Penyusun :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KOTA MALANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era ini, identitas nasional merupakan suatu ciri khas yang perlu dimiliki
oleh setiap negara. Karena dengan memiliki identitas nasional, maka negara lain
dapat mengakui bahwa suatu negara tersebut dapat mempertahakan ciri khasnya,
dimana ciri khas merupakan suatu yang dipunya oleh suatu negara, namun tidak
dimiliki oleh negara lain. Hal ini membuat negara dengan ciri khas tersebut
terpandang spesial, karena jika suatu saat negara lain membutuhkan sesuatu yang
hanya dimiliki oleh suatu negara, maka negara itu dapat mendapatkannya dengan
mudah.
Identitas nasional merupakan suatu ciri khas negara dimana disetiap warganya
mengetahui akan ciri khas itu sendiri. Indonesia memiliki ciri khas berupa
Pancasila, pandangan hidup, UUD 1945, Bahasa Indonesia, lambang negara, suku
bangsa, kebudayaan, agama, sejarah. Namun sayangnya, tidak sedikit warga
negara Indonesia mengetahui akan identitas itu sendiri, bahkan tidak
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Contohnya seperti, banyak
pelanggaran peraturan berdasarkan UUD 1945, kurangnya penerapan Pancasila di
kalangan masyarakat, diskriminasi agama, dan lain lain. Hal ini dapat berakibat
hilangnya identitas nasional perlahan lahan, dan bahkan dapat diambil oleh negara
lain.
1
Karena itu perlunya perhatian pemerintah dan kesadaran masyarakat sebagai
warga negara, untuk terus menjujung tinggi identitas nasional tanpa henti, agar
negara yang masih berkembang ini dapat terus maju hingga menjadi negara maju,
dan segala kualitas di negara ini meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu identitas nasional?
2. Apa yang menjadi sumber masalah krisis identitas nasional?
3. Apa dampak yang dapat terjadi terhadap kurangnya identitas nasional?
4. Bagaimana cara mengembalikan identitas nasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional
2. Untuk mengetahui sumber masalah krisis identitas nasional
3. Untuk mengetahui dampak yang dapat terjadi terhadap kurangnya identitas
nasional
4. Untuk mengetahui cara mengembalikan identitas nasional
2
BAB II
ISI
A. Identitas Nasional
Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati
diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain (ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan
identitas yang melekat pada kelompok kelompok yang lebih besar yang diikat
oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non
fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas
bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut
nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-
pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE, 2005:25).
3
Islam (1911) yaitu entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan politis dan
sebagainya yang melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan nasional
yang berjati diri “Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad politiknya
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi
terkristalisasi suatu core culture yang kemudian menjadi basis eksistensi nation-
state Indonesia, yaitu nasionalisme.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai
keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri
bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau
nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada
mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh
struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka
adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas
pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang
hidup saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang
belum lahir. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas
nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta
UUD 1945, sistem pemerintahan yang diterapkan,nilai-nilai etik, moral, tradisi
serta mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di
dalam pergaulan baik dalam tatarannasional maupun internasional dan lain
sebagainya.
Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain. Berdasarkan pengertian yang demikian inimaka setiap bangsa di dunia ini
akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan
4
oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan
hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau
yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
5
sebagai urutan yang membentuk bangsa tersebut. Identitas nasional tidak
dapat dipisahkan dengan pengertian peoples character atau national identity.
Menurut Robert De Ventos dalam bukunya “The Power of Identity”, ia
mengemukakan bahwa selain faktor intensitas, teritorial, bahasa, agama serta
budaya juga harus dipahami dalam konteks arti dinamis yaitu bangsa tersebut
melakukan akselerasi dalam pembangunan termasuk proses interaksinya
secara global dengan dunia internasional.
6
tersebut ialah tari reog ponorogo dan tari pendet yang diklaim juga oleh
Malaysia sebagai kebudayaan mereka. Hak paten atas kebudayaan dan adat
dalam hal ini sangat berperan penting. Pemerintah dan masyarakat baru
menyadari perlunya hak paten tersebut setelah adanya klaim Malaysia
terhadap kebudayaan Indonesia.
7
sosial yang berkedok pada agama (FPI, MMI, dan Organisasi Aliran
Islam/Mahdi), Selain berkedok pada agama organisasi juga berkedok pada
etnis contohnya adalah (FBR dan Laskar Melayu). Akibatnya, sering terjadi
konflik kepentingan antar berbagai kelompok tidak jarang juga kelompok
tersebut terjadi gesekan sehingga berakhir dengan kekerasan.
8
yang sama. Pengalaman sejarah yang sama itu dapat menumbuhkan kesadaran
kebangsaan yang kemudian pada ujungnya melahirkan identitas nasional.
Lahirnya identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan
faktor objektif, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan geografis-ekologis dan
demografis; dan faktor subjektif, yaitu faktor-faktor historis, politik, sosial dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa itu. Robert de Ventos, sebagaimana dikutip
Manuel Castells mengemukaan teori tentang munculnya identitas nasional
sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer,
faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Akibat dari pada adanya hubungan ini dapat atau tidak suatu bangsa
mempertahankan kebudayaanya tergantung pada kebudayaan asing mana yang
lebih kuat maka kebudayaan asli dapat bertahan lebih kuat. Sebaliknya apabila
kebudayaan asli lebih lemah daripada kebudayaan asing maka lenyaplah
kebudayaan aslidan terjadi budaya jajahan yang sifatnuya tiruan.
Kita tidak dapat pula mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu
pula memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan
kebudayaan agama yang dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama
dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan
kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu berseiringan, saling melengkapi dan saling
mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan
(fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-hari.
9
masing-masing sukubangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan peluang bagi
munculnya potensi-potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa.
Jika ayat (1) ini dirinci, ada 3 potongan makna yang terkandung di
dalamnya. Pertama, “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia….”.
Potongan kalimat kedua berbunyi,”…di tengah peradaban dunia…”, penegasan
bahwa kebudayaan Indonesia adalah bagian dari kebudayaan dan perdaban
10
dunia. Potongan kalimat ketiga, “….dengan menjamin kebebasan masyarakat
untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya” merupakan
cerminan pemenuhan kehendak tentang perlunya kebebasan dalam
mengembangkan nilai budaya masing-masing suku bangsa. Ayat (2) berbunyi,
“Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional”, ini berarti bahwa masalah bahasa (daerah) sudah dengan
sendirinya merupakan salah satu kekayaan (bagian) dari kebudayaan bangsa.
11
Strategi tersebut di atas dapat pula dijabarkan dan dilengkapi dalam
bentuk langkah khusus-konkrit. Strategi yang dimaksud misalnya mendorong
pemanfaatan teknologi informasi dan perangkat-perangkatnya untuk
melakukan pendaftaran dan basis data bersama seluruh khazanah kebudayaan
nasional. Itu dengan melibatkan semua pihak se-nusantara, serta membiasakan
generasi muda menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi untuk
keperluan yang terkait dengan pelestarian dan apresiasi kebudayaan nasional
Indonesia. Strategi lainnya dapat berupa mendorong daya kreasi
pengembangan sains dan teknologi yang ber-inspirasi dari kekayaan yang
bersumber pada berbagai aspek kebudayaan tradisional Indonesia atau warisan
budaya bangsa (national heritage) yang sangat bhinneka bagi kemajuan
peradaban dunia, menanamkan nilai-nilai budaya lokal/nasional yang positif
dan konstruktif. Mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbuka maka
strategi tersebut perlu dilengkapi dengan upaya menyaring budaya asing yang
masuk melalui aktualisasi budaya.
Salah satu dimensi lain yang tidak bisa diabaikan dalam upaya
mengusung kembali khasanah identitas budaya bangsa adalah dunia
pendidikan. Karena ancaman globalisasi yang paling mendasar adalah
globalisasi budaya yang berdampingan dengan globalisasi ekonomi, maka
strategi yang harus diutamakan adalah strategi budaya yang berbasis penguatan
pendidikan. Sumberdaya manusia yang peka terhadap identitas budaya, serta
berdaya saing tiggi juga berwawasan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,
dibangun melalui pendidikan.
12
kebudayaan, pendidikan merupakan wahana sentral dalam menerjemahkan
gagasan tersebut menjadi kenyataan perilaku yang semakin menguat dalam
masyarakat, terutama pada generasi muda.
Mengembalikan jati diri bangsa dan Krisis identitas nasional, salah satu
alasannya adalah hasil dari budaya manajemen yang lemah. Hal ini diperkuat
oleh apresiasi rendah pelaku budaya, seniman dan penegakan hukum masih
lemah. Masalah demokratisasi, liberalisasi, HAM, tekanan ekonomi, dan
mudah dihapus artefak dan sumber-sumber budaya lain dokumen, juga
mempengaruhi krisis identitas nasional .. Masalah dalam mempertahankan
budaya nasional harus mempertimbangkan pemerintah,
kemudian Mengembalikan jati diri dan identitas yang dikenal sebagai
keragaman seni dan budaya di negara ini. Permaslahan ini, pemerintah harus
13
membuat peraturan untuk mendukung pemberdayaan budaya lokal dan
penghargaan bagi pelaku seni dan budaya. Diharapkan pemerintah sebelum
melakukan berbagai program budaya dari berbagai pembangunan, seperti
program-program utama, yakni pelaksanaan dialog terbuka, pengembangan
pendidikan multikultural, perawatan dan pembangunan tempat-tempat umum,
peningkatan penegakan hukum dan penciptaan cara yang berbeda ikatan
kebangsaan mengembalikan jati diri bangsa
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan Mahasiswa mampu menyadari bahwa karakteristik
identitas nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), selain itu rasa nasionalisme Mahasiswa
juga diharapkan dapat meningkat setelah mengetahui pentingnya Identitas
Nasional. Penulis juga berharap makalah ini bisa tersebar luas ke masyarakat
agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya karakteristik Identitas
Nasional dan karakteristik Nasionalisme sebagai suatu hal yang menjadi
tonggak kemajuan Bangsa Indonesia.
15
DAFTAR PUSTAKA
16