Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PROYEK

” PEMBUKTIAN HUKUM OHM PADA RANGKAIAN “

DISUSUN
O
L
E
H

NAMA MAHASISWA : IFRAH ZAHRATURRAHMI


NIM : 5203230004
DOSEN PENGAMPU : ARWADI SINURAYA, ST, MT
MATA KULIAH : FISIKA ELEKTRIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan tugas “Tugas Proyek” pada mata kuliah Fisika Elektrik.
Saya berterimakasih kepada Bapak dosen yang sudah memberikan bimbingannya.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan. Saya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................................6
2.1 Hukum Ohm................................................................................................................6
2.2 Kuat Arus Listrik.........................................................................................................7
2.3 Beda Potensial atau Tegangan Listrik.........................................................................8
2.4 Hubungan Antara Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik........................................8
2.5 Resistor........................................................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................9
3.1 Percobaan....................................................................................................................9
BAB IV....................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................................16
4.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum ohm sebelumnya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidaklain ialah devenisi
hambatan, yakni V = I R . Sering hubungan ini dinamai hokumOhm. Akan tetapi Ohm juga
menyatakan bahwa R adalah suatu konstanta yangtidak bergantung pada V maupun I. Bagian
kedua hukum Ohm ini tidaksepenuhnya benar. Hubungan V = I R dapat diterapkan pada
resistor apa saja,dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I
adalaharus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan resistor
tersebut(Bueche, 1994).
Hambatan dalam suatu penghantar terhadap aliran muatan disebabkanoleh benturan yang
sering terjadi antara elektron-elektron yang bergerak denganatom-atom stasioner. Bila beda
potensi diterapkan sepanjang kawat medanelektrik yang ditimbulkan menerapkan kakas pada
setiap electron di dalam kawat(Cromer,1994) .
Hukum Ohm berbunyi “ Kuat arus yang mengalir dalam suatupenghantar (hambatan)
besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan)antara ujung-ujung penghantar
tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskansebagai berikut yaitu I ~ V . Hukum Ohm
dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,seorang fisikawan Jerman tahun 1825
(Anonymous,2007).
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah :

1. Bagaimana hubungan antara tegangan dan kuat arus pada rangkaian seri dan paralel?
2. Bagaimanakah perbedaan nilai hambatan antara rangkaian seri dan paralel?
3. Bagaimana pengaruhnya jika posisi Voltmeter (V) dan Amperemeter (A) dipindah?
4. Bagaimana hubungan Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri dan paralel?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini adalah :

1. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan arus (Hukum Ohm).


2. Dapat memahami rangkaian pada analisa Hukum Ohm.
3. Dapat mengetahui fungsi voltmeter.
4. Dapat mengetahui fungsi amperemeter

4
1.4 Manfaat

Hukum Ohm dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada penggunaan
alat-alat listrik yang ada di rumah, misalnya lampu, TV, dan kulkas. Benda-benda tersebut
harus disesuaikan dengan tegangannya. Karena bila benda tadi diberi tegangan yang lebih
kecil dari seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat tersebut tidak bekerja secara normal
(misalnya lampu akan mengecil).

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hukum Ohm

Hukum ohm berbunyi sebagai berikut : besarnya kuat arus yang timbul pada suatu
pengantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan antara kedua ujung
pengantar tersebut. Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan
berhubungan. George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang
melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya.
Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :
V= I . R
V= tegangan
R= tahanan
I= kuat arus
Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan
di perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan dapat
ditulis sebagai berikut :
I= V/R
Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri.yang di maksud dengan
rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian
ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri
dengan tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan tahanan tersebut. Hal ini
dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan
hambatan bagi arus untuk mengalir.

Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar


berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal ini
dirumuskan sebagai :
V=IR
Dimana konstan proporsionalitas atau kesebandinagn R disebut resistansi.Satuan
untuk resistansi adalah ohm, dan bisa disingkat dengan huruf besar omega, Ω. Elektron –
elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik yang memperagakan periode yang sama
sebagai lettice-nya. Selama gerakan gerakan mereka, elektron-elektron bebas ini sering sekali

6
disebarkan oleh medan. Uraian yang sesuai untu gerakan elektron jenis ini harus
menggunakan metode mekanika kuantum.Disini uraian yang termasuk sederhana sudah
mencukupi. Ketika tidak terdapat medan listrik eksternal, elekton-elektron tersebut bergerak
kesegala arah dantidak ada transportasi muatan netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan
sebuah medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-gerakan elektron
sembarang sehingga terjadi arus listrik. Tampaknya alamiah untuk menganggap kekuatan
dari arus tersebut sesuai dengan medan listrik. Untuk membuktikan hubungan ini, kita
meninjau hasil-hasil percobaan yang telah dilakukan. Salah satu hukum fisika yang mungkin
paling dikenal oleh para mahasiswa adalah hukum ohm, yang menyatakan bahwa untuk suatu
konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara perbedaan antara perbedaan
potensial ΔV antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melaui konduktor
tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik.
Jadi hukum ohm bisa dinyatakan sebagai :
ΔV = I R atau I = ΔV / R
Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere
atau m2 kg s-1 C-2 , dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor
yang dilewat i arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-ujung
konduktor tersebut.
2.2 Kuat Arus Listrik

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar.Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah
gerak elektron.Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari
suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus
listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu.
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:
I = Q/t
I = Kuat arus listrik (coulomb/sekon=Ampere, A)
Q = muatan listrik (coulomb)
T = waktu (sekon)
Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif.Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.

7
2.3 Beda Potensial atau Tegangan Listrik

Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari
kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif
dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi
dibandingkan kutub negatif. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam
keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
2.4 Hubungan Antara Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik

Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal
dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang
berbunyi:
“Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap”.

Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau
resistansi (R) dengan satuan ohm.
R = V/I atau V = I.R
Keterangan: R = hambatan listrik (ohm = Ω)
I = kuat arus listrik (Ampere = A)
V = beda potensial atau tegangan (volt = V)
2.5 Resistor

Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang
sama harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri.
Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan, jika
suatu muatan ΔQ mengalirke R1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan ΔQ harus
mengalir keluar R2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang
sama. Resistansi ekivalen untuk resistor yang tersusun seri adalah penjumlahan resistansi
awal. Dua resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga beda potensial yang sama
antara keduanya yang dikatakan bahwa mereka dihubungkan secara paralel. Catat bahwa
resistor dihubungkan pada kedua ujungnya dengan sebuah kawat. Resitansi ekivalen dari
kombinasi resistor paralel didefinisikan sebagai resistensi Req tersebut, dimana arus total I
menghasilkan tegangan jatuh V.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Percobaan

1. ALAT DAN BAHAN


1) Sumber Tegangan (Power Supply) 1 bh
2) Multimeter 4 bh 3. Resistor 3 bh ( 150 Ω, 300 Ω, 200 Ω, )
3) Papan rangkaian 1 bh
4) Kabel penghubung secukupnya

2. RANGKAIAN PERCOBAAN
I. Rangkaian seri
 Pada v = 4 volt :

9
 Pada v = 6 volt :

 Pada v = 8 volt :

10
II. Rangkaian Paralel
 Pada v = 4; 6; dan 8 volt :

11
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Susun rangkaian seperti Gambar 1.diatas.yaitu hubungan seri .
2) Hidupkan sumber tegangan (Power Supply).
3) Atur sumber tegangan mulai dari: 4; 8; 6 Volt
4) Ukurlah nilai masing-masing Vab, Vbc, Vcd.
5) Catat pembacaan alat ukur pada Tabel 1.
6) Ulangi prosedur 1 sampai 3 untuk Gambar 2. diatas, yaitu untuk rangkaian
parallel.
7) Ukurlah nilai masing-masing V1, V2, V3 .
8) Catat pembacaan alat ukur pada Tabel 2.

4. TABEL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengukuran Tegangan Hubungan Seri
R1 = 150 Ω, R2 = 300 Ω, R3 = 200 Ω
Pengukuran Perhitungan
Vs
No. V1 V2 V3 V1 V2 V3 keterangan
(Volt)
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt)
1 4 1 1,8 1,2 0,9 1,8 1,2 -
2 6 1,4 2,8 1,8 1,38 2,76 1,84 -
3 8 1,8 3,7 2,5 1,84 3,69 2,46 -

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengukuran Tegangan Hubungan Paralel


R1 = 150 Ω, R2 = 300 Ω, R3 = 200 Ω
Pengukuran Perhitungan
Vs
No. V1 V2 V3 V1 V2 V3 keterangan
(Volt)
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt)
1 4 3,9 3,9 4 4 4 4 -
2 6 5,9 6 5,9 6 6 6 -
3 8 8 8 7,9 8 8 8 -

12
1. ALAT DAN BAHAN
1) Sumber Tegangan (Power Supply) 1 bh
2) Multimeter 3 bh
3) Resistor 3 bh ( 150 Ω, 300 Ω, 200 Ω, )
4) Papan rangkaian 1 bh
5) Kabel penghubung secukupnya

2. RANGKAIAN PERCOBAAN
I. Rangkaian seri
 Pada v = 4; 6; dan 8 volt :

13
II. Rangkaian Paralel
 Pada v = 4; 6; dan 8 volt :

14
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Susun rangkaian seperti Gambar 1. diatas.yaitu hubungan seri .
2) Hidupkan sumber tegangan (Power Supply).
3) Atur sumber tegangan mulai dari: 4; 8; 6 Volt
4) Ukurlah nilai masing-masing IT, I1, I2, dan I3 .
5) Catat pembacaan alat ukur pada Tabel 1.
6) Ulangi prosedur 1 samapi 3 untuk Gambar 2. diatas, yaitu untuk rangkaian parallel.
7) Ukurlah nilai masing-masing IT, I1, I2, dan I3.
8) Catat pembacaan alat ukur pada Tabel 2.

4. TABEL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengukuran Arus Hubungan Seri
R1 = 150 Ω, R2 = 300 Ω, R3 = 200 Ω
Pengukuran Perhitungan Keterangan
VS
No. IT I1 I2 I3 IT I1 I2 I3
(Volt)
(mA) (mA) (mA) (mA) (mA) (mA) (mA) (mA)
1 4 6 6 6 6 6,15 6,15 6,15 6,15 -
2 6 9,2 9,2 9,2 9,2 9,23 9,23 9,23 9,23 -
12,3
3 8 12,3 12,3 12,2 12,3 12,30 12,30 12,30 -
0

Tabel . Hasil Pengamatan Pengukuran Arus Hubungan Paralel


R1 = 150 Ω, R2 = 300 Ω, R3 = 200 Ω
Pengukuran Perhitungan Keterangan
VS IT I3
No. IT I1 I2 I3 I1 I2
(Volt) (mA (mA
(mA) (mA) (mA) (mA) (mA) (mA)
) )
1 4 59 26 13 19,5 60 26,6 13,3 20 -
2 6 98 39 19,5 29,5 90 40 20 30 -
3 8 118 52,5 26 39,5 120 53,5 26,5 40 -

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Hukum ohm berbunyi sebagai berikut : besarnya kuat arus yang timbul pada suatu
pengantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan antara kedua ujung
pengantar tersebut.
2. secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah
nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya
V= I . R

Dimana :
V= tegangan
R= tahanan
I= kuat arus
3. Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan
di perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan
dapat ditulis sebagai berikut :
I= V/R
4. Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika
hal ini dirumuskan sebagai :
V=IR

5. Pada hasil analisis pengukuran pada alat ukur voltmeter dan juga ammeter di ketiga
resistor bernilai persis pada hasil perhitungan pada tiap masing – masing resistor
tersebut.

4.2 Saran

Demikianlah Tugas Proyek ini saya buat, Tugas ini tentunya sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan atau
kesalahan-kesalahan, dan saya juga sangat mengharapkan saran maupun kritikan yang
sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah yang saya buat ini di masa
mendatang.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikihow.com/Menggunakan-Voltmeter

2. https://www.studiobelajar.com/hukum-ohm/

3. https://teknikece.com/amperemeter/

4. https://pengetahuan-listrik.blogspot.com/2017/11/membuat-rangkaian-skema-
elektronik.html

18

Anda mungkin juga menyukai