Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET

FISIKA MODERN

“HUKUM OHM”

Dosen Pengampu: Drs. Pintor Simamora, M.Si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. Laili Suryani (4181240001)

2. Dina Alfariza Nst (4181240002)

3. Arya Wahyudi (4181240003)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas MINI RISET ini pada mata kuliah
FISIKA MODERN dengan judul HUKUM OHM sampai selesai. Kami berupaya
menyusun Laporan Mini Riset sebaik mungkin agar dapat dipahami dengan mudah. Adapun
maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk tanggung jawab kami
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Modern.

kami menyadari bahwa penulisan dari Mini Riset ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dalam kalimat, tata bahasa, bahkan urutan sistematika, sehingga saya membutuhkan
banyak kritikan dan masukan untuk dapat memperbaiki kesalahan dalam penulisan.

Akhir kata kami mengucapkan semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kami akhiri dengan kata terimakasih.

Medan, 29 April 2021


Penulis

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1. Latar Belakang..................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................

1.3. Tujuan ..............................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................

BAB III PROSEDUR DAN DATA EKSPERIMEN..........................................................

3.1 Alat Bahan ........................................................................................................


3.2 Prosedur Percobaan...........................................................................................
3.3 Data Eksperimen................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................

4.1 Analasisi Data....................................................................................................


4.2 Pembahasan ......................................................................................................
BAB V PENUTUP..............................................................................................................

5.1. Kesimpulan.......................................................................................................

5.2. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah terlepas dari namanya penggunaan
listrik. Listrik sudah menjadi kebutuhan utama saat ini, hampir semua kegiatan keseharian
menggunakan energi listrik. Jika sehari saja listrik padam mungkin semua kegiatan dapat
tertunda dan dapat berakibat fatal. Tahukah kita, salah satu akibat munculnya listrik adalah
karena adanya arus yang mengalir melalui penghantar. Berbicara mengenai arus, hal ini
berkaitan erat dengan hukum ohm yang menyatakan bahwa arus yang mengalir melalui
penghantar akan berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan
pada penghantar tersebut. Hukum ohm adalah hukum dasar yang harus difahami ketika
mempelajari ilmu elektronika.

Setiap mahasisiwa fisika dituntut untuk mengetahui listrik. Baik itu yang beraruskan
searah (DC) atau bolak-balik (AC). Hal ini dikarenakan listrik itu sering atau hampir di
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pengukuran suatu tegangan (V) dan hambatan
(Ω) akan sangat berpengaruh terhadap arus (I) listrik yang dihasilkan oleh sumber tegangan
listrik tersebut. Dalam hal ini sangat ditentukan kepada sebuah rangkaian listrik terhadap arus
yang dihasilkan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan antara arus listrik dengan resistansi?


2. Bagaimana hubungan antara arus listrik dengan tegangan?
3. Bagiamana interpretasi grafik hubungan arus terhadap tegangan dan resistansi?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan antara arus listrik dengan resistansi


2. Untuk mengetahui hubungan antara arus listrik dengan tegangan
3. Untuk mengetahui grafik interpretasi hubungan arus terhadap tegangan dan resistansi
BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Durbin (2005) Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
George Simon Ohm (1789-1854) merumuskan hubungan antara kuat arus listrik (I),
hambatan (R) dan beda potensial (V) yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm yang
penurunannya sebagai berikut : Sekarang pandanglah sebuah kawat konduktor dengan
panjang l dan luas penampang A.

Arus didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang melalui sebuah konduktor tiap
waktu (atau satu detik). Kita hitung kuat arus yang mengalir pada panampang dengan volum
dV seperti pada gambar. Karena berbentuk silinder volume dari dV adalah :
dV =A . dl
karena dl adalah jarak yang ditempuh elektron dengan kecepatan Vd dengan waktu 1 detik
maka :
dl=v d .1=v d
Sehingga :
dV =A . v d
sehingga banyaknya muatan yang mengalir pada dV adalah :
I = A . v d . n . qe
jika kita substitusikan persamaan persamaan untuk v d, maka diperoleh :
n
(
I = qe 2 t .
me)AE

yang berada dalam kurung pada persamaan merupakan sifat bahan dan sering disebut
konduktivitas σ, sehingga :
σAV
I=
1
karena E=V/l, maka :
AV
I=
1
( )
ρ.
A
karena konduktivitas σ merupakan kebalikan dari resistivitas ρ (σ=1/ρ), maka persamaan
menjadi:
V
I=
R
atau :
V =RI
Kemudian disketsa dalam grafik, hasilnya nampak bahwa kurva berupa garis lurua
dengan gradien menunjukkan nilai dari R. Sifat material yang menunjukkan kurva V-I
berbentuk garis lurus seperti gambar 4.7 disebut materal ohmik. Selain material Ohmik ada
juga material non ohmik di mana hambatan R bergantuk juga pada arus listrik I dan jika
diplot dalam gravik V terhadap I tidak lagi linier.

Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan


dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1
Volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan
antara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar
arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampangdan
jenis bahan(Hayt,1991).
Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan. Hambatan
berbanding lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan
suatu benda. Hambatan juga berbanding terbalik dengan luas penampang benda, semakin luas
penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel yang ada
pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga
tegangan bisa mengalir dengan mudah. (Purwandari,2013).
BAB III
PROSEDUR DAN DATA EKSPERIMEN
3.1 Alat Bahan
1) Software Simulasi PhET
2) Komputer dengan Sistem Operasi Windows
3) Perangkat lunak Microsoft Excell

3.2 Prosedur Percobaan


1) Aktifkan perangkat lunak PhET atau Buka Phet versi Web melalui link :
https://phet.colorado.edu/in/
2) Lalu klik simulasi

3) Kemudian pilih Fisika

4) Pilih Hukum Ohm


5) Kemudian klik play untuk membuka simulasi hukum ohm

6) Lalu akan muncul simulasi dari hukum ohm

7) Tegangan tetap
a. Atur tegangan pada angka tertentu ( V), dan catatlah besarnya angka tegangan
b. Dengan besar tegangan V, Ubahlah angka di hambatan/resistor dan catat lalu catat
juga besar arusnya. Lakukan lagi dengan mengganti resistor sebanyak 10 kali dan
catat juga perubahan arusnya.
8) Hambatan tetap.
a. Atur hambatan/resistor pada angka tertentu ( R), dan catatlah besarnya angka
hambatan/resistor.
b. Dengan besar hambatan/resistor R, Ubahlah angka di tegangan dan catat lalu catat
juga besar arusnya. Lakukan lagi dengan mengganti tegangan sebanyak 10 kali dan
catat juga perubahan arusnya.
9) Catatlah data yang diperoleh kedalam tabel

3.3 Data Eksperimen


Tegangan tetap

V= 7 Volt
NO R (ohm) I (mA)
1 103 68
2 132 53
3 204 34,3
4 238 29,4
5 310 22,6
6 378 18,5
7 446 15,7
8 485 14,4
9 572 12,2
10 615 11,4

Hambatan Tetap

R = 500 ohm
NO V (volt) I mA
1 0,5 1
2 1 2
3 1,5 3
4 2 4
5 2,5 5
6 3 6
7 3,5 7
8 4 8
9 4,5 9
10 5 10

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analasisi Data

Tegangan tetap

V= 7 Volt
NO R (ohm) I (mA)
1 103 68
2 132 53
3 204 34,3
4 238 29,4
5 310 22,6
6 378 18,5
7 446 15,7
8 485 14,4
9 572 12,2
10 615 11,4

Grafik Arus terhadap Resistansi


80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500 600 700

Secara Teori :

1) V = 7 volt, R = 103 ohm

V 7
I= = =0,06796 A=67,96 mA
R 103

2) V = 7 volt, R = 132 ohm

V 7
I= = =0,05303 A=53,03 mA
R 132

3) V = 7 volt, R = 204 ohm

V 7
I= = =0,03431 A=34,31 mA
R 204
4) V = 7 volt, R = 238 ohm

V 7
I= = =0,02941 A=29,41 mA
R 238

5) V = 7 volt, R = 310

V 7
I= = =0,02258 A=22,58 mA
R 310

6) V = 7 volt, R = 378

V 7
I= = =0,01852 A=18,52mA
R 378

7) V = 7 volt, R = 446

V 7
I= = =0,01569 A=15,69 mA
R 446

8) V = 7 Volt, R = 485

V 7
I= = =0,01443 A=14,43 mA
R 485

V 7
9) V = 7 Volt, R = 572 I = = =0,01223 A=12,23 mA
R 572

10) V = 7 Volt, R = 615

V 7
I= = =0,01138 A=11,38 mA
R 615
Hambatan Tetap

R = 500 ohm
NO V (volt) I mA
1 0,5 1
2 1 2
3 1,5 3
4 2 4
5 2,5 5
6 3 6
7 3,5 7
8 4 8
9 4,5 9
10 5 10

Grafik Arus terhadap Tegangan


12

10

0
0 1 2 3 4 5 6

Secara Teori :

1) R = 500 ohm, V = 0,5 V

V 0,5
I= = =0,001 A=1 mA
R 500

2) R = 500 ohm, V = 1 V

V 1
I= = =0,002 A=2 mA
R 500

3) R = 500 ohm, V = 1,5 V

V 1,5
I= = =0,003 A=3 mA
R 500

4) R = 500 ohm, V = 2 V
V 2
I= = =0,004 A=4 mA
R 500

5) R = 500 ohm, V = 2,5 V

V 2,5
I= = =0,005 A=5 mA
R 500

6) R = 500 ohm, V = 3 V

V 3
I= = =0,006 A=6 mA
R 500

7) R = 500 ohm, V = 3,5 V

V 3,5
I= = =0,007 A=7 mA
R 500

8) R = 500 ohm, V = 4 V

V 4
I= = =0,008 A=8 mA
R 500

9) R = 500 ohm, V = 4,5 V

V 4,5
I= = =0,009 A=9 mA
R 500

R = 500 ohm, V = 5 V

V 5
I= = =0,01 A=10 mA
R 500

4.2 Pembahasan

Pada minisriset Hukum Ohm kali ini dilakukan 2 jenis percobaan yaitu percobaan
pertama menggunakan tegangan tetap dan resistansi yang nilainya bervariasi hal ini untuk
melihat bagaimana pengaruh nilai resistansi terhadap besarnya arus yang dihasilkan.
Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali dengan 10 nilai hambatan yang bervariasi dan
menggunakan tegangan yang tetap sebesar 7. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
untuk resistansi 103 ohm menghasilkan arus 68 mA, resistansi 132 ohm menghasilkan arus 5
mA, resistansi 204 ohm menghasilkan arus 34,2 mA, resistansi 238 menghasilkan arus 29,4
mA, resistansi 310 ohm menghasilkan arus 22,6 mA, resistansi 378 menghasilkan arus 18,5
mA, resistansi 446 menghasilkan arus 15,7 mA, resistansi 485 ohm menghasilkan 14,4 mA,
resistansi 572 ohm menghasilkan 12,2 mA dan resistansi 615 ohm menghasilkan arus 11,4
mA. Berdasarkan grafik arus terhadap resistansi maka dapat ditunjukkan bahwa arus listrik
dan resistansi berbanding terbalik dimana semakin besar nilai resistansi maka arus yang
dihasilkan semakin kecil dan semakin kecil nilai resistansi arus yang dihasilkan akan semakin
besar.

Percobaan kedua yaitu menggunakan resistansi tetap dan tegangan yang nilainya
bervariasi untuk melihat bagaimana pengaruh besarnya tegangan terhadap arus yang
dihasilkan. Percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan nilai tegangan yang bervariasi
dan menggunakan niali resistansi sebesar 500 ohm. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan untuk tegangan 0,5 volt menghasilkan arus 1 mA, tegangan 1 volt menghasilkan 2
mA, tegangan 1,5 volt menghasilkan 3 mA, tegangan 2 volt menghasilkan 4 mA, tegangan
2,5 volt menghasilkan 5 mA, tegangan 3 volt menghasilkan 6 mA, tegangan 3,5 volt
menghasilkan 7 mA, tegangan 4 ohm menghasilkan 8 mA, tegangan 4,5 ohm menghasilkan 9
mA, dan tegangan 5 volt menghasilkan arus 10 mA. Berdasarkan grafik arus terhadap
tegangan maka dapat ditunjukkan bahwa arus listrik berbanding lurus dengan besarnya
tegangan yang digunakan, dimana semakin besar tegangan yang digunakan maka arus yang
dihasilkan akan semakin besar dan semakin kecil tegangan yang digunakan arus yang
dihasilkan akan semakin kecil pula.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setiap mahasisiwa fisika dituntut untukmengetahui listrik. Baik itu yang beraruskan
searah (DC) atau bolak-balik (AC). Hal ini dikarenakan listrik itu sering atau hampir
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pengukuran suatu tegangan (V) dan hambatan
(R) akan sangat berpengaruh terhadap arus ( I ) listrik yang dihasilkan oleh sumber tegangan
listrik tersebut. Dalam hal ini sangat ditentukan kepada sebuah rangkaian listrik terhadap arus
yang dihasilkan.
Semakin Besar Tegangan Listrik, maka Semakin Besar Arus Listrik yang mengalir
pada sebuah Penghantar dalam suatu rangkaian tertutup, dengan nilai Hambatan (Resistan)
yang sama. Semakin Kecil Tegangan Listrik, maka Semakin Kecil Arus Listrik yang
mengalir pada sebuah Penghantar dalam suatu rangkaian tertutup, dengan nilai Hambatan
(Resistan) yang sama. Semakin Besar Nilai Hambatan (Resistan), maka semakin Kecil Arus
Listrik yang mengalir pada sebuah Penghantar dalam suatu rangkaian tertutup, dengan
Tegangan yang sama. Semakin Kecil Nilai Hambatan (Resistan), maka semakin Besar Arus
Listrik yang mengalir pada sebuah Penghantar dalam suatu rangkaian tertutup, dengan
Tegangan yang sama.
5.2. Saran
Perlu adanya metode penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan diskusi terhadap
seluruh pembaca sebagai salah satu cara untuk memaksimalkan pemahaman dan hasil
pembahasan yang lebih akurat dalam membentengi setiap individual dari suatu penelitian
yang berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso.1979. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.


Durbin.2005. Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.
Hayt, W. 1991. Rangkaian Listrik Edisi Keenam Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Purwandari, E.2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq.2010. Super Tips dan Trik Fisika. Jakarta : Kawah Media.

Anda mungkin juga menyukai