HUKUM OHM
OLEH
(1706100029)
TEKNIK PERTAMBANGAN
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, dan
Makalah ini sudah di susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu penulis
Terlepas dari segala hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. SEJARAH DI TEMUKAN HUKUM OHM...........................................................5
B. APLIKASI HUKUM OHM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI..................7
C. APLIKASI HUKUM OHM PADA ILMU FISIKA................................................7
D. APLIKASI HUKUM OHM PADA ILMU GEOLOGI.........................................10
E. APLIKASI HUKUM OHM PADA ILMU PERTAMBANGAN..........................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................14
B. SARAN........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum ohm (Ω) adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah. Secara matematis
hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan
Dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang
fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang
berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Dalam mengukut arus, hambatan , dan sebagainya sudah ada alat untuk mengukur,
tapi dalam pengunaan alat harus ada dasar teori dan praktek untuk mendapatkan hasil atau
mengetahui besarnya arus dalam konstruksi listrik.
Untuk itu dalam pengukuran arus,tegangan ,dan hambatan harus menggunakan
sistematis dengan menggunakan hokum Ohm.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah ditemukan hukum ohm ?
2. Aplikasinya pada kehidupan sehari-hari ?
3. Aplikasinya pada ilmu fisika ?
4. Aplikasinya pada ilmu geologi ?
5. Aplikasinya pada ilmu pertambangan ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya hukum ohm
2. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada kehidupan sehari-hari
3. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada ilmu fisika
4. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada ilmu geologi
5. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada ilmu pertambangan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Hukum Ohm mencakup tentang bunyi yang menyatakan bahwa kuat arus
di dalam suatu rangkaian akan berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung
rangkaiannya dan juga akan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaiannya.
Semakin besar hambatan atau resistansi di dalam sebuah rangkaian listrik, maka akan
semakin kecil arus yang mengalir. Begitupun sebaliknya, apabila sumber daya yang diberikan
sangat besar, maka beban juga harus mampu menerima daya yang lebih besar pula.
Selanjutnya, apabila beban menerima daya di atas kemampuannya, maka dapat menimbulkan
kerusakan di dalam komponen alat tersebut. Keadaan ini disebut juga dengan overload.
Apabila arus yang mengalir pada rangkaian terlalu besar untuk dapat diterima oleh
beban, maka dapat dipakai satu komponen listrik atau disebut dengan resistor. Resistor ini
adalah salah daru komponen listrik yang menyebabkan tegangan listrik menjadi lemah atau
turun.
Di dalam penerapannya, teori hukum Ohm dapat juga digunakan dalam Rangkaian
Elektronika, khususnya untuk memperkecilkan Arus Listrik, Memperkecil Tegangan dan
memperoleh Nilai Hambatan. Hukum Ohm ini diterapkan untuk menemukan hasil dari
tegangan listrik, hambatan listrik dan juga kuat arus yang terjadi di dalam sebuah rangkaian
listrik.
Dasar hubungan di antara arus listrik, hambatan, dan daya listrik atau voltase
ditemukan pada tahun 1826 dan dipublikasikan pada tahun 1827 oleh Georg Simon Ohm
(1789-1854). Lahir dalam keluarga sederhana di Bavaria, Ohm belajar matematika dan fisika
di bawah bimbingan ayahnya, dan setelah mendapatkan banyak pelatihan di sekolah, ia
mengajar di sekolah menengah dan kolese. Dia telah mengembangkan beberapa percobaan
demi kemajuan dirinya sendiri di laboratorium Jesuit College of Cologne, tempat ia
mengajar. Untuk mencapai ambisinya guna mendapatkan pengakuan universitas, dia
memutuskan untuk menerbitkan penemuan-penemuannya.
Naskah ilmiah yang pertama kali dipublikasikan oleh Ohm berisi tentang pemeriksaan
penurunan gaya elektromagnetik yang dihasilkan oleh suatu kawat yang diperpanjang
ukurannya. Naskah tersebut memperlihatkan hubungan matematis yang murni berdasarkan
pada eksperimen yang dilakukannya. Setahun kemudian, pada 1826, Ohm mempublikasikan
dua naskah ilmiah yang memberikan gambaran tentang konduksi model sirkuit yang
didasarkan oleh studi Fourier tentang konduksi panas. Di dalamnya, dia juga mengajukan
suatu teori untuk menerangkan tentang elektrisitas galvanik. Naskah kedua yang ditulisnya
pada tahun tersebut memuat langkah awal dari teori komprehensif yang berperan untuk
mendukung penerbitan bukunya yang terkenal berisi hukum Ohm (1827).
Biasanya alat-alat listrik dibuat dengan sedemikian rupa sehingga besarnya tegangan
yang diperlukan untuk mengoperasikan alat tersebut dapat menggunakan sumber tegangan
dari sumber listrik PLN. Untuk menyesuaikan kebutuhan tegangan yang diperlukan, biasanya
alat-alat dibuat dengan menambahkan hambatan. Baik dari segi pembuatannya, atau
ditambahkan resistor lain untuk menambah tahanan alat tersebut.
Contohnya :
a). Lampu padam karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V sedangkan
tegangan dari baterai 1,5 V
b). Lampu redup karena tegangan yang dibutuhkan 4,5 V sedangkan tegangan
dari batu baterai 3 V sehingga kekurangan tegangan
c). Lampu menyala terang karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V sama
dengan tegangan dari batu baterai 4,5 V
d). Lampu menyala sangat terang karena tegangan yang dibutuhkan lampu 4,5 V
sedangkan dari baterai 6 V sehingga tegangan melebihi lampu. Akibat ini lampu
cepat mati/putus.
Hukum Ohm adalah hukum yang digunakan dalam fisika yang menjelaskan
bagaimana listrik beroperasi dengan benar dalam rangkaian sederhana. Untuk menjelaskan
aliran listrik, hukum ini menunjukkan bagaimana tiga elemen listrik - ampere, hambatan, dan
tegangan - bekerja sama sehinnga sebuah rangkaian listrik berfungsi. Hukum Ohm
menyatakan bahwa jumlah arus listrik (dalam ampere) akan bergerak sebanding atau sama
dengan tegangan, tetapi berbanding terbalik dengan hambatan dalam konduktor.
Hukum Ohm memang erat kaitannya dengan ilmu kelistrikan atau tentang rangkaian
listrik. Arti dari rangkaian sendiri bermakna lintasan listrik yang dilalui dari sumber daya dan
kembali lagi. Semua bagian dari rangkaian sederhana harus dapat menghantarkan listrik dan
juga terhubung antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal rangkaian listrik ini, terdapat dua
jenis rangkaian, yaitu:
Rangkaian seri
Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik yang akan dipasang disusun
secara berderet atau berurutan. Kabel penghubung semua komponen tersebut tidak memiliki
percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada satu jalan yang dilalui oleh arus.
Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama besarnya,
sedangkan beda potensialnya berbeda. Artinya semua komponen yang terpasang akan
mendapat arus yang sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar
daripada hambatan penyusunnya. Hambatan total (Rtotal) ini disebut hambatan pengganti.
Beda potensial atau tegangan total (Vtotal) dari rangkaian seri adalah hasil jumlah antara
beda potensial pada tiap resistor. Semua pernyataan ini dapat dirumuskan menjadi:
Rangkaian pararel
Rangkaian listrik secara pararel yaitu satu model rangkaian yang dikenal dalam
kelistrikan. Secara sederhana, rangkaian paralel diartikan sebagai rangkaian listrik yang
semua bagian-bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian paralel
terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Olehnya itu, rangkaian ini disebut juga dengan
rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua percabangan yang ada dapat dilalui oleh
arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik terpasang, sehingga masing-masing
komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri. Arus tersebut mengaliri semua komponen
listrik yang terpasang secara bersamaan. Rangkaian paralel diperlukan jika kita akan
melakukan pengaturan arus listrik, dengan membagi arus listrik dengan cara merubah beban
yang lewat di tiap percabangan. Di dalam rangkaian listrik, arus yang lewat, tegangan dan
resistansi dihitung dengan menggunakan rumus dari hukum Ohm seperti yang telah
dituliskan di atas.
Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua komponen listrik terpasang secara
bersusun atau sejajar. Pada rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda
besarnya. Setiap komponen terhubung dengan kutub positif dan kutub negatif dari sumber
tegangan, artinya semua komponen mendapat tegangan yang sama besar. Sedangkan,
hambatan totalnya menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya.
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun
1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan
tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik
DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik
ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di
dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan penggunakan
multimeter yang terhubung melalui 2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya
lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi
lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.
R = V/I
dimana
R = tahanan (ohm/mohm),
V= beda potensial listrik (volt/mvolt) dan
I = beda arus litrik dalam ampere/m.ampere.
Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah
elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang
simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger.
Setiap konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai
ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui
karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang relatif murah.
Metoda geolistrik menempati tempat yang unik pada klasifikasi geolistrik. Metoda -
metoda ekpslorasi geolistrik sangat beragam, ada metoda yang dapat dimasukkan dalam
kategori dinamis, akan tetapi ada juga yang dapat dimasukkan kedalam kategori statis. Salah
satu keunikan lain dari metoda geolistrik adalah terpecah-pecaah menjadi bermacam-macam
mazhab (aliran atau school) yang berbeda satu dengan yang lain.
Dengan memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik telah
digunakan pada berbagai bidang ilmu yaitu :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Pengertian Hukum Ohm mencakup tentang bunyi yang menyatakan bahwa kuat arus
di dalam suatu rangkaian akan berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung
rangkaiannya dan juga akan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaiannya.
Semakin besar hambatan atau resistansi di dalam sebuah rangkaian listrik, maka akan
semakin kecil arus yang mengalir. Begitupun sebaliknya, apabila sumber daya yang diberikan
sangat besar, maka beban juga harus mampu menerima daya yang lebih besar pula
Hukum Ohm sangat bermanfaat dalam pemilihan komponen-komponen listrik yang
baik serta sesuai dengan besarnya tegangan yang tersedia.
Hukum Ohm adalah hukum yang digunakan dalam fisika yang menjelaskan
bagaimana listrik beroperasi dengan benar dalam rangkaian sederhana. Semua bagian dari
rangkaian sederhana harus dapat menghantarkan listrik dan juga terhubung antara satu
dengan yang lainnya. Dalam hal rangkaian listrik ini, terdapat dua jenis rangkaian, yaitu
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Pemanfaatan hukum ohm dalam ilmu geologi contohnya adalah geolistrik. Geolistrik
merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://miningsciences.blogspot.com/2015/07/geolistrik.html
http://miningsciences.blogspot.com/2015/07/geolistrik.html
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2010/06/geofisika-tambang.html
http://robiagustian.blogspot.com/2012/06/teori-dasar-hukum-ohm-dan-kaitannya.html
https://www.ilmusiana.com/2015/10/rangkaian-paralel-pengertian-ciri-gambar.html
https://www.ilmusiana.com/2015/10/rangkaian-seri-pengertian-ciri-gambar.html
https://idgeek.blogspot.com/2014/10/apa-itu-hukum-ohm-dalam-fisika.html
http://desiwulan11.blogspot.com/2017/05/penerapan-hukum-ohm-dalam-kehidupan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm#cite_note-Halliday-0