Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hukum ohm (Ω)

Hukum ohm (Ω) adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda
penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar
dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku
untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah. Secara
matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan.

Dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere, V
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R adalah nilai
hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.Hukum ini
dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan
pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Dalam mengukut arus, hambatan , dan sebagainya sudah ada alat untuk mengukur, tapi dalam pengunaan
alat harus ada dasar teori dan praktek untuk mendapatkan hasil atau mengetahui besarnya arus dalam
konstruksi listrik. Untuk itu dalam pengukuran arus,tegangan ,dan hambatan harus menggunakan
sistematis dengan menggunakan hokum Ohm.

B. Rumusan Masalah

1. Sejarah ditemukan hukum ohm ?

2. Aplikasinya pada kehidupan sehari-hari ?

3. Aplikasinya pada ilmu fisika ?

4. Aplikasinya pada ilmu geologi ?

5. Aplikasinya pada ilmu pertambangan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya hukum ohm

2. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada kehidupan sehari-hari

3. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada ilmu fisika

4. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada ilmu geologi

5. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm pada ilmu pertambangan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Hukum Ohm

Pengertian Hukum Ohm mencakup tentang bunyi yang menyatakan bahwa kuat arus di dalam
suatu rangkaian akan berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaiannya dan juga akan
berbanding terbalik dengan hambatan rangkaiannya. Semakin besar hambatan atau resistansi di dalam
sebuah rangkaian listrik, maka akan semakin kecil arus yang mengalir. Begitupun sebaliknya, apabila
sumber daya yang diberikan sangat besar, maka beban juga harus mampu menerima daya yang lebih
besar pula. Selanjutnya, apabila beban menerima daya di atas kemampuannya, maka dapat menimbulkan
kerusakan di dalam komponen alat tersebut. Keadaan ini disebut juga dengan overload. Apabila arus
yang mengalir pada rangkaian terlalu besar untuk dapat diterima oleh beban, maka dapat dipakai satu
komponen listrik atau disebut dengan resistor. Resistor ini adalah salah daru komponen listrik yang
menyebabkan tegangan listrik menjadi lemah atau turun. Di dalam penerapannya, teori hukum Ohm
dapat juga digunakan dalam Rangkaian Elektronika, khususnya untuk memperkecilkan Arus Listrik,
Memperkecil Tegangan dan memperoleh Nilai Hambatan. Hukum Ohm ini diterapkan untuk menemukan
hasil dari tegangan listrik, hambatan listrik dan juga kuat arus yang terjadi di dalam sebuah rangkaian
listrik. Dasar hubungan di antara arus listrik, hambatan, dan daya listrik atau voltase ditemukan pada
tahun 1826 dan dipublikasikan pada tahun 1827 oleh Georg Simon Ohm (1789-1854). Lahir dalam
keluarga sederhana di Bavaria, Ohm belajar matematika dan fisika di bawah bimbingan ayahnya, dan
setelah mendapatkan banyak pelatihan di sekolah, ia mengajar di sekolah menengah dan kolese.

Dia telah mengembangkan beberapa percobaan demi kemajuan dirinya sendiri di laboratorium
Jesuit College of Cologne, tempat ia mengajar. Untuk mencapai ambisinya guna mendapatkan pengakuan
universitas, dia memutuskan untuk menerbitkan penemuan-penemuannya. Naskah ilmiah yang pertama
kali dipublikasikan oleh Ohm berisi tentang pemeriksaan penurunan gaya elektromagnetik yang
dihasilkan oleh suatu kawat yang diperpanjang ukurannya. Naskah tersebut memperlihatkan hubungan
matematis yang murni berdasarkan pada eksperimen yang dilakukannya. Setahun kemudian, pada 1826,
Ohm mempublikasikan dua naskah ilmiah yang memberikan gambaran tentang konduksi model sirkuit
yang didasarkan oleh studi Fourier tentang konduksi panas. Di dalamnya, dia juga mengajukan suatu
teori untuk menerangkan tentang elektrisitas galvanik. Naskah kedua yang ditulisnya pada tahun tersebut
memuat langkah awal dari teori komprehensif yang berperan untuk mendukung penerbitan bukunya yang
terkenal berisi hukum Ohm (1827). Ketika sel elektrokimia baru ditemukan oleh Alessandro Volta, Ohm
menggunakannya untuk eksperimennya hingga menghasilkan hukum Ohm. Dengan bantuan peralatan
yang dibuat sendiri, Ohm mengemukakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui kawat sebanding
dengan luas penampang dan berbanding terbalik dengan panjang kawat tersebut. Hukum Ohm tersebut
dituliskannya dalam buku berjudul Die galvanische Kette, mathematisch bearbeitet (1827). Dalam Die
galvanishe Katte, mathematisch bearbeitet (Sirkuit Galvanik Diselidiki secara Matematis) ia
menggambarkan hubungan yang ia peroleh melalui percobaan dalam serangkaian rumus aljabar. I = V/R
V = IR Di sini V sama dengan beda daya listrik yang diukur dalam volt. I mewakili arus listrik yang
diukur dengan ampere, dan R sama dengan kuantitas hambatan yang sekarang diberi nama ohm sebagai
wujud penghormatan kepada dirinya. Dengan cara penyampaian lain, ketika 1 ampere arus listrik melalui
sebuah konduktor menghasilkan besaran 1 volt, hambatan konduktor itu adalah 1 ohm. Pada awalnya
penemuan Ohm kurang bisa diterima, karena kebanyakan pekerja di bidang kelistrikan tidak berpikir
secara matematis. Namun kemudian pekerjaannya mulai bisa diterima, dan pada tahun 1841 dia diberi
penghargaan Copley Medal dari Royal Society of London. Pada tahun 1849 ia menjadi kurator koleksi di
Universitas Munich, tempat ia mengajar, dan pada tahun 1852, dua tahun sebelum kematiannya, ia
diterima sebagai profesor fisika di universitas itu. Hukum Ohm bisa menjelaskan perilaku perjalanan arus
DC secara memadai, tetapi hukum ini perlu diperbaiki agar bisa diterapkan pada perjalanan arus AC.
Pada arus AC, hambatan menjadi rumit karena adanya pengaruh bolak-balik, dan secara bersama-sama
hambatan serta reaktansi dianggap sebagai impedansi. Dengan demikian, jika impedansi dilambangkan
dengan Z, hukum Ohm bisa dipakai lagi pada arus AC dengan rumus V//I= Z.

B. Aplikasi Hukum Ohm


Dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan tentang Hukum Ohm
sangat bermanfaat dalam pemilihan komponen-komponen listrik yang baik serta sesuai dengan besarnya
tegangan yang tersedia. Misalnya jika kita menggunakan lampu baterai yang mempunyai tahanan yang
dibuat sesuai dengan nilai tegangan yang besarnya tertentu. Jika lampu baterai tersebut dihubungkan
dengan baterai yang tegangannya terlalu kecil, lampu tersebut tidak akan menyala secara maksimal atau
lampu akan menyala dengan redup. Biasanya alat-alat listrik dibuat dengan sedemikian rupa sehingga
besarnya tegangan yang diperlukan untuk mengoperasikan alat tersebut dapat menggunakan sumber
tegangan dari sumber listrik PLN. Untuk menyesuaikan kebutuhan tegangan yang diperlukan, biasanya
alat-alat dibuat dengan menambahkan hambatan. Baik dari segi pembuatannya, atau ditambahkan resistor
lain untuk menambah tahanan alat tersebut. Contohnya : a). Lampu padam karena tegangan lampu yang
dibutuhkan 4,5 V sedangkan tegangan dari baterai 1,5 V b). Lampu redup karena tegangan yang
dibutuhkan 4,5 V sedangkan tegangan dari batu baterai 3 V sehingga kekurangan tegangan c). Lampu
menyala terang karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V sama dengan tegangan dari batu baterai
4,5 V d). Lampu menyala sangat terang karena tegangan yang dibutuhkan lampu 4,5 V sedangkan dari
baterai 6 V sehingga tegangan melebihi lampu. Akibat ini lampu cepat mati/putus.

C. Aplikasi Hukum Ohm Pada Ilmu Fisika

Hukum Ohm adalah hukum yang digunakan dalam fisika yang menjelaskan bagaimana listrik
beroperasi dengan benar dalam rangkaian sederhana. Untuk menjelaskan aliran listrik, hukum ini
menunjukkan bagaimana tiga elemen listrik - ampere, hambatan, dan tegangan - bekerja sama sehinnga
sebuah rangkaian listrik berfungsi. Hukum Ohm menyatakan bahwa jumlah arus listrik (dalam ampere)
akan bergerak sebanding atau sama dengan tegangan, tetapi berbanding terbalik dengan hambatan dalam
konduktor.

Hukum Ohm memang erat kaitannya dengan ilmu kelistrikan atau tentang rangkaian listrik. Arti
dari rangkaian sendiri bermakna lintasan listrik yang dilalui dari sumber daya dan kembali lagi. Semua
bagian dari rangkaian sederhana harus dapat menghantarkan listrik dan juga terhubung antara satu
dengan yang lainnya. Dalam hal rangkaian listrik ini, terdapat dua jenis rangkaian, yaitu:

 Rangkaian seri

Rangkaian seri yaitu suatu rangkaian yang semua bagian-bagiannya dihubungkan berurutan,
sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik yang sama. Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian
tunggal, membiarkan listrik mengalir keluar dari sumber tegangan, melalui setiap bagian, dan kembali
lagi ke sumber tegangan. Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik sepanjang rangkaian.
Hambatan yang dirangkai secara seri akan semakin besar nilai hambatannya. Sedangkan, lampu yang
dirangkai secara seri nyalanya menjadi semakin redup. Apabila satu lampu mati, maka lampu yang lain
juga akan mati. Contoh dari rangkaian listrik jenis seri ini adalah senter. Ciri-ciri rangkaian seri adalah
semua komponen listrik yang akan dipasang disusun secara berderet atau berurutan. Kabel penghubung
semua komponen tersebut tidak memiliki percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada satu
jalan yang dilalui oleh arus. Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian
sama besarnya, sedangkan beda potensialnya berbeda. Artinya semua komponen yang terpasang akan
mendapat arus yang sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar daripada
hambatan penyusunnya. Hambatan total (Rtotal) ini disebut hambatan pengganti. Beda potensial atau
tegangan total (Vtotal) dari rangkaian seri adalah hasil jumlah antara beda potensial pada tiap resistor.

Keuntungan menggunakan rangkaian seri adalah dapat mengurangi biaya pemakaian kabel
listrik. Sedangkan kelemahannya, energi yang diserap masing-masing alat listrik menjadi semakin kecil.
Contoh: lampu menjadi redup jika dirangkai seri. Jika salah satu dari komponen listrik putus/rusak maka
semua komponen tidak dapat bekerja. Selain itu, hambatan listrik jika komponen dirangkai seri akan
semakin besar.

 Rangkaian pararel
Rangkaian listrik secara pararel yaitu satu model rangkaian yang dikenal dalam kelistrikan.
Secara sederhana, rangkaian paralel diartikan sebagai rangkaian listrik yang semua bagian-bagiannya
dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian paralel terbentuk cabang di antara sumber arus
listrik. Olehnya itu, rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua
percabangan yang ada dapat dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik terpasang,
sehingga masing-masing komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri. Arus tersebut mengaliri
semua komponen listrik yang terpasang secara bersamaan. Rangkaian paralel diperlukan jika kita akan
melakukan pengaturan arus listrik, dengan membagi arus listrik dengan cara merubah beban yang lewat
di tiap percabangan. Di dalam rangkaian listrik, arus yang lewat, tegangan dan resistansi dihitung dengan
menggunakan rumus dari hukum Ohm seperti yang telah dituliskan di atas. Ciri-ciri dari rangkaian
paralel adalah semua komponen listrik terpasang secara bersusun atau sejajar. Pada rangkaian paralel
arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda besarnya. Setiap komponen terhubung dengan kutub
positif dan kutub negatif dari sumber tegangan, artinya semua komponen mendapat tegangan yang sama
besar. Sedangkan, hambatan totalnya menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya.

Kelebihan menggunakan rangkaian paralel adalah apabila saklar dimatikan, maka tidak semua
komponen mati kecuali komponen yang dihubungkan dengan saklar yang dimatikan, misalnya lampu.
Selain itu, Jika ada salah satu cabang atau komponen listrik yang putus atau rusak, maka komponen yang
lain tetap berfungsi. Sebab masih ada cabang lain yang dapat dialiri arus listrik dan komponen yang tidak
rusak itu masih mempunyai hubungan dengan kedua kutub sumber tegangan. Sedangkan, kelemahan
rangkaian paralel adalah dibutuhkan lebih banyak kabel atau penghantar listrik untuk menyusun seluruh
rangkaian.

D. Aplikasinya Pada Ilmu Geologi

Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Penggunaan geolistrik pertama kali
dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika
untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi
arus listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus
lapisan batuan lebih dalam. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan
listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan penggunakan
multimeter yang terhubung melalui 2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek
dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan
listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut
terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar. Pendugaan geolistrik dilakukan dengan
menghantarkan arus listrik (beda I) buatan kedalam tanah melalui batang elektroda arus , kemudian
mengukur beda potensial (beda V) pada elektroda lain. Hasil pencatatan akan dapat mengetahui tahanan
jenis bahan yang dilalui oleh arus listrik dapat diketahui dengan Hukum Ohm yaitu :
R = V/I dimana R = tahanan (ohm/mohm), V= beda potensial listrik (volt/mvolt) dan I = beda arus litrik
dalam ampere/m.ampere. Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah
elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang simetris terhadap
titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai
metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah
permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak
digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang
relatif murah.

E. Aplikasinya Pada Ilmu Pertambangan


Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah,
antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity, dielectrical constant, kemampuan
menimbulkan self potential dan medan induksi serta sifat menyimpan potensial dan lain-lain). Metoda
geolistrik menempati tempat yang unik pada klasifikasi geolistrik. Metoda metoda ekpslorasi geolistrik
sangat beragam, ada metoda yang dapat dimasukkan dalam kategori dinamis, akan tetapi ada juga yang
dapat dimasukkan kedalam kategori statis. Salah satu keunikan lain dari metoda geolistrik adalah
terpecah-pecaah menjadi bermacam-macam mazhab (aliran atau school) yang berbeda satu dengan yang
lain. Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menghantarkan arus listrik (beda I) buatan kedalam tanah
melalui batang elektroda arus , kemudian mengukur beda potensial (beda V) pada elektroda lain. Hasil
pencatatan akan dapat mengetahui tahanan jenis bahan yang dilalui oleh arus listrik. Dengan
memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik telah digunakan pada berbagai
bidang ilmu yaitu :

1. Regional Geology untuk mengetahui struktur, stratigrafi dan sedimentasi.


2. Hidrogeologi/Geohidrologi untuk mengetahui muka air tanah, akuifer, stratigrafi , intrusi air
laut.
3. Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan porositas batuan,
batuan dasar, pondasi , kontruksi bangunan teknis.
4. Pertambangan untuk mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur, penyebaran endapan
mineral.
5. Archeology untuk mengetahui dasar candi, candi terpendam, tanah galian lama.
6. Panas bumi (geothermal) mengetahui kedalaman, penyebaran, low resistivity daerah panas
bumi.
7. Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan minyak serta porositas ,
water content (well logging geophysic).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pengertian Hukum Ohm
mencakup tentang bunyi yang menyatakan bahwa kuat arus di dalam suatu rangkaian akan berbanding
lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaiannya dan juga akan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaiannya. Semakin besar hambatan atau resistansi di dalam sebuah rangkaian listrik, maka
akan semakin kecil arus yang mengalir. Begitupun sebaliknya, apabila sumber daya yang diberikan
sangat besar, maka beban juga harus mampu menerima daya yang lebih besar pula Hukum Ohm sangat
bermanfaat dalam pemilihan komponen-komponen listrik yang baik serta sesuai dengan besarnya
tegangan yang tersedia. Hukum Ohm adalah hukum yang digunakan dalam fisika yang menjelaskan
bagaimana listrik beroperasi dengan benar dalam rangkaian sederhana. Semua bagian dari rangkaian
sederhana harus dapat menghantarkan listrik dan juga terhubung antara satu dengan yang lainnya. Dalam
hal rangkaian listrik ini, terdapat dua jenis rangkaian, yaitu rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik
paralel. Pemanfaatan hukum ohm dalam ilmu geologi contohnya adalah geolistrik. Geolistrik merupakan
salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Pemanfaatan geolistrik dalam pertambangan untuk
mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur, penyebaran endapan mineral. B. Saran Penulis
menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai