Anda di halaman 1dari 64

ELEKTRONIKA

DASAR

Adi Oktavianto. S.T., M.M.


Dr. A. Agus Tjahjono, MM., M.Mar.E
Pambudi W., S.T., M.T., M.Mar.E

Penerbit Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ISBN 978-602-99381-9-7

Jl. Singosari 2A Semarang


Telp. 024-8311527 (ext.230)
Email : pipperpustakaan@gmail.com 9 786029 938197

Digunakan sangat terbatas khusus untuk keperluan pendidikan di lingkungan PIP Semarang
ELEKTRONIKA
DASAR

Adi Oktavianto. S.T., M.M.


Dr. Agus Tjahjono, M.M., M.Mar.E
Pambudi W., S.T., M.T., M.Mar.E

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Elektronika Dasar i
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Email : pipperpustakaan@gmail.com

ISBN : 978-602-99381-9-7

Cetakan I : September 2017


Cetakan II : Juni 2018
7 bab

Semarang, Juni 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PRAKATA ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v

BAB I TEORI ELEKTRON ..................................................................... 1

BAB II ELECTRON TUBE (TABUNG ELEKTRON) ........................... 9

BAB III SEMIKONDUKTOR ............................................................... 15

BAB IV KOMPONEN ELEKTRONIKA .............................................. 19

BAB V ARUS SEARAH (DC) .............................................................. 28

BAB VI KOMPONEN AKTIF ............................................................... 33

Bab VII OSCILATOR ............................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 52

iv Elektronika Dasar
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Susunan Atom...................................................... 2


Gambar 2. Pergerakan Elektron ............................................ 4
Gambar 3. Arus Elektron dan Arus Listrik ........................... 4
Gambar 4. Emisi Thermis...................................................... 5
Gambar 5. Emisi Sekunder .................................................... 5
Gambar 6. Emisi Photon........................................................ 5
Gambar 7. Emisi Dingin ........................................................ 6
Gambar 8. Gelombang dan Frekuensi ................................... 7
Gambar 9. Tabung Elektron, Bentuk Fisik dan Gambar
Skematik .............................................................. 9
Gambar 10. Tabung Elektron dengan Kissi Lebih dari
Satu ...................................................................... 12
Gambar 11. Dioda ................................................................... 12
Gambar 12. Trioda................................................................... 13
Gambar 13. Tetroda ................................................................. 13
Gambar 14. Pentoda ................................................................ 13
Gambar 15. Transistor PNP ..................................................... 17
Gambar 16. Transistor NPN .................................................... 17
Gambar 17. Transistor dan Tabung Trioda ............................. 18
Gambar 18. Resistor Tetap dan Tidak tetap ............................ 20
Gambar 19. Resistor Tetap Berbentuk Silindris ...................... 20
Gambar 20. Jenis Resistor Tidak Tetap (A) Memanjang
Makin ke Kanan, (B) Melingkar
(Potensiometer) .................................................... 22
Gambar 21. Simbol Induktor ................................................... 23
Gambar 22. Gambar Skematik dan Simbol Kapasitor ............ 24
Gambar 23. Rangkaian Cross Over Induktor – Kapasitor ....... 25
Gambar 24. Kapasitor Tetap .................................................... 26
Gambar 25. Kapasitor Variabel ............................................... 26
Gambar 26. Transformator ...................................................... 26
Gambar 27. Gambar dan Simbol Batere.................................. 29
Gambar 28. Potongan Generator Listrik ................................. 29

Elektronika Dasar v
Gambar 29. Half Wave Rectifier: (A) Rangkaian, (B) Bentuk
Gelombang Masukan, (C) Bentuk Gelombang
Keluaran ............................................................... 31
Gambar 30. Bridge Full Wave Rectifier (A) Rangkaian,
(B) Bentuk Gelombang Masukan, (C) Bentuk
Gelombang Keluaran ........................................... 32
Gambar 31. PN Junction dan Simbol Dioda ........................... 34
Gambar 32. Proses Pengarusan Dioda Forward Bias .............. 35
Gambar 33. Proses Pengarusan Dioda Reverse Bias ............... 36
Gambar 34. Rangkaian Transistor ........................................... 38
Gambar 35. Rangkaian Transistor Penguat Arus .................... 39
Gambar 36. Pergerakan Arus pada Rangkaian Transistor, Arus
dari Sumber (+) menuju Sumber (-) .................... 40
Gambar 37. Rangkaian Transistor Emiter Terbumi ................ 41
Gambar 38. Rangkaian Transistor Basis Terbumi .................. 42
Gambar 39. Rangkaian Transistor Kolektor Terbumi ............. 42
Gambar 40. Transistor FET ..................................................... 43
Gambar 41. Silicon Controlled Rectifier ................................. 44
Gambar 42. Integrated Circuit (IC) ......................................... 45
Gambar 43. Wujud IC ............................................................. 45
Gambar 44. IC TTL ................................................................. 46
Gambar 45. Flip-Flop Set dan Reset ....................................... 46
Gambar 46. IC Flip-Flop JK .................................................... 46
Gambar 47. Oscilator Tank Circuit ......................................... 48
Gambar 48. Oscilator Armstrong ............................................ 48
Gambar 49. Hartley Oscilator .................................................. 49
Gambar 50. Colpits Oscilator .................................................. 50
Gambar 51. Kristal .................................................................. 50

vi Elektronika Dasar
BAB I

TEORI ELEKTRON

PENDAHULUAN

Arti elektronika (berasal dari kata electron) merupakan suatu cabang


ilmu pengetahuan yang mempelajari, menyelidiki dan mengembangkan
suatu peralatan ataupun benda-benda yang menggunakan sifat-sifat dan
phenomena (gejala-gejala) dari pada elektron baik dari zat padat, gas
maupun dari ruang hampa.

Misalnya sebuah pesawat menggunakan tabung-tabung elektron maka


tabung ini bekerjanya berdasarkan sifat-sifat elektron didalam ruang
hampa (vakum), atau gas dalam suatu kondisi fisik, temperatur dan
tekanan tertentu, demikian pula bekerjanya pesawat yang menggunakan
semi conductor misalnya transistor.

Teori atom:

Zat terdiri dari bagian-bagian kecil yang masih mempunyai sifat asal zat
yang dinamakan molekul. Sedangkan molekul terdiri dari bagian-bagian
yang terkecil yang sudah tidak mempunyai sifat asal zat, dinamakan
atom.

Contoh : Air --- molekul air (H2O)

Atom terdiri dari inti atom yang mengandung muatan positif (proton)
dan bagian lain yang tidak bermuatan (neutron) kemudian dikelilingi
oleh muatan negatif (elektron) yang beredar mengelilingi inti dalam
garis edar yang tetap. Penyebab elektron beredar mengelilingi inti
Elektronika Dasar 1
dengan garis edar yang tetap disebabkan oleh gaya sentrifugal akibat
gaya tarik antara muatan negatif pada elektron.

Apabila elektron ini diberi suatu energi maka elektron akan keluar dari
garis edarnya atau dari ikatan intinya dan menjadi elektron-bebas (free
electron).

Gambar 1 Susunan atom

Konduktor dan isolator:

Setiap zat berbeda dalam jumlah elektron yang dikandung dan


ditentukan oleh valensinya sehingga beda (zat) dibagi dalam 3 golongan
yaitu:

1. Zat yang mernpunyai banyak elektron yang dinamakan konduktor


(penghantar).

2. Zat yang mernpunyai sedikit sekali elektron atau harnpir tidak ada
elektron dinamakan isolator (penyekat).

3. Zat yang pada kondisi tertentu bersifat penghantar dan pada kondisi
lain bersifat penyekat untuk zat ini dinamakan semi-konduktor
(setengah penghantar).

2 Elektronika Dasar
Elektron bebas (free electron)

Didalam logam terdapat elektron-elektron yang dapat bergerak bila ada


gaya gerak listrik, elektron ini bergerak dari atom yang satu ke atom
yang lain didalam logam berupa elektron bebas. Jadi untuk
menghasilkan elektron bebas harus ada suatu energi yang dapat
mengalahkan gaya tarik menarik antara elektron (muatan negatif)
dengan proton (muatan positif).

Macam-macam energi

Untuk menghasilkan elektron bebas dari suatu atom diperlukan energi


yang dapat mengalahkan gaya tarik elektron dan intinya. Energi ini
terdiri dari 4 macam yaitu:

1. Energi Thermis (panas) dengan cara memberikan tenaga panas

2. Fixisi Secondair deniem cara menembakkan elektron lain


permukaan suatu logam.

3. Energi Photon dengan cara menyinari permukaan suatu logam

4. Energi Cold (dingin) dengan cara kuat melon Listrik yang besar
pada permukaan suatu logam.

Arus elektron

Kalau sepotong kawat logam dipanaskan maka elektron dari atom


pertama akan dan berpindah kepada atom kedua dan atom kedua ke
atom berikutnya Demikianlah seterusnya sehingga terjadi pergeseran
(pergerakan) elektron yang dinamakan arus elektron.

Elektronika Dasar 3
Gambar 2 Pergerakan elektron

Menurut perjanjian para ahli arah arus elektron berlawanan dengan arah
arus listrik.

Gambar 3 Arus elektron dan arus listrik

Emisi elektron

Pergerakan elektron bebas dari suatu atom ke atom lainnya terjadi


dibagian sebelah dalam logam karena adanya keseimbangan medan
listrik dalam logam, yang namanya inter-atomic-force.

Kalau terjadi gerakan elektron bebas karena energi hingga keluar dari
permukaan logam dinamakan emisi elektron.

Macam-macam emisi elektron

1. Emisi thermis

2. Emisi secondair

3. Emisi photon
4 Elektronika Dasar
4. Emisi dingin (cold)

Emisi thermis adalah keluarnya elektron dari arah permukaan logam


karena adanya energi panas.

Gambar 4 Emisi thermis

Emisi sekunder adalah keluarnya elektron dari permukaan logam karena


bonbardemen elektron lain dengan kecepatan tinggi.

Gambar 5 Emisi sekunder

Emisi photon adalah keluarnya elektron dari permukaan logam karena


mendapat sinar (cahaya).

Gambar 6 Emisi photon

Elektronika Dasar 5
Emisi dingin adalah keluarnya elektron dari permukaan logam karena
pengaruh medan magnit.

Gambar 7 Emisi dingin


Hukum Ohm

Hukum yang dipakai dalam listrik adalah hukum ohm berguna untuk
menghitung dan menentukan besarnya salah satu kebesaran listrik yang
tidak diketahui apabila dua kebesaran lainnya diketahui.

Definisi :

Besarnya suatu tekanan berbanding lurus dengan tegangan dan


bergantung terbalik dengan arus.

Besaran-besaran listrik

Tabel 1.1 Besaran-besaran listrik


No. Kebesaran Tanda Huruf Symbol Satuan
1. Arus i,I Amper

2. Tegangan V, E Volt

3 Tahanan r , R Ohm (0)


4. Daya P Watt
5 Usaha W Joule

6 Elektronika Dasar
Gelombang dan Frekuensi

Gambar 8 Gelombang dan Frekuensi

Gelombang

Adalah gambar (grafik) terhadap sumbu waktu (t) yang berbentuk


Sinusoida.

Kalau batang OA yang melintang disimpangkan ke B kemudian dilepas


maka akan terjadi gerakan A - B - A - C - A dan gerakan tersebut
dinamakan I gerakan sempurna dan apabila digambar dalam fungsi
waktu (t) maka akan terjadi gelombang A - B -A- C -A yang dinamakan
1 Cycle.

Jarak yang ditempuh oleh 1 cycle dinamakan Lamda (k) dalam satuan
meter

Frekuensi:

Adalah banyaknya getaran dalam 1 detik.

Elektronika Dasar 7
Contoh:

Apabila sebuah titik bergetar 60 kali dalam 1 detik maka dikatakan titik
tersebut mempunyai frekuensi 60 cycle atau second. Frekuensi
dinyatakan dalam huruf f dengan satuan cycles / second (cls) atau Hertz.

Jadi f= 60 c/s.

1 Kc/s = 1000 c/s.

1 Mc/s = 1000.000 c/s.

8 Elektronika Dasar
BAB II

ELECTRON TUBE
(TABUNG ELEKTRON)

Tabung elektron adalah komponen elektronika yang terdiri atas tabung


hampa yang dilengkapi dengan elektrode atau ion.

Konstruksi tabung elektron

Terdiri dari elemen-elemen penggerak elektron (electrode-electrode)


yang dilindungi atau dibungkus oleh kaca logam setelah di vakumkan.

Gambar 9 Tabung elektron, bentuk fisik dan gambar skematik

Keterangan gambar 2.1:

A = Anode

g = Grid (kissi)

K = Kathoda

f = Filament

Elektronika Dasar 9
Bagian dalam dari tabung elektron terdiri dari elemen-elemen penggerak
elektron yang disebut elektrode.

Elelektrode terdiri dari:

1. Kathoda

2. Grid (kissi)

3. Anode

Selain ketiga elektrode tersebut terdapat pula kawat halus yang dapat
pijar bila diberi arus yang dinamakan pemanas atau filament. Ada jenis
tabung elektron yang tidak mempunyai filament yang dinamakan direct
heated cathode, sehingga filament tidak mutlak harus ada.

Fungsi elektrode-elektrode:

Katoda

Katoda berfungsi sebagai store of electron atau gudang elektron sebab


pertama kali elektron dibangkitkan pada katoda baik dengan pemanasan
(filament) atau tidak. Katoda berupa logam yang dapat menghasilkan
free electron.

Grid (Kissi)

Setelah free electron keluar dari permukaan katoda mereka harus


digerakkan ke anoda dengan menggunakan kissi pengontrol, untuk
menentukan berapa banyak elektron dibutuhkan oleh anoda, kissi bisa
terdiri lebih dari satu atau kalau sebuah dinamakan kissi kemudi (control
grid).

10 Elektronika Dasar
Kalau dua buah dinamakan (1) control grid, (2) screen grid.

Kalau tiga buah dinamakan (1) control grid, (2) Screen grid, (3)
suppressor grid.

Anoda

Terbuat dari logam yang berfungsi menampung elektron-elektron dan


katoda dan siap disalurkan kerangkaian lainnya (sebelahnya).

Tegangan-tegangan elektrode

Katoda bertegangan negatif (-), grid (kissi) bertegangan positif atau


negatif, sedangkan anoda bertegangan positif

Pergerakan elektron dalam tabung

Pertama-tama dibangkitkan pada katoda baik melalui filament atau tanpa


filament kemudian berkumpul dipermukaan katoda berupa awan-awan,
elektron. Karena elektron bermuatan (-) maka supaya bergerak lurus
pada logam yang bermuatan atau bertegangan positif (+) yaitu anoda,
sehingga elektron dihisap oleh anoda dimana banyak sedikitnya atau
kuat lemahnya pergerakan elektron dari katoda ke anoda tergantung
besar kecilnya tegangan positif anoda.

Karena banyaknya elektron yang keluar dan mengalir dari katoda harus
sesuai dengan permintaan anoda, maka harus dikontrol oleh grid atau
kissi yang lebih bertegangan positif atau negatif.

Seandainya elektron yang keluar dari katoda terlalu sedikit maka kissi
harus diberi tegangan positif dan sebaliknya kalau elektron yang
dihasilkan katoda terlalu banyak maka kissi harus bertegangan negatif.

Elektronika Dasar 11
Jadi untuk mengatur banyak elektron dari katoda ke anoda dibutuhkan
pengaturan tegangan grid atau kissi.

Pada jenis tabung yang membutuhkan gerakan elektron yang cepat dan
teliti dibutuhkan lebih dari sebuah grid (kissi).

Gambar 10 Tabung elektron dengan kissi lebih dari satu

Jenis-jenis Tabung:

Pemberian nama atau jenis-jenis tabung ditentukan oleh berapa jumlah


elektrode-elektrodenya.

DIODA adalah jenis tabung yang mempunyai 2 buah elektrode yaitu :

1 Katoda

1 Anoda

Gambar 11 Dioda

12 Elektronika Dasar
TRIODA adalah jenis tabung elektron yang mempunyai 3 elektrode
yaitu:

1 Katoda

1 Grid (Kissi)

1 Anoda

Gambar 12 Trioda

TETRODA adalah jenis tabung elektron yang mempunyai 4 elektrode


yaitu :

1 Katoda

2 Grid (Kissi)

1 Anoda

Gambar 13 Tetroda

PENTODA adalah jenis tabung elektron yang mempunyai 5 elektrode


yaitu :

1 Katoda

3 Grid (Kissi)

1 Anoda

Gambar 14 Pentoda

Elektronika Dasar 13
Kegunaan jenis-jenis tabung

Tiap jenis tabung dikonstruksi sedemikian rupa sesuai dengan


kegunaannya masing-masing.

Fungsi DIODA adalah sebagai:

a. Rectifier

b. Detector.

Fungsi TRIODA adalah sebagai:

a. Amplifier

b. Oscillator

c. Modulator

Fungsi PENTODA adalah sebagai:

a. RF Amplifier

b. AF Amplifier

c. Power Amplifier

d. Mixer

14 Elektronika Dasar
BAB III

SEMIKONDUKTOR

Daya hantar dan kerapatan pembawa arus (current carriers) dalam


germanium murni (intrinsic Germ)

Arus yang mengalir dalam germanium disebabkan oleh dua macam arus
(current carriers) yaitu electron dan hole. Hole adalah lubang atau celah
yang dapat menerima elektron. Terjadinya arus karena pergerakan
pembawa arus tersebut yaitu electron dan holes.

Jika pada bahan semikonduktor di kedua ujungnya diberikan tegangan


listrik dan terjadilah aliran arus maka semikonduktor tersebut memiliki
daya hantar. Jadi daya hantar adalah daya yang terjadi akibat diberikan
tegangan listrik yang digunakan untuk mengalirkan elektron atau arus.

Drift adalah pergeseran elektron atau hole atau tahanan dalam suatu
logam. Besar atau kecilnya arus elektron tergantung kepada kerapatan
hole dan elektron, jadi semakin rapat elektron atau hole maka arus
semakin besar.

Bahan semikonduktor

Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon dan


germanium.Terdapat 2 jenis semikonduktor yaitu tipe P dan tipe N.

1. Semikonduktor tipe P memiliki elektron yang amat sedikit dan cara


pembuatannya dengan mengotori atom Germanium dengan atom
indium dengan mencampur atom dengan atom yang lain yang
mempunyai valensi elektron 3. Atom Indium bila dibandingkan
Elektronika Dasar 15
dengan atom Germanium ia kekurangan elektron sehingga bersifat
positif.

2. Semikonduktor tipe N memiliki sangat banyak elektron cara


pembuatannya juga dengan jalan mengotori atom germanium dengan
atom arsenikum atau atomlainnya yang mempunyai valensi elektron
5. Atom arsenikum mempunyai kelebihan elektron sehingga ia
bersifat negatif.

Apabila semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N digabungkan


dan pada P diberikan tegangan positif serta pada N diberi tegangan
negatif maka arus listrik akan mengalir satu arah dari P ke N. Tetapi
kalau tegangan dibalik negatif pada P dan positif pada N maka arus
listrik tidak mengalir.

Hasil dari penggabungan ini mengahasilkan komponen dioda


semikonduktor yang berguna untuk menyerahkan arus bolak balik.

Transistor

Arti dari pada transistor adalah perpindahan atau pergeseran resistor.


Karena resistor bersifat menahan arus elektron maka apabila resistor
tersebut dipindahkan atau digeser maka arus elektron dapat mengalir.
Transistor dapat pula diartikan pergeseran hole artinya elektron yang
berlebih mencari hole yang membutuhkan elektron.

Transistor dibuat dari gabungan dua macam semikonduktor yaitu tipe N


dan tipe P. Konfigurasi penggabungan ini menghasilkan dua jenis
transistor yaitu transistor PNP dan NPN. Karena terdapat dua polaritas
yaitu P dan N maka transistor jenis ini disebut juga transistor bipolar.

16 Elektronika Dasar
Jenis Transistor ada 2 macam yaitu

1. PNP Transistor

2. NPN Transistor

1. TransistorPNP adalah gabungan antar N ditengah dan P pada kedua


ujungnya.

e = emitor

b = basis

c = colektor

Gambar 15 Transistor PNP

2. NPN Transistor adalah gabungan antara P ditengah dan N pada


kedua ujungnya.

e = emitor

b = basis

c = colektor

Gambar 16 Transistor NPN

Elektronika Dasar 17
Persamaan antara tabung Trioda dan Transistor

NPN Transistor Trioda

Gambar 17 Transistor dan tabung trioda

Fungsi emiter = Fungsi Katoda.

Fungsi base = Fungsi Grid

Fungsi Collector = Fungsi Anoda

Transistor mempunyai 3 kaki dan trioda juga mempunyai 3 kaki.


Perbedaan antara Tabung dan Transistor adaah:

1. Tabung berdimensi besar 1. Transistor kecil

2. Tabung harganya mahal 2. Transistor murah

3. Tabung perlu warning up 3. Transistor tidak perlu warming up

4. Tabung cepat panas 4. Transistor lambat panas

5. Sensitivitas tinggi 5. Sensitivitas rendah

Persamaan antara tabung dan transistor adalah mempunyai fungsi yang


sama.

18 Elektronika Dasar
BAB IV

KOMPONEN ELEKTRONIKA

Komponen elektronika adalah bagian atau elemen yang digunakan untuk


mengatur pergerakan elektron dalam melaksanakan fungsi tertentu pada
pesawat elektronika.

Pada dasarnya komponen elektronika terdiri dari komponen pasif dan


komponen aktif.

Komponen pasif terdiri dari:

1. Resistor (tahanan) diberi simbol notasi R

2. Indukor (lilitan kawat) diberi simbol notasi L

3. Capasitor diberi simbol notasi C

4. Transpormator diberi simbol notasi TR

Komponen aktif terbuat dari bahan semikonduktor, terdiri dari:

1. Dioda diberi simbol D atau CR

2. Transistor diberi simbol Q

3. Integrated circuit (rangkaian terpadu) disingkat IC

1. Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai


penghambat arus listrik. Nilai hambatan resistor ada yang bersifat tetap

Elektronika Dasar 19
(fixed) dan ada yang bisa diatur (variable). Satuan dari hambatan resistor
adalah ohm (omega).

Simbol resistor tetap dan tidak tetap ditunjukkan pada gambar di bawah.

Gambar 18 Resistor tetap dan tidak tetap

a. Fixed Resistor (tahanan tetap)

Gambar 19 Resistor tetap berbentuk silindris

Resistor tetap mempunyai bermacam bentuk, ada yang berbentuk balok


kecil, ada pula yang berbentuk silindris. Nilai hambatan pada resistor
yang berbentuk silindris dinyatakan dengan kode warna gelang yang
melingkar pada badan resistor. Pada umumnya resistor mempunyai
empat gelang seperti pada gambar. Nilai hambatannya dapat dihitung
menggunakan rumus di bawah ini:

R = AB X 10C

20 Elektronika Dasar
Kode Warna :

D = Toleransi, dimana :
Hitam = 0
Warna emas = baik sekali 5%
Coklat = 1
Warna merah = baik 10%
Merah = 2
Tidak berwama = 20%
Jingga = 3

Kuning = 4
Contoh :
Hijau = 5
Merah, Hijau, Jingga - Emas
Biru = 6 Artinya = 2 x 4 x 103

Ungu = 7 = 24.000 - 5%

Abu - abu = 8

b. Variable Resistor

Kalau pada resistor tetap besarnya tahanan sudah ditetapkan dari pabrik
pembuatannya seperti kode warna atau angka, maka resistor variabel
dibuat dan dibentuk sedemikian rupa sehingga mudah dirubah-rubah
untuk mendapatkan besar tahanan yang diinginkan.

Bentuk tahanan ini terdiri dari gulungan kawat atau bahan lain yang
dapat dibesar kecilkan dengan jalan menggeser ke kanan atau ke kiri,
atau dengan memutar searah jarum jam atau berlawanan.

Elektronika Dasar 21
Jenis resistor ini ada dua macam:

1) Memanjang

2) Melingkar

(a) (b)

Gambar 20 Jenis resistor tidak tetap (a) memanjang makin kekanan, (b)
melingkar (potensiometer)

Potensiometer banyak dipakai pada pesawat-pesawat elektronik


untuk mengatur besar kecilnya arus (suara) dengan jalan memutar ke
kanan atau ke kiri, makin ke kanan maka nilai R mengecil dan arus
membesar.

2. Induktor

Adalah suatu komponen yang terdiri dari gulungan (coil, spul)


baik mempunyai inti (batang) atau tanpa inti. Sebuah induktor
mempunyai Induktansi yang dinyatakan oleh huruf L dan satuannya
Henry.

Besar kecilnya L dari sebuah induktor tergantung dari banyak sedikitnya


lilitan (n) dan diameter lilitan serta tebal tipisnya kawat (d) ditetapkan
oleh rumus:

22 Elektronika Dasar
L = n2 d θ 10-9 Henry

dimana:

n = banyak lilitan

d = diameter lingkaran

0 = luas penampag kawat

Gambar 21 Simbol induktor

Sebuah induktor mempunyai tahanan yang disebut reaktansi induktif


yang dinyatakan:

XL = 2 π f L (ohm)

dimana :

ߨ = 3,14

f = frekuensi (Hz)

L = induktansi (Henry)

Karena XL berbanding lurus dengan frekuensi maka makin tinggi


frekuensi XL makin besar sehingga ia berfungsi menahan frekuensi
tinggi.

Dalam pesawat reproduksi suatu induktor dipakai untuk memisahkan


frekuensi rendah dari frekuensi tinggi seperti untuk menghasilkan nada
bass (woofer). Untuk merubah L dibuat lilitan pada batang sehingga
Elektronika Dasar 23
dengan memutar batang diameter lilitan berubah dan alat ini dinamakan
trimmer.

3. Kapasitor

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang terdiri dari dua


bidang berhadapan yang dipisahkan satu sama lain oleh media seperti
udara, kertas, minyak atau larutan elektrolit.

Kapasitor merupakan dua plat positif dan negatif yang berhadapan


sejajar dan dinyatakan dengan simbol huruf C dengan satuan farad
dimana 1 farad =106 micro farad.

Gambar 22 Gambar skematik dan simbol kapasitor

Besarnya kapasitor sejajar tergantung dari luas bidang yang berhadapan.


Sebuah kapasitor mempunyai tahanan yang disebut reaktansi kapasitif
dinyatakan dengan:

1
XC ohm
2S F C

Karena Xc berbanding terbalik dengan frekuensi maka kalau f rendah


(kecil) maka Xc tinggi, jadi berfungsi untuk menahan frekuensi rendah.

24 Elektronika Dasar
Sifat kapasitor:

a. Dapat menyimpan muatan listrik (elektron) beberapa saat.

b. Menyaring arus bolak balik (AC)

c. Meneruskan arus AC (sebagai kopling)

Kapasitor dan induktor yang dipakai bersama-sama dapat digunakan


untuk memisahkan nada tinggi dan rendah yang alatnya disebut cross
over.

Gambar 23 Rangkaian cross over induktor-kapasitor

Jenis kapasitor :

a. Kapasitor tetap (Fixed capasitor)

b. Kapasitor tidak tetap (Variable capasitor)

a. Fixed Capasitor

Fixed capasitor adalah kapasitor yang nilai kapasitansi tidak dapat


dirubah-rubah.

Elektronika Dasar 25
Gambar 24 Kapasitor tetap

b. Variable capasitor

Variable capasitor adalah jenis kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat


dirubah-rubah dengan cara merubah luas bidang yang berhadapan.

Gambar 25 Kapasitor variabel

4. Transformator

Transformator adalah komponen elektronika dan kelistrikan yang


dibangun dari inti besi (laminated core) yang dililit kawat dimana
lilitannya ada dua macam yaitu lilitan primer dan sekunder.

Gambar 26 Transformator
26 Elektronika Dasar
Transformator mempunyai fungsi untuk:

a. Memindahkan gaya gerak listrik tanpa kontak dengan induksi

b. Merubah tegangan listrik, dari tegangan yang lebih tinggi menjadi


tegangan yang lebih rendah atau sebaliknya.

Nilai tegangan primer dan sekunder proporsional terhadap banyaknya


lilitan pada inti besi dan secara ideal dapat dihitung dengan rumus:

N1 V1
N2 V2

Dirnana: N1 = Jumlah lilitan primer V1 = Tegangan primer

N2 = Jumlah lilitan sekunder V2 = Tegangan sekunder

Jenis transformator

a. Step up trafo untuk menaikan tegangan

b. Step down trafo untuk menurunkan tegangan

Selain merubah tegangan listrik, trafo juga dapat digunakan sebagai


kopling (penghubung).

Elektronika Dasar 27
BAB V

ARUS SEARAH (DC)

Sumber arus (Power supply)

Sumber arus untuk pesawat-pesawat elektronika sering disebut catu daya


atau power supply pada umumnya adalah sumber arus searah (Direct
current/DC).

Terdapat dua jenis arus listrik yaitu arus bolak balik (AC) dan arus
searah (DC). Perbedaan AC dan DC antara lain adalah:

1. Arus AC mempunyai frekuensi sedang DC tidak


2. Arus AC mempunyai beda phase sedang DC tidak
3. Arus AC mempunyai tegangan yang selalu berubah terhadap waktu
dengan arah yang berubah-rubah
4. Arus AC umumnya dipakai berkekuatan tinggi sedang DC kecil
sampai sedang

Arus DC dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya adalah:

1. Battery
2. Generator DC
3. Arus bolak balik (Alternating current/AC) yang disearahkan oleh
rangkaian power supply.

28 Elektronika Dasar
Pada battery terdapat dua kutub di bagian ujung-ujungnya yaitu kutub
positif (+) dan kutub negatif (-). Untuk satu sel batere digambarkan
berupa dua garis sejajar panjang dan pendek. Sedangkan untuk batere
yang tersusun lebih dari satu sel disimbolkan dengan dua pasang garis
panjang dan pendek.

Gambar 27 Gambar dan simbol batere

Generator DC

Generator listrik adalah pesawat pembangkit listrik yang bekerja


berdasarkan prinsip induksi gaya gerak listrik dengan adanya
perpotongan antara medan magnit dan lilitan kawat. Bagian berputar
disebut rotor dan tetap disebut stator.

Arus listrik yang dihasilkan dari generator ini dapat berupa arus bolak
balik dan ada pula yang menghasilkan arus searah.

Gambar 28 potongan generator listrik

Elektronika Dasar 29
Catu daya (Power Supply)

Sumber arus listrik yang digunakan untuk pesawat elektronika pada


umumnya adalah dengan merubah arus bolak balik (AC) menjadi arus
searah (DC). Perangkat ini sering disebut dengan catu daya atau power
supply. Prinsip kerja utama dari rangkaian pencatu daya adalah
menyearahkan arus bolak balik sehingga disebut juga penyearah
(rectifier).

Jenis rectifier

Penyearah (rectifier) dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang)

2. Half wave rectifier (penyearah gelombang penuh)

Half wave rectifier

Penyearah jenis ini adalah jenis rectifier dimana hasilnya berupa


kumpulan setengah gelombang positif dengan sela setengah gelombang
sehingga gelombang negatifnya hilang.

30 Elektronika Dasar
Trafo D
+
Input
RL
Tegangan AC
_
(a)

(b) (c)

Gambar 29 Half wave rectifier: (a) Rangkaian (b) Bentuk gelombang


masukan (c) Bentuk gelombang keluaran

Half wave rectifier terdiri dari transformator untuk merubah tegagan


yang dikehendaki dan sebuah dioda untuk meneruskan arus AC pada
arah maju. Ketika arus membalik maka dioda tidak meneruskan arus
tersebut. Bentuk keluaran rangkaian ini adalah kumpulan setengah
gelombang positif dengan sela setengah gelombang.

Full Wave Rectifier

Pada rangkaian full wave rectifier, kedua gelombang AC baik arah maju
dan membalik disearahkan menjadi arah positif. Komponen yang
digunakan adalah transformator dan empat buah dioda yang dirangkai
jembatan. Rangkaian ini sering disebut bridge full wave rectifier.

Elektronika Dasar 31
Trafo
D1
D3
Tegangan
+
Input AC
D2
D4 RL

(a)

(b) (c)

Gambar 30 Bridge Full wave rectifier (a) Rangkaian (b) Bentuk


gelombang masukan (c) Bentuk gelombang keluaran

Pada saat arus masukan mengalir dengan arah maju maka akan
diteruskan oleh dioda D1 dan diblok oleh dioda D3. Selanjutnya arus
mengalir menuju beban RL dan kembali ke trafo melalui dioda D4.

Pada saat arus masukan mengalir berlawanan maka arus akan diteruskan
oleh dioda D2 dan diblok oleh dioda D4, selanjutnya mengalir menuju
beban RL dan kembali ke trafo melalui dioda D3. Demikian seterusnya
sehingga keluarannya menjadi kumpulan setengah gelombang DC penuh
tanpa sela.

32 Elektronika Dasar
BAB VI

KOMPONEN AKTIF

Komponen aktif terbuat dari bahan semikonduktor, terdiri dari:

1. Dioda diberi simbol D atau CR

2. Transistor diberi simbol Q

3. Integrated circuit (rangkaian terpadu) disingkat IC

Dioda

Dioda adalah termasuk komponen semi konduktor yang terdiri dari 2


buah elektroda yaitu anoda (bahan P) dan katoda (bahan N). Pengertian
semi konduktor adalah bahan yang bersifat setengah penghantar dan
setengah penyekat yang terdiri dari bahan positif (P-type) yang
bermuatan positif dan bahan negatif (N-type) yang bermuatan negatif.

Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan, maka disebut juga PN


Junction dan terbentuklah sebuah komponen aktif yang disebut dioda.
Dalam operasinya, dioda mempunyai sifat hanya dapat mengalirkan arus
listrik pada satu arah saja. Yaitu apabila kutub anoda diberi sumber arus
positif (+) dan kutub katodanya diberi sumber arus negatif (-),
sedangkan bila kutubnya dibalik maka akan bersifat
menyumbat/menahan arus listrik.

Prinsip kerja dioda

Bila semikonduktor tipe P dan tipe N digabungkan, gabungan ini


disebut sambungan PN (PN junction) atau disebut juga junction diode
seperti terlihat pada gambar di bawah:

Elektronika Dasar 33
Hole Free
electron

Negatif
Positif charge
Charge
Junction

Anoda Katoda

Gambar 31 PNJunction dan simbol dioda

Dioda ini dapat dianalogikan seperti katup searah (one-way valve) untuk
elektron atau arus listrik, dengan demikian arus listrik dapat mengalir ke
dioda hanya melalui satu arah. Pada gambar di atas diperlihatkan simbol
untuk dioda semi konduktor. Tanda terminal anoda (dinyatakan dengan
panah) yang dihubungkan dengan material tipe P, tanda terminal katoda
yang dihubungkan pada material tipe N.

Hubungan Forward Bias

Jika anoda dari dioda dihubungkan dengan terminal positif sumber


listrik sedangkan katodanya dihubungkan dengan sumber listrik yang
lebih negatif, maka elektron dapat mengalir pada dioda dengan proses
sebagai berikut:

Free electron dari terminal (-) negatif masuk ke material Ge tipe N. Free
electron pada material Ge tipe N ini tertolak dan bergerak ke arah PN
junction. Hole pada material Ge tipe P ditolak oleh terminal positif
34 Elektronika Dasar
batere ke arah PN junction, sehingga terjadi penggabungan free electron
dan hole. Perubahan arus yang hilang pada penggabungan diganti
dengan perubahan arus baru yang dihasilkan dari pemisahan sepasang
electron hole. Free electron yang terbentuk material Ge tipe P tertarik ke
positif terminal dan mengalir pada external circuit (rangkaian luar)
seperti terlihat pada gambar 3.2.

Hole movement

p n

Electron movement
t

Gambar 32 Proses pengarusan dioda forward bias

Proses ini berlangsung terus, dan arus yang mengalir dipertahankan , dan
lagi jika tegangan battery ditambah aliran arus di dalam dioda juga
bertambah. Penghubungan N battery dengan material Ge tipe N dari
positif battery dengan material Ge tipe P mengakibatkan arus mengalir
dan disebut forward bias. Arus dapat mengalir ke dioda pada sambungan
forward bias karena dioda mempunyai low forward resistance.

Elektronika Dasar 35
Hubungan Reverse Bias

Jika anoda dari dioda dihubungkan dengan terminal negatif sumber


listrik sedangkan katodanya dihubungkan dengan sumber listrik yang
lebih positif, maka elektron tidak dapat mengalir pada dioda dengan
proses sebagai berikut:

Junction area void of


current carrier

p n

No current flow

Gambar 33 Proses pengarusan dioda reverse bias

Terminal (+) battere menarik free electron pada tipe N dari PN junction,
terminal (-) battere menarik hole pada tipe P dari PN junction. Akibatnya
depletion layer pada bagian junctionakan melebar. Oleh karena itu tidak
terjadi penggabungan free electron dan hole. Pada hubungan reverse
bias ini menghasilkan tahanan balik tinggi (High-reverse resistance)
pada dioda, atau semi konduktor ini menjadi non konduktor dengan
demikian arus listrik tidak dapat mengalir dikarenakan aliran arus telah
36 Elektronika Dasar
dihalangi. Jika arus forward atau reverse bias bertambah diatas nilai
limit, yang mana arus bertambah dengan tajam pada forward atau
reverse bias, maka bertambahnya arus di atas nilai limit akan merusak
dioda. Pada reverse bias, arus dapat mengalir jika tegangan melebihi
batas yang ditentukan yang disebut dengan breakdown voltage.

Jenis-jenis dioda

Bentuk dan macam dioda dalam praktek bermacam-macam.

Tabel dibawah ini memuat daftar DIODA beserta fungsinya masing-


masing

Tabel 6.1 Jenis-jenis dioda

Elektronika Dasar 37
Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga kaki yaitu


basis, kolektor dan emiter. Transistor pada prinsipnya dibangun dari
kombinasi dua buah dioda PN. Transistor ini disebut transistor bipolar
yang mempunyai jenis PNP dan NPN.

Rangkaian transistor

Rangkaian transistor adalah suatu rangkaian yang terdiri dari sumber


arus (battery), kawat penghubung, transistor dan tegangan muka (bias).

Dari penjelasan tersebut diatas maka kita dapat membuat suatu


rangkaian transistor sebagai berikut:

Gambar 34 Rangkaian transistor


Agar supaya transistor dapat bekerja, maka harus dipasang sumber
tenaga (battery) dan untuk menghemat sumber tenaga dipasang dua
tahanan sehingga jika sudah dipasang dua tahanan maka sumber tenaga
cukup satu.

Rangkaian dua tahanan tersebut berfungsi sebagai pemberi tegangan


muka (tegangan bias). Tegangan bias untuk transistor jenis PNP harus
negatif dan untuk NPN harus positif, bagian collector harus

38 Elektronika Dasar
mendapatkan tegangan negatif untuk transistor jenis PNP sedang untuk
jenis NPN harus positif.

Tahanan kompensasi Suhu

Tahanan ini dipasang untuk mencegah agar arus yang mengalir ke


transistor jangan terlalu besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

a. Tegangan basisnya jangan terlalu negatif


b. Arus yang masuk melalui emiter harus dibatasi dengan
memasang tahanan.
Dengan dibatasinya arus yang masuk melalui tahanan. maka tahanan
berfungsi mengatur kompensasi panas. Perlu diketahui bahwa transistor
tidak boleh menjadi sangat panas.

Rangkaian transistor sebagai pcnguat arus

Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat arus.


Rangkaian penguat arus ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Syarat
Ri <R2 <R3 <R4

Gambar 35 Rangkaian transistor penguat arus


Transistor akan bekerja dengan baik bila memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut:

a. Harus ada sumber tenaga yang stabil

Elektronika Dasar 39
b. Pada basisnya terdapat rangkaian bias
c. Pada kolektomya harus ada tahanan pemikul beban (R3).
d. Pada emiternya harus ada tahanan pembatas arus (R4).
e. Untuk transistor PNP tegangan basis harus lebih negatif dan
emiternya, dan sebaliknya

Pergerakan arus pada rangkaian transistor

Gambar 36 Pergerakan arus pada rangkaian transistor, arus dari


sumber (+) menuju sumber (-)
Pergerakan arus dari sumber listrik ke titik A. Dari A bercabang ke R2
dan R4. Arus dari R4 masuk ke transistor melalui e. Didalam transistor
ams bercabang sebagian kecil menuju ke base dan sebagian besar ke
collector. Selanjutnya arus ini melalui beban R3 menuju ke kutub
negatif battery.

Jenis rangkaian pembumian transistor(common)

Pada rangkaian transistor kita mengenal adanya jenis rangkaian


pembumian (commons) sebagai berikut:

1. Commond emitter (CE)/emiter terbumi


2. Commond base (CB)/basis terbumi
3. Commond collector (CC)/kolektor terbumi

40 Elektronika Dasar
1. Common emitter (CE)

Mempunyai ciri-ciri bahwa emiternya dihubungkan ke ground.

Rangkaian Penguat Tunggal Emitter (CE).

Gambar 37 Rangkaian transistor emiter terbumi

Cara kerja:

Apabila input signal masuk melalui couple capasitor, CI maka setengah


periode positif membuat VBE positif dan VBC negatif sehingga
menghasilkan keluaran pada kolektor berbentuk setengah gelombang
negatif dan input setengah gelombang negatif meryebabkan VBC positif
sehingga menghasilkan keluaran pada kolektor berbentuk setengah
gelombang positif dan untuk satu gelombang terjadi pembalikan phase
rangkaian ini baik untuk penguat daya (Power Amplifier) dan tegangan
tinggi.

Fungsi R1 dan R2 adalah sebagai pengatur tegangan basis sedangkan


fungsi C3 untuk menghilangkan tegangan AC.

Elektronika Dasar 41
2. Common base (CB)

Ciri-ciri rangkaian ini basisnya dihubungkan dengan ground.

Gambar 38 Rangkaian transistor basis terbumi


Pada Gambar (a) untuk tegangan panjar emiter dan kolektor dipasang
battery Ei dan E2

3. Common (CC)

Ciri-ciri rangkaian ini kolektornya, dihubungkan ke ground.

Gambar 39 Rangkaian transistor kolektor terbumi

42 Elektronika Dasar
C1 adalah kapasitor kopel masukan, C2 adalah capasitor kopel keluaran,
RI dan R2 tahanan pengatur basis, keluaran diambil pada resistor emiter
R3. Rangkaian ini sangat baik untuk penguatan arus.

Transistor jenis khusus

Selain transistor bipolar PNP dan NPN terdapat juga transistor jenis
khusus, antara lain:

1. UJT (Uni Junction Transistor)


2. FET (Field Effect Transistor)
UJT sudah jarang digunakan lagi. Sedangkan FET mempunyai kelebihan
antara lain:

a. Low Noise
b. Sumber Listrik Rendah

Konstruksi FET

Gambar 40 Transistor FET


S = Source
G = Gate
D =Drain

Elektronika Dasar 43
Pada FET terdapat 3 elektrode yang mempunyai fungsi sama seperti
transistor:

Emitter = source
Base = gate
Collector = drain

Silicon Control Rectifier ( SCR )

Gambar 41 Silicon controlled rectifier


Silicon Control Rectifier mempunyai fungsi sebagai pengendali terbuat
dari bahan campuran P dan N sehingga susunannya PNPN.

Kegunaannya:
a. sebagai rangkaian sakelar switch.
b. Sebagai rangkaian pengendali (control).

Intergrated Circuit (IC)

Intergrated Circuit adalah rangkaian gabungan dari beberapa rangkaian


transistor sehingga mempermudah perbaikan serta bentuknya dapat
diperkecil. IC mempunyai banyak kaki-kaki sebanyak transistor yang
digunakan.

44 Elektronika Dasar
Rangkaian IC terdiri dari
a. Transistor
b. Resistor
c. Kondensator
d. Dioda
Bentuk, IC bemacam-macam sesuai rangkaian yang digabungkan serta
macam kegunaannya.

Gambar 42 Integrated circuit (IC)

Gambar 43 Wujud IC

TTL (Transistor-Trasistor Logic)

TTL adalah jenis IC yang digunakan untuk melaksanakan fungsi logika.

Jenis TTL adalah sebagai berikut:

a. And gate c. Not gate

b. Or gate d. Nand gate

e. Nor gate.
Elektronika Dasar 45
Gambar 44 IC TTL
FLIP-FLOP

Flip-flop adalah rangkaian multivibrator digunakan untuk bermacam


fungsi misalnya rangkaian logika, saklar dan lain-lain. Flip-flop dapat
disusun dari rangkaian logika maupun sudah dalam bentuk IC.

Gambar 45 Flip-flop set dan reset

FLIP-FLOP JK

Flip-flop JK pada bagian inputnya terdapat 2 saluran gate J dan K dan


bagian outputnya antara J dan K terjadi pulsa yang berlawanan bila J=O
maka output pulsa K=1. Bagian T ialah bagian dimana sinyal pulsa clock
yang masuk.

Gambar 46 IC flip-flop JK

46 Elektronika Dasar
BAB VII

OSCILATOR

Oscillator adalah suatu rangkaian atau slogs yang dapat menimbulkan


getaran atau frekuensi.

Oscilator terdapat hampir pada setiap pesawat, seperti:

- Transmitter.
- Receiver
- Pesawat Navigasi (Radar, RDF, Echosounder)

Jenis Oscilator

Oscilator banyak macamnya dan diberi nama sesuai ahli yang


menemukan atau cara bekerjanya.

Ada 5 macam Oscillator yaitu:


1. Oscillator Tank Circuit
2. OscillatorAmstrong
3. Oscillator Hartley
4. Oscillator Colpits.
5. Oscillator Crystal

Penjelasan:

1. Oscillator Tank Circuit :

Jenis oscillator ini bekerjanya seperti tank saling mengisi satu sama
lain.

Elektronika Dasar 47
Rangkaian sederhana hanya terdiri dari :
- Rangkaian lilitan kawat (Induktor).
- Sebuah capasitor.

Gambar 47 Oscilator tank circuit


Berdasarkan sifat sebuah kapasitor yaitu, ia dapat menyimpan muatan
listrik untuk sementara kemudian melepaskannya, kembali bila
dibutuhkan rangkaian dan berdasarkan sifat sebuah induktor yaitu
apabila dialiri arus akan timbul flux magnet .

2. Armstrong Oscillator

Gambar 48 Oscilator Armstrong


Jenis Oscillator ini menggunakan transformator dan lilitan (dua lifitan)
L1 dan L2. Tegangan anoda dari B+ dan tegangan grid dari ein melalui
transformator dan menggunakan tank circuit L1 dan dan L2.
48 Elektronika Dasar
Cara kerja

Setelah Anoda diberi tegangan o1eh B+ arus anoda mengalir melalui L2


kemudian L2 memberi induksi kepada L1. Grid mendapat tegangan dari
transformator ditambah osciliasi dari rangkaian L1 – C1 serta ditambah
induksi L1 dan L2 sehingga grid lebih positif sehingga pergerakan
elektron dari Katoda ke Anoda lebih cepat.

3. Hartley Oscillator Gambar

Gambar 49Hartley oscilator

Cara kerja Hartley Osefflator

Apabila anoda mendapat tegangan positif maka arus anoda IA mengalir


ke katoda dan terns ke L2 lalu kembali ke anoda. Pada saat arus mengalir
ke L2 maka L1 mendapat flux magnit sehingga timbul induksi arus akibat
grid lebih positif. Grid lebih positif menyebabkan gerakan elektron dari
katoda ke anoda lebih kuat dan IA bertambah.

Elektronika Dasar 49
4. Colpits Oscillator

Gambar 50 Colpits oscilator

Cara kerja Colpits Oscillator

Apabila Anoda diberi tegangan melalui RFC maka akibat RFC


menyebabkan arus anoda berkurang. Akibat pelepasan muatan dari C3
dan C1 serta tank Oscillator rangkaian L - C2 maka grid akan lebih
positif sehingga arus anoda bertambah hingga mencapai kejenuhan.

Frekuensi oscillator ditentukan oleh harga C2 dan sejurnlah feed back


dari C1 sehingga untuk mengubah harga kapasitas tersebut maka C1 dan
C2 merupakan variable kapasitor.

5. Crystal Oscillator

Kristal dibuat dari bahan-bahan garam Rochelle quartz dan tour malin
yang mempunyai banyak bidang.

Gambar 51 Kristal

50 Elektronika Dasar
Kristal dibentuk menurut ukuran sumbu dasar (x) dan sumbu tegak (Y)
yang memiliki frekuensi tertentu.

Sifat Crystal

Crystal mempunyai sifat khusus yang disebut "Piezoelectric Effect"


yaitu apabila pada kedua bidang sisinya diberi potensial maka crystal
akan berubah bentuk (bergetar) dan sebaliknya kalau crystal berubah
maka dikedua sisinya akan timbul beda potensial (tegangan). Jadi
dengan demikian crystal dapat membangkitkan getaran (frequency)
tertentu. Pada praktek banyak dibuat crystal yang dapat menghasilkan
frekuensi yang diinginkan.

Elektronika Dasar 51
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1995. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Edminister, Joseph A. 1985. Teori dan Soal-soal Elektromagnetika.


University of Acron: Erlangga.

Hall, D.T..1984.Practical Marine Electrical Knowledge. London:


Witherby & Co Ltd.

Kraal, E.G.R. 1985. Basic Electrotechnology for Engineers. 3rd Ed.


London: Thomas Reed Publications Ltd.

Tim BPLP Semarang. 1983. Teknik Listrik Untuk Perwira Pelayaran


Niaga. Semarang: Yayasan Neptunus.

William H. Hayt Jr., Jack E. Kemmerly, Steven M.Durbin. 2005.


Rangkaian Listrik. Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

52 Elektronika Dasar
PROFIL PENULIS

Adi Oktavianto, ST, MM


lahir di Bukit Tinggi, Sumatra
Barat dan dibesarkan di Jawa
Tengah. Pendidikan kepelautannya
ditempuh di Balai Pendidikan dan
Pelatihan Pelayaran (BPLP) jurusan
Teknika masuk pada tahun 1992
dan selesai pada tahun 1996 dengan memperoleh ijasah
kepelautan Ahli Mesin Kapal-A (AMK-A), berikut ijasah
Diploma-3 Teknika Pelayaran. Semenjak lulus Adi
menjalankan keahliannya dengan bekerja di perusahaan
pelayaran Jepang Sanko Line dari tahun 1996 hingga tahun
2000 sebagai marine engineer. Pada tahun 2000, ijasah
AMK-A yang dimilikinya diupdate sesuai dengan ketentuan
Standard of Training, Certification and Watchkeeping
(STCW) 1978 yang diamandemend tahun 1995, menjadi Ahli
Teknika Tingkat III (ATT-III). Selanjutnya hingga tahun
2003 bekerja di kapal pada perusahaan Haksan Marine,
Korea dan Equinox, perusahaan minyak ternama di dunia.
Pada tahun 2005 sampai 2006 melanjutkan pendidikan
dan pelatihan kepelautannya untuk peningkatan keahlian
menjadi Ahli Teknika Tingkat II. Melengkapi pendidikan

Elektronika Dasar 53
akademisnya, padatahun 2006 hingga 2009 ia melanjutkan
pendidikan sarjananya pada Universitas Semarang (USM) di
jurusan Teknik Elektro. Selanjutnya pada tahun 2009 Adi
meneruskan pendidikan pascasarjana Magister Manajemen
pada universitas yang sama.
Pada tahun 2011 ia mulai diangkat dan mendapatkan
jabatan fungsional sebagai dosen dan diberi kepercayaan
untuk mengampu beberapa mata kuliah khususnya
elektronika dan system kelistrikan kapal untuk program
reguler diploma IV prodi Teknika dan program peningkatan
kompetensi kepelautan tingkat II, III dan IV, dan sejak tahun
2014 telah melaksanakan tugas sebagai Lektor. Saat ini Adi
Oktavianto juga merangkap sebagai Koordinator Diklat
Peningkatan dan Keterampilan Kepelautan Politeknik Ilmu
pelayaran Semarang.

54 Elektronika Dasar
PROFIL PENULIS

Dr. A. Agus Tjahjono, MM.,


M.Mar.E, lahir di Purworejo pada
tanggal 20 Juni 1971. Pendidikan
kepelautannya ditempuh di BPLP
Semarang Jurusan Teknika, selesai
pada tahun1994. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 di
PLAP Jakarta pada tahun 1998 Jurusan Teknika. Tahun 2009
melanjutkan pendidikan dan latihan di BP3IP Sunter Jakarta
dan memperoleh sertifikat kompetensi ATT-I. Penulis
menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Universitas
Semarang Program Studi Magister Manajementahun 2011.
Saat ini Penulis telah meraih gelar doktoralnya dari Sekolah
Pascasarjana Program Studi Ilmu Lingkungan di Universitas
Diponegoro Semarang. Selain aktif sebagai Dosen Program
Studi Teknika, Penulis juga menjabat sebagai Kepala Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang.

Elektronika Dasar 55
PROFIL PENULIS

F. Pambudi Widiatmaka, MT,


lahir di Grobogan pada
tanggal 26 November 1964.
Pendidikan kepelautannya
ditempuh di BPLP Semarang
jurusan teknika, selesai pada
tahun 1988. Pendidikan Strata B ditempuh di STIP Jakarta,
lulus pada tahun 1998. Pada tahun 2003 berhasil
menyelesaikan program pendidikan profesi kepelautan ATT-
1 di STIP Jakarta. Penulis menyelesaikan pendidikan S1
pada tahun 2004 di Universitas Diponegoro, jurusan teknik
mesin kemudian S2 di ITS jurusan teknologi kelautan,
selesai pada tahun 2007. Pada tahun 2009, penulis mengikuti
Lecturer Exchange di Glasgow Collage of Nautical Studies,
UK selama 2 bulan. Selain pendidikan umum, Penulis juga
banyak mengikuti kursus kepelautan baik di dalam maupun
luar negeri. Beberapa pengalaman berlayar jabatan terakhir
penulis: sebagai KKM di Engine Superintendent, PT. Rig
Tenders Indonesia (RTI), dan di PT. Alpha Liliana Shipping.
Saat ini penulis merupakan dosen aktif program studi teknika
di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

56 Elektronika Dasar
ELEKTRONIKA
DASAR

Penerbit Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ISBN 978-602-99381-9-7

Jl. Singosari 2A Semarang


Telp. 024-8311527 (ext.230)
Email : pipperpustakaan@gmail.com 9 786029 938197

Anda mungkin juga menyukai