FISIKA UMUM
“HUKUM OHM”
NIM : 11170161000007
Kelas/Kloter : 1A/2
JAKARTA
2017
HUKUM OHM
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami hukum OHM
2. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik
3. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi arus listrik
4. Mahasiwa dapat menjelaskan cara mengukur kuat arus dan tegangan listrik
B. Dasar Teori
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara
untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm (1787-1854)
menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya: 𝐼∞𝑉. (Giancoli. 2001:67)
Arus listrik adalah kelajuan muatan listrik mengalir melalui permukaan. Jika aliran
muatan listrik berubah-ubah seiring dengan waktu, maka arus listrik yang mengalir pun
berubah-ubah terhadap waktu. Ungkapan aliran arus listrik umum digunakan, walaupun
ungkapan ini sebenarnya tidak tepat karena arus listrik adalah suatu aliran (muatan listrik).
Kita akan menghindari ungkapan ini dan menggunakan aliran muatan listrik. (Jewett.
2010:361)
Besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Electron-elektron diperlambat
karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini, makin kecil
arus untuk suatu tegangan (V). Kita kemudian mendefinisikan arus berbanding terbalik
dengan hambatan. (Sutrisno. 2009:146-147)
𝑉 = 𝐼. 𝑅
Dimana R adalah konstanta yang disebut tahanan atau hambatan bahan yang memiliki
satuan V/A, atau ohm (Ω). Tahanan tergantung pada jenis bahan. Bahan-bahan dengan
tahanan rendah yang disebut konduktor yang baik, sedangkan bahan-bahan dengan tahanan
tinggi adalah isolator yang baik, terrgantung pada keadaan bahan. Jika kita menganggap luas
penampang kawat silinder adala A dan panjangnya L, resistivitas didefinisikan sebagai 𝑅 =
𝐿
𝜌 𝐴 dengan satuan resistivitas adalah Ω.m. (Sutarno, M.Sc. 2013:116)
2. Multimeter
3. Kabel penghubung
5. Saklar
D. Langkah Kerja
57,6+57,3+56,8+56+56,3
X 𝑅 = = 56,8 Ω
5
115,3+111+100+100+113,6
X 𝑅 = = 107,9 Ω
5
3. Pengukuran untuk Tegangan 6 Volt Resistor 50Ω
52,5+52,08+52,3+52,8+53,41
X 𝑅 = = 52,6 Ω
5
105+105,5+106,1+105,5+105,3
X 𝑅 = = 105,4 Ω
5
5. Pengukuran untuk Tegangan 9 Volt Resistor 50Ω
53,8+53,05+52,29+53,11+52,94
X 𝑅 = = 53,03 Ω
5
Pada praktikum Hukum Ohm yang kami lakukan, diperoleh data yang menunjukkan bahwa
besar nilai tegangan (V) berbanding lurus dengan nilai kuat arus (I) dan berbanding terbalik
dengan nilai hambatan (Ω). Hasil pengukuran menunjukan bahwa semakin besar tegangan maka
semakin besar pula kuat arus lisrik yang mengalir pada kawat penghantar. Berdasarkan 6 kali
percobaan praktikum yang dilakukan dengan mengubah nilai tegangan beserta hambatan. Pada
percobaan pertama dan kedua yang dilakukan, kami menggunakan tegangan pada catu daya
sebesar 3V serta resistor 50 dan 100 Ohm.
Pada percobaan pertama menggunakan resistor bernilai 50 Ohm, rata-rata kuat arus yang
mengalir pada rangkaian didapati sebesar 0,06 A. Sedangkan hambatan terukur yang didapatkan
berdasarkan data memiliki nilai rata-rata 56,8 Ohm. Rata-rata nilai hambatan sangat jauh berbeda
dengan nilai hambatan yang tertera pada resistor, hal ini dikarenakan hambatan sendiri memiliki
suatu nilai toleransi yang tidak pasti.
Pada percobaan kedua dengan tegangan yang sama, namun menggunakan resistor bernilai
100 Ohm memiliki rata-rata nilai kuat arus sebesar 0,3 A. Hal ini menunjukkan penurunan nilai
arus yang sangat signifikan, dan dapat dikatakan bahwa memang benar kuat arus berbanding
terbalik dengan hambatan yang ada pada rangkaian. Selain itu rata-rata hambatan yang terdapat
pada rangkaian bernilai 107,9 Ohm, nilai tersebut tentu kembali berbeda dengan nilai hambatan
yang tertera pada resistor.
Untuk kembali menguji kebenaran teori Ohm, kami kembali melakukan percobaan dengan
menggunakan tegangan yang berbeda yaitu 6 Volt dengan kembali menggunakan resistor 50 dan
100 Ohm. Pada percobaan yang ketiga, kami menggunakan resistor bernilai 50 Ohm terlebih
dahulu, hasil yang didapatkan arus memiliki rata-rata 0,12 A. Kemudian dengan resistor 100
Ohm, rata-rata arus yang didapatkan bernilai 0,06 A, hal ini kembali membuktikan bahwa kuat
arus berbanding terbalik dengan hambatan, yang dimana apabila semakin besar hambatan maka
akan semakin kecil arus yang mengalir.
Untuk meyakinkan percobaan kami terhadap teori Ohm, kami kembali menguji nya dengan
tegangan bernilai 9 Volt. Dengan pertukaran resistor yang sama dengan percobaan sebelum nya,
kami mendapatkan rata-rata arus yang mengalir pada resistor 50 Ohm adalah 0,17 A. Sedangkan
pada resistor 100 Ohm rata-rata arus yang didapatkan adalah 0,08 A. Dengan melalui 6 tahap
percobaan kami dengan sangat yakin teori yang dikemukakan oleh Ohm adalah benar, bahwa
kuat arus bernilai sebanding dengan tegangan yang mengalir dan berbanding terbalik terhadap
hambatan yang ada.
Namun pada percobaan kali ini saya meyakini bahwa hambatan yang ada bukan hanya ada
dari resistor yang digunakan, namun juga dari kabel-kabel rangkaian yang digunakan. Selain itu
Terkadang multimeter menunjukkan hasil pengukuran tegangan lebih besar dari seharusnya dan
sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena tegangan sebelum terukur oleh multimeter, melalui
resistor yang memiliki nilai toleransi (±).
Tegangan 3 Volt
Hubungan antara V dan I untuk Resistor 50Ω
3.485
3.48
3.48
3.475
Voltase (V)
3.47
3.47
3.465
3.46
3.46
3.455
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Arus listrik I (A)
Tegangan 6 Volt
Hubungan antara V dan I untuk Resistor 50Ω
6.42 6.41
6.4
6.38
Voltase (V)
6.36
6.34
6.34
6.32
6.3
6.28
6.28
6.26
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Arus listrik I (A)
Tegangan 9 Volt
Hubungan antara V dan I untuk Resistor 50Ω
9.04 9.03
9.02
9
9
Voltase (V)
8.98
8.96
8.94
8.92
8.9 8.89
8.88
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Arus listrik I (A)
Berdasarkan grafik yang telah dibuat, hal ini menunjukkan bahwa kebenaran teori
Ohm akan hubungan Kuat arus dan tegangan adalah sebanding nilainya.
2. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 100Ω sesuai dengan data
yang diperoleh pada table 2 (Ms. Excel)! Berikan komentar/tanggapanmu
terhadap grafik tersebut!
Tegangan 3 Volt
Hubungan antara V dan I untuk Resistor 100Ω
3.48
3.46
3.46
3.44
3.42
Voltase (V)
3.42 3.41
3.4
3.38
3.36
3.34 3.33
3.32
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
Arus listrik I (A)
Tegangan 6 Volt
Hubungan antara V dan I untuk Resistor 100Ω
6.38
6.37
6.37
6.36
6.35
Voltase (V)
6.34
6.33
6.33
6.32
6.32
6.31
6.3
6.3
6.29
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Arus listrik I (A)
Tegangan 9 Volt
Hubungan antara V dan I untuk Resistor 100Ω
9.18
9.17
9.17
9.16
9.16
Voltase (V)
9.15
9.15
9.14
9.13
9.13
9.12
9.12
9.11
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
Arus listrik I (A)
Berdasarkan penggunaan resistor 100 Ohm, kuat arus yang mengalir sangat
berbeda jauh dari penggunaan resistor 50 Ohm, dikarenakan arus pada rangkaian
berbanding terbalik dengan hambatan yang digunakan.
3. Berapakah persentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan nilai
hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resistor yang digunakan)!
𝑁−𝑛
Rumus : (1 − | |) × 100%
𝑛
56,8 − 50
(1 − | |) × 100% = 0,864 %
50
107,7 − 100
(1 − | |) × 100% = 0,846 %
100
52,6 − 50
(1 − | |) × 100% = 0,948 %
50
105,4 − 100
(1 − | |) × 100% = 0,946 %
100
53,03 − 50
(1 − | |) × 100% = 0,93%
50
114,3 − 100
(1 − | |) × 100% = 0,857 %
100
5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang berlaku
(hukum Ohm)? Kemukakanlah pendapat anda tersebut!
Ya, data yang diperoleh pada praktikum ini sesuai dengan teori hukum
Ohm yang berlaku, dimana nilai kuat arus listrik yang dihasilkan pada tiap
percobaan berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan serta berbanding
terbalik dengan hambatan yang digunakan pada rangkaian. Semakin besar nilai
tegangan yang diberikan, maka arus listrik akan semakin besar pula, Namun
apabila nilai hambatan yang digunakan bernilai besar, maka nilai arus listriknya
semakin kecil.
I. Kesimpulan
1. Hukum Ohm adalah hukum tentang kelistrikan yang menyatakan bahwa besarnya
kuat arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah rangkaian berbanding lurus dengan
beda potensial/tegangan (V) yang dialirkan dan berbanding terbalik dengan
hambatannya (R).
J. Komentar/Saran
2. Alat yang telah tidak berfungsi dengan baik harap segera diganti, karna tidak
berfungsinya alat dapat megganggu waktu pengerjaan praktikum.
3. Saat memasuki laboratoriun, praktikan sudah seharusnya memahami teori yang akan
di uji coba.
K. Daftar Pustaka