Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM OHM

Aurellia Fadia F
G8401211065
ST19.1

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Abd. Djamil Husin, S.Si, M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2022
HUKUM OHM

Tujuan Praktikum
Praktikum Hukum Ohm bertujuan menjelaskan cara pengukuran arus dan tegangan secara
bersamaan dan menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan pengukuran arus dan tegangan
secara bersamaan.

Teori Singkat
Hambatan listrik merupakan besaran yang menghalangi arus yang mengalir dalam suatu
penghantar listrik. Hambatan yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar ternyata dapat
mempengaruhi kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut. Besar kecilnya tahanan yang
ada pada sebuah penghantar ditentukan oleh jenis penghantar, panjang penghantar, penampang
penghantar dan suhu penghantar (Kusumawati dan Supriyadi 2014). Hukum Ohm berbicara
mengenai hubungan antara tegangan listrik (V ) dan arus listrik (I ) (Saefullah et al 2018). Hukum
Ohm merupakan hukum yang mengatakan bahwa besar kuat arus yang mengalir pada suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar apabila suhu dijaga
konsisten.
Rangkaian lisrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralalel.
jumlah penurunan tegangan pada rangkaian seri dari masing-masing beban seri adalah sama
dengan tegangan total pada sumber tegangan, kuat arus yang mengalir pada rangkaian seri
tergantung pada jumlah besar beban atau tahanan beban dalam rangkaian, serta jika salah satu
beban atau bagian dari rangkaian terputus, maka aliran arus akan terhenti. Rangkaian paralel yang
dicirikan dengan beda potensial atau tegangan pada masing-masing beban sama dengan tegangan
sumber, besar kuat arus pada masing-masing cabang adalah tergantung pada besar hambatan
masing-masing cabang, tahanan total pada rangkaian lebih kecil daripada hambatan terkecil, serta
jika salah satu cabang rangkaian terputus, maka cabang rangkaian yang lain akan tetap menyala
(Manurung dan Sinambela 2018).
Konduktivitas listrik adalah ukuran kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus
listrik. Arus listrik di dalam larutan dihantarkan oleh ion yang terkandung di dalamnya. Ion
memiliki karakteristik tersendiri dalam menghantarkan arus listrik (Irwan dan Afdal 2016).
Resistivitas listrik adalah salah satu parameter fisis yang dapat digunakan untuk menyelidiki
struktur bawah permukaan dengan menggunakan metode/ teknik resistivity logging. Amperemeter
adalah alat ukur arus listrik. Amperemeter sering dicirikan dengan simbol A pada setiap rangkaian
listrik. Satuan arus listrik dalam satuan SI adalah ampere atau diberi simbol A. Voltmeter adalah
alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan dengan simbol V pada setiap rangkaian
listrik. Voltmeter harus dipasang paralel dengan ujung-ujung hambatan yang akan diukur beda
potensialnya. Satuan beda potensial listrik dalam satuan SI adalah volt atau diberi simbol V
(Manurung dan Sinambela 2018).

Data
Tabel 1 Pengukuran tegangan dan kuat arus pada Rx1
Pengukuran Pada Rx1
Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)
0.417 1.00 0.417 0.92
0.500 1.20 0.500 1.10
0.583 1.40 0.583 1.28
0.667 1.60 0.667 1.47
0.750 1.80 0.750 1.64
0.834 1.99 0.834 1.84
0.917 2.21 0.917 2.02
1.000 2.41 1.000 2.20
1.080 2.60 1.080 2.39
1.170 2.80 1.170 2.57
1.250 2.99 1.250 2.74

Tabel 2 Pengukuran tegangan dan kuat arus pada Rx2


Pengukuran Pada Rx2
Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (mA) V (V) I (A) V (V)
17.8 1.00 17.9 1.00
21.4 1.20 21.5 1.20
24.9 1.40 25.1 1.40
28.5 1.59 28.6 1.59
32.0 1.80 32.2 1.80
35.6 2.00 35.8 1.99
39.1 2.20 39.4 2.20
42.7 2.40 42.9 2.40
46.3 2.59 46.5 2.60
49.8 2.79 50.1 2.78
53.4 3.00 53.7 3.00

Tabel 3 Pengukuran tegangan dan kuat arus pada Rx3


Pengukuran Pada Rx3
Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (mA) V (V) I (A) V (V)
1.10 1.00 1.20 1.00
1.32 1.20 1.44 1.20
1.54 1.40 1.68 1.40
1.76 1.60 1.92 1.60
1.98 1.79 2.16 1.79
2.20 1.99 2.40 1.99
2.42 2.19 2.64 2.20
2.64 2.40 2.88 2.40
2.86 2.61 3.12 2.60
3.08 2.79 3.36 2.80
3.30 3.00 3.60 3.01
Pengolahan Data

Grafik Rx1 Rangkaian a


3,5
3 y = 2,3971x + 0,0021
Tegangan (V)

2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Arus Listrik (A)

Gambar 1 Grafik hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik pada R x1 rangkaian a

Grafik Rx2 Rangkaian a


3,5
3 y = 0,0561x + 0,0008
Tegangan (V)

2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40 50 60
Arus Listrik (mA)

Gambar 2 Grafik hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik pada R x2 rangkaian a
Grafik Rx3 Rangkaian a
3,5
y = 0,9087x - 0,0018
3
Tegangan (V)

2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Arus Listrik (mA)

Gambar 3 Grafik hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik pada R x3 rangkaian a

Grafik Rx1 Rangkaian b


3
y = 2,1976x + 0,0021
2,5
Tegangan (V)

2
1,5
1
0,5
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Kuat Arus (A)

Gambar 4 Grafik hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik pada Rx1 rangkaian b

Grafik Rx2 Rangkaian b


3,5
3 y = 0,0558x + 0,0003
Tegangan (V)

2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40 50 60
Kuat Arus (mA)

Gambar 5 Grafik hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik pada R x2 rangkaian b
Grafik Rx3 Rangkaian b
3,5
3 y = 0,8356x - 0,0064
Tegangan (V)

2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
Kuat Arus (mA)

Gambar 6 Grafik hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik pada R x3 rangkaian b

 Rata-rata Tegangan (V)


Rx1 Rangkaian a
𝑉
̅̅̅̅̅̅
𝑉𝑥1𝑎 = 11
22
= 11

=2V
Rx2 Rangkaian a
𝑉
̅̅̅̅̅̅
𝑉𝑥2𝑎 = 11
21.97
= 11

= 1.99 V
Rx3 Rangkaian a
𝑉
̅̅̅̅̅̅
𝑉𝑥3𝑎 = 11
21.97
= 11

= 1.99 V
Rx1 Rangkaian b
𝑉
̅̅̅̅̅̅
𝑉𝑥1𝑏 = 11
20.17
= 11

= 1.83 V
Rx2 Rangkaian b
𝑉
̅̅̅̅̅̅
𝑉𝑥2𝑏 = 11
21.96
= 11

= 1.99 V
Rx3 Rangkaian b
𝑉
̅̅̅̅̅̅
𝑉𝑥3𝑏 =
11
21.99
= 11

= 1.99 V
 Rata-rata Kuat Arus
Rx1 Rangkaian a
𝐼
̅̅̅̅̅
𝐼𝑥1𝑎 = 11
9.168
= 11

= 0.83 A
Rx2 Rangkaian a
𝐼
̅̅̅̅̅
𝐼𝑥2𝑎 = 11
391.5
= 11

= 35.6 mA
Rx3 Rangkaian a
𝐼
̅̅̅̅̅
𝐼𝑥3𝑎 = 11
24.2
=
11

= 2.2 mA
Rx1 Rangkaian b
𝐼
̅̅̅̅̅
𝐼𝑥1𝑏 = 11
9.168
= 11

= 0.83 A
Rx2 Rangkaian b
𝐼
̅̅̅̅̅
𝐼𝑥2𝑏 =
11
393.7
= 11

= 35.8 mA
Rx3 Rangkaian b
𝐼
̅̅̅̅̅
𝐼𝑥3𝑏 = 11
26.4
= 11

= 2.4 mA
 Menghitung Hambatan
Hambatan Rx1 Rangkaian a
̅
𝑉
𝑅𝑥1𝑎 = 𝐼̅
2
= 0.83

= (2.357 ± 0.009) Ω

Hambatan Rx2 Rangkaian a


̅
𝑉
𝑅𝑥2𝑎 = 𝐼̅
1.99
= 0.0356

= (56.094 ± 0.146) Ω
Hambatan Rx3 Rangkaian a
̅
𝑉
𝑅𝑥3𝑎 = 𝐼̅
1.99
= 0.0022

= (908.678 ± 2.951) Ω
Hambatan Rx1 Rangkaian b
̅
𝑉
𝑅𝑥1𝑏 = 𝐼̅
1.83
= 0.83

= (2.198 ± 0.008) Ω
Hambatan Rx2 Rangkaian b
̅
𝑉
𝑅𝑥2𝑏 = 𝐼̅
1.99
= 0.0358
= (55.770 ± 0.182) Ω
Hambatan Rx3 Rangkaian b
̅
𝑉
𝑅𝑥3𝑏 = 𝐼̅
1.99
= 0.0024

= (835.606 ± 2.128) Ω
 Hambatan dalam Amperemeter (Rangkaian a)
𝑅𝑆 = 𝑅𝑥1 + 𝑟𝑎
2.397 = 2.2 + 𝑟𝑎
𝑟𝑎 = 0.197 𝛺
𝑅𝑆 = 𝑅𝑥2 + 𝑟𝑎
0.056 = 56 + 𝑟𝑎
𝑟𝑎 = −55.94 𝛺
𝑅𝑆 = 𝑅𝑥3 + 𝑟𝑎
0.909 = 910 + 𝑟𝑎
𝑟𝑎 = −909.09 𝛺
 Hambatan dalam Voltmeter (Rangkaian b)
𝑅 ×𝑟
𝑅𝑝 = 𝑅𝑥1 +𝑟𝑉
𝑥1 𝑉

2.2×𝑟𝑉
2.198 = 2.2+𝑟
𝑉

𝑟𝑉 = 1611.13 𝛺
𝑅 ×𝑟
𝑅𝑝 = 𝑅𝑥2 +𝑟𝑉
𝑥2 𝑉

56×𝑟𝑉
0.056 = 56+𝑟
𝑉

𝑟𝑉 = 0.056 𝛺
𝑅 ×𝑟
𝑅𝑝 = 𝑅𝑥3 +𝑟𝑉
𝑥3 𝑉

910×𝑟𝑉
0.837 =
910+𝑟𝑉

𝑟𝑉 = 0.834 𝛺
 Nilai Ketepatan
Rx1 Rangkaian (a)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 − | |) × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

2.357−2.2
= (1 − | |) × 100%
2.2

= 92.86 %
Rx2 Rangkaian (a)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 − | |) × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

56.094−56
= (1 − | |) × 100%
56

= 99.83 %
Rx3 Rangkaian (a)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 − | |) × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

908.68−910
= (1 − | |) × 100%
910

= 99.86 %
Rx1 Rangkaian (b)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 − | |) × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

2.161−2.2
= (1 − | |) × 100%
2.2

= 98.23 %
Rx2 Rangkaian (b)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 − | |) × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

55.779−56
= (1 − | |) × 100%
56

= 99.59 %
Rx3 Rangkaian (b)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 − | |) × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

835.61−910
= (1 − | |) × 100%
910

= 91.8 %
 Nilai Galat (Kesalahan)
Rx1 Rangkaian (a)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
2.357−2.2
=| | × 100%
2.2

= 7.1 %
Rx2 Rangkaian (a)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

56.094−56
=| | × 100%
56

= 0.2 %
Rx3 Rangkaian (a)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

908.68−910
=| | × 100%
910

= 2.3 %
Rx1 Rangkaian (b)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

2.161−2.2
=| | × 100%
2.2

= 1.7 %
Rx2 Rangkaian (b)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

55.779−56
=| | × 100%
56

= 0.3 %
Rx3 Rangkaian (b)
𝑅𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 −𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

835.61−910
=| | × 100%
910

= 8.2 %

Pembahasan
Hukum ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan yang jatuh pada suatu tahanan adalah
perkalian antara nilai tahanan tersebut dengan arus yang melaluinya. Hukum ohm sejalan dengan
hukum pembagi tegangan, hukum kirchoff atau hukum yang lainnya. Pada data dilakukan
percobaan rangkaian Rx1, Rx2, dan Rx3 dengan masing-masing rangakain tersebut terdapat
rangkaian a dan b. data dari rangkaian tersebut terdapat nilai dari amperemeter dan voltmeter.
Kemudian dicarikan grafik setiap data dan didapatkan grafik yang terbentuk dari data yang ada,
yaitu linear keatas. Hasil tersebut sama dengan data yang diberikan yang semakin tinggi nilai
amperemeter dan voltmeternya. Nilai hambatan yang didapatkan dari hasil percobaan dengan teori
yang tersedia hampir bernilai sama. Pada percobaan Rx1 rangkaian a didapatkan 𝑅𝑥1𝑎 = 2.357 𝛺
sedangkan hambatan teorinya 𝑅 = 2.2 𝛺, percobaan Rx2 rangkaian a didapatkan 𝑅𝑥2𝑎 = 56.094 𝛺
sedangkan hambatan teorinya 𝑅 = 56 𝛺, percobaan Rx3 rangkaian a didapatkan 𝑅𝑥3𝑎 =
908.678 𝛺 sedangkan hambatan teorinya 𝑅 = 910 𝛺 begitupun pada rangkaian b yang memiliki
nilai yang hampir sama.
Dalam hasil dari percobaan dan teori didapatkan data yang sedikit berbeda sehingga
terdapat persentase ketepatan dan persentase galat (kesalahan yang terjadi. Pada Rx1 rangkaian a
didapatkan % 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 92.86 % dan % 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 7.1 %, serta pada rangkaian b didapatkan
% 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 98.23 % dan % 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 1.7 %, Rx2 rangkaian a didapatkan % 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
99.83 % dan % 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0.2 %, serta pada rangkaian b didapatkan % 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 99.59 %
dan % 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0.3 %, Rx3 rangkaian a didapatkan % 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 99.86 % dan % 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 =
2.3 % serta rangkaian b didapatkan % 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 91.8 % dan % 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = 8.2 %.
Penerapan hukum Ohm pada kehidupan sehari-hari diantaranya, penggunaan kipas angin,
pada kipas angin kita dapat mengatur besar kecil kipas tersebut arus yang mengalir melalui kipas
dikendalikan dengan mengatur resistansi melalui regulator. Kenop melingkar pada komponen
dapat diputar untuk mencapai resistansi variabel pada terminal keluaran. Untuk nilai input tertentu,
kita dapat menghitung resistansi, arus dan daya yang mengalir melalui Hukum Ohm. Selain itu,
ada setrika listrik setrika, setrika listrik memiliki banyak resistor di dalamnya. Resistor membatasi
jumlah arus yang mengalir melaluinya untuk memberikan jumlah panas yang dibutuhkan. Ukuran
resistor yang digunakan di dalamnya ditentukan dengan menggunakan hukum Ohm.

Simpulan
Pada praktikum ini mampu mengetahui penjelasan cara pengukuran arus dan tegangan
secara bersamaan dan menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan pengukuran arus dan
tegangan secara bersamaan. Pengukuran tersebut, yaitu dengan cara menggunakan amperemeter
dan voltmeter yang saling dihubungkan dengan arus listrik sehingga memunculkan adanya
resistensi atau hambatan.

Daftar Pustaka
Irwan F, Afdal. 2016. Analisis hubungan konduktivitas listrik dengan total dissolved solid (TDS)
dan temperatur pada beberapa jenis air. Jurnal Fisika Unand. [diakses 08 Mei 2022]; 5(1):
85-93. http://jfu.fmipa.unand.ac.id/index.php/jfu/article/viewFile/192/172

Kusumawati I, Supriyadi. 2014. Identifikasi nilai hambat jenis arang kayu, arang kulit mangga,
dan arang kulit pisang: bahan alternatif pengganti resistor film karbon. Jurnal Fisika. 4(1):
7-10. Doi:10.15294/jf.v4i1.3859

Manurung, S. R., & Sinambela, M. 2018. Perangkat Pembelajaran IPA Berbentuk LKS Berbasis
Laboratorium. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika INPAFI. 6(1): 80-87.doi:
10.24114/inpafi.v6i1.9496.

Saefullah A, Fakhturrokhman M , Oktarisa Y , Arsy RD , Rosdiana H , Gustiono V , Indriyanto S.


2018. Rancang bangun alat praktikum hukum ohm untuk memfasilitasi kemampuan
berfikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Jurusan Pendidikan Fisika,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. [diakses 08 Mei 2022]; 4(2): 81-90.
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity.

Anda mungkin juga menyukai