Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat


listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan
alat-alat listrik, maka rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian
seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian
alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.

Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui
cabang. Arus listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian
pula yang melalui baterai 1 dan baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas
atau rusak maka arus listrik akan putus.

Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang


dikeluarkan pada baterai, Pengerjaan yang singkat , dan Tidak memerlukan banyak
penghubung pada penyambungan jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat
biaya).

Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah satu komponen dicabut atau
rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya.
Misalnya saja tiga buah lampu disusun secara seri, maka apabila salah satu lampu
dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan ikut padam, Nyala lampu yang satu
dengan yang lain tidak sama terangnya, dan Semakin jauh dari sumber listrik maka
nyala lampu semakin redup.

1
Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara tidak
berurutan.
Kekurangan rangkaian listrik paralel adalah boros kabel dan saklar. Kelebihan
rangkaian paralel adalah jika salah satu lampu padam yang lain tetap menyala dan
nyala lampu sama terang.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Ohm dan hambatan listrik?


2. Menjelaskan rangkaian listrik arus searah ?
3. Pengertian dari Hukum 1 kirchoff
4. Bagaimana Penerapan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff 1?
5. Pengertian konduktor, isulator, dan semi konduktor?

C. TUJUAN
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka kami akan mencoba
merumuskan beberapa tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui Ilmu Rangkaian Listrik dan penggunannya
2. Untuk mengetahui Tujuan dari pembuatan Rangkaian Listrik
3. Dapat mengaplikasikan rangkaian Listrik pada kehidupan sehari-hari.

D. METODE

Dalam membuat makalah ini kami menggunakan dua metode, yaitu


metode pendekatan dan pengumpulan metode.
1. Metode pendekatan
Metode pendekatan mengungkap pola piker yang digunakan
untuk membahas objek. Setelah membahas pendekatan ini diharapkan
terdapat pahaman yang baru tentang Rangkaian listrik daan Hukum
Kirchoof 1.
2. Metode pengumpulan data/ pengolahan data

2
Disini dikemukakan jenis metode pengolahan data yang
diperlukan, yakni metode kuantitatif, disertai dengan alasannya.
Adapun penggunaan metode kuantitatif yang menghendaki penegasan
teknik analisis, dimaksudkan untuk mengumpulkan data secara
sistematis.
Adapun penggunaan metode kualitatif menghendaki penegasan
tehnik analisi dan interpretasi data. Dalam hal ini, tehnik analisis
mencakup reduksi data kategorisnya, dan selanjutnya interpretasikan
dengan berpikir.

BAB II
Pembahasan
A. Hukum Ohm

Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm – Dalam Ilmu Elektronika,


Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap
Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu
Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V)
dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s
3
Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman
yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon
Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The
Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.

 Bunyi Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor
akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.

Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti


dibawah ini :

V=IxR

I=V/R

R=V/I

Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga
dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.

Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang
dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti
milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu
melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk
mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.

Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang
sering dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari
hambatan tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang
menarik antara kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat
4
arus akan menurun untuk beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,

Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat


arus. Dari Tabel 9.1 ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka
hubungan antara kuat arus dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata
lain semakin besar beda potensial makin besar kuat arusnya, lihat Gambar 9.1.
Secara matematika dapat ditulis,

Penggabungan ke dua persamaan dapat ditulis,

Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan R adalah hambatan yang


dinyatakan dalam satuan ohm ditulis dalam simbol 􀀺 (omega). Berdasarkan
hukum Ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu
rangkaian yang dilewati
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita
dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda
potensial dan kuat arus.

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah
Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.

5
Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori Hukum
Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I),
Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

Hambatan Listrik Konduktor

Pernahkah Anda memperhatikan laju kendaraan di jalan raya? Di jalan


seperti apa sebuah mobil dapat melaju dengan cepat? Ada beberapa faktor yang
memengaruhinya, di antaranya lebar jalan, jenis permukaan jalan, panjang jalan
dan kondisi jalan. Jalan dengan kondisi sempit dan berbatu akan mengakibatkan
laju mobil menjadi terhambat. Sebaliknya, jalan yang lebar dan beraspal mulus
dapat mengakibatkan laju mobil mudah dipercepat. Demikian pula, panjang jalan
akan memengaruhi seberapa cepat mobil dapat melaju. Ketika mobil dapat melaju
dengan cepat, dapat dikatakan bahwa hambatan jalannya kecil dan sebaliknya,
ketika laju mobil menjadi lambat karena faktor jalan, dapat dikatakan bahwa
hambatan jalannya besar. Kuat arus listrik dapat dianalogikan dengan laju mobil di
atas. Kuat arus listrik akan kecil ketika melalui konduktor yang luas
penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan panjang. Sebaliknya, kuat arus
listrik akan besar ketika melewati konduktor yang luas penampangnya kecil,
hambatan jenisnya besar, dan pendek. Ketika kuat arus listrik kecil, berarti
hambatan konduktornya besar dan sebaliknya, ketika kuat arusnya besar, berarti
hambatan konduktornya kecil. Bukti percobaan menunjukkan bahwa luas
penampang, hambatan jenis, dan panjang konduktor merupakan faktor-faktor yang
menentukan besar kecilnya hambatan konduktor itu sendiri. Secara matematis,
hambatan listrik sebuah konduktor dapat ditulis sebagai berikut.

R = ρl/A

dengan:R = hambatan listrik konduktor (Ω ),

ρ = hambatan jenis konduktor (m),

l = panjang konduktor (m), dan

A = luas penampang konduktor (m2).

B. RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

6
Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu
titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih
rendah.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung
positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang
lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif
(elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak”
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik
komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19)
menggunakan listrik arus searah. Generator komersiel yang pertama di dunia juga
menggunakan listrik arus searah.
Di tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten untuk penemuannya, arus
bolak-balik fase banyak. Pada bulan Mei 1883, dia menyampaikan kuliah klasik
kepada The American Institute of Electrical Engineers:”A New System of
Alternating Current Motors and Tranformers.”
Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik
arus searah untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman
sekarang hampir semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-
balik. Walaupun begitu, pada saat pertama peluncuran arus listrik bolak-balik, arus
listrik searah masih tetap digunakan. Bahkan, ada yang tidak mau menerima arus
bolak-balik. Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus
searah (DC) dapat dihasilkan dengan cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi
Arus Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut Power Supply atau
Adaptor. Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah komponen
diode yang dapat berfungsi sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan
menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC).
CONTOH RANGKAIAN ARUS SEARAH

7
SUMBER-SUMBER LISTRIK ARUS SEARAH
Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap
waktu dan arah tertentu disebut sumber-sumber listrik arus searah. Sumber listrik
arus searah dibagi menjadi empat macam.
1. Elemen Elektrokimia
Elemen elektrokimia adalah sumber listrik arus searah dari proses kimiawi.
Dalam elemen ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elemen
elektrokimia dapat dibedakan berdasarkan lama pemakaiannya sebagai berikut.

2. Elemen Primer
Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan
penggantian bahan setelah dipakai. Contoh elemen primer sebagai berikut:

a) Elemen Volta
Elemen volta adalah sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro
Volta.. Elemen volta masih diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah
dimodifikasi. Elemen volta terdiri atas 2 elektroda dari logam yang berbeda yang
dicelupkan pada cairan asam atau larutan garam. Pada zaman dahulu, cairan asam
atau garam tersebut berupa kain yang dicelup dalam larutan garam/asam.

b) Elemen Daniell
Penemu elemen daniel adalah John Frederic Daniell. Elemen Daniell adalah
elemen yang gaya gerak listriknya agak lama karena adanya depolarisator.
Depolarisator adalah zat yang dapat menghambat terjadinya polarisasi gas
hidrogen. Depolarisator pada elemen ini adalah larutan tembaga (sulfat).

c) Elemen Leclanche

8
Jenis elemen leclanche ada dua macam, yaitu elemen kering dan basah, terdiri atas
dua bejana kaca yang berisi:
- batang karbon sebagai kutub positif (anoda)
- batang seng sebagai kutub negatif (katoda)
- Batu kawi sebagai depolarisator
- larutan amonium klorida sebagai elektrolit

d) Elemen Kering
Elemen kering adalah sumber arus listrik yang dibuat dari bahan-bahan kering
yang tidak dapat diisi kembali (sekali pakai). Elemen ini termasuk elemen primer.
Contoh elemen kering antara lain, batu baterai dan baterai perak oksida (baterai
untuk jam tangan). Bahan untuk kutub positif digunakan batang karbon, dan untuk
kutub negatif digunakan lempeng seng.

3. Elemen Sekunder
Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan
penggantian bahan pereaksi (elemen) setelah sumber arus habis digunakan.
Sumber ini dapat digunakan kembali setelah diberikan kembali energi (diisi atau
disetrum).
Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator adalah
termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah
(DC). Prinsip kerja dari aumulator adalah berdasarkan proses kimia.
Secara sederhana, prinsip kerja akumulator dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Pemakaian
Pada saat akumulator dipakai, terjadi pelepasan energi dari akumulator
menuju lampu. Dalam peristiwa ini, arus listrik mengalir dari kutub positif ke pelat
kutub negatif. Setelah akumulator dipakai beberapa saat, pelat kutub negatif dan
positif akan dilapisi oleh sulfat. Hal ini menyebabkan beda potensial kedua kutub
menjadi sama dan kedua kutub menjadi netral.

b) Pengisian
Setelah kedua kutub netral dan arus tidak mengalir, kita harus menyetrum
aki agar dapat digunakan kembali. Pada saat aki diestrum, arah arus berlawanan
dengan pada saat digunakan,yaitu dari kutub negatif ke positif.
Contoh lainnya seperti batu baterai yang digunakan pada telepon genggam (Hp),
laptop, kamera, lampu emergensi dll.

9
4. Generator Arus Searah
Generator arus searah adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak
(mekanis) menjadi energi listrik dengan arus searah. Generator DC dibedakan
menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat
eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1). Generator penguat terpisah
2). Generator shunt
3). Generator kompon
Generator DC terdiri dua bagian, yang pertama stator, yaitu bagian mesin DC yang
diam, dan yang kedua, bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian
stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal
box.

Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor.
Prinsip kerja generator ini adalah induksi elektromagnetik (perubahan medan
magnet yang terjadi pada kumparan kawat sehingga terjadi arus listrik).
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
• dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
• dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

C. Hukum I Kirchhoff

1. Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan
rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang
memiliki ujung-ujung rangkaian. Contoh rangkaian terbuka dapat kalian lihat pada
Gambar 9.5.

Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki
ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat
mengalir mengikuti jenis suatu rangkaian. Contoh rangkaian listrik tertutup secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 9.6.

10
Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak
bercabang dan rangkaian bercabang. Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian
seri. Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.

2. Rangkaian Seri

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai
seri. Susunan seri ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber
tegangan, lihat pada Gambar 9.7!

Dari Kegiatan 9.5, kalian telah mengetahui bahwa pada rangkaian seri besarnya
arus li strik yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila kuat arus yang
lewat hambatan R1 adalah I1, kuat arus yang lewat hambatan R2 adalah I2, dan
kuat arus yang lewat hambatan R3 adalah I3. Sedangkan kuat arus yang keluar dari
sumber I’, maka berlaku:

Jika beda potensial di titik A dan B adalah V1, beda potensial di titik B dan C
adalah V2 dan beda potensial di titik C dan D adalah V3, maka berlaku,

Kedua persamaan di atas menunjukkan suatu persamaan yang berlaku untuk


susunan seri. Dengan mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan yang
bergerak per satuan waktu, sehingga arus listrik sebanding dengan muatan listrik.
Oleh karena itu dapat ditulis,

11
Dengan memperhatikan persamaan tersebut, selama tidak ada penambahan atau
pengurangan muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum kekekalan
muatan listrik. Bagaimanakah bunyi hukum kekekalan muatan listrik?

3. Rangkaian Paralel

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai secara
paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan
sumber tegangan, lihat Gambar 9.8! Pada rangkaian paralel terdapat dua titik, yaitu
A dan titik B. Titik A dan titik B disebut titik percabangan. Kalian telah
mengetahui dari hasil Kegiatan 9.5, bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk
titik percabangan, titik A, sama besar dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar
dari titik percabangan, titik B. Oleh karena itu,

a. Pada titik percabangan A

Dengan I adalah jumlah kuat arus yang masuk ke percabangan. Berkaitan dengan
muatan dan arus listrik, maka persamaan di atas dapat ditulis bahwa,

b. Pada titik percabangan B

Dengan I’adalah jumlah kuat arus yang keluar dari percabangan, dan Q’ adalah
muatan yang keluar dari percabangan.

c. I = I’

12
Dari a – b dapat disimpulkan bahwa dalam satuan waktu yang sama, jumlah kuat
arus atau muatan yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat arus atau
muatan yang keluar dari percabangan. Pernyataan ini disebut hukum I Kirchhoff.
Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan
total dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal
yang penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang
besarnya sama.

D. Penerapan Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial listrik.
Sebuah sumber tegangan memiliki energi yang dapat digunakan untuk mengalirkan
arus listrik disebut GGL, E. Sumbersumber tegangan pada umumnya memiliki
hambatan yang disebut hambatan dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik
selalu berlaku hukum Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian listrik
sederhana yang terdiri atas sebuah hambatan luar, R, sumber tegangan, E, dan
hambatan dalam r, lihat pada Gambar 9.11!

Apabila hambatannya lebih dari satu, maka R ini merupakan hambatan pengganti
dari beberapa hambatan tersebut. Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian adalah
sebagai berikut:

Jika dalam suatu rangkaian terdiri atas beberapa baterai baik tersusun secara seri
maupun paralel, maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk seri,

Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk
rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:

13
Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali,

E. PENGERTIAN ISOLATOR, KONDUKTOR, DAN SEMI


KONDUKTOR

1. Isolator
Isolator listrik adalah bahan yang tidak dapat atau sulit untuk mentransfer
muatan listrik. Dalam bahan isolasi terikat erat elektron valensi dalam atom.
Bahan-bahan ini digunakan dalam perangkat elektronik sebagai isolator, atau
menghambat aliran arus listrik. Isolator juga berguna sebagai beban atau
pemisahan antara konduktor tanpa membuat arus yang mengalir keluar atau hanya
antara konduktor. Istilah ini juga digunakan untuk nama alat yang digunakan untuk
mendukung kabel transmisi listrik pada tiang-tiang listrik.

isolator
Beberapa bahan :
 Kaca, Kertas, atau Teflon adalah isolator yang sangat baik. Beberapa bahan
sintetis masih “cukup baik” digunakan sebagai insulator kabel.
 Misalnya, plastik atau karet. Bahan-bahan ini dipilih sebagai isolator kabel
karena lebih mudah dibentuk / diproses sementara masih bisa memblokir
aliran listrik di tegangan menengah (ratusan, mungkin ribuan volt).

2. Konduktor (Konduktor listrik)


Konduktor dalam rekayasa elektronik adalah zat yang dapat melakukan arus
listrik, baik dalam bentuk padat, cair atau gas. Karena itu konduktif, itu disebut
konduktor. Baik konduktor adalah bahwa memiliki resistivitas kecil.
 Secara umum, logam konduktif. Emas, perak, tembaga, aluminium, seng,
besi baris memiliki resistivitas yang lebih besar. Jadi emas adalah konduktor
14
yang sangat baik, tetapi karena sangat mahal, secara ekonomi tembaga dan
aluminium yang paling banyak digunakan.

Konduktor

3. Semikonduktor
Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik antara insulator dan
konduktor. Semikonduktor juga disebut setengah bahan elektrik konduktif. Sebuah
semikonduktor adalah sebagai isolator jika tidak diberi arus listrik dengan cara dan
sejumlah saat ini, tetapi suhu, aliran tertentu, prosedur dan persyaratan fungsi kerja
semikonduktor sebagai konduktor, tertentu seperti penguat saat ini, penguat
tegangan dan power amplifier.

Semikonduktor

Untuk menggunakan semikonduktor untuk fungsi harus mengetahui spesifikasi dan


karakter semikonduktor, jika tidak memenuhi persyaratan operasi itu tidak akan
berhasil dan rusak. Bahan semikonduktor yang umum digunakan adalah silikon,
germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya
yang dapat diubah dengan menyuntikkan bahan yang biasa disebut sebagai
penderma elektron.
Salah satu alasan utama adalah kegunaan semikonduktor elektronik dalam
sifat elektronik dapat berubah banyak dengan cara yang terkendali dengan
menambahkan sejumlah kecil kotoran. Kotoran ini disebut dopan.
15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa begitu besar peranan


rangkaian listrik yang bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa kita
sadari keberadaannya.
16
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat
listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan
alat-alat listrik, maka rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu:
rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Rangkaian seri
adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui
cabang. Arus listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian
pula yang melalui baterai 1 dan baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas
atau rusak maka arus listrik akan putus. Dan pada rangkaian listrik ini terdapat
Hukum ohm dan hokum Kirchoof 1.

B. SARAN
Supaya lebih memahami tentang Rangkaian Listrik dan hukum-
hukumnya disarankan para pembaca mencari referensi lain yang menyangkut
dengan materi yang ada pada makalah ini. Semoga para pembaca memahami
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar pustaka

1. Kanginan, Martin. 2006. Fisika untuk SMA. Jakarta: Erlangga


2. J. Finn, Edward. 1992. Dasar-dasar fisika Universitas Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
3. Internet (www.Google.com)

17

Anda mungkin juga menyukai