Anda di halaman 1dari 7

Makalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Indonesia dari Masa ke Masa


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas PPKN
Guru Pengampu : Yoga Adi Pratama, M. Pd

Disusun oleh :
1. Annida Millati Rohmah
2. Fina Fadya Habibah
3.  Nilla Azkiyah
4. Rosma Nuraini
5. Siti Nabila Puspitaning Aji
6. Yuniar Maulia Fajrianti

12 IPA 1

SMAIT RAUDHATUL JANNAH CILEGON


Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT selalu kita panjatkan, atas izinnya kami dapat menyelesaikan
makalah PKN mengenai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa.
Penyusunan makalah ini bermaksud untuk memenuhi salah satu tugas PKN yang diberikan
oleh Bapak Yoga. Makalah ini ditulis berdasarkan informasi dari media massa, buku, dan hal
lain yang berhubungan dengan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa..
Kami juga menyadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tanpa ada dukungan dari pihak
lain. Untuk itu sudah seharusnya kami mengucapkan rasa terimakasih yang sangat besar
kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah
SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa dan bantuan yang telah diberikan
kepada kami. Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, dengan kritik
dan saran yang membangun, demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Cilegon, 20 Februari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis, suku,
agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya
(cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya
 perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan
energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas
 bisa menimbulkan bencana dahsyat.

Perbedaan yang terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan yang diberikan kepada
kita semua sebagai warga negara Indonesia. Perbedaan yang meliputi banyak hal ini bukan
menjadi masalah bagi kita untuk tetap menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta
 persatuan bangsa kita. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah menjadi kewajiban
kita sebagai warga negara untuk menjaga, melindungi, dan mempertahankannya.

Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan-
 perubahan yang signifikan. Di Indonesia terjadi beberapa masa yang berbeda, yaitu masa
Revolusi, Republik Indonesia Serikat, Liberal, Terpimpin, Orde Baru, dan masa Reformasi.
Tentunya perubahan masa yang sering terjadi dapat berakibat kepada kesatuan dan persatuan
 bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi?
3. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia
Serikat?
4. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal?
5. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Terpimpin?
6. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru?
7. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persatuan dan kesatuan bangsa
2. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi
3. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik
Indonesia Serikat
4. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi
Liberal
5. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi
Terpimpin
6. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru
7. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya
yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan,ras,budaya, dan adat
istiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan serasi.

Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa yang sudah bersatu. Dalam hal ini,
masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan bangsa, masing-masing bangsa tetap
memiliki ciri-ciri dan adat istiadat semula.

Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi lebih besar dari sekedar satu suku bangsa
yang bersangkutan karena dapat mengatasnamakan bangsa secara keseluruhan. Misalnya
suku Bugis atau suku Batak dapat menyebutkan dirinya bangsa Indonesia, yang memiliki ciri
 jauh lebih luas dan komplek dari pada suku Bugis atau Batak itu sendiri.

Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Maka dari itu persatuan
dan kesatuan sangat erat hubungannya.

Kesatuan bangsa Indonesia berarti satu bangsa Indonesia dalam satu jiwa bangsa seperti yang
diputuskan dalam kongres Pemuda pada tahun 1928 dalam keadaan utuh dan tidak boleh
kurang, baik sebagai subyek maupun obyek dalam penyelenggaraan kehidupan nasional.
Sedangkan kesatuan wilayah Indonesia berarti satu wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke yang terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara diatasnya seperti yang dinyatakan
dalam deklarasi Juanda 1957, dalam keadaan utuh dan tidak boleh kurang atau retak.

B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan


(18 Agustus 1945  –  27 Desember 1949)
a. Sistem Pemerintahan Presidensial

UUD NRI 1945 menetapkan sistem pemerintahan presidensial dengan kekuasaan


yang besar di tangan presiden, namun kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR, sebagai
sumber kekuasaan negara dan presiden sebagai penyelenggara kekuasaan pemerintahan yang
tertinggi dibawah MPR. Prinsip ini tidak mengatur pembatasan yang tegas penyelenggaraan
kekuasaan negara karena prinsip itu banyak disalahgunakan dan ditafsirkan sesuai kehendak
 pihak yang memegang kekuasaan (Zoelva 2008).

 b. Sidang PPKI 18 dan 19 Agustus 1945

- Sidang 18-08-1945 menetapkan UUD RI 1945, mengangkat Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil prsiden RI.

- Sidang 19-08-1945 menetapkan pembagian wilayah bekas Hindia Belanda ke dalam 8


 provinsi (Sumatra, Jabar, Jateng, Jatim, Sunda Kecil, Borneo (Kalimantan), Sulawesi,
Maluku).
c. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat

Diresmikan pada 29 Agustus 1945 yang diketuai oleh Kasman Singodimedjo. Jumlah
anggotanya 137 orang yang berasal dari golongan muda dan tua. Ketetapan mengenai KNIP :

 Semua lembaga yang dibentuk di Indonesia pusatnya di Jakarta.


 Penjelmaan dari kedaulatan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk
menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
 Pernyataan dari rakyat Indonesia untuk hidup aman sebagai bangsa yang merdeka,
 persatuan kebangsaan yang erat, menjaga keselamatan umum, dan membantu para
 pemimpin dalam menyelenggarakan cita-cita bangsa Indonesia.

d. Kabinet Pertama

Sesuai dengan ketentuan UUD NRI 1945 ditetapkan pada tanggal 2 September 1945 susunan
kabinet pertama sebagai berikut :

1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah


2. Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo
3. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof.Mr.Dr. Soepomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surachman Tjokroadisurjo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Soeprijadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Boentaran Martoatmodjo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantoro
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Sjarifudin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Koesoema Soemantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
12. Menteri Perhubungan a.i. : Abikusno Tjokrosujoso
13. Menteri Negara : Wachid Hasjim
14. Menteri Negara : Dr.M. Amir
15. Menteri Negara : Mr.R.M. Sartono
16. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata

e. Maklumat Pemerintah
- Maklumat 5 Oktober 1945
Pemerintah mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
yang dibentuk dari hasil peningkatan fungsi BKR dengan tujuan mengatasi situasi
Indonesia yang mulai tidak aman karena kedatangan kembali tentara sekutu ke
Indonesia.
- Maklumat 3 November 1945
Mengenai pembentukan partai politik. Memberi kesempatan kepada rakyat seluas-
luasnya untuk mendirikan partai-partai politik.
- Maklumat 14 November 1945
- Tanggung jawab pemerintahan ada ditangan para menteri. Presiden tidak lagi
 berfungsi sebagai kepala pemerintah, melainkan hanya sebagai kepala negara, jabatan
kepala negara dijabat oleh perdana menteri.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa persatuan dan kesatuan
 bangsa Indonesia dari masa ke masa memiliki banyak perbedaan. Dari kondisi suku, ras, dan
agama serta masa kepemimpinan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membentuk
Indonesia yang satu. Meskipun banyak perbedaan, Indonesia tetap dapat mempertahankan
 persatuan dan kesatuannya, dapat memberantas masalah yang akan mempecahbelahkan
 persatuan dan kesatuan di Indonesia, sehingga persatuan dan kesatuan Indonesia masih tetap
terjaga hingga saat ini.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk saran bias berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
Daftar Pustaka
https://yayasanmasyarakatbaik.wordpress.com/2018/01/25/pengertian-persatuan-dan-
kesatuan-bangsa/ diakses pada 21 Februari 2019 Pukul 19.40 WIB.

Kardiman, Yuyus.2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA kelas


 XII .Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai