan kedaulatan negera Republik
Indonesia.
Pada era Orde Baru 1966-1998, menanamkan nasionalisme pada siswa
telah dilakukan pada masa ini dengan memasukkan Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB) dalam kurikulum sekolah. Hal ini dilatarbelakangi
hasrat Presiden Soeharto agar pelajaran sejarah tidak sekedar mengajarkan
pengetahuan sejarah belaka, melainkan juga menanamkan nilai-nilai
perjuangan bangsa dalam hati siswa. Sebagaimana halnya dengan kebijakan
lain pada masa Orde Baru, maka program ini pun memerlukan dasar hukum
15
yang jelas. Maka berdasarkan TAP MPR no. II/MPR/1982 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara disebutkan “Dalam rangka meneruskan dan
mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda,
maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, wajib diberikan
pendidikan sejarah perjuangan bangsa”.
Dalam era Reformasi, gerakan nasionalisme menampakkan wujudnya
dalam wajah yang baru yakni dalam bentuk perlawanan terhadap represi
politik rezim yang berkuasa dan dalam perlawanan daerah terhadap pusat.
Tragedi 12 Mei 1998 terjadi penembakan mahasiswa Trisakti, dan 1 Januari
2001 saat diberlakukannya Otonomi Daerah merupakan momentum puncak
dari gerakan nasionalisme pada masa transisi menuju demokrasi di Indonesia.
Nilai perjuangan pada angkatan 1998 dalam simpul perubahan sejarah politik
negara, nilai-nilai perjuangan yang diangkat lebih kepada isu konkrit
berkaitan dengan penyimpangan dan penyelewengan penyelenggara
pemerintah serta pembangunan yang dirasakan masyarakat dengan tidak
bersistem.

G. KEADAAN INDONESIA DEWASA INI & FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI MELEMAHNYA NASIONALISME DI
INDONESIA
Nasionalisme itu bersifat dinamis. Nasionalisme pada zaman kolonial
dan zaman sekarang jelas berbeda. Dewasa ini nasionalisme Indonesia tidak
hanya di uji dari luar seperti masa kolonial atau hanya konflik dalam negeri
seperti pasca orde lama dan orde baru, namun serangan untuk melemahkan
nasionalisme kita datang dari luar dan dari dalam negeri sendiri. Tahun 1998
terjadi Reformasi yang memporak-porandakan stabilitas semu yang dibangun
Orde Baru. Masa ini pun diikuti dengan masa krisis berkepanjangan. Potret
nasionalisme itu pun kemudian memudar. Banyak yang beranggapan bahwa
16
nasionalisme sekarang ini semakin merosot, di tengah isu globalisasi,
demokratisasi, dan liberalisasi.
Masyarakat sekarang mulai melupakan arti sesungguhnya dari
nasionalisme, dan mulai sibuk dengan dirinya sendiri atau kelompoknya tanpa
peduli dengan aset-aset kebudayaan negara yang sebenarnya patut untuk
dijaga. Untuk kali ini, kami akan mengangkat masalah kebudayaan-
kebudayaan Indonesia yang banyak diambil alih oleh negara tetangga dan
diklaim sebagai kepemilikan mereka, contohnya Reog Ponorogo, Rasa
Sayang-Sayange, Batik, Wayang dsb. Ketika masalah ini terjadi, semangat
nasionalisme kultural dan politik seakan muncul. Seluruh elemen masyarakat
bersatu menghadapi ancaman dari luar. Namun anehnya, perasaan atau paham
itu hanya muncul sesaat ketika peristiwa itu terjadi. Nasionalisme kita seakan
muncul dengan paksaan yaitu ketika ada serangan atau ada ancaman dari
pihak luar.
a. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Lemahnya
Nasionalisme Di Indonesia
 Globalisasi
Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial
dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara
masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat
transkulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah
globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks.
Globalisasi sendiri membawa pengaruh yang positif
dan negatif kepada rakyat Indonesia. Beberapa pengaruh
negatif yang diberikan oleh globalisasi antara lain:
 Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa

17
kemajuan dan kemakmuran, sehingga ideologi
Pancasila lama kelamaan mulai meredup.
 Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri yang
membawa brand bergaya barat yang membanjiri di
Indonesia.
 Munculnya sikap individualisme yang
menimbulkan ketidak pedulian antar perilaku
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka
orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
b. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Lemahnya
Nasionalisme Di Indonesia
 Provinsialisme, Kedaerahan, Primodialisme
Ketiga kata tersebut sebenarnya mempunyai arti atau
definisi yang kurang lebih sama. Ketiganya sama-sama
mempunyai arti paham yang menjunjung tinggi daerahnya
atau bersifat kedaerahan. Provinsialisme paham yang
menjunjung tinggi provinsi sendiri, primodialisme paham
yang menjujung tinggi daerah asalnya atau daerah
kelahirannya.
Sebenarnya menjujunjung tinggi daerahnya bukanlah
hal yang salah, karena setiap orang tidak akan mungkin
terlepas dari daerah asalnya. Tapi yang mejadi masalah
adalah primodialisme fanatik atau berlebihan. Terlalu
mengagung-agungkan daerahnya hingga merendahkan
daerah atau suku lain. Primodialisme yang seperti inilah
yang bisa memecahkan persatuan nasionalisme bangsa kita.
Apabila setiap suku atau daerah di Indonesia menganut
18
paham primodialisme yang berlebihan bisa dibayangkan
nasionalisme Indonesia akan kacau.
 Separatisme
Separatisme secara umum adalah suatu gerakan untuk
memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia dari
satu sama lain. Di Indonesia sendiri kita ketahui cukup
banyak gerakan separatisme yang bermunculan dari jaman
dahulu atau masa pasca kemerdekaan sampai saat ini ada
GAM, RMS, dll yang mecoba untuk memisahkan diri dari
NKRI. Dari pengalaman yang sudah ada ini bisa dilihat
bahwa gerakan separatisme sudah ada sebelumnya
menyebabkan nasionalisme kita menjadi rusak, karena
gerakan tersebut mencoba untuk memisahkan diri dari RI.

H. MENINGKATKAN JIWA NASIONALISME


Rapuhnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun
belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan
dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang sedikit banyak
disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok
masyarakat bahwa kesepakatan bersama (social contract) yang mengandung
nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya
menjadi wacana belaka.Bukan hal yang aneh jika semangat solidaritas dan
kebersamaan pun terasa semakin tenggelam sejak beberapa dekade terakhir.
Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan
oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut,
berjalan di tempat.
Maka dari itu sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa
nasionalisem generasi muda bangsa diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
19
Upaya menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generesami muda bangsa ini
tidak hanya tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara negara namun
juga membutuhkan peran aktif masyarakat.

1. Peran Keluaga
a) Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan
penghormatan pada bangsa misalnya dengan menunjukkan para
pahlawan pendahulu yang telah merebut kemerdekaan.
b) Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap
lingkungan sekitar dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan
yang baik.
c) Selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam
menggunakannya.

2. Peran Pendidikan
a) Memberikan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dan juga bela Negara.
b) Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan
dengan mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh khitmad.
c) Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah
menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.

3. Peran Pemerintah
a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa
nasionalisme seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap Hari
Jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan

20
asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat
meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c) Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa nasionalisme itu
merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam sila ketiga karena
nasionalisme ini mewujudkan perwujudan dan kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara. Serta bahwasannya paham kebangsaan atau nasionalisme pada
dasarnya mempunyai pokok-pokok yaitu kesetiaan terhadap negara dalam
segala aspeknya, perasaan senasib dan sepenanggungan, sebagai identitas
negara, merupakan suatu paham, dan pengakuan adanya negara nasional.
Dapat ditegaskan bahwa apabila belajar dari sejarah yang pernah
terjadi, nasionalisme Indonesia adalah bentuk perwujudan dari sikap dan
tindakan yang anti terhadap praktek-praktek kolonialisme. Dengan demikian,
nasionalisme Indonesia merupakan suatu bangunan suatu negara yang
dibentuk berdasarkan anti penjajahan, penindasan, diskriminasi, kedholiman,
ketidakadilan, serta pengingkaran atas nilai-nilai ketuhanan. Tentru saja,
apabila masyarakat Indonesia berprilaku dan bertindak dengan sikap-sikap
sebagaimana disebutkan tentu saja mereka bukanlah manusia Indonesia yang
mempunyai jiwa nasionalisme sekaligus manusia yang tidak Pancasilais.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo-Proklamasi


(1908-1945). Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
2. Warman, Asvi. 2013. Sejarah Resmi Indonesia Modern Versi Orde Baru Dan
Para Penantangnya. Ombak: Yogyakarta.
3. Utomo, B. Cahyo. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia; Dari
Kebangkitan Hingga Kemerdekaan. IKIP: Semarang.
4. Siti Nuraini. Nasionalisme di Era Reformasi. Jurnal Madani Edisi II /
November 2005.
5. Grendi Hendrastomo. Nasionalisme vs Globalisasi. Jurnal Dimensia, Volume
I, No. 1, Maret 2007.
6. Dr. Drs. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si. Sejarah Nasionalisme Dunia &
Indonesia
7. Sudrajat. Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya
8. download.portalgaruda.org/article.php?
article=369010&val=7990...Nasionalisme
9. www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7542/6209
10. staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/..../Artikel%20Nasionalism
%20Pancasila.pdf
11. https://pengertiandefenisi.com/pengertian-nasionalisme/

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai