Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR EKSPERIMEN MATA KULIAH LISTRIK DAN MAGNET

“RANGKAIAN SERI DAN PARALEL”

Disusun Oleh :

Nama : Jasmine Cupid Amaratirta

NIM : K2320043

Kelas : A

Judul Eksperimen : Rangkaian Seri dan Paralel

Tanggal Eksperimen : 22 Maret 2021

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
A. Judul Praktikum
Rangkaian Seri dan Paralel

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
a) Mengetahui hubungan kuat arus dan tegangan pada rangkaian DC sederhana
b) Mengetahui karakteristik dalam rangkaian seri
c) Mengetahui karakteristik dalam rangkaian pararel

C. Teori Dasar
Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyak jenis
komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah
mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri
dan rangkaian paralel (Yasmanrianto, 2012). Untuk menghasilkan arus listrik pada
rangkaian dibutuhkan beda potensial. Cara untuk menghasilkan beda potensial adalah
dengan batteray. Geard Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada ujung kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke
ujung-ujungnya 1 ∞ V . Beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan
menyebabkan aliran aruslistrik lebih besar (Sutrisno. 2009:146).
Untuk sebuah rangkai seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama besar pada
kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R1 pasti juga melewati R2
dalam seling waktu yang sama. Beda potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri
akan bercabang diantara resistor-resistor yang ada (Serway, 2010;402).
∆ V =IRekivalen =I ( R1 + R2 ) atau Rekivalen =R1+ R2
Rekuivalen adalah ekivalen dengan gabungan seri dari R1 + R2 dengan syarat arus

rangkaian yang tidak berubah ketika Rekuivalen menggantikan R1 + R2 . Hambatan yang


ekivalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah Rekivalen =R1+ R2+ R 3 +…
besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron diperlambat
karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Semakin tinggi hambatan ini, semakin
kecil arus untuk suatu tegangan V . Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga
arus berbanding terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan
kesebandingan diatas, didapatkan I + V /RDimana R adalah hambatan kawat, V adalah
beda porensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya
(Sutrisno,2009:147).
Hubungan ini menunjukan bahwa hambatan ekivalen dari rangkaian resistor yang
dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resitor dan selalu lebih
daripada masing-masing resistornya (Serway, 2010:403).
Selain itu, rangkaian elektronika secara paralel juga memiliki ciri apabila
terjadinya putus arus pada salah satu cabang tahanan muka arus yang terputus akan tetap
bekerja dan tak akan terganggu atau terpengaruhi oleh cabang rangkaian yang
terputustersebut. Tegangan ditiap-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama dengan
tegangan dari sumber.
Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan). Tahanan-
tahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara :
1. Seri (dua penahan dihubungkan deret).
2. Paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar.
3. Gabungan antara seri dan paralel.

Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-tahanan mempunyai kuat arus
yang sama. Jumlah tegangan antara tahanan jumlah dari tegangan masing-masing,
sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan pada tiap-tiap tahanan sama besarnya dan
jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga sama dengan jumlah arus melalui tahanan
masing-masing (Daryanto, 2000; 23-26).

D. Metode Eksperimen
1. Tempat Eksperimen : Rumah jalan Laskar Putri no.18, Sibela Utara, Mojosongo,
Jebres, Surakarta
2. Waktu Eksperimen : Senin, 22 Maret 2021, pukul 19.30 WIB
3. Alat dan Bahan :- Laptop
- Jaringan Internet
- Simulator PhET
- Microsoft Word
- Microsoft Excel
- Kertas
- Alat tulis
4. Tahapan Eksperimen :
 Kegiatan I
1. Menyiapakan alat dan bahan
2. Masuk kedalam halaman simulasi PhET Colorado
https://phet.colorado.edu/sims/html/circuit-construction-kit-dc-virtual-
lab/latest/circuit-construction-kit-dc-virtual-lab_en.html

3. Membuka pada menu Simulasi Lab


4. Mengaktifkan fitur values

5. Merangkai rangkaian pada simulasi sesuai gambar kegiatan 1

6. Mengubah nilai pada resistor menjadi 10Ω


7. Mengganti nilai pada baterai menjadi 10 V

8. Mengamati angka yang ditunjukkan oleh voltmeter dan amperemeter


9. Mencatat tegangan dan arus pada tabel hasil pengamatan
10. Mengulangi langkah 7-8 dengan mengganti nilai baterai hingga diperoleh 4 data
11. Mengubah tabel hasil pengamatan menjadi grafik hubungan tegangan dan kuat
arus
 Kegiatan 2
1. Merangkai rangkaian pada simulasi sesuai gambar kegiatan 2

2. Mengatur besar baterai menjadi 120 V dan kedua hambatan menjadi R1 = 20 Ω


serta R2 = 30 Ω

3. Menghubungkan voltmeter pada kedua ujung hamnbatan R1 dan mencatat nilai


yang dihasilkan voltmeter

4. Mengulangi langka 3 pada kedua ujung hambatan R2 serta ujung hambatan R1


dan ujung hambatan R2
5. Menghubungkan amperemeter sebelum hambatan R1 dan mencatat nilai yang
diasilkan amperemeter

6. Mengulangi langkah 5 dengan posisi di antara hambatan R1 dan hambatan R2


serta setelah hambatan R2

7. Mencatat hasil dari tabel hasil penelitian dan mengubanya ke grafik hubungan
tegangan dan kuat arus
 Kegiatan 3
1. Merangkai rangkaian pada simulasi sesuai gambar kegiatan 3

2. Mengatur besar baterai menjadi 120 V dan kedua hambatan menjadi R1 = 20 Ω


serta R2 = 30 Ω
3. Menghubungkan voltmeter pada kedua ujung hamnbatan R1 dan mencatat nilai
yang dihasilkan voltmeter

4. Mengulangi langkah 3 pada kedua ujung hambatan R2 serta pada ujung baterai

5. Menghubungkan amperemeter sebelum hambatan R1 dan mencatat nilai yang


diasilkan amperemeter

6. Mengulangi langkah 5 dengan posisi di antara hambatan R2 serta pada sebelum


baterai

7. Mencatat hasil dari tabel hasil penelitian dan mengubanya ke grafik hubungan
tegangan dan kuat arus
E. Data Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan dan simulasi Rangkaian Seri dan Paralel didapatkan data
sebagai berikut:
 Kegiatan I
No Kuat Arus Screen Shoot
Tegangan (Volt)
. (Ampere)

1. 10,00 1,00

2. 15,00 1,50

3. 20,00 2,00

4. 25,00 2,50

Kegiatan II
Tabel Tegangan Rangkaian Seri
V1 V2 Vtotal V1+ V2
48,00 72,00 120,00 120,00
-
Tabel Kuat Arus Rangkaian Seri
I1 I2 I3
2,40 2,40 2,40

 Kegiatan III
Tabel Tegangan Rangkaian Paralel
V1 V2 Vtotal
120,00 120,00 120,00

Tabel Kuat Arus Rangkaian Paralel


I1 I2 Itotal I1+I2
6,00 4,00 10,00 10,00
-

F. Analisis Hasil
1. Analisis Kuantitatif
Kegiatan 1
3
2.5
f(x) = 0.1 x
2
1.5
I (A)
1
0.5
0
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
V (V)

Persamaan grafik linear


y 2− y 1 1,50−1,00
m= = =0,1
x 2−x 1 15,00−10,00
y− y1 =m( x−x 1)
y−1,00=m(x−10,00)
y−1,00=0,1( x−10,00)
y=0,1 x−1+1
y=0,1 x
I =0,1(V )
Analisis satuan :
A=0,1V
1
Kalikan kedua ruas dengan
0,1 A
1 V
=
0,1 A
V
10=
A
R=10 Ω

Kegiatan 2
R1=20 Ω
R2=30 Ω
I =2,4 A
V 1 V 1=I R1 V 2=I R 2 V =I ( R1 + R2 )
V 1=( 2,4 A )( 20 Ω) V 2=( 2,4 A )( 30 Ω) V = ( 2,4 A ) ( 20 Ω+ 30 Ω )
V 1=48 V V 2=72 V V =120 V

Kegiatan 3
R1=20 Ω
R2=30 Ω
V =120 V

V V
I 1=
R1
I 2=
R2
I =V ( R1 + R1 )
1 2

120 V 120 V 1 1
I 1= I 2=
20 Ω 30 Ω I =( 120 V ) ( +
20 Ω 30 Ω )
I 1=6 A I 2=4 A
I =10 A

2. Analisis kualitatif
a) Bedasarkan dari data dan analisis kuantitatif kegiatan 1 dapat dilihat bahwa grafik
hubungan tegangan V dan arus listrik I linear, artinya semakin besar tegangan V
maka arus listrik I juga semakin besar. Maka, diperoleh bahwa tegangan V
berbanding lurus dengan arus listrik I. Serta dengan menggunakan persamaan
grafik linear dari grafik hubungan tegangan V dan arus listrikI diperoleh
R=10V / A ≈ 10 Ω
b) Pada kegiatan 2 ini untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor,
arusnya sama besar pada kedua resistor karena jumlah muatan yang melewati R1
pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Hambatan ekuivalen dari
rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing
resistor dan selalu lebih besar daripada masing-masing resistornya
c) Pada kegiatan 3 ini ketika resistor-resistor dihubungkan secara paralel, beda
potensial pada resistor adalah sama. Kebalikan dari hambatan ekuivalen untuk
dua resistor atau lebih yang dihubungkan secara paralel sama dengan
penjumlahan kebalikan dari masing-masing resistor dan hambatan ekuivalennya
selalu lebih kecil daripada hambatan terkecil dalam kelompok tersebut
G. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan menggunakan simulai PhET Colorado ini memiliki tiga
percobaan dengan tiga tujuan yang berbeda. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui
hubungan kuat arus dan tegangan pada rangkaian DC sederhana. Percobaan ini dilakukan
dengan mengubah besar resistornya dimulai dari 10 Ω , 20 Ω, 30 Ω ,dan40 Ω. Dengan
memperoleh 4 data lalu mengamati besar tegangan menggunakan voltmeter dan kuat arus
dengan menggunakan amperemeter. Lalu melihat bagaimana hubungan tegangan dengan
kuat arus. Pada percobaan ini dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan V maka arus
listrik I juga semakin besar. Maka, diperoleh bahwa tegangan V berbanding lurus dengan
arus listrik I. Serta dengan menggunakan persamaan grafik linear dari grafik hubungan
tegangan V dan arus listrikI diperoleh R=10V / A ≈ 10 Ω .
Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui karakteristik dalam rangkaian seri.
Percobaan ini dilakukan dengan membuat nilai R1=20 Ω, R2=30 Ω, dan besar baterai
120 V . Pada percobaan ini pada kegiatan pertama meletakkan voltmeter pada ujung
hambatan R1 , R 2 , dan ujung baterai sehingga diperoleh 3 data. Pada kegiatan dua
meletakkan amperemeter sebelum hambatan R1 , di antara hambatan R1dan R2, dan setelah
hambatan R2 sehingga diperoleh 3 data. Pada percobaan ini rangkaian seri yang terdiri atas
dua resistor, arusnya sama besar pada kedua resistor karena jumlah muatan yang melewati
R1 pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Hambatan ekuivalen dari
rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resistor
dan selalu lebih besar daripada masing-masing resistornya.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui karakteristik dalam rangkaian paralel.
Percobaan ini dilakukan dengan membuat nilai R1=20 Ω, R2=30 Ω, dan besar baterai
120 V . Pada percobaan ini pada kegiatan pertama meletakkan voltmeter pada ujung
hambatan R1 , R 2 , dan ujung baterai sehingga diperoleh 3 data. Pada kegiatan dua
meletakkan amperemeter setelah hambatan R1, setelah hambatan R2, dan setelah baterai
sehingga diperoleh 3 data. Pada percobaan ini ketika resistor-resistor dihubungkan secara
paralel, beda potensial pada resistor adalah sama. Kebalikan dari hambatan ekuivalen untuk
dua resistor atau lebih yang dihubungkan secara paralel sama dengan penjumlahan kebalikan
dari masing-masing resistor dan hambatan ekuivalennya selalu lebih kecil daripada
hambatan terkecil dalam kelompok tersebut.
Pada percobaan kedua terdapat dua buah hambatan yaitu R1=20 Ω dan R2=30 Ω yang
disusun seri dihubungkan dengan baterai sebesar V menyebabkan arus listrik yang mengalir
I. Tegangan sebesar V dibagikan ke dua hambatan masing masing R1 dan R2 sehingga
berlaku V =V 1+V 2 . Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri tak berlaku
I =I 1=I 2.
Beda potensial pada ujung hambatan R1 dan R2 berlaku :
V =V 1+V 2
IR=IR1 + IR 2
Karena arus listrik pada rangkaian seri bernilai sama maka kedua ruas dibagi dengan I, maka
diperoleh rumus hambatan pengganti seri ( R s ) adalah :

R s=R1 + R2

Pada percobaan ketiga terdapat dua buah hambatan yaitu R1=20 Ω dan R2=30 Ω yang
disusun paralel dihubungkan dengan baterai sebesar V menyebabkan arus listrik yang
mengalir I. Besar kuat arus I 1 dan I 2 mengalir pada masing-masing hambatan.

Ujung-ujung hambatan R1, R2, dan baterai masing-masing bertemu pada satu titik
percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya sama, sehingga berlaku V =V 1=V 2
. Kuat arus sebesar I dibagikan ke tiga hambatan masing-masing I 1 dan I 2. Sesuai Hukum I
Kirchoff pada rangkaian paralel maka berlaku :
I =I 1+ I 2
V V V
= +
R p R1 R2
Karena tegangan pada rangkaian paralel bernilai sama maka kedua ruas dibagi dengan V ,
maka diperoleh rumus hambatan pengganti paralel ( R p ) adalah :
1 1 1
= +
R p R1 R2
Komponen yang tersusun seri akan terhubung melalui satu jalur, sehingga aliran arus
listrik akan mengalir ke semua komponen. Pada rangkaian paralel, tegangan yang melewati
tiap komponen adalah sama, dan total arus adalah jumlah arus yang melewati tiap komponen.

H. Penutup
1. Kesimpulan
a) Dalam sebuah rangkaian DC sederhana, semakin besar tegangan V maka arus
listrik I juga semakin besar. Maka, diperoleh bahwa tegangan V berbanding
lurus dengan arus listrik I.
b) Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun sejajar (seri).
Karakteristik dari rangkaian seri adalah sebagai berikut :
1) Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan yang sma. Jumlah
penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan
seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
2) Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau
putus aliran arus terhenti.
3) Arus yang mengalir pada masing-masing beban adalah sama.
4) Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan
total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir
dalam rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar
tahanan beban dalam rangkaian.
c) Rangkaian paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara
berderet (paralel). Karakteristik dari rangkaian paralel adalah sebagai berikut :
1) Sebagian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total
dari rangkaian paralel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam
rangkaian).
2) Jika terjadi salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus
hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkauan cabang yang terputus tersebut.
3) Masing-masing cabang dalam rangkaian paralel adalah rangkaian
individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan
cabang.
4) Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan
sumber.
2. Saran
Sebelum melakukan praktikum ini sebaiknya mahasiswa mempelajari dan
membaca terlebih dahulu panduan praktikum dengan cermat dan teliti agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar. Serta alangkah lebih baiknya lagi jika sebelum praktikum
ini mahasiswa menguasai terkait materi yang hendak dilakukan praktikum. Serta
sebaiknya mencari tempat dengan sinyal yang bagus agar praktikum tidak terganggu dan
cepat selesai.
I. Daftar Pustaka

Daryanto. (2000). Fisika Teknik.Jakarta:Rineka Cipta.


Drs. Sutrisno, M.Si., Arif Tjahjono, ST, M.Si, 2009, Fisika Dasar II (Untuk Sains dan
Kedokteran). Lembaga Penelitian UIN Jakarta
Serway, R., & Jewett, J. (2010). Physics for Scientists and Engineers, Volume 2, Chapters
23-46. Nelson Education.
Yasmanrianto. 2012. Listrik
Dinamik. http://yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/files/24264/04+Listri
k+Dinamik+1.pdf

Surakarta, 29 Maret 2021


Mahasiswa,

Jasmine Cupid Amaratirta


NIM. K2320043

Anda mungkin juga menyukai