PPKN
Di
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : -Habiburrahman Rafsanjani
-Fatih Raihan
- Ardani Fitra
Kelas : XII- IPA 3
Segala puji bagi Allah SWT selalu kita panjatkan, atas izinnya kami dapat menyelesaikan
makalah PKN mengenai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa.
Penyusunan makalah ini bermaksud untuk memenuhi salah satu tugas PKN yang diberikan
oleh Bapak Yoga. Makalah ini ditulis berdasarkan informasi dari media massa, buku, dan hal
lain yang berhubungan dengan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa..
Kami juga menyadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tanpa ada dukungan dari pihak
lain. Untuk itu sudah seharusnya kami mengucapkan rasa terimakasih yang sangat besar
kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah
SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa dan bantuan yang telah diberikan
kepada kami. Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, dengan kritik
dan saran yang membangun, demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis, suku,
agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya
(cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya
perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan
energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas
bisa menimbulkan bencana dahsyat.
Perbedaan yang terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan yang diberikan kepada
kita semua sebagai warga negara Indonesia. Perbedaan yang meliputi banyak hal ini bukan
menjadi masalah bagi kita untuk tetap menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta
persatuan bangsa kita. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah menjadi kewajiban
kita sebagai warga negara untuk menjaga, melindungi, dan mempertahankannya.
Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan-
perubahan yang signifikan. Di Indonesia terjadi beberapa masa yang berbeda, yaitu masa
Revolusi, Republik Indonesia Serikat, Liberal, Terpimpin, Orde Baru, dan masa Reformasi.
Tentunya perubahan masa yang sering terjadi dapat berakibat kepada kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi?
3. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia
Serikat?
4. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal?
5. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Terpimpin?
6. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru?
7. Bagaimana kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persatuan dan kesatuan bangsa
2. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi
3. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik
Indonesia Serikat
4. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi
Liberal
5. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi
Terpimpin
6. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru
7. Untuk mengetahui kondisi persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya
yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan,ras,budaya, dan adat
istiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan serasi.
Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa yang sudah bersatu. Dalam hal ini,
masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan bangsa, masing-masing bangsa tetap
memiliki ciri-ciri dan adat istiadat semula.
Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi lebih besar dari sekedar satu suku bangsa
yang bersangkutan karena dapat mengatasnamakan bangsa secara keseluruhan. Misalnya
suku Bugis atau suku Batak dapat menyebutkan dirinya bangsa Indonesia, yang memiliki ciri
jauh lebih luas dan komplek dari pada suku Bugis atau Batak itu sendiri.
Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Maka dari itu persatuan
dan kesatuan sangat erat hubungannya.
Kesatuan bangsa Indonesia berarti satu bangsa Indonesia dalam satu jiwa bangsa seperti yang
diputuskan dalam kongres Pemuda pada tahun 1928 dalam keadaan utuh dan tidak boleh
kurang, baik sebagai subyek maupun obyek dalam penyelenggaraan kehidupan nasional.
Sedangkan kesatuan wilayah Indonesia berarti satu wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke yang terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara diatasnya seperti yang dinyatakan
dalam deklarasi Juanda 1957, dalam keadaan utuh dan tidak boleh kurang atau retak.
d. Kabinet Pertama
Sesuai dengan ketentuan UUD NRI 1945 ditetapkan pada tanggal 2 September 1945 susunan
kabinet pertama sebagai berikut :
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo
3. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof.Mr.Dr. Soepomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surachman Tjokroadisurjo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Soeprijadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Boentaran Martoatmodjo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantoro
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Sjarifudin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Koesoema Soemantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
12. Menteri Perhubungan a.i. : Abikusno Tjokrosujoso
13. Menteri Negara : Wachid Hasjim
14. Menteri Negara : Dr.M. Amir
15. Menteri Negara : Mr.R.M. Sartono
16. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
e. Maklumat Pemerintah
- Maklumat 5 Oktober 1945
Pemerintah mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
yang dibentuk dari hasil peningkatan fungsi BKR dengan tujuan mengatasi situasi
Indonesia yang mulai tidak aman karena kedatangan kembali tentara sekutu ke
Indonesia.
- Maklumat 3 November 1945
Mengenai pembentukan partai politik. Memberi kesempatan kepada rakyat seluas-
luasnya untuk mendirikan partai-partai politik.
- Maklumat 14 November 1945
- Tanggung jawab pemerintahan ada ditangan para menteri. Presiden tidak lagi
berfungsi sebagai kepala pemerintah, melainkan hanya sebagai kepala negara, jabatan
kepala negara dijabat oleh perdana menteri.
f. Kabinet Pada Masa Awal Revolusi Kemerdekaan
AWAL AKHIR
N NAMA PIMPINAN
MASA MASA JABATAN
O KABINET KABINET
KERJA KERJA
14
2 September
1. Presidensial November Soekarno Presiden
1945
1945
14 November 12 Maret Sutan Perdana
2. Sjahrir 1
1945 1946 Sjahrir Menteri
2 Oktober Perdana
3. Sjahrir 2 12 Maret 1946 SutanSjahrir
1946 Menteri
2 Oktober Sutan Perdana
4. Sjahrir 3 3 Juli 1947
1946 Sjahrir Menteri
11
Amir Perdana
5. Amir Sjarifuddin 1 3 Juli 1947 November
Sjarifuddin Menteri
1947
11 Nomber 29 Januari Amir Perdana
6. Amir Sjarifuddin 2
1947 1948 Sjarifuddin Menteri
29 Januari 4 Agustus Perdana
7. Hatta 1 Moh.hatta
1948 1949 Menteri
20
4 Agustus Perdana
8. Hatta 2 Desember Moh.hatta
1949 Menteri
1949
g. Pemberontakan
- Pemberontakan PKI Madiun 1945
Dipimpin oleh Muso dan Amir Syarifuddin. PKI melakukan kekerasan fisik terhadap
pejabat, tokoh, dan warga anti PKI. Akhirnya pemberontakan ini dapat ditumpas oleh
satuan TNI operasi militer yang dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel
Sungkono. Muso dan Amir Syarifuddin kemudian berhasil ditembak mati.
- Pemberontakan DI/TII Jabar & Jateng
Berawal dari gagasan Kartosuwiryo untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII)
pada 4 Agustus 1949 di Jabar. TNI melakukan operasi militer diberbagai daerah yang
dinilai menjadi pusat gerakan ini.
Jabar : Operasi Pagar Betis dan Operasi Baratayuda. Berhasil ditumpas ketika
Kartosuwiryo ditangkap tanggal 4 Juni 1962 di Majalaya, Jabar.
Jateng : pada 23 Agustus 1962 Amir Fatah memproklamasikan berdirinya gerakan
Darul Islam dan bermaksud mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini berhasil
dilumpuhkan pada tahun 1952.
C. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia
Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
a. Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sejak 27 Desember 1949, berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar, Negara
Kesatuan Republik Indonesia berubah bentuk menjadi negara serikat (RIS). Penyelenggaraan
negara pun didasarkan pada Konstitusi RIS 1949. Pasal 1 ayat (1) Konstitusi RIS disebutkan
bahwa Republik Indonesia yang serikat, merdeka, dan berdaulat yaitu, negara hokum yang
demokrasi dan berbentuk federal. Presiden adalah kepala negara. Tidak ada wakil presiden.
Presiden berhalangan, perdana mentri yang akan mengambil alih. tanggung jawab
pemerintahan sepenuhnya di perdana mentri dan para mentri kabinet.
Saat itu, Soekarno menjadi presiden RIS, dan Moh. Hatta menjadi perdana mentri
RIS. Sistem yang berlaku yaitu, sistem parlementer. Di sistem ini, kabinet bertanggung
jawab kepada parlemen, apabila pertanggungjawaban tidak diterima parlemen, kabinet harus
mengundurkan diri atau membubarkan diri.
Enam lemabaga Konstitusi RIS:
1. Presiden,
2. Dewan Mentri,
3. Senat,
4. Dewan Perwakilan Rakyat,
5. Mahkamah Agung, dan
6. Dewan Pengawas Keuangan.
Sistem ini tidak dilandasi konsepsi yang kuat dan dilatarbelakangi politik
melemahkan dan memecah belah Indonesia yang telah merdeka pada 17 Agustus 1945.
Sistem ini pada masa RIS hanya bertahan selama kurang lebih delapan bulan. RIS bubar
dikarenakan desakan rakyat, pada tanggal 17 Agustus 1950. Indonesia kembali menjadi
negara kesatuan.
b. Pemberontakan
Pada zaman RIS, banyak terjadi pemberontakan yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa. Antara lain sebagai berikut:
1. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
APRA dipimpin oleh Raymond Westerling, seorang bekas tentara het Koninklijke
Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL), yang berarti Tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Tujuannya untuk mempertahankan negara-negara federal dan memintah pemerintah
mengakui APRA sebagai tentara pemerintah. Pada tanggal 23 Januari 1950, Westerling dan
sekitar 800 pasukan APRA menyerang Kota Bandung dan TNI sekitar. Jumlah anggota TNI
yang tewas tercatat 94 orang. Pemberontakan APRA berhasil ditumpahkan TNI. Westerling
pun berhasil kabur ke Singapura.
2. Pemberontakan Andi Aziz
Pada 5 April 1950 di Makassar, terjadi pemberontakan KNIL dibawah pimpinan
Kapten Andi Aziz, mantan perwira tinggi KNIL. Penyebabnya adalah penolakan masuknya
pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) berasal dari TNI Sulawesi
Selatan. Gerakan ini diawali dengan APRIS/KNIL sering melakukan provokasi dan konflik
dengan pasukan APRIS/TNI. 5 Agustus 1950 terjadi pertempuran dan APRIS/KNIL berhasil
dikalahkan oleh APRIS/TNI.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Gerakan ini merupakan gerakan separatis yang menolak integrase dan ingin
membetuk negara yang lepas dari Negara Indonesia Timur (NIT) dan NKRI. Dipimpin oleh
Dr. Soumokil dan memiliki basis di Ambon. RMS menganggap kemerdekaan Indonesia
adalah hadiah dari Jepang. RMS menolak kedatangan APRIS/TNI ke wilayah Maluku yang
bertujuan melucuti senjata bekas KNIL yang masih ada di Maluku. Ambon berhasil dikuasai
APRIS/TNI karena mereka langsung melakukan operasi penumpasan. Ambon dikepung
dengan bantuan angkatan udara dan serangan dari laut. APRIS/TNI juga berhasil merebut
Benteng Nieuwe Victoria.
c. Pemberontakan
Pada masa ini, terjadi sejumlah pemberontakan yang meng ancam persatuan dan kesatuan
bangsa.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk saran bias berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
Daftar Pustaka
https://yayasanmasyarakatbaik.wordpress.com/2018/01/25/pengertian-persatuan-dan-
kesatuan-bangsa/ diakses pada 21 Februari 2019 Pukul 19.40 WIB.
Kardiman, Yuyus.2018.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA kelas
XII.Jakarta:Erlangga.