Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI PANJANG


DENGAN METODA OPTIK

Aurellia Fadia F
G8401211065
ST19.1

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Abd. Djamil Husin, S.Si, M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2022
PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI PANJANG DENGAN METODA
OPTIK
Tujuan Praktikum
Dapat menentukan koefisien muai panjang beberapa macam logam dengan
menggunakan pengukuran perubahan panjang secara optik.

Teori Singkat
Pemuaian didefinisikan sebagai perubahan ukuran suatu benda yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perubahan suhu dan perubahan kalor. Pemuaian dapat dialami oleh
benda padat, cair, dan gas (Angga dan Mei 2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi muai
panjang adalah panjang awal benda, koefisien muai panjang dan perubahan suhu. Jadi, suatu
benda padat dipanaskan maka benda tersebut akan memuai kesegala arah, ukuran panjang
bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor (Kamus et.al 2017).
Dalam fenomena pemuaian termal, logam akan memuai jika dipanaskan dan
pemuaiannya berbeda-beda untuk jenis logam yang berbeda. Jadi, setiap zat mempunyai
kemampuan memuai yang berbeda-beda. Koefisien muai panjang merupakan salah satu factor
yang mempengaruhi pemuaian panjang suatu benda. Secara teori, nilai koefisien muai panjang
pada baja yaitu 11×10-6/ oC, kuningan 19×10-6/ oC, intan 1,2×10- 6 / oC, Alumunium 24×10-6/
o
C, tembaga 17×10-6 /oC dll. (Wulandari dan Radiyono 2015). Penerapan aplikasi dari masing-
masing benda, yaitu tembaga terdapat pada bimetal, aluminium pada jendela sebuah rumah,
dan baja pada ban yang terbuat dari baja.

Data
No T(0C) ∆LTembaga ∆L Aluminium ∆L Baja(cm)
(cm) (cm)
1 20 0 0 0
2 25 1.22  10-3 1.63  10-3 8.59  10-4
3 30 2.31  10-3 3.58  10-3 1.70  10-3
4 35 3.78  10-3 5.17  10-3 2.78  10-3
5 40 5.03  10-3 6.93  10-3 3.45  10-3
6 45 6.51  10-3 8.84  10-3 4.21  10-3
7 50 7.05  10-3 1.035  10-2 5.35  10-3
8 55 8.70  10-3 1.130  10-2 6.32  10-3
9 60 10.30  10-3 1.380  10-2 7.12  10-3
𝛼 ± ∆𝛼 𝛼 ± ∆𝛼 𝛼 ± ∆𝛼
= 1,68 × = 2.25 × = 1.19 ×
10−5 ± 4.17 × 10−5 ± 5.08 × 10−5 ± 2.03 ×
10−7 /o𝐶 10−7 /o𝐶 10−7 /o𝐶

Koefisien Muai Panjang Tembaga


0.012

0.01 y = 0.0003x - 0.0051


Perubahan Panjang (cm)

0.008

0.006

0.004

0.002

0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.002
Perubahan Suhu( ͦC)

Grafik 1 ∆L terhadap ∆T pada tembaga

Koefisien Muai Panjang Aluminium


0.016
0.014 y = 0.0003x - 0.0067
Perubahan Panjang (cm)

0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Perubahan Suhu( ͦC)

Grafik 2 ∆L terhadap ∆T pada Aluminium


Koefisien Muai Panjang Baja
0.008
0.007 y = 0.0002x - 0.0036
Perubahan Panjang (cm)

0.006
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.001
Perubahan Suhu( ͦC)

Grafik 3 ∆L terhadap ∆T pada Baja

Pengolahan Data
 Koefisien Muai Tembaga
L0 ± ∆L0 = (15.00 ± 0.01) cm
𝐿0 𝛼 ± ∆𝐿0 𝛼 = (2.53 × 10−4 ± 6.08 × 10−6 )cm
L0 α
α=
L0
2.53 × 10−4
=
15.00
= 1,68 × 10−5 /o𝐶
1 𝐿 𝛼
∆𝛼 = ((𝐿 ) ∆𝐿0 𝛼) + (( 𝐿0 2 ) ∆𝐿0 )
0 0

1 2.53×10−4
= ((15.00) 6.08 × 10−6 ) + (( ) 0.01)
15.002

= 4.17 × 10−7 /o𝐶


 Koefisien Muai Aluminium
L0 ± ∆L0 = (15.00 ± 0.01) cm
𝐿0 𝛼 ± ∆𝐿0 𝛼 = (3.38 × 10−4 ± 7.39 × 10−6 )cm
L0 α
α =
L0
3.38× 10−4
=
15.00
= 2.25 × 10−5 /o𝐶
1 𝐿 𝛼
∆𝛼 = ((𝐿 ) ∆𝐿0 𝛼) + (( 𝐿0 2 ) ∆𝐿0 )
0 0

1 3.38×10−4
= ((15.00) 7.39 × 10−6 ) + (( ) 0.01)
15.002

= 5.08 × 10−7 /o𝐶


 Koefisien Muai Baja
L0 ± ∆L0 = (15.00 ± 0.01) cm
𝐿0 𝛼 ± ∆𝐿0 𝛼 = (1.79 × 10−4 ± 2.92 × 10−6 )cm
L0 α
α =
L0
1.79× 10−4
=
15.00
= 1.19 × 10−5 /o𝐶
1 𝐿 𝛼
∆𝛼 = ((𝐿 ) ∆𝐿0 𝛼) + (( 𝐿0 2 ) ∆𝐿0 )
0 0

1 1.79×10−4
= ((15.00) 2.92 × 10−6 ) + (( ) 0.01)
15.002

= 2.03 × 10−7 /o𝐶

Pembahasan
Pada praktikum ini, terdapat 3 percobaan perubahan panjang pada 3 benda yang
berbeda, yaitu tembaga, aluminium, dan baja. Ketiga benda tersebut dihadapkan pada sembilan
suhu yang berbeda-beda. Metode yang digunakan untuk mengamati besar perubahan panjang
benda tersebut menggunakan metode optik yang memanfaatkan laser interferometer Michelson
dan oven yang dilengkapi sensor suhu. Batang sampel diletakkan diantara landasan yang
posisinya tetap dan penutup yang dapat bergerak naik turun mengikuti pemuaian batang
sampel. Baik landasan dan penutup tersebut terbuat dari bahan yang nilai koefisien muainya
sangat kecil. Keunggulan dari alat ini yaitu tahan panas.
Dari percobaan diatas didapatkan koefisien muai panjang dari ketiga benda dalam suhu
yang berbeda-beda. Koefisien muai panjang dan ketidakpastian dari tembaga didapatkan 𝛼 ±
∆𝛼 = 1,68 × 10−5 ± 4.17 × 10−7 /o𝐶. Koefisien muai panjang dan ketidakpastian dari
aluminium didapatkan 𝛼 ± ∆𝛼 = 2.25 × 10−5 ± 5.08 × 10−7 /o𝐶. Serta koefisien muai
panjang dari baja didapatkan 𝛼 ± ∆𝛼 = 1.19 × 10−5 ± 2.03 × 10−7 /o𝐶. Dari ketiga benda
tersebut, benda yang paling mudah memuai adalah aluminium dan yang paling sukar memuai
adalah baja. Karena semakin besar koefisien muai suatu benda maka semakin mudah benda
tersebut memuai. Dan semakin kecil koefisien muai suatu benda maka semakin sukar benda
memuai.

Simpulan
Pada praktikan kali ini adalah dapat mengetahui cara menentukan koefisien muai
panjang dengan.Koefisien muai panjang berpengaruh terhadap perubahan panjang luas dan
volume sebagai pengaruh dari perubahan suhu.Sehingga koefisien secara teori lebih besar
dibanding koefisien secara eksperimen.

Daftar Pustaka
Kamus Z, Yulkifli, Meiza N. 2017. Pembuatan set eksperimen muai panjang
digital berbasis mikrokontroler atmega328. Jurnal Pillar of Physics. [diakses 2022 Apr
07]; 10: 71-77. http://repository.unp.ac.id/id/eprint/18031

Angga NM, Mei S. 2015. Perancangan media pembelajaran fisika - pemuaian. JUISI:
Jurnal Informatika dan Sistem Informasi. [diakses 2022 Apr 07]; 1(2): 176-183.
http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/34321

Wulandari PS, Radiyono Y. 2015. Penggunaan metode difraksi celah tunggal pada penentuan
koefisien pemuaian panjang alumunium (Al). Prosiding Seminar Nasional Fisika dan
Pendidikan Fisika. [diakses 2022 Apr 07]; 6(1): 19-22. Jurnal Materi dan Pembelajaran
Fisika (JMPF) (neliti.com)

Anda mungkin juga menyukai