Anda di halaman 1dari 6

MODUL PEMBELAJARAN HUKUM OHM

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika
Kelas : X SMK Jurusan Pmebangkit
Judul Modul : Hukum Ohm

B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami perinsip kerja pada hukum ohm, dan pengimplementasinya pada
kelistrikan.
3.2 Melakukan percobaan mengenai perinsip kerja dari hukum ohm.

C. Deskripsi Singkat Materi


Dewasa ini, kehidupan manusia menjadi sangat bergantung pada energi listrik.
Listrik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas manusia semenjak
bangun dari tidur hingga tidur kembali. Lihatlah peralatan yang kita miliki dan gunakan
sehari-hari. Hampir semuanya menggunakan listrik sebagai sumber energinya.
Bayangkan jika sehari saja kita tidak menggunakan listrik, pasti aktivitas kita akan
sangat terganggu karena listrik menjadi kebutuhan primer selain makan dan tempat
tinggal.
Materi Hukum ohm telah didapatkan dari SMP walaupun dengan kedalaman materi
yang berbeda. Maka dari ini untuk mempermudah kegiatan pembelajaran maka akan
lebih mudah jika mengingat kembali hal-hal yang diajarkan tentang hukum ohm
sebelumnya.

D. Petunjuk Penggunaan Modul


Sebelum melanjutkan belajar melalui modul ini, sebaiknya bacalah dengan cermat petunjuk
penggunaan modul ini!
1. Pelajari daftar isi modul dengan cermat dan teliti.
2. Pelajari setiap kegiatan belajar ini dengan membaca berulang-ulang sehingga kalian
benar-benar paham dan mengerti
3. Jawablah latihan soal dengan tepat kemudian cocokkan hasil jawaban kalian dengan
kunci jawaban yang sudah tersedia
4. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis, Anda dapat mengerjakan
penugasan mandiri pada kegiatan belajar. Anda dapat memilih salah satu penugasan pada
kegiatan belajar
5. Catatlah kesulitan yang kalian temui dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru saat
tatap muka. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi modul agar
pengetahuan Anda bisa bertambah.
6. Kerjakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian materi yang sudah kalian
dapatkan.
7. Lakukan penilaian diri di akhir pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran
HUKUM OHM DAN RANGKAIAN HAMBATAN LISTRI

Saat ini, banyak sisi kehidupan kita yang bergantung pada listrik. Untuk
penerangan, kita memerlukan lampu yang ditenagai oleh listrik. Untuk menyimpan
makanan, kita memiliki kulkas yang tersambung dengan listrik agar dapat menjaga
makanan tetap dingin. Bahkan ketika kita menghibur diri dengan mengakses internet di
handphone atau laptop, kedua perangkat tersebut harus diisi daya dulu dengan listrik.
Sekarang, di kehidupan sehari-hari tidak mungkin tidak menggunakan listrik, betul
tidak?
Nah, listrik yang kita gunakan sehari-hari namanya adalah listrik dinamis. Listrik
yang umumnya kita manfaatkan dalam kehidupan adalah listrik dinamis. Ditinjau dari
gerak muatannya, listrik dinamis adalah listrik dengan muatan bergerak. Muatan
bergerak menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran muatan listrik
yang terjadi karena adanya perbedaan potensial dalam medan listrik. Beda potensial
dapat dihasilkan oleh sumber tegangan yang mengakibatkan arus listrik mengalir dalam
rangkaian.
1. Bunyi Hukum Ohm
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus
dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian”. Hukum Ohm dinamai dari ahli fisika Jerman, Georg Simon
Ohm (1787-1854). Hukum Ohm digunakan untuk menghitung tegangan listrik,
hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian listrik.
Hukum Ohm digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan
merupakan hukum dasar pada rangkaian listrik. Dengan menggunakan hukum
Ohm, kita tidak hanya dapat menghitung, tapi juga dapat memperkecil arus listrik,
memperkecil tegangan pada rangkaian dan juga untuk memperoleh nilai resistansi
atau hambatan yang diperlukan.
2. Rumus Hukum Ohm
Simbol yang digunakan pada hukum Ohm adalah V untuk voltase atau
tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau hambatan
yang diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk arus listrik yang diukur dalam
satuan ampere.

Sesuai dengan bunyi hukum Ohm, secara matematis untuk menghitung besar
voltase listrik menggunakan rumus:

V=IxR

Dan untuk menghitung kuat arus listrik, rumus diatas dipakai kembali sehingga:

I = V/R

Rumus diatas dapat dituliskan kembali untuk mendapatkan hambatan:

R=V/I

Untuk memudahkan mengingat dan untuk memudahkan dalam menanamkan


konsep hukum ohm dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.

Pada ilustrasi diatas dapat dikatehui fungsi atau tugas masing-masing komponen
dalam hukum ohm. Yang pertama adalah Tegangan (volt) berfungsi untuk
memberikan tengakan atau mendorong arus agar dapat mengalir. Yang kedua
adalah hambatan (ohm) yang berfungsi untuk menghambat arus yang mengalir.
Kemudian yang ketiga yaitu arus (ampere), yang membawa muatan atau
mengalirkan muatan.

3. Rangkaian Listrik
Rangkaian adalah lintasan listrik yang dilalui dari sumber daya dan kembali lagi.
Semua bagian dari rangkaian sederhana harus menghantarkan listrik dan dan
terhubung satu sama lain. Ada dua jenis rangkaian,: seri dan paralel. Senter adalah
contoh rangkaian seri; semua komponen terhubung satu sama lain. Rangkaian
paralel memiliki baterai aatu komponen lain yang terhubung saling menyilang.
Pada rangkaian listrik, tegangan, resistansi, atau arus yang lewat dapat dihitung
dengan rumus hukum Ohm.
Komponen dalam rangkaian listrik masing-masing digambarkan dengan simbol
khusus dan berbeda satu sama-lain. Ini dimaksudkan agar komponen dan koneksi
dapat digambarkan dengan jelas. Pada diagram komponen sederhana dibawah
ini, dapat dilhat berbagai simbol yang dipakai pada komponen listrik. Gambar
diagram rangkaian dibuat untuk memudahkan dan menyederhanakan komponen
listrik sesungguhnya.
Makin besar resistansi atau hambatan dalam rangkaian, makin kecil arus yang
mengalir. Begitu pula sebaliknya, jika sumber daya yang diberikan terlalu besar,
maka beban juga harus mampu menerima daya yang besar. Jika beban menerima
daya diatas kemampuannya, maka dapat terjadi kerusakan komponen pada alat
tersebut (overload). Jika arus yang mengalir pada rangkaian terlalu besar untuk
dapat diterima beban, maka dipakai satu komponen listrik yang bernama resistor.
Resistor merupakan salah satu komponen listrik yang menyebabkan tegangan
listrik turun.

4. Contoh Soal
1) Pada suatu rangkaian listrik sederhanan terdapat penyuplai daya dengan
tegangan 10 volt dan beban dengan hambatan 10 ohm. Berapakah besarnya kuat
arus pada rangkaian tersebut?
2) Diketahui nilai tegangan pada suatu rangkaian sebesar 24 volt dan nilai arus
yang terbaca pada amperemeter sebesar 10 mA. Berapakah nilai resistansinya?
3) Kamu diharuskan merancang sebuah rangkaian listrik tertutup yang terdiri dari
sumber daya berupa baterai dan beban berupa lampu pijar. Kabel pada rangkaian
tersebut mampu menghantarkan arus listrik sebesar 2 ampere dan baterai yang
dipakai menghasilkan tegangan sebesar 36 volt. Akan tetapi, lampu pijar pada
rangkaian tersebut hanya dapat menyala jika dialiri listrik sebesar 24 volt
sehingga kamu harus memasang resistor untuk menurunkan tegangan dari
baterai. Berapa besar resistansi yang diperlukan pada resistor yang dipakai?
5. Pembahasan
1) Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat langsung mencari nilai kuat arus
pada rangkaian sederhana dengan memakai rumus:
I = V/R
I = 10/10
I=1A
Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 1 Ampere.
2) Pertama, semua nilai harus disesuaikan dulu dengan satuan sesuai standar.
Diketahui besar arus:
I = 10mA = 0,01A
Dengan menggunakan rumus hukum Ohm, dapat langsung dicari besar
resistansi dengan memakai rumus:
R = V/I
R = 24V/0.01A
R = 2400 Ohm
Jadi pada persoalan ini didapatkan resistansi sebesar 2400 Ohm atau 2,4 Kilo
Ohm
3) Dari soal diketahui bahwa diperlukan penurunan tegangan sebesar: V = 36 v –
24 v = 12 volt
Dengan menggunakan rumus hukum Ohm, dapat dicari nilai resistansi:
R = V/I
R = 12V/2A
R = 6 Ohm
Jadi, pada rangkaian tersebut harus dipasang resistor sebesar 6 ohm agar lampu
pijar dapat menyala.

Anda mungkin juga menyukai