CYCLOCONVERTER
Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Elektronika Daya. Penulis mengucapkan
terima kasih atas arahan dari Bapak Olnes Yosefa Hutajulu,Pd., M.Eng. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang sudah memberikan
dukungan kepada penulis.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik
dan saran penulis harapkan bagi para pembaca. Semoga kehadiran laporan ini bermanfaat
bagi para pembaca.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................IV
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II
METODOLOGI...........................................................................................................3
BAB III
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
II
3.2.2 Pengonversi Siklok Fase Tunggal ke Fase Tunggal...................................6
BAB VI
PENUTUP...................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................23
4.2 Saran...............................................................................................................23
III
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
gambar 3.1. 1 (a) Rangkaian Cycloconverter Satu Fasa (b) Rangkaian Ekivalen
pengganti Cycloconverter..........................................................................................................4
gambar 3.4. 2 Hasil Output Voltage Cycloconverter fasa tunggal ke fasa tunggal.....13
gambar 3.5. 1 Bentuk gelombang input dan output dari sikloloconverter 50-16 2/3 Hz
dengan beban RL......................................................................................................................15
IV
gambar 3.5. 3 Bentuk gelombang dari siklokonverter tiga pulsa dengan arus yang
bersirkulasi...............................................................................................................................17
V
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, pemanfaatan praktis dan komersial dari skema ini menunggu sampai SCR
tersedia pada 1960-an. Dengan pengembangan SCR daya besar dan kontrol berbasis
mikroprosesor, siklokonverter hari ini adalah konverter praktis yang matang untuk aplikasi
dalam drive daya variabel kecepatan tinggi variabel-tegangan variabel-frekuensi
berkecepatan tinggi di pabrik penggilingan semen dan baja serta di sistem variabel-speed
constant-frequency (VSCF) di pesawat dan kapal angkatan laut. (Tole Sutikno, 2020)
1
melalui hubungan konversi tanpa melalui hubungan konversi intermediate. Umumnya
cyloconverter berkomutasi secara natural dan frekuensi keluaran maksimum terbatas pada
sebuah nilai yang merupakan bagian dari frekuensi sumber. Maka hampir seluruh aplikasi
cyloconverter memiliki kecepatan rendah, motor AC bekerja pada batasan sampai di atas
15,000 kW dengan frekuensi yang berkisar 0 sampai 20 Hz.
Pada penulisan Makalah kali ini akan membahas tentang prinsip kerja sebuah AC-AC
Converter. Selanjutnya penulis akan membahas mengenai desain model rangkaian umum
Cycloconverter. Pada makalah ini juga akan dibahas implementasi Cycloconverter.
Kemudian, berdasarkan desain desain tersebut akan dilakukan perhitungan nilai keluaran dari
Cyclocoverter.
Adapun permaslahan yang diangkat dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
2
BAB II
METODOLOGI
Dalam tahap ini dilakukan studi literatur yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan
penelitian Makalah. Studi Literatur meliputi pembelajaran meliputi pembelajaran mengenai
prinsip kerja sebuah rangkaian Cycloconverter. Penulis mempelajari mengenai desain model
rangkaian umum Cycloconverter. Serta pemgimplementasian sebuah rangkaian
Cycloconverter dan juga menghitung nilai keluaran dari Cycloconverter. Literatur yang
digunakan dalam studi literatur meliputi buku, jurnal ilmiah, datasheet, dan artikel-artikel dari
internet.
Setelah melakukan studi literatur yang ada, maka dilakukan pengumpulan literatur
tentang rangkaian Cycloconverter. Pengumpulan literatur yang dilakukan meliputi desain
model sebuah cycloconverter, implementasi cycloconverter, serta perhitungan nilai keluaran
cycloconverter.
data yang diambil dalam penulisan makalah ini adalah hasil dari pengumpulan
literatur mengenai Cycloconverter. Pada makalah ini data yang diambil Dari hasil perubahan
3
variabel-variabel yang ditentukan. Hal ini dilakukan guna mengetahui karakteristik dari
rangkaian Cycloconverter.
BAB III
PEMBAHASAN
gambar 3.1. 1 (a) Rangkaian Cycloconverter Satu Fasa (b) Rangkaian Ekivalen
pengganti Cycloconverter
Pada gambar 1(a) dapat dilihat rangkaian daya cycloconverter satu phasa. Untuk lebih
mudah memahami kerja rangkaian ini sehingga dapat menurunkan frekuensi sumber adalah
dengan cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan
rangkaian konverter tyristor-N yang bekerja secara bergantian, seperti terlihat pada gambar
4
1(b). Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk tegangan keluaran pada saat periode
positip-nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk tegangan
keluaran pada periode negatif arus keluaran.
Pada gambar 2.2 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi
frekuensi yang lebih rendah (16,67Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri bekerja
sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5 periode sumber.
Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya.
Setiap jenis cycloconverter cara kerjanya sangat mirip kecuali untuk jumlah sakelar
elektronik daya yang ada di rangkaian. Misalnya fase tunggal ke CYCLOVERTER Fase
Tunggal hanya akan memiliki 6 sakelar elektronik daya (SCR) sementara CYCLOVERTER
Tiga Fase mungkin memiliki hingga 32 sakelar.
5
satu rangkaian akan berfungsi selama setengah siklus positif dari sumber daya AC dan
rangkaian lainnya akan berfungsi selama setengah siklus negatif. Biasanya rangkaian
switching akan didemonstrasikan menggunakan SCR sebagai perangkat elektronik daya,
tetapi dalam CYCLOVERTER modern Anda dapat menemukan SCR digantikan oleh IGBT
dan terkadang bahkan MOSFET.
6
sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran pada
periode negatif arus keluaran.
7
gambar 3.2. 2 Gate 1 dan gate 4 konduksi saat sumber AC positif
8
gambar 3.2. 5 Gate 1 dan gate 4 konduksi saat sumber AC negatif
Cycloconverter Tiga Fasa ke Fase Tunggal juga mirip dengan Cycloconverter Fase
Tunggal ke Fase Tunggal, tetapi di sini tegangan input adalah supply 3 Fasa dan tegangan
output adalah supply Fase Tunggal dengan frekuensi variabel. Rangkaian ini juga terlihat
sangat mirip kecuali kita membutuhkan 6 SCR di setiap set Penyearah karena kita harus
memperbaiki tegangan AC 3 Fasa.
Sekali lagi terminal gerbang SCR akan dihubungkan ke rangkaian kontrol untuk
memicu mereka dan asumsi yang sama dibuat lagi untuk memahami cara kerja dengan
mudah. Juga ada dua jenis CYCLOVERTER Tiga Fase ke Fase Tunggal, tipe pertama akan
memiliki penyearah setengah gelombang untuk Jembatan Positif dan Negatif dan tipe kedua
akan memiliki penyearah gelombang penuh seperti yang ditunjukkan di atas. Jenis pertama
jarang digunakan karena efisiensinya yang buruk. Juga dalam tipe gelombang penuh kedua
penyearah jembatan dapat menghasilkan tegangan di kedua polaritas, tetapi konverter positif
9
dapat memasok arus (sumber) hanya ke arah positif dan konverter negatif dapat mengalirkan
arus hanya ke arah negatif. Ini memungkinkan CYCLOVERTER untuk beroperasi di empat
Kuadran. Keempat kuadran ini adalah (+ V, + i) dan (-V, -i) dalam mode rektifikasi dan (+ V,
-i) dan (-V, -i) dalam mode inversi.
CYCLOVERTER Tiga Fasa ke Tiga Fasa adalah yang paling banyak digunakan
karena dapat menggerakkan beban Tiga Fasa seperti motor secara langsung. Beban untuk
CYCLOVERTER Tiga Fasa biasanya akan menjadi beban terhubung Bintang Tiga Fasa
seperti belitan stator pada Motor. Konverter ini mengambil tegangan AC Tiga Fasa dengan
frekuensi tetap sebagai input dan menyediakan tegangan AC Tiga Fasa dengan frekuensi
Variabel.
Ada dua jenis CYCLOVERTER Tiga Fase, yang memiliki konverter setengah
gelombang dan lainnya dengan konverter gelombang penuh. Model konverter setengah
gelombang juga disebut sebagai Cycloconverters 18-thyristor atau Cycloconverters 3-pulsa.
Konverter gelombang penuh disebut sebagai Cycloconverters 6-pulsa atau Cycloconverters
36-thyristor. Sebuah Cycloconverter 3-pulsa ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Di sini kita memiliki enam set Penyearah yang dua di antaranya dialokasikan
untuk setiap fase. Cara kerja CCV ini mirip dengan CCV fase tunggal kecuali di sini
penyearah hanya dapat memperbaiki setengah gelombang dan hal yang sama
terjadi untuk ketiga fase tersebut.
10
3.3 Penggunaan Cycloconverter
Motor induksi 1 phase tunggal banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Peningkatan
kinerjanya berarti penghematan besar dalam konsumsi energi listrik. Disarankan pengontrol
kecepatan berbasis cycloconverter.
11
mikrokontroler untuk mengirimkan pulsa untuk memicu SCR di jembatan ganda. Dengan
demikian kecepatan motor dapat dicapai dalam 3 langkah.
Cycloconverter juga banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri, antara lain:
1. Pabrik Penggilingan
2. Mesin Cuci Berat
3. Mine Winders
4. Saluran Listrik HVDC
5. Pasokan Tenaga Pesawat
6. SVG (Generator VAR Statis)
7. Sistem Penggerak Kapal
Output frekuensi variabel dari cycloconverter pada dasarnya dapat dikurangi menjadi nol. Ini
berarti bahwa motor yang sangat besar dapat dihidupkan dengan beban penuh pada putaran
yang sangat lambat, dan dibawa secara bertahap hingga kecepatan penuh. Ini sangat berharga
dengan, misalnya, penggilingan bola, memungkinkan memulai dengan muatan penuh
daripada alternatif harus memulai penggilingan dengan tong kosong kemudian memuatnya
secara bertahap hingga kapasitas penuh. Sebuah "start yang sulit" yang terisi penuh untuk
peralatan seperti itu pada dasarnya akan menerapkan daya penuh ke motor yang mACet.
Kecepatan variabel dan pembalikan sangat penting untuk proses seperti pabrik baja hot-
rolling.
12
3.4 Desain Cycloconverter
13
gambar 3.4. 2 Hasil Output Voltage Cycloconverter fasa tunggal ke fasa tunggal
Konverter jenis ini dapat beroperasi di empat kuadran (+V, +I, -V, -I) dalam dua
mode (pembalik dan penyearah). Di Sini; +V, +I dalam mode penyearah dan -V, -I dalam
mode pembalik. Konverter positif akan memberikan arus positif dan konverter negatif akan
memberikan arus negatif ke beban. Pada suatu waktu, satu konverter akan beroperasi. Sirkuit
ditunjukkan di bawah ini.
14
3.4.3 Cycloconverter tiga fasa ke tiga fasa
15
gambar 3.5. 1 Bentuk gelombang input dan output dari sikloloconverter 50-16 2/3 Hz
dengan beban RL
Jika αP adalah sudut tembak P-konverter, sudut tembak N-konverter αN adalah π -αP, dan
tegangan rata-rata P-konverter sama dan berlawanan dengan konverter N. Pemeriksaan
Gambar 3.5.1 menunjukkan bahwa bentuk gelombang dengan α yang tetap pada setiap
setengah siklus menghasilkan gelombang persegi yang memiliki konten harmonik orde
rendah yang besar. Perkiraan mendekati gelombang sinus dapat disintesis dengan modulasi
fase dari sudut tembak untuk siklokonverter 50-10 Hz. Harmonik dalam bentuk gelombang
tegangan beban kurang dibandingkan dengan bentuk gelombang sebelumnya. Namun, arus
pasokan mengandung subharmonik pada frekuensi keluaran untuk kasus ini seperti yang
ditunjukkan
Gambar 3.5.2 menunjukkan diagram skematik dari siklokonverter tiga fase setengah-
gelombang (tiga-pulsa) yang mengumpankan beban satu-fase dan Gambar 4.5B konfigurasi
siklokonverter tiga fase setengah-gelombang (tiga-pulsa) tiga fase yang memberi masukan
beban tiga-fase. Proses dasar dari siklokonversi tiga fase diilustrasikan pada Gambar 4.5C
pada 15 Hz, 0,6 faktor daya beban lagging dari pasokan 50 Hz. Ketika sudut penembakan α
siklus dari nol pada "a" ke 180 derajat pada "j," setengah siklus frekuensi output dihasilkan
(rangkaian gating harus dirancang secara sesuai untuk memperkenalkan osilasi dari sudut
penembakan ini). Untuk beban ini, dapat dilihat bahwa meskipun tegangan keluaran rata-rata
berbalik pada X, arus keluaran rata-rata (diasumsikan sinusoidal) tetap positif sampai Y.
Selama XY, SCR A, B, dan C dalam P -konverter adalah “pembalik.”
16
17
gambar 3.5. 2 (A) Tiga fase setengah-gelombang (tiga-pulsa) siklokonverter memasok
beban fase tunggal, (B) tiga-pulsa siklokonverter memasok beban tigafase, dan (C) bentuk
gelombang tegangan output untuk satu fase dari tiga-pulsa siklokonverter beroperasi pada 15
Hz dari catu daya 50 Hz dan beban lagging daya 0,6 daya
18
gambar 3.5. 3 Bentuk gelombang dari siklokonverter tiga pulsa dengan arus yang
bersirkulasi.
Persamaan Tegangan Output. Ekspresi sederhana untuk tegangan output rms dasar
dari siklokonverter dan variasi yang diperlukan dari sudut tembak α dapat diturunkan dengan
asumsi berikut: (1) sudut tembak α dalam setengah siklus berturut-turut bervariasi perlahan
menghasilkan output frekuensi rendah, (2) impedansi sumber dan tumpang tindih komutasi
diabaikan, (3) SCR adalah sakelar ideal, dan (4) arus kontinu dan bebas riak. Tegangan
output dc rata-rata dari konverter ganda p-pulsa dengan α tetap adalah
p π
V do=V domax cos a , V domax =√ 2 V ph sin (1)
π p
di mana Vo1,maks adalah nilai maksimum yang diinginkan dari keluaran mendasar dari
siklokonverter.
V o 1 max
a=cos−1 [( ) ¿ sin ω o t ]=cos−1 [r sin ω o t ]¿ (3)
V domax
19
Dimana r adalah rasio (𝑉𝑜1𝑚𝑎𝑥/𝑉𝑑𝑜𝑚𝑎𝑥), rasio control magnitude tegangan.
Namun, sudut tembak αP dari P-konverter tidak dapat direduksi menjadi 0 derajat
karena ini sesuai dengan derajat αN =180 untuk N-konverter, yang, dalam praktiknya, tidak
dapat dicapai karena penyisihan tumpang tindih pergantian dan waktu turn-off yang terbatas
dari SCR. Jadi, sudut tembak αP dapat direduksi menjadi nilai terbatas αmin tertentu, dan
tegangan output maksimum dikurangi oleh faktor cos αmin. Tegangan rms dasar per fase dari
kedua konverter adalah
p π
V ¿ =V oN =V op=r V ph sin (4)
π p
Meskipun nilai rms dari tegangan output frekuensi rendah Pkonverter dan N-
konverter adalah sama, bentuk gelombang yang sebenarnya berbeda, dan tegangan output di
titik tengah reaktor pembatas arus yang bersirkulasi, yang sama dengan tegangan beban,
diperoleh sebagai rata-rata tegangan keluaran seketika dari dua konverter.
Suatu AC Voltage Controller beban R= 10 Ohm, tegangan input rms 120V 60Hz, dengan
m=75 dan n=25cyclus.
Hitunglah :
Jawab :
Diketahui :
20
Vs = 120V,
f=60Hz
R = 10 ohm
m= 75 cyclus; n= 25 cyclus
Penyelesaian :
V m =√ 2,120=169,7 V
n 25
K= = =0,25
n+ m 25+75
Maka:
a. V o ( rms ) =V s √ K
= 120 √ 0,25=60 V
b. Po =I o2 . R=6 2 .10=360Watt
Po
c. PF= , dimana VA=Vs . Is=720 Watt
VA
360
¿ =0,5 Lagging
720
V o ( rms ) 60
d. I o ( rms )= = =6 A
R 10
e. Peak thyristor,
V m 169,7
I m= = =16,97 A
R 10
21
π
n
I m= ∫ I sin ωt . d ( ωt )
2 π ( n+m ) 0 m
Im n K .Im
I m= = =1,35 A
π ( n+ m ) π
[ ]
π 1
n 2
I R= ∫ I m sin ωt . d ( ωt )
2 π ( n+m ) 0
¿
Im
√ n
2 (n+ m)
=
Im √ K
2
=4,24 A
Hitunglah :
a. Vo(rms) = …….?
b. PF input = …….?
c. Vdc (Average) = …….?
d. Idc = …….?
Jawab:
Diketahui :
Vs = 120 V,
f=60Hz
R = 10 Ohm
22
α = π/2
Penyelesaian :
a. V o ( rms ) =V s √ K
= 120
√ 3
4
=103,92 V
23
b. PF
V o ( rms ) 103,92
I o ( rms )= = =10,392 A
R 10
2 2
Po =I o . R=( 103,92 ) .10=1079,94 Watt
VA =Vs . Io=120 x 10,392=1247,04 VA
Po
PF= =0,866 lagging
VA
c. V dc =120
√2 =−27 V
π
V dc −27
d. I dc = = =−2,7 A
R 10
24
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cyclokonverter merupakan suatu alat yang dapat merubah gelombang ac, menjadi
keluaran ac yang lain dengan cara merubah frekuensinya. Cycloconverter terdiri dari
beberapa switch (TRIAC, thyristor, SCR) yang disusun paralel dengan sumber. Besarnya
tegangan maupun frekuensi keluaran dapat divariasikan dengan mengatur pensaklaran
converter. Prinsip dasar konverter ini untuk membangun gelombang tegangan bolak-balik
frekuensi rendah dari segmen berturut-turut dari gelombang tegangan pasokan AC frekuensi
tinggi dengan pengaturan pensaklaran. Untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian ini
dapat dibayangkan dengan cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter
tyristor-P dan rangkaian konverter tyristor-N paralel yang nantinya bekerja secara bergantian.
Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk arus keluaran AC pada saat periode positip-
nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran AC
pada periode negatifnya.
Cycloconverter yang telah dirancang sebagian besar untuk aplikasi tiga fasa,
sekalipun bisa juga dibuat untuk satu fasa. Kelebihan utama cycloconverter adalah
kehilangan daya konduksi (forward conduction) yang rendah. Hal ini karena konverter
tegangan AC frekuensi tinggi ke tegangan AC frekuensi rendah tidak memerlukan filter
cycloconverter.Penggunaan Cyclokonverter dapat dilihat pada industri-industri yang
menggunakan motor induksi berdaya besar dengan kecepatan rendah seperti industri
pengolahan semen, aplikasi pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang
berkapasitas lebih 20 MW.
4.2 Saran
Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna
sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Sebagian besar alat industri
seperti motor induksi menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya.
25
Dengan demikian maka dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan keandalan dari motor
induksi tersebut dengan suatu sistem pengendalian kecepatan.
Maka peranan peralatan elektronika daya, dalam hal ini yaitu rangkaian
cycloconverter sangat dibutuhkan. Tujuan dari rangkaian ini adalah untuk mengurangi
kecepatan motor induksi dengan cara mereduksi frekuensi masukan motor induksi tersebut.
Oleh karena itu, penulis juga berharap agar kedepannya teknologi cycloconverter seperti ini
semakin dikembangkan, dengan didukung teknologi mikroprosesor, sehingga tercipta sistem
pengendalian yang efesien dan praktis.
26
DAFTAR PUSTAKA
Een Tariyana, S. R. (2003). studi komparasi pengontrolan arus masukan pada penyearah
PWM tiga-fasa dengan tiga saklar dan dua saklar. Journal of Electrical Engineering
and Information Technology, Vol. 1, No. 1.
27