Anda di halaman 1dari 26

HUKUM OHM & RANGKAIAN SERI-PARALEL

LAPORAN PRATIKUM

MATA KULIAH PRATIKUM FISIKA DASAR

Oleh :

Nama / NIM : Restu Febi Anggraini / 221810301063

Fakultas / Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam / Kimia

Kelompok : 06

Asisten : Ainayya Halifah

Koordinator Asisten : Nurul Fatma Hidayati

Tanggal Prtikum / Jam : 04 November 2022 / 12:30-15:10

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... i

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3

BAB 3. METODE KERJA ......................................................................................... 7

3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................... 7

3.2 Desain Eksperimen ................................................................................... 8

3.3 Langkah Kerja ........................................................................................ 10

3.4 Metode Analis Data................................................................................. 14

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 15

4.1 Hasil ......................................................................................................... 15

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 17

BAB 5. PENUTUP .................................................................................................... 19

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19

5.2 Saran ........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

LAMPIRAN .............................................................................................................. 24

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Ohm adalah pernyataan bahwa jumlah arus yang mengalir melalui
konduktor selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan. Benda
konduktif dikatakan mematuhi hukum Ohm jika hambatannya tidak tergantung pada
besar dan polaritas dari beda potensial yang diterapkan. Pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis konduktor, istilah "hukum" masih digunakan karena alasan
historis. Rangkaian listrik adalah hubungan antara sumber daya dan perangkat listrik
lain yang melakukan fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan antar perangkat
listrik, resistor dibentuk secara seri, paralel dan kombinasi keduanya. Rangkaian seri
adalah rangkaian yang disusun berjajar sedemikian rupa sehingga arus yang melalui
setiap komponen adalah sama. Rangkaian paralel adalah rangkaian yang disusun secara
paralel sedemikian rupa sehingga tegangan atau beda potensial masing-masing
komponen sama. Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan
paralel (Durbin, 2005).

Ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari,


khususnya dalam fisika, salah satunya adalah hukum Ohm. Percobaan Hukum Ohm
dilakukan untuk mengetahui peran Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari.
Peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan hukum Ohm adalah kompor listrik dan
lampu listrik. Manfaat praktikum ini tentunya dapat dijadikan acuan untuk mendalami
penerapan Hukum Ohm.

Percobaan praktikum kali ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik hukum


Ohm dan menyelidiki karakteristik kuat arus dan tegangan listrik rangkaian bercabang.
Percobaan dilakukan dengan cara menyusun beberapa rangkain menggunakan papan

1
rangkaian yang dihubungkan dengan catu daya melalui kabel penghantar. Percobaan
dilakukan dengan beberapa rangkaian yang berbeda sesuai dengan yang ada di
prosedur percobaan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum “Hukum Ohm & Rangkaian Seri-Paralel”
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menjelaskan karakteristik Hukum Ohm ?
2. Bagaiman menyelidiki karakteristik kuat arus dan tegangan listrik dari
rangkaian bercabang ?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum “Hukum Ohm & Rangkaian Seri-Paralel”
adalah sebagai berikut :
1. Mampu menjelaskan karakteristik Hukum Ohm.
2. Mampu menyelidiki karakteristik kuat arus dan tegangan listrik dari rangkaian
bercabang.
1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui tegangan
dan kuat arus listrik pada rangkaian listrik. Mampu menjelaskan karakteristik hukum
Ohm. Mampu menyelidiki kuat arus dan tegangan listrik dari rangkain bercabang.
Mengetahui prosedur percobaan “Hukum Ohm & Rangkaian Seri-Paralel”, sehingga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum Ohm

Sejarah Hukum Ohm berawal dari fisikawan asal Jerman yang bernama Georg
Ohm. Resistansi penelitiannya dari tahun 1825 sampai 1826. Percobaan Georg Ohm
dapat inspirasi dari penelitian Fourier tentang heat conduction, awalnya dari
penggunaan elemen volta sebagai sumber tegangan namun beralih menggunakan
Thermocouple karena dianggap lebih stabil. Alat yang digunakan adalah Galvanometer
untuk mengukur arus pada sebuah penghantaryang diberi suatu tegangan listrik. Hasil
percobaan yang diperoleh bahwa besarnya beda potensial yang dihasilkan berbanding
lurus dengan suhu pada junction (Purwandari, 2013).

Menurut Durbin(2005), bahwa percobaan selanjutnya melakukan pengukuran


dengan Galvanometer dan mengganti kabel untuk pengujian dengan berbagai panjang
dan ukuran diameter serta bahan yang berbeda. Hasil yang diperoleh bahwa besarnya
pembacaan Galvanometer berbanding lurus dengan suhu namun berbalik dengan
panjang kabel uji. Penjelasan secara rinci bahwa besarnya kuat arus yang nilainya
dibaca oleh Galvanometer berbanding lurus dengan beda potensial serta besarnya kuat
arus juga berbanding terbalik dengan hambatan dikarenakan panjang kabel berbanding
lurus dengan hambatan kabel. Rumus matematis Hukum Ohm di ekspresikan dengan
persamaan :

V= I X R ( 2. 1 )

Keterangannya :

I= Arus yang mengalir pada pengantar (Ampere)

V = Tegangan yang terdapat pada kedua ujung penghantar (volt)

R = Hambatan pada penghantar (ohm)

3
Menurut Young(1999), Contoh aplikasi dalam perhitungan Hukum Ohm
menggunakan suatu rangkaian yang disusun secara seri, paralel dan campuran yang
berdasarkan hambatan sebuah beban. Perhitungan kuat arus mampu membuat besar
dari daya yang dipakai, tapi sebelum itu pengertian dari arus sendiri adalah geraknya
suatu muatan dari satu daerah ke daerah lainnya. Situasi elektrostatis saat itu medan
listrik bernilai nol maupun saat di dalam konduktor, dan tidak arus, bukan berarti semua
muatan yang di dalam konduktor itu diam. Elektron bebas bergerak di dalam material
logam biasa seperti tembaga atau pun alumunium. Arah arus berlawanan dengan arus
elektron. Muatan listrik dapat berpindah dengan adanya beda potensial. Beda potensial
dihasilkan oleh sumber listrik yang pada setiap sumber listrik memiliki dua kutub, yaitu
positif dan negatif. Jalur penghantar yang kontinu, kutub-kutub suatu sumber listrik
atau dicontohkan suatu baterai saling dihubungkan. Garis yang lebih panjang positif,
sedangkan yang pendek negatif. Rangkaian listrik telah dibentuk, maka muatan dapat
mengalir melalui kawat pada rangkaian dari satu kutub baterai ke kutub yang lainnya.
Aliran muatan tersebut disebut arus listrik.

2.2 Rangkaian Listrik

Sumarsono(2009) menjelaskan bahwa rangkaian listrik tersusun atas seri,


paralel dan campuran atau gabungan antara keduanya. Rangkaian seri atau bisa disebut
juga dengan rangkaian berderet. Muatan listrik yang melalui R1 akan juga melalui R2
dan R3, jadi arus I yang sama melewati setiap resistor, maka V sama dengan tegangan
sumbernya. V1, V2, dan V3 disini adalah beda potensial pada masing-masing resistor
R1, R2, dan R3 karena resistor-resistor ini dihubungkan secara seri, maka kekekalan
energi menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua tegangan dari
masing-masing resistor. Rumus matematis untuk rangkaian seri, yaitu:

V= V1+V2+V3 = I . R1+I.R2+I.R3 ( 2.2 )

Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs) dirumuskan:

V = I . Rs ( 2.3)

4
Persamaan (2.3) disubstitusikan ke persamaan (2.2) didapat perumusan :

Rs = R1 + R2 + R3 ( 2.4 )

Persamaan (2.4), menunjukkan bahwa besar hambatan total pengganti pada


rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan pada tiap resistor. Rangkaian paralel
disebut juga rangkaian yang berjajar. Rangkaian paralel berbeda dengan rangkaian seri,
dikarenakan pada rangkaian paralel resistor, arus dari sumber terbagi menjadi cabang-
cabang terpisah. Contohnya alat-alat listrik pada rumah-rumah, jika salah satu
hubungan suatu alat diputus, maka arus yang mengalir pada komponen yang lain
tidaklah putus. Rangkaian seri sendiri jika salah satu komponen arusnya terputus, maka
arus ke komponen yang lain juga berhenti. Rumus matematis suatu hambatan total
pengganti pada susunan paralel resistor (Rp), yaitu :

1 Rp = 1 R1 + 1 R2 + 1 R3 ( 2.5 )

Rangkaian paralel ini juga memakai Hukum Kirchoff 1 yang menyatakan bahwa arus
total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut, rumus matematisnya
yaitu :

I = I1 + I2 + I3 ( 2.6)

Rangkaian campur adalah campuran rangkaian seri dan paralel, kalau dilihat
dari jalannya arus dan tegangan pada rangkaian gabungan itu juga mengikuti Hukum
Kirchoff 1 dengan cara menyelesaikan satu susunan rangkaian, setelah itu
menyelesaikan susunan rangkaian yang lain. Arus yang mengalir pada resistor yang
disusun secara seri nilainya sama namun tegangnnya berbeda, kalau resistor yang
disusun secara paralel aeus yang mengalir pada setiap resistor berbeda, namun
teganganya sama.

Hasil pengukuran beda potensial resistor R1, R2 dan R3 memiliki nilai yang
berbeda yang disusun secara seri, namun jika diukur arus yang melewati ketiga resistor

5
maka memperolehkan pengukuran yang sama. Berbeda halnya jika resistor disusun
secara paralel, akan diperoleh hasil pengukuran yang berbeda, namun pengukuran
tegangan pada setiap resistor sama. Fakta ini menunjukkan besar suatu nilai variabel
tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian. Susunan seri resistor berfungsi sebagai
pembagi tegangn yang berarti jika tegangan pada setiap resistor dijumlahkan maka
jumlahnya sama dengan besarnya tegangan sumber kalau pada susunan paralel resistor
yang berfungsi sebagai pembagi arus yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati
setiap resistor diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum
titik percabangan (Herman, 2014).

6
BAB 3

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan untuk pratikum “Hukum Ohm & Rangkaian
Seri-Paralel” kali ini antara lain :

1. Catu daya berfungsi sebagai penyearah dari AC ke DC serta sebagai power


suply.
2. Kabel penghubung merah berfungsi untuk menghubungkan arus listrik yang
memuat listrik positif.
3. Kabel penghubung hitam berfungsi untuk menghubungkan arus listrik yang
memuat listrik negatif.
4. Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat untuk merangkai komponen–
komponen menjadi satu rangkaian elektronika.
5. Skalar 1 kutub berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan arus listrik.
6. Jembatan penghubung berfungsi untuk menghubungkan aliran arus listrik.
7. Meter dasar 90 berfungsi untuk mengukur tegangan dalam suatu rangkaian
listrik.
8. Multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan dalam suatu rangkaian listrik.
9. Resistor 47 ohm, 4,7 ohm, dan 100 ohm berfungsi sebagai pembagi arus dan
tegangan serta sebagai penurun tegangan dan penghambat aliran arus listrik.

7
3.2 Desain Eksperimen

Desain eksperiman yang digunakan pada praktikum “Hukum Ohm &


Rangkaian Seri-Paralel” kali ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 3.3

8
Gambar 3.4

Gambar 3.5

9
3.3 Langkah Kerja

Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum “Hukum Ohm & Rangkaian
Seri-Paralel” kali ini adalah sebagai berikut :

3.3.1 Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus Listrik

disusun rangkaian listrik seperti pada gambar 3.1 di desain eksperimen

dihubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan off).,
dipilih tegangan pada skala 3 V, dipilih voltmeter pada skala 10

ditutup/dihidupkan saklar, diamati besar tegangan pada voltmeter kemudian


dicatat pada tabel

dibuka/dimatikan saklar, diubah tegangan pada catu daya menjadi 6 VDC,


dilakukan kembali langkah no 3

diubah rangkaian listrik seperti pada gambar 3.2 di desain eksperimen

dihubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan off),
dipilih tegangan pada skala 3 V, dipilih amperemeter pada skala 5

ditutup/dihidupkan saklar, diamati besar kuat arus pada amperemeter kemudian


dicatat pada tabel

dibuka/dimatikan saklar, diubah tegangan pada catu daya menjadi 6 VDC,


dilakukan kembali langkah no 7

10
3.3.2 Menyelidiki Karakteristik Hukum Ohm

disusun rangkaian seperti gambar 3.3a pada desain eksperimen dengan R1 = 100
Ohm

dihubungkan rangkaian dengan catu daya, dipilih pada skala 3 VDC

dihidupkan saklar dan diamati pembacaan skala pada Amperemeter dan


Voltmeter, dicatat pada tabel pengamatan

dimatikan saklar, dinaikkan catu daya pada skala 6 VDC

diulangi langkah no. 3

diganti resistor pertama dengan R2 = 47 Ohm seperti gambar 3.3b pada desain
eksperimen

diulangi langkah 2-4

11
3.3.3 Menyelidiki karakteristik kuat arus dan tegangan listrik rangkaian seri paralel

a. Rangkaian seri

disusun rangkaian seperti gambar 3.4 a. Resistor 4,7 dan 47 Ohm dan
skalar harus terbuka.

dihubungkan rangkaian dengan amperemeter dengan batas 1A pada posisi a.

dihubungkan juga rangkaian pada catu daya 9


VDC
ditutup skalar lalu dibaca arus listrik a pada amperemeter dan dicatat pada tabel

dibuka skalar diulangi langkah 2-4 untuk posisi amperemeter di b dan c

dibuka skalar lalu diubah rangkaian seperti gambar 3.4b dan diubah jadi voltmeter
batas 10 VDC

dipasang voltmeter pada posisi a sesuai gambar 3.4b

ditutup saklar lalu baca tegangan a dan dicatat pada tabel pengamatan

dibuka skalar diulangi langkah 7-8 untuk posisi voltmeter di b dan c.

diulangi semua langkah dengan kombinasi resistor 47, 56, 100 Ohm.

12
b. Rangkaian Paralel

disusun rangkaian seperti gambar 3.5 a. Resistor


4,7 dan 47 Ohm dan skalar harus terbuka.
dihubungkan rangkaian dengan amperemeter dengan batas 100mA pada
posisi a

dihubungkan juga rangkaian pada catu daya 3 VDC

ditutup skalar lalu baca arus listrik a pada amperemeter dan catat pada tabel.

dibuka skalar ulangi langkah 2-4 untuk posisi amperemeter di b dan c

dibuka skalar lalu ubah rangkaian seperti gambar 3.5b dan ubah jadi voltmeter
batas 10 VDC.

dipasang voltmeter pada posisi V sesuai gambar 3.5b

ditutup saklar lalu baca tegangan V dan catat pada tabel pengamatan.

dibuka skalar ulangi langkah 7-8 untuk posisi voltmeter di a dan b.

diulangi semua langkah dengan kombinasi


resistor 47, 56, 100 Ohm.

13
3.4 Metode Analisis Data

Metode Analisis Data pada praktikum “Hukum Ohm & Rangkaian Seri-
Paralel” kali ini adalah sebagai berikut :

3.4.1 Rumus

Rumus yang digunakan untuk penyelesaian atau pengolah data adalah sebagai
berikut :

1) Besar resistansi sebuah divais


R = V/I (3.1)
2) Arus listrik
I = Vab /𝑅 (3.2)
I = I1 + I2 (3.3)
3) Besar hambatan pengganti

R s = R1 + R 2 (3.4)

1/R p = 1/R1 + 1/R 2 (3.5)

3.4.2 Ralat

Ralat yang digunakan untuk penyelesaian atau pengolah data adalah sebagai
berikut :

1) I atau Ralat Nisbi


∆𝛼
I= × 100% (3.6)
𝛼

2) Keseksamaan
K = 100% - I (3.7)
3) Ralat standart deviasi
∆𝛼
AP = I – log ( 𝛼 ) (3.8)

14
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum “Hukum Ohm & Rangkaian Seri-Paralel”
antara lain sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus Listrik


Catu
I V Hambatan I rata-rata V rata-rata
Daya
3 0.04 2.8 100
6 0.08 5.8 100 0.06 4.3

Tabel 4.1.2 Menyelidiki Karakteristik Hukum Ohm


Catu
Resistor I V I rata-rata V rata-rata
Daya
3 0.02 3.2
6 0.04 6.2
100W 0.06 7.45
9 0.08 9.4
12 0.1 11
3 0.06 3.2
6 0.12 6.2
47W 0.15 7.4
9 0.18 9.2
12 0.24 11

Tabel 4.1.3 Menyelidiki Karakteristik Kuat Arus dan Tegangan Listrik dari Rangkaian
Bercabang dan Tidak Bercabang.
• Seri pada hambatan 4.7 dan 47
Catu
Posisi R1 R2 I V
Daya
6 0.08 5
A 4.7 47
9 0.16 6

15
6 0.08 5
B
9 0.16 6

6 0.08 6
C
9 0.16 5

• Seri pada hambatan 47,56 dan 100

Catu
Posisi R1 R2 R3 I V
Daya
6 0.08 5
A
9 3.6 0.38

6 0.08 5
B
9 3.6 0.8
47 56 100
6 0.08 6
C
9 3.6 0.14

6 0.08 5
D
9 3.6 0.38

• Paralel pada hamabatan 4.7 dan 47

Catu
Posisi R1 R2 I V
Daya
6 1.2 5.4
A
4.7 47 9 1.8 5.4

B 6 1.1 5.4

16
9 1.7 5.4

6 0.1 5.4
C
9 0.14 5.4

• Paralel pada hamabatan 47,56 dan 100

Catu
Posisi R1 R2 R3 I V
Daya
6 0.0059 0.1
A
9 0.0016 0.1

6 0.0057 0.1
B
9 0.001 0.1
47 56 100
6 0.006 0.1
C
9 0.0012 0.1

6 0.0059 0.1
D
9 0.0016 0.1

4.2 Pembahasan

Pengukuran besaran tegangan dan arus dilakukan dengan menggunakan


voltmeter dan amperemeter. Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
arus dalam suatu rangkaian. Amperemeter dalam penggunaannya dilakukan dengan
cara menghubungkannya secara seri dengan beban (bola lampu) yang darinya dihitung
intensitas arusnya. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
tegangan pada suatu rangkaian. Saat digunakan, voltmeter dihubungkan secara paralel
dengan beban (bola lampu) dari mana tegangan dihitung.

17
Dalam percobaan untuk mempelajari sifat Hukum Ohm,menjalani beberapa
perbandingan. Hasil perbandingan tegangan dan arus untuk adalah sama. Saat tegangan
naik, arus juga naik. Jika resistansi konstan, arus tidak akan konstan karena ada
resistansi yang mempengaruhi arus. Kuat arus berbanding terbalik dengan
resistansinya. Hal ini dapat dilihat pada hasil praktikum dimana hambatannya 100 lebih
besar dan kuat arus lebih kecil dari arus resistif 47Ω. Besar tegangan berbanding lurus
dengan arus jika hambatannya sama dengan. Hal ini sesuai dengan literatur (Durbin,
2005) mengatakan besarnya pembacaan Galvanometer berbanding lurus dengan suhu
namun berbalik dengan panjang kabel uji. Penjelasan secara rinci bahwa besarnya kuat
arus yang nilainya dibaca oleh Galvanometer berbanding lurus dengan beda potensial
serta besarnya kuat arus juga berbanding terbalik dengan hambatan dikarenakan
panjang kabel berbanding lurus dengan hambatan kabel.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh rangkaian seri. Besarnya arus yang


diperoleh pada setiap titik adalah sama. Besarnya tegangan yang diperoleh pada setiap
posisi akan berbeda seiring dengan penurunan nilainya. Tegangan pada rangkaian seri
bergantung pada hambatan pada rangkaian tersebut. Dalam rangkaian paralel besar
tegangannya sama di setiap lokasi, tetapi arus berbeda di setiap lokasi. Arus yang
mengalir melalui rangkaian dibagi melintasi resistor yang terpasang pada rangkaian .
Besarnya arus yang mengalir melalui setiap resistor tergantung dari nilai resistor yang
terpasang pada rangkaian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Herman(2014), hasil
pengukuran beda potensial resistor R1, R2 dan R3 memiliki nilai yang berbeda yang
disusun secara seri, namun jika diukur arus yang melewati ketiga resistor maka
memperolehkan pengukuran yang sama. Berbeda halnya jika resistor disusun secara
paralel, akan diperoleh hasil pengukuran yang berbeda, namun pengukuran tegangan
pada setiap resistor sama.

BAB 5

18
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada pratikum kali ini diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Karakteristik Hukum Ohm adalah bahwa arus yang mengalir sama dengan
tegangan. Resistansi mempengaruhi kuat arus yang dihasilkan, semakin besar
resistansi maka semakin kecil arus yang dihasilkan.
2. Karakteristik dari rangkaian seri adalah arus yang melalui adalah sama di setiap
posisi, tetapi tegangan pada tergantung pada besarnya hambatan. Rangkaian
paralel, tegangan setiap beban listrik sama dengan tegangan suplai, dan arus
yang mengalir melalui setiap cabang tergantung pada resistansi.

5.2 Saran

Pada praktikum Hukum Ohm ini praktikan harus memahami materi yang akan
dipraktikan atau dilakukan pada saat percobaan, sehingga tidak terjadi kesalahan saat
praktikum. Pada saat menggunakan voltmeter dan amperemeter lebih diperhatikan
supaya hasil yang didapatkan dapat sesuai. Berhati hati saat menggunaka catu daya
supaya tidek kesetrum saat menggunakannya.

DAFTAR PUSTAKA

19
Durbin. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.

Herman. 2014. Penentuan Fisika Dasar 1. Makassar : Unit laboratorium Fisika Dasar

Jurusan FMIPA UNM.

Purwandari, E.2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.

Young, Hugh D.1999. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Solo : Erlangga.

LAMPIRAN

20
Tabel 1. Perhitungan ralat

Catu Daya (E) I V DI I K Dp DV I K Dp


3 0.04 2.8
0.02828 0.4714 52.86% 1.32661 2.12132 0.49333 50.67% 1.30686
6 0.08 5.8

Gambar 1

Tabel 2. Perhitungan ralat

Resistor Catu daya (E) I V DI I K Dp DV I K Dp


3 0.02 3.2
6 0.04 6.2
100 Ohm 0.036515 0.608581 39.141938054981600% 1.2156819 2.12132 0.284741 71.53% 1.54555
9 0.08 9.4
12 0.1 11
3 0.06 3.2
6 0.12 6.2
47 Ohm 0.07746 0.516398 48.36% 1.2870156 2.12132 0.286665 71.33% 1.5426255
9 0.18 9.2
12 0.24 11

21
Gambar 2

Tabel 3. Perhitungan ralat


Seri
Posisi R1 R2 Catu Daya (E) I V DI I K Dp DV I K Dp
6 0.08 5
A 0.0565685 0.4714045 52.859547920896800% 1.326606 5.5 1 0.00% 1
9 0.16 6
6 0.08 5
B 4,7 47 0.0565685 0.4714045 52.859547920896800% 1.326606 5.5 1 0.00% 1
9 0.16 6
6 0.08 6
C 0.0565685 0.4714045 52.859547920896800% 1.326606 5.5 1 0.00% 1
9 0.16 5

Paralel
Posisi R1 R2 Catu Daya (E) I V DI I K Dp DV I K Dp
6 1.2 5.4
A 0.4242641 0.2828427 71.715728752538100% 1.548455 5.4 1 0.00% 1
9 1.8 5.4
6 1.1 5.4
B 4,7 47 0.4242641 0.3030458 69.695423663433700% 1.518492 5.4 1 0.00% 1
9 1.7 5.4
6 0.1 5.4
C 0.0282843 0.2357023 76.429773960448400% 1.627636 5.4 1 0.00% 1
9 0.14 5.4

22
Gambar 3

Gambar 4

23
Tabel 4. Perhitungan ralat
Seri
Posisi R3 R1 R2 Catu Daya (E) I V DI I K Dp DV I K Dp
6 0.08 5
2.4890159 1.352726 -35.272601618296000% 0.86879 2.69 1 0.00% 1
A 9 3.6 0.38
6 0.08 5
56 47 100 2.4890159 1.352726 -35.272601618296000% 0.86879 2.9 1 0.00% 1
B 9 3.6 0.8
6 0.08 6
2.4890159 1.352726 -35.272601618296000% 0.86879 3.07 1 0.00% 1
C 9 3.6 0.14

Paralel
Posisi R3 R1 R2 Catu Daya (E) I V DI I K Dp DV I K Dp
6 0.0059 0.1
A 0.0030406 0.8108158 18.918422423942500% 1.091078 0.1 1 0.00% 1
9 0.0016 0.1
6 0.0057 0.1
B 56 4,7 100 0.0033234 0.9920603 0.793973982782903% 1.003462 0.1 1 0.00% 1
9 0.001 0.1
6 0.006 0.1
C 0.0033941 0.942809 5.719095841793650% 1.025576 0.1 1 0.00% 1
9 0.0012 0.1

Gambar 5

Gambar 6

24

Anda mungkin juga menyukai