Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SEJARAHKEBANGKITAN BANGSA TIMUR (NASIONALISME ASIA)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Ketua : Dewi Yanti


Anggota : Nabila
Nur Intan
Nur Aini
Adam
Alim Akbar

SMK NEGERI 5 MAJENE


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr. Wb.

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia

dan kesehatan yang diberikan-Nya lah tugas Sejarah Pergerakan Nasional (SPN) telah

Selesaai

Meskipun dalam penulisan ataupun penyusunan ini saya banyak menemukan

kesulitan. Akan tetapi atas masukan dan saran dari teman – teman makalah ini dapat

terselesaikan dengan tepat pada waktunya.

Saya menyadari banyak sekali kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Maka

daripada itu mohon dimaklumi dan mohon untuk saran yang membangun untuk kemajuan

saya dalam penulisan makalah.

Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Penulis

AIDA

ii
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................................................................i

Pengertian Paragraf........................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II................................................................................................Error! Bookmark not defined.

Jenis-jenis Paragraf........................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III..............................................................................................Error! Bookmark not defined.

C. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf.........................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV..............................................................................................Error! Bookmark not defined.

D. Pengembangan Paragraf............................................................Error! Bookmark not defined.

BAB V...............................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENUTUP..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

Kesimpulan.....................................................................................Error! Bookmark not defined.

SARAN..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pada umumnya nasionalisme bermakna melahirkan perasaan cinta tanah air dalam

upaya membentuk sebuah negara bangsa. Kata nasionalisme berhubungan dengan dua hal,

yaitu kewargaan negara dan semangat patriotik. Kewargaan negara menuntut soal politik dan

kedaulatan kemerdekaan.

Semangat patriotik menuntut soal cinta tanah air. Dengan kata lain, nasionalisme

adalah sentimen kesetiaan atau simpati yang mengikat suatu bangsa berdasar institusi dan

budaya yang sama untuk mewujudkan persatuan dan mencapai terbentuknya negara bangsa

(Nation State) yang merdeka. * Dosen Prodi Ilmu Sejarah Jurusan Pendidikan Sejarah FISE

UNY. Pembentukan nasionalisme di Asia sering dihadapkan dengan kolonialisme Barat atau

merupakan reaksi atas kehadiran kolonialisme Barat.

Namun kini terdapat perkembangan lain, pembentukan nasionalisme di kawasan Asia

Timur terjadi beberapa kali. Sebelum tahun 1945 hanya Cina yang dijajah oleh bangsa Barat,

itupun tidak seluruh wilayah didudukinya, maka bentuk penjajahan itu disebut semi- kolonial.

Jepang tidak pernah dijajah bangsa Barat tetapi ancaman penjajahan bangsa Barat yang

menimbulkan nasionalisme. Korea beberapa kali diduduki oleh Cina, dan yang terakhir

dijajah Jepang (1910-1945).

Kebangkitan nasional di Asia Timur telah muncul pada pertengahan abad ke-19 dan awal

abad ke-20 sejalan dengan semakin intensifnya usaha penguasaan wilayah oleh bangsa asing

terhadap bangsa lain. Di Asia Timur ( Cina, Korea dan Jepang ), proto nasionalisme

terbentuk dari gabungan unsur-unsur: etnisitas dan tradisi negara.

1
Dalam hal ini sangat mungkin apabila kesukuan dan loyalitas politis saling terkait.

Apakah hal ini masih berlaku juga pada akhir abad ke-20? Hal ini dipertanyakan mengingat

nasionalisme itu dinamis dan berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TERMINOLOGI, PENDEKATAN, DAN MULTIDIMENSIONAL

Sejarah Pergerakan Nasional (SPN) adalah bagian dari Sejarah Indonesia yang meliputi

periode sekitar empat puluh tahun, yang dimulai sejak lahirnya Budi Utomo (BU) sebagai

organisasi nasional yang pertama tahun 1908 sampai terbentuknya bangsa Indonesia pada

tahun 1945 yang ditandai oleh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Organisasi pergerakan

mengalami perkembangan bentuk sejak dari embrio, lahir, dewasa, dan sampai pada puncak

aktivitas sosio- politik.

Nasionalisme mengacu pada faham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan nasio

atau bangsanya. klimaks dari pergerakan nasional adalah pembentukan nasion Indonesia. E.

Renan menyebut bahwa nation est le desir d’etre ensemble yaitu keinginan untuk ada bersama

atau nation est le desir de vivre ensemble yaitu keinginan untuk hidup bersama

Dengan meluasnya kesadaran bersama untuk mencapai cita-cita bersama, penggunaan istilah

yang sesuai dengan tuntutan zaman dapat diterima para nasionalis. Di pihak lain pemerintah

kolonial sengaja mempertahankan istilah yang konservartif agar Indonesia tetap dalam

statusnya sebagai koloni dan ini memberikan petunjuk bagaimana kolonialisme

mempertahankan ideologinya yang tidak mau berubah (Sartono Kartodirdjo, 1967:1:30).

Pergerakan Nasional mempunyai pengertian dan menunjuk pada seluruh proses terjadinya dan

perkembangan nasionalisme Indonesia dalam segala perwujudannya, berdasarkan

kesadaran, sentimen bersama, dan keinginan berjuang untuk kebebasan rakyat dalam wadah

negara kesatuan

3
Nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah

beberapa abad lamanya berkuasa di bumi Indonesia. Usaha untuk menolak kolonialisme

inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan disebut

nasionalisme. Melalui keinginan bersama yang didasarkan oleh persamaa kepentingan itu

akhirnya menciptakan nasionalisme Indonesia.

Timbulnya nasionalisme karena kombinasi dua faktor yaitu faktor subjektif dan objektif.

Faktor subjektif berupa kemauan, sentimen, aspirasi, dll. Sedangkan faktor obejektif karena

kondisi ekonomu, geografi, histori, dll

Batasan Pengertian Tentang Nasionalisme

1. Laporan dari Royal Institute of International Affair , 1939 : m engatakan bahwa : “a

consciousness, on teh part of individuals

or group, of membership in a nation, wheter one’s or another”.

2. Hans Kohn, lebih cenderung mendifinisikan nasionalisme pada sentimen nasional, ia

mengatakan bahwa : “a state of mind,permeating the large majority of a people, and

claiming to permeate all its members; it recognises the nation state as the sources of

all creative cultural energy and economic well being. The supreme loyality of man is

therefore due to his nationality, as his own life is supposedly rooted in and made

possible by its welfare”.

3. Renan menekankan nasionalisme pada : “le sentiment de sacrifies” dan “le

consentiment, le desir clairement exprime de continuer la vie commune” (Smith,

1983: 174)

Beberapa teori tentang bangsa yang disebut diatas yang cocok bagi Indonesia adalah teori

berdasarkan keinginan (wils). Semangat kebangsaan yang

4
merupakan “psychological state of mind harus selalu dibangkitkan dan dihidupkan. Karena

itulah nasionalisme harus dipupuk setiap saat. Jelas kiranya bahwa nasionalisme di Indonesia,

seperti nasionalisme negara-negara Asia Tenggara lainnya mempunyai basis historis pada

kolonialisme dan sebab itu antikolonialisme merupakan kekuatan imbangnya (Sartono

Kartodirjo, LS1 1967: 32; Smith, 1983: 65- 108).

Nasionalisme merupakan kekuatan penting sebagai tenaga penggerak yang begitu hebat

dalam sejarah abad XX di Indonesia. Nasionalisme merupakan suatu gerakan politik untuk

membatasi kekuasaan pemerintah pada masa itu dan menjamin hak-hak setiap warga negara.

Di negara-negara Asia (khususnya Indonesia), tumbuhnya nasionalisme dalam pengertian

modern merupakan bentuk reaksi atau antitesis terhadap kolonialisme, yang bermula dari cara

eksploitasi yang menimbulkan pertentangan kepentingan yang permanen antara penjajah dan

yang dijajah. Nasionalisme Indonesia adalah gejala historis yang tidakdapat dilepaskan dari

pengaruh kekuasaan kolonialisme bangsa Barat. Dalam konteks situasi kolonial ini,

nasionalisme Indonesia merupakan suatu jawaban terhadap syarat-syarat politik, ekonomi dan

sosial yang khusus yang ditimbulkan oleh situasi colonial

Munculnya pergerakan nasional sebagai wujud

Nasionalisme

 Kelahiran Budi Utomo telah dilandasi oleh nasionalisme dalam bentuknya yang

masih samar-samar, hal itu tampak dari aktivitasnya. Perkumpulan ini dengan jelas

membatasi gerakannya terbatas pada Jawa dan Madura. Sasaran perjuangannya juga

tampak belum tegas antara perjuangan politik atau terbatas pada sosiokultural. Sikap

ragu-ragu itu menyebabkan aktivitasnya cenderung hanya dibidang kebudayaan. Itulah

sebabnya Hatta menyebutkan Budi Utomo sebagai kultural nasionalisme.

5
Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi perkembangan

nasionalisme Indonesia. Perjuangannya yang langsung membela rakyat,yaitu

memperjuangkan ekonomi rakyat telah menjadikan perkumpulan ini berkembang sangat

pesat. Dengan keadaan tersebut perkembangan nasionalisme Indonesia mengarah pada

konsep nasionalisme yang bercorak ekonomi religius, dan demokratis

Idische Partij, belum menggunakan nama “Indonesia” memang, tetapi organisasi ini

telah dengan tegas mencanagkan kemerdekaan tanah air dan bangsa Hindia, lepas dari

Naderland sebagai akhir dari tujuan perjuangannya. Nasionalisme yang dikembangkan

dengan demikian memiliki corak yang tegas, bahkan radikal. Hal itu pula yag telah

menempatkan organisasi tersebut sebagai organisasi politik pertama di Indonesia.

meskipun usianya tidak panjang, bahkan sangat singkat, konsep nasionalisme yang

dicanangkan memberikan angin dan corak baru bagi perjuangan pergerakan kebangsaan

Indonesia.

Perhimpunan Indonesia (PI) memberikan andil sangat besar dalam mempertegas dan

mendewasakan konsep nasionalisme yang sesungguhnya. Perhimpunan Indonesia juga

telah memberikan sumbangannya yang sangat penting bagi perkembangan nasionalisme

Indonesia. sumbangan itu adalah nama “INDONESIA” sebagai identitas nasional dan

nama bagi bangsa dan negara yang sedang diperjuangkan untuk merdeka, lepas dari

penjajah

Kelahiran Partai Nasional (PNI) ditanah air (1927) yang hakikatnya melanjutkan ide-ide

yang dikembangkan oleh perjimpunan Indonesia juga dilandasi oleh nasionalisme yang

revolusioner.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia,

6
tampaklah bahwa proses pendewasaan dan pematangan konsep nasionalisme Indonesia

bergerak dari nasionalisme kultural, berkembang ke sosio ekonomis dan memuncak

menjadi nasionalisme politik revolusioner yang mempunyai aspek multidimensional.

Nasionalisme Indonesia Memiliki 2 Dimensi :

•Dimensi ekstern

Dalam dimensi ini nasionalisme dihadapkan pada bangsa lain, sebagai reaksi atau

bentuk antitesis, khususnya pada kolonialisme atau imperialisme.

•Dimensi intern
Abdulgani menyatkan bahwa dalam nasionalisme Indonesia terdapat kekuatan

destruktif dan konstruktif. Selaku kekuatan destruktif, nasionalisme

Indonesiabertujuan menghancurkan kolonialisme asing. Selain itu nasionalisme

Indonesia juga bertujuan menghentikan penghisapan oleh kolonailisme asing atau

tubuh perekonomian Indonesia. sebaliknya selaku kekuatan konstruktif,

nasionalisme Indonesisa bertujuan untuk membangun negara nasional yang

demokratis, dengan erisikan masyarakat yang berkeadilan sosial

B. DIMENSI NASIONALISME INDONESIA

Munculnya fenomena nasionalisme (modern) sebagai kekuatan penggerak

aktivitas perjuangan bangsa indonesia hingga memperoleh kemerdekaan merupakan

periode yang di golongkan sebagai objek bagi penyelidikan sejarah pergerakan

kebangsaan indonesia. Nasionalisme Indonesia lahir sebagai reaksi kolonialisme

Eropa. Karena kolonialisme itu mengandung dimensi-dimensi dominasi

politik,eksploitasi ekonomi, dan penetrasi kultural, nasionalisme indonesia juga

mempunyai tiga dimensi dalam rangka menumbang dominasi politik kolonial.

7
Nasionalisme yang dianut oleh bangsa Indonesia melahirkan pendirian

untuk menghormati kemerdekaan bangsa lain sebagaimana tertuang dalam

pembukaan UUD 1945 “bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala

bangsa”. Singkatan nasionalisme Indonesia merupakan semangat yang dapat

mempersatukan bangsa Indonesia dalam perbedaan dan berbeda dalam

persartuan (Bhineka Tunggal Ika).

C. Kebangkitan Bangsa Timur (Nasionalisme Asia)

Jauh sebelum PPI terbentuk, pelajar-pelajar Indonesia dan umat Islam dari

Asia Tenggara di Makkah telah terhimpun dalam perkumpulan yang disebut

Komunitas Jawi. Komunitas ini memiliki kontribusi besar dalam menjadikan Makkah

sebagai pusat kehidupan keagamaan Indonesia pada abad ke-19. Hal ini disebabkan

karena pada waktu itu banyak ulama yang datang untuk mempelajari agama Islam ke

Makkah kemudian bertemu dengan cendekiawan yang membawa ilmu pengetahuan

dan paham baru. Sekembalinya ke Nusantara, pengetahuan baru tersebut kemudian

disampaikan melalui lembaga pendidikan pesantren, surau, dan dayah (Iswanto,

2013). Akhir abad-19 menandai penemuan bentuk Komunitas Jawi dengan puluhan

halaqah yang tersebar di penjuru Makkah. Pembentukan komunitas ini diawali oleh

para ulama Nusantara abad-17 seperti Nuruddin Al-Raniri, Abdul Rauf al-Singkili,

dan Muhammad Yusuf Al-Makassari.

Pembentukan Komunitas Jawi terus berlanjut hingga kedatangan ulama Jawi

di abad 18 di antaranya yaitu Syaikh Abd Shamad Al-Palimbani, Kemas Fakhr Al-

Din, Syihab Al-Din, dan Muhammad Arsyad Al-Banjari. Dari nama-nama tersebut,

yang paling berpengaruh adalah Syaikh Abd Al-Shamad Al-Palimbani kelahiran

8
Palembang. Kitabnya yang paling terkenal adalah kitab Fadha’il al-Jihad berisi

tentang kewajiban umat muslimin untuk menjalankan perang suci melawan kaum

kafir terutama kaum penjajah kolonial menurut Al-Qur’an dan Hadits. Ulama

terkemuka lainnya yakni Muhammad Nawawi Al-Bantani (lahir 1813, wafat 1897). Ia

merupakan salah satu ulama yang berperan penting dalam proses transmisi sejarah

Indonesia masa Islam ke masa Hindia Belanda. Selain itu Nawawi Al-Bantani pernah

menjadi

“Sayyid Ulama al-Hijaz”, salah satu posisi intelektual terkemuka di Timur

Tengah untuk tingkat internasional. Karya-karyanya juga memiliki pengaruh sangat

besar di Nusantara. Karyanya menjadi materi utama dalam pembelajaran di pesantren.

Maka tidak salah jika ia diakui sebagai arsitek pesantren Nusantara. Karyanya

menjadi sumber intelektual dari perkembangan diskursus Islam di Indonesia abad ke-

19.

Nama besar lain adalah Syeh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Ahmad Khatib

memiliki hubungan yang erat dengan orang-orang Indonesia yang menunaikan ibadah

haji dan belajar agama Islam di Tanah Suci.Melalui murid-murid ini terjalin hubungan

umat Islam di perantauan dengan umat Islam di Indonesia. Selain mengajarkan fikih

mazhab Syafi’i, Syaikh Ahmad Khatib memberikan kesempatan kepada murid-

muridnya untuk membaca tulisan-tulisan terbitan majalah Urwah al-Wusqa dan

tafsir al-Manar karya pembaharu Muhammad Abduh dari Mesir (Noer 1980).

Penting diketahui bahwa ketika itu dua publikasi tersebut menjadi sarana utama

sosialisasi gagasan pembaharuan Islam di dunia Muslim (Abdullah, 2013).

D. Mahatma Gandhi

9
Pada tahun 2019 silam, Gubernur Jakarta Anies Baswedan bekerja sama

dengan duta besar India, Pradeep Kumar Rawat, memperingati 150 tahun kelahiran

Mahatma Gandhi (Dwi Eka, 2019). Mengapa penting untuk memperingati sosok

Mahatma Gandhi di Indonesia? India dan Indonesia adalah negara yang sama-sama

memiliki kekayaan sumber daya alam dan catatan sejarah yang hampir mirip terkait

penjajahan Bangsa Eropa. Inggris sejak lama menjadi penguasa India. Mereka

awalnya hanya mencari rempah-rempah, tapi kemudian berubah menjadi penjajah.

Melihat kejadian tersebut, muncul tokoh nasionalis India sekaligus politikus dari India

yang bernama Mahatma Gandhi untuk melakukan perlawanan terhadap Inggris.

Mohandas Karamchand Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869. Keluarganya termasuk

golongan elit yang berasal dari kasta Bania, penganut agama Hindu yang taat.

Keluarganya menanamkan etika Hindu yang kuat dengan penekanan pada pola hidup

vegetarianisme, toleransi beragama, gaya hidup sederhana, dan penolakan terhadap

segala tindak kekerasan (Poerbasari, 2007). Dia dikenal sebagai sosok

yang sangat mengutamakan nilai kemanusiaan dan tanpa kekerasan untuk

melawan penjajahan Inggris. Gandhi mempunyai senjata perlawanan yang khas yang

disebut sebagai Satyagraha. Satya artinya kebenaran dan Agraha adalah kekuatan.

Dengan demikian Satyagraha berarti kekuatan jiwa. Dia mendorong rakyat India agar

melawan Inggris dengan kekuatan jiwa dan tanpa kekerasan. Meskipun pernah

menempuh pendidikan di luar negeri, dia bersikukuh tidak mau bekerja sama dengan

pihak asing demi terbebas dari penjajahan Inggris dan mendapatkan kemerdekaan

India yang seutuhnya.

realisasi dari gerakan satyagraha secara besar-besaran pernah terjadi pada

tahun 1906 dan 1908. Ribuan orang India dengan sengaja melintasi Transvaal atau

perbatasan tanpa sertifikat dan juga berdagang tanpa izin pada tahun 1908. Sebagai

10
pernyataan damai tentang hak-hak mereka yang telah dihapus, mereka dengan sengaja

melanggar peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris. Akibat gerakan

tersebut, Gandhi ditahan.

Selain menjalankan ajaran Satyagraha, ia mengajak melaksanakan Swadeshi

yaitu rakyat memakai produk asli dalam negeri dan memanfaatkan kekayaan alam

sendiri agar tidak bergantung pada Inggris. Terbukti hal tersebut membuat kas negara

Inggris menurun.

Perjuangan merebut kemerdekaan yang dilakukan Mahatma Gandhi serta

rakyat India membuat kolonialisme Inggris lambat laun mengalami penurunan

terutama pada bidang ekonomi. Tujuan Mahatma Gandhi menerapkan ajaran-ajaran

tersebut semata-mata agar Inggris segera meninggalkan negaranya India.

Berefleksi dari apa yang dilakukan Mahatma Gandhi, merayakan ulang tahun

Gandhi di Indonesia dapat membuat kita mengambil pelajaran dari seorang tokoh

yang melawan kekerasan dan memperjuangkan kemerdekaan negaranya dari

penjajahan. Sosok Gandhi mampu menginspirasi berbagai negara di Asia untuk lepas

dari jerat penjajah.

E. Sun Yat Sen

Sun Yat Sen lahir pada 12 November 1866 di Xiangshan, Guangdong, Cina Selatan.

Dia lahir dari keluarga petani miskin. Pendidikannya ditempuh di sekolah misionaris

Inggris yang berlokasi di Hawaii selama tiga tahun, kemudian dilanjutkan di sekolah

Amerika, Oahu College. Pada tahun 1886, ia mendaftar sebagai mahasiswa sekolah

kedokteran dan lulus pada tahun 1892. Meskipun tidak mendapatkan pendidikan

politik, Sun Yat Sen sangat ambisius membuat perubahan bagi Cina dengan

menggulingkan Dinasti Qing yang sangat konservatif.

11
Sun Yat Sen mendirikan sebuah organisasi bernama Revive Cina Society

(Xingzhonghui) yang menjadi cikal bakal kelompok revolusioner rahasia yang

kemudian dipimpin oleh Sun. Dia juga mendirikan Liga Persatuan yang kemudian

menjadi Partai Nasional Cina. Selama bertahun-tahun Sun Yat Sen secara rutin

melakukan propaganda melalui jurnal rakyat, Minbao. Dia menuliskan idenya tentang

Tiga Prinsip Rakyat (Nasionalisme, Demokrasi, dan Penghidupan Rakyat).

Teori Revolusinya yang mengidamkan berdirinya suatu negara dengan bentuk

Republik Demokratis dikenal dengan istilah “San Min Chu I”.Setelah melewati masa

pengembaraan selama bertahun-tahun dengan tetap melakukan perjuangan

menggulingkan Dinasti Qing dari luar negeri, Sun Yat Sen kembali ke Tiongkok dan

melakukan gerakan revolusi yang membawanya menjadi pejabat presiden pertama

Republik Tiongkok pada tahun 1911—1912 dan 1923—1925. Meskipun ia meninggal

pada saat cita-citanya untuk mensejahterakan penduduk Cina belum tercapai, ia

dianggap sangat berjasa dalam menyatukan wilayah Cina.

F. Jose Rizal

Jose Rizal (1861-1896) adalah seorang reformis Filipina dan sangat berbakat

sebagai seorang sastrawan dan novelis. Masa kanak-kanaknya penuh kebahagiaan,

namun ada satu hal yang membuat masa kecilnya menjadi suram, yakni menjalani

kehidupan sebagai bangsa terjajah.

Bangsa Spanyol telah menguasai negaranya sejak 1521. Hampir setiap hari dia

menyaksikan kerabatnya mengalami penindasan. Besar di keluarga yang berpikiran

maju, Jose memiliki pemikiran Nasionalis dan ia sudah memiliki keinginan untuk

berjuang sejak kecil.

12
Jose Rizal adalah pelopor pergerakan nasionalisme Filipina. Melalui tulisan,

dia menyadarkan rakyat bahwa mereka diperlakukan tidak layak oleh bangsa asing di

negara sendiri. Karya-karyanya menjadi serangan tertulis terhadap Spanyol hingga ia

dibenci oleh para penjajah.

Semangat kebangsaan dan nasionalisme Jose Rizal semakin menggebu-gebu

setelah melakukan pengembaraan intelektual ke Eropa (Samad, 2011).

Pada 3 Juli 1892, Jose Rizal membentuk Liga Filipina di Tondo. Namun liga

tersebut tidak berusia panjang karena segera dibubarkan oleh pemerintah Spanyol.

Sementara itu pada 7 Juli 1892, karena tuduhan penghasutan, ia ditawan di Fort

Santiago dan ia diasingkan di Dapitan selama 3 tahun. Ia sempat pergi ke Kuba

namun dikembalikan lagi ke Filipina pada tahun 1896. Di sana ia dihadapkan

berbagai tuduhan hingga harus dihukum mati pada 30 Desember 1896 di Lapangan

Bagumbayan.

Kendati Jose Rizal meninggal sebelum cita-citanya menuntut reformasi

kebijakan tercapai, semangat perjuangannya menumbuhkan sikap nasionalisme rakyat

Filipina yang memunculkan pergerakan-pergerakan yang lebih radikal dari yang dia

lakukan, seperti Perlawanan Andreas Bonifacio dan Perlawanan Emilio Aquinaldo.

G. Viva Historia

H. Imajinasi Nasionalisme dari Negeri Penjajah

Pembahasan tumbuhnya kesadaran nasionalisme dan wacana antikolonialisme di

negeri koloni seringkali disamakan dengan dinamika pergerakan dan pemikiran di

negara jajahan tersebut. Namun jika ditelisik lebih jauh, sebuah ide tentang

munculnya kesadaran nasional dan imajinasi tentang negara bangsa tidak hanya

muncul dari individu, komunitas, atau masyarakat yang berada di tanah airnya.

13
Tidak jarang pemikiran tersebut justru muncul dari seseorang yang telah

meninggalkan tanah airnya. Dari mobilisasi dan pertemuannya dengan bangsa-bangsa

lain lah ditemukan arti nasion dan rasa kebangsaan.

Pengalaman melintasi negara satu ke negara lain, perasaan jauh dari tanah air,

dan merasakan hidup dalam lingkungan diaspora baru tidak jarang menumbuhkan

perasaan yang berbeda terhadap tanah air.

Akan menjadi menarik apabila kita melihat bagaimana “nasionalisme-

transnasional” atau orang-orang yang memiliki pemikiran nasionalisme dan

antikolonialisme yang berada jauh dari tanah air mereka. Beragam perspektif, ideologi

dan pengaruh yang didapat dari hasil perjalanan, berkeliling maupun tinggal di tempat

asing. Seperti yang dialami oleh tokoh-tokoh nasionalisme yang sudah dibahas

sebelumnya. Bacaan lebih lengkap terkait dengan hal ini kalian dapat membaca buku

dan jurnal online seperti yang tertulis di bawah ini.

Harry Poeze. 2017. Di Negeri Penjajah; Orang Indonesia di Negeri Belanda

1600-1950. Jakarta: KPG

Wildan Sena Utama. 2014 “Patriot Ekspatriat: Imajinasi dan Aksi Anti-

Kolonialisme dan Nasionalisme Asia Tenggara.” Jurnal Kajian Wilayah Vol. 5 No.2

2014 hal. 166-183

Fenomena pergerakan kebangsaan dan nasionalisme yang berkembang sejak

awal abad ke-20 bukan sesuatu yang muncul begitu saja. Embrionya sudah terbentuk

di masa lalu. Terlepas dari berbagai konflik yang meliputi pasang surutnya kejayaan

kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, sejarah pernah mencatat bahwa ada beberapa

kerajaan di Indonesia yang dapat menyatukan hampir seluruh wilayah Indonesia saat

ini. Hal ini penting bagi terbentuknya semangat pergerakan nasional (Iskandar, 2007).

14
Selain kebanggaan pada kejayaan masa lalu, terdapat faktor lain yang ikut

memengaruhi munculnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme, yakni:

 Agama Islam sebagai agama mayoritas. Islam bukan sekadar ikatan religi biasa

melainkan sudah lama menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing

khususnya bangsa Barat.

 Penjajahan/kolonialisme oleh Belanda.

 Pendidikan Barat telah melahirkan elit politik baru yang memiliki kesadaran bahwa

mereka sebenarnya dijajah oleh Belanda.

 Volksraad, lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada tahun

1918, mempertemukan elit-elit bumiputera dari berbagai daerah dan suku bangsa

yang telah menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan di kalangan kaum

bumiputera sekaligus kesadaran bahwa pada dasarnya mereka sama.

Selain faktor di atas, tahap selanjutnya yakni terbentuk organisasi-organisasi

kebangsaan sebagai penanda bangkitnya kesadaran bangsa Indonesia.

I. PT. Pindad (Persero)

Pada tahun 1808, William Herman Daendels, Gubernur Jenderal Belanda yang

tengah berkuasa saat itu mendirikan bengkel untuk pengadaan, pemeliharaan dan

perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda bernama Contructie Winkel (CW) di

Surabaya dan inilah awal mulanya PT. Pindad (Persero) sebagai satu-satunya industri

manufaktur pertahanan di Indonesia. Selain bengkel senjata, Daendels kala itu juga

mendirikan bengkel munisi berkaliber besar bernama Proyektiel Fabriek (PF) dan

laboratorium Kimia di Semarang. Kemudian, pemerintah kolonial Belanda pun

mendirikan bengkel pembuatan dan perbaikan munisi dan bahan peledak untuk

angkatan laut mereka yang bernama Pyrotechnische Werkplaats (PW) pada tahun

15
1850 di Surabaya.

Pada tanggal 1 Januari 1851, CW diubah namanya menjadi Artilerie

Constructie Winkel (ACW). Kemudian pada tahun 1961, dua bengkel persenjataan

yang berada di Surabaya, ACW dan PW disatukan di bawah bendera ACW.

Kebijakan penggabungan ini, menjadikan ACW mempunyai tiga instalasi produksi

yaitu; unit produksi senjata dan alat-alat perkakasnya (Wapen Kamer), munisi dan

barang-barang lain yang berhubungan dengan bahan peledak (Pyrotechnische

Werkplaats), serta laboratorium penelitian bahan-bahan maupun barang-barang hasil

produksi.

Perang Dunia I pada pertengahan 1914, melibatkan banyak Negara Eropa,

termasuk Belanda. Demi kepentingan strategis, pemerintah kolonial Belanda pun

mulai mempertimbangkan relokasi sejumlah instalasi penting yang dinilai lebih aman.

Bandung dinilai tepat sebagai tempat relokasi yang baik karena selain kontur

daerahnya berupa perbukitan dan pegunungan yang bisa dijadikan bentang pertahanan

alami terhadap serangan musuh, posisi Bandung juga sangat strategis karena sudah

memiliki sarana transportasi darat yang memadai, dilalui oleh Jalan Raya Pos (De

Grote Postweg) dan dilalui jalur kereta api Staats Spoorwegen kota Bandung juga

berada tidak jauh dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda, Batavia.

ACW dipindahkan pertama kali ke Bandung, pada rentang waktu 1918-1920.

Pada tahun 1932, PW dipindahkan ke Bandung, bergabung bersama ACW dan dua

instalasi persenjataan lain yaitu Proyektiel Fabriek (PF) dan laboratorium Kimia dari

Semarang, serta Institut Pendidikan Pemeliharaan dan Perbaikan Senjata dari

Jatinegara yang direlokasi ke Bandung dengan nama

baru, Geweemarkerschool. Keempat instalasi tersebut dilebur di bawah

benderta Artilerie Inrichtingen (AI).

16
Pejabat Hindia Belanda Berpose Bersama Karyawan ACW di Lokasi PT.

Pindad Saat Ini

Di era pendudukan Jepang, AI tidak mengalami perubahan,

penambahan instalasi, maupun proses produksinya. Perubahan hanya berada

pada segi perubahan administrasi dan organisasi sesuai dengan sistem

kekuasaan militer Jepang. Perubahan pun terjadi di segi nama menjadi Daichi

Ichi Kozo untuk ACW, Dai Ni Kozo untuk Geweemarkerschool, Dai San Kozo

untuk PF, Dai Shi Kozo untuk PW, serta Dai Go Kazo untuk Monrage

Artilerie, instalasi pecahan ACW.

Pada saat Jepang menyerah kepada Sekutu dan terjadi kekosongan

kekuasaan di Indonesia, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan

Republik Indonesia. Beragam upaya terjadi guna merebut instalasi-instalasi

pertahanan di kota Bandung. Pada akhirnya, tanggal 9 Oktober 1945, Laskar

Pemuda Pejuang berhasil merebut ACW dari tangan Jepang dan

menamakannya Pabrik Senjata Kiaracondong.

17
Pendudukan pemuda tidak berlangsung lama, karena sekutu kembali

ke Indonesia dan mengambil alih kekuasaan. Pabrik Senjata Kiaracondong

dibagi menjadi dua pabrik. Pabrik pertama yang terdiri dari ACW, PF, dan

PW digabungkan menjadi Leger Produktie Bedrijven (LPB), serta satu pabrik

lain yang bernama Central Reparatie Werkplaats, yang sebelumnya

bernama Geweemarkerschool.

18
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nasionalisme merupakan kekuatan penting sebagai tenaga penggerak

yang begitu hebat dalam sejarah abad XX di Indonesia. Nasionalisme

merupakan suatu gerakan politik untuk membatasi kekuasaan pemerintah pada

masa itu dan menjamin hak-hak setiap warga negara.

Nasionalisme yang dianut oleh bangsa Indonesia melahirkan pendirian

untuk menghormati kemerdekaan bangsa lain sebagaimana tertuang dalam

pembukaan UUD 1945 “bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala

bangsa”. Singkatan nasionalisme Indonesia merupakan semangat yang dapat

mempersatukan bangsa Indonesia dalam perbedaan dan berbeda dalam

persartuan (Bhineka Tunggal Ika).

Selain menjalankan ajaran Satyagraha, ia mengajak

melaksanakan Swadeshi yaitu rakyat memakai produk asli dalam negeri

dan memanfaatkan kekayaan alam sendiri agar tidak bergantung pada Inggris.

Terbukti hal tersebut membuat kas negara Inggris menurun.

3.2 Saran

Saran terhadap makalah ini adalah sekiranya dapat memberikan

masukan dan kritik demi kesempurnaan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi

mahasiswa dan masyarakat tentang pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional

(SPN)

19
20
DAFTAR PUSTAKA

Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogykarta: Pustaka Pelajar

DOI: https://doi.org/10.14203/jkw.v5i2.261.

Utomo, Cahyo Budi.1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia.Semarang : IKIP

Press

https://pindad.com/masa-kolonialbelandadanpendudukan-jepang

https://123dok.com/article/kebangkitan-bangsa-timur-nasionalisme-asia.q5mg0kkr

21

Anda mungkin juga menyukai