Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH RANGKAIAN LISTRIK DC

“ Hukum Ohm Dalam Rangkaian Listrik”


D

ANGGUR ARIS ( 5213131010 )

ADIETYA NUGROHO PUTRA ( 5213131024 )

AHMAD SUPRIANSAH ( 5211131011 )

DOSEN PENGAJAR :
Prof. Paningkat Siburian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk semua
limpahan Rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “ Rangkaian
listrik DC “ sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak
yang Telah bersedia berkontribusi bersama.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman
serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup
memperbaiki bentuk makalah sehingga menjadi makalah yang memiliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap
saran dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 6 September 2021

Tim Penyusun

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………..........………………………………………………………………i
Daftar isi…………………..............…………………………………………………………….ii

Bab I Pendahuluan..................................................................................1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………….…………………………………………….1
C.Tujuan………………………………....………………………………………………………….1

BAB Il Pembahasan..........……………………….…………………………………………2
A. Sejarah Hukum Ohm..…………………………………………………………………….2
B. Hukum Ohm…………………………………………………………………………………..2
C. Aplikasi Hukum Ohm Dalam Kehidupan Sehari-hari…….………..……….6

BAB IIl Penutup.............………………………………….…………………………………7


A. Kesimpulan……………………………………….…………………………………………..7
B. Saran………………………………………………………….………………………....………7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar Belakang Hukum ohm (Ω) adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Latar Belakang Hukum ohm (Ω)
adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung satuan Ampere, V
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R adalah
nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.Hukum ini
dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan
dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically
pada tahun 1827. Dalam mengukut arus, hambatan , dan sebagainya sudah ada alat untuk
mengukur, tapi dalam pengunaan alat harus ada dasar teori dan praktek untuk mendapatkan hasil
atau mengetahui besarnya arus dalam konstruksi listrik. Untuk itu dalam pengukuran arus,tegangan
,dan hambatan harus mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan
ohm.Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825
dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827. Dalam mengukut arus, hambatan , dan sebagainya sudah ada alat
untuk pada suatu penghantar dalam satuan ohm.Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon C.

B. Rumusan Masalah

1.Sejarah ditemukan hukum ohm ?

2. Aplikasinya pada kehidupan sehari-hari ?

3.Apalikasinya didalam rangkaian listrik ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah penemuan hukum ohm

2. Untuk mengetahui aplikasi hukum ohm dalam listrik di kehidupan sehari-hari

3. Aplikasi hukum ohm didalam rangkaian listrik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hukum Ohm

Georg Ohm dilahirkan dari pasangan Johann Wolfgang Ohm, seorang tukang kunci, dan Maria
Elizabeth Beck, seorang penjahit.[3] Walaupun ayahnya hanya berprofesi sebagai tukang kunci,
tetapi dia mampu memberikan anak-anaknya pendidikan yang tinggi melalui ajarannya sendiri.[3]
Sebenarnya Georg Ohm terlahir sebagai 7 bersaudara, tetapi hanya 3 yang bertahan melewati masa
kecilnya, yaitu Georg, Martin (matematikawan terkenal), dan Elizabeth Barbara.[3] Pada tahun 1805,
Ohm masuk ke Universitas Erlangen namun keluar di semester ketiga dan kemudian pergi mengajar
matematika di sekolah Gottstadt bei Nydaud, Swiss.[3] Georg Ohm meninggalkan sekolah tersebut
pada Maret 1809 untuk menjadi guru privat di Neuchâtel. Atas nasihat dari Karl Christian von
Langsdorf, dia kembali melanjutkan studi di bidang matematika dan pada April 1811, dia kembali ke
Universitas Erlangen.[3]

Naskah ilmiah yang pertama kali dipublikasikan oleh Ohm berisi tentang pemeriksaan penurunan
gaya elektromagnetik yang dihasilkan oleh suatu kawat yang diperpanjang ukurannya.[4] Naskah
tersebut memperlihatkan hubungan matematis yang murni berdasarkan pada eksperimen yang
dilakukannya.[4] Setahun kemudian, pada 1826, Ohm mempublikasikan dua naskah ilmiah yang
memberikan gambaran tentang konduksi model sirkuit yang didasarkan oleh studi Fourier tentang
konduksi panas.[4] Di dalamnya, dia juga mengajukan suatu teori untuk menerangkan tentang
elektrisitas galvanik.[4] Naskah kedua yang ditulisnya pada tahun tersebut memuat langkah awal
dari teori komprehensif yang berperan untuk mendukung penerbitan bukunya yang terkenal berisi
hukum Ohm (1827).[4]

Ketika sel elektrokimia baru ditemukan oleh Alessandro Volta, Omh menggunakannya untuk
eksperimennya hingga menghasilkan hukum Ohm.[1] Dengan bantuan peralatan yang dibuat sendiri,
Ohm mengemukakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui kawat sebanding dengan luas
penampang dan berbanding terbalik dengan panjang kawat tersebut.[1] Hukum Ohm tersebut
dituliskannya dalam buku berjudul Die galvanische Kette, mathematisch bearbeitet (1827).[4]

B. Hukum Ohm

Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada
ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan

Rangkaian”. Hukum Ohm dinamai dari ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm (1787-1854). Hukum
Ohm digunakan untuk menghitung tegangan listrik, hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian
listrik.

2
Hukum Ohm digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan merupakan hukum dasar pada
rangkaian listrik. Dengan menggunakan hukum Ohm, kita tidak hanya dapat menghitung, tapi juga
dapat memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan pada rangkaian dan juga untuk memperoleh
nilai resistansi atau hambatan yang diperlukan.

Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :

V=IxR

I=V/R

R=V/I

Dimana :

V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))

I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))

R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk
memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan
(Resistansi) yang kita inginkan.

Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai adalah Volt,
Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere,
megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm
terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang
benar.

Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm

Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, kita dapat melakukan Praktikum dengan sebuah Rangkaian
Elektronika Sederhana.

Rangkaian untuk Praktikum Hukum Ohm

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah
Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.

Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori Hukum Ohm
dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan
Resistansi/Hambatan (R).

3
Menghitung Arus Listrik (I)

Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah I = V / R

Contoh Kasus 1 :

Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur
Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?

Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam
Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :

I=V/R

I = 10 / 10

I = 1 Ampere

Maka hasilnya adalah 1 Ampere.

Contoh Kasus 2 :

Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur
nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?

Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000 Ohm. Masukan nilai
Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm
seperti dibawah ini :

I=V/R

I = 10 / 1000

I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere

Maka hasilnya adalah 10mA

4
Menghitung Tegangan (V)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial adalah V = I x R.

Contoh Kasus :

Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator
(Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya (V) ?

Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit Ampere yaitu :
10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01
Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :

V=IxR

V = 0.01 x 500

V = 5 Volt

Maka nilainya adalah 5Volt.

Menghitung Resistansi / Hambatan (R)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah R = V / I

Contoh Kasus :

Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah
0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?

Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini :

R=V/I

R = 12 /0.5

R = 24 Ohm

Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm.

5
C. Aplikasi Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari

Pemanas listrik adalah peralatan yang umum digunakan di musim dingin di seluruh dunia. Pemanas
memiliki kumparan logam yang memiliki resistansi tinggi yang memungkinkan sejumlah arus
mengalir melaluinya untuk menyediakan panas yang dibutuhkan. Selain itu, daya yang akan disuplai
ke pemanas dihitung menggunakan hukum ini.

Ketel listrik dan setrika memiliki banyak resistor di dalamnya. Resistor membatasi jumlah arus yang
mengalir melaluinya untuk memberikan jumlah panas yang dibutuhkan. Ukuran resistor yang
digunakan di dalamnya ditentukan dengan menggunakan hukum Ohm.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada pembahasan kali ini dapat kita simpulkan bahwa, hukum Ohm adalah salah satu ilmu yang
sangat berguna bagi dunia kelistrikan. Dengan adanya hukum Ohm ini kita dapat menghitung
tegangan listrik, hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian listrik. Hukum Ohm digunakan
secara luas dalam rangkaian elektronika dan merupakan hukum dasar pada rangkaian listrik.

Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika
ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan
antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut
dengan “Ohm’s Laws”.

B. Saran

Penulis menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, guna perbaikan makalah kami di
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Studio belajar

https://www.studiobelajar.com/hukum-ohm/

All of life

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-rumus-dan-bunyi-hukum-ohm/

Sainsmania

https://sainsmania.com/beberapa-contoh-hukum-ohm-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Teknikelektronika

https://teknikelektronika.com/pengertian-rumus-bunyi-hukum-ohm/

Anda mungkin juga menyukai