MAKSUD DAN TUJUAN Konstruksi dan pengamatan watak untai-untai penyearah dan penyedia daya terkendali B. TEORI C. PERCOBAAN C.1. Alat yang digunakan 1. Transformator Step Down 2. Osiloskop 3. Multimeter 4. Diode, Resistor, Kapasitor, Transistor I.1. Penyearah Setengah Gelombang
RL = ......... ohm Virms diukur dengan Multimeter Vipp diukur dengan Osiloskop (CRO) VoDC diukur dengan Multimeter Pengamatan Virms (V) Vipp (V) Gambar Vi pada CRO VoDC (V) Gambar Vo pada CRO
Halaman 1
RL = ........ ohm Pengamatan Virms (V) Vipp (V) Gambar Vi pada CRO VoDC (V) Gambar Vo pada CRO
RL = ...... ohm C1 = ...... F/......V Pengamatan Virms (V) Vipp (V) Gambar Vi pada CRO VoDC (V) Gambar Vo pada CRO
Halaman 2
RL = ....... ohm R1 = ....... ohm C = ....... F/......V Vz = ....... Volt Pengamatan Hubungan D dengan 9 Volt 12 Volt Vi (V) Vo (V) Iz (mA)
RL = .......... ohm R1 = .......... ohm VR = .......... ohm C1 = .......... F/......V C2 = .......... F/......V Q1 = ..............
Halaman 3
Pengamatan V1 (V) 6 9 12
Vo (V)
IC (mA)
VQ (V)
P= IC x VQ (W)
C1 = .......... F/......V C2 = .......... F/......V RL1 = .......... ohm RL2 = .......... ohm Pengamatan RL V1rms (V) V2 (V) Vodc (V) Gambar V1 pada CRO Gambar V2 pada CRO Gambar V0 pada CRO
RL1
RL2
Halaman 4
MODUL II PENGUAT TEGANGAN / TRANSISTOR A. MAKSUD DAN TUJUAN Dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi atau kegunaan transistor sebagai penguat tegangan. B. TEORI C. PERCOBAAN C.1. Alat yang digunakan 1. Modul Penguat dengan Transistor 2. Osiloskop 3. Function Generator (AFG) 4. Multimeter II.1. PENGUKURAN STATIS
R2 = ............. ohm C1 = .......... F/......V Vcc = .......... Volt VE = ........... Volt IC = ............ mA
IC hFE = ------- = ................... IB II.2. GAMBAR GARIS BEBAN DAN TITIK KERJA TRANSISTOR (Q)
Halaman 5
III.3. PENGUKURAN INPUT/OUTPUT MAKSIMUM TANPA DISTORSI dan PENGUKURANPEROLEH TEGANGAN (VOLTAGE GAIN) Peneraan = ............. Volt / Skala (Vin x ......) Diambil frekuensi input = 1000 Hz
AV = ............ kali
III.4. PENELITIAN TANGGAPAN FREKUENSI (FREQUENCY RESPONSE) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Frek. (Hz) 20 50 100 500 1000 5000 10000 15000 20000 25000 50000 100000 200000 500000 1000000 Vin (skl) Vout(skl) AV
Halaman 6
Pengamatan seperti pada pembahasan III.3. Ukurlah Vout1 dan Vout2 Vout1 AV1 = -------Vin1 Vout2 AV2 = -------Vin2 Vout2 AV Total = ------- = AV1 x AV2 Vin1
Halaman 7
MODUL III TRANSISTOR DAN DIODE sebagai PERANTI NALAR A. MAKSUD DAN TUJUAN Dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi-fungsi nalar dengan menggunakan transistor dan diode. B. TEORI C. PERCOBAAN C.1. Alat yang digunakan 1. Modul gerbang nalar dengan transistor dan diode 2. Osiloskop 3. Multimeter III.1. OR dengan DIODE Pengamatan VA 0V 0V 5V 5V VB 0V 5V 0V 5V VF
Halaman 8
Halaman 9
III.6. OR dengan TRANSISTOR Buatlah dengan NOR dan INVERTER dan amatilah
III.7. NAND dengan TRANSISTOR Buatlah dengan AND dan INVERTER dan amatilah III.8. APLIKASI : LAMPU SAKLAR SENJA
LDR (Light Dependent Resistor) mempunyai sifat : resistansinya rendah bila diterangi, sebaliknya resistansinya tinggi bila di tempat gelap. Dengan sifat khas ini, untai dapat menyalakan lampu kalau hari gelap, dan dapat secara otomatis memadamkannya bila hari sudah mulai terang. Pengamatan LDR diterangi LDR tidak diterangi V1 ............... ............... V2 ............... ............... V3 ............... ............... Lampu ............... ...............
Halaman 10
MODUL IV PENGUAT OPERASIONAL A. MAKSUD DAN TUJUAN Memahami untai dasar penguat membalik dan penguat tak membalik dengan OP-AMP B. TEORI Penguat Operasiaonal (yang selanjutnya disebut Op-Amp) adalah penguat tegangan dengan peroleh tinggi yang dirancang untuk menguatkan sinyal (isyarat) pada rentang frekuensi yang lebar. Lumrahnya Op-Amp mempunyai dua terminal input dan satu terminal output dan peroleh tegangan sekurang-kurangnya 10 5. Simbol Op-Amp adalah sebagai berikut.
Input terdiri atas dua buah, Vn (input membalik = inverting) dan Vp (input tak membalik = non inverting). Output pada pin Vo. Penyedia tegangan berifat dua tegangan, yaitu +Vcc dan Vcc. Untuk penggambaran selanjutnya penyedia daya tidak digambar. Biasanya Op-Amp dikonfigurasi dengan jaringan umpan balik eksternal untuk membentuk fungsi tertentu. Karakteristik Op-Amp ideal: Peroleh tegangan A= Tegangan Output Vo = 0 pada saat Vn=Vp Lebar band frekuensi BW = Impedans input Zi = Impedans output Zo = 0 Meskipun ini adalah spesifikasi ekstrim, tetapi secara komersial spesifikasinya mendekati ideal, sehingga banyak untai praktis dapat dirancang dengan karakteristik ini. Op-Amp secara komersial mempunyai banyak jenis, misalnya tipe LM741, LM351, TL 074 dan lain-lainya. Konfigurasi penguat membalik (inverting amplifier)
Halaman 11
Sinyal input V1 dihubungkan ke terminal membalik lewat R1, dan tegangan output Vo diumpan balik lewat RF. Karena peroleh penguat sangat besar, Vi = -Vo / A 0. Karena Ri sangat besar, ii = Vi / Ri 0. Untuk penguat ideal Vi = 0 dan ii = 0, V1 Vo ii + iF = ------ + ------ = 0 R1 RF RF dan Vo = - ------ V1 R1 atau Vo RF AF = ------ = - ----Vi R1
Sinyal input dikenakan ke terminal + (non inverting). Sebagian sinyal output diumpan balik ke terminal (inverting) lewat pembagi tegangan RF dan R1. Untuk Op-Amp ideal dengan Vi = 0, R1 V1 - ----------- Vo = Vi = 0 R1 + R F Vo R1 + R F dan AF = ----- = ----------Vi R1 Pengamatan 1. Penguat membalik Buatlah untai penguat membalik seperti gambar diatas. Amatilah bentuk gelombang dan tegangan pada Vi dan Vo dengan osiloskop. Vi dari AFG gelombang sinus f = 1 kHz. R1=10k,RF=100k gambar gelombang Vi = 20 mV (peak to peak) gambar gelombang Vo Hitung AF Hitung AF dr rumus Vo = .......... AF = .......... AF = .......... Vo = .......... AF = .......... AF = .......... Vo = .......... AF = .......... AF = .......... R1=22k,RF=100k R1=47k,RF=100k
Halaman 12
2. Penguat tak membalik Buatlah untai penguat tak membalik seperti gambar diatas. Amatilah bentuk gelombang dan tegangan pada Vi dan Vo dengan osiloskop. Vi dari AFG gelombang sinus f = 1 kHz. R1=10k,RF=100k gambar gelombang Vi = 20 mV (peak to peak) gambar gelombang Vo Hitung AF Hitung AF dr rumus Vo = .......... AF = .......... AF = .......... Vo = .......... AF = .......... AF = .......... Vo = .......... AF = .......... AF = .......... R1=22k,RF=100k R1=47k,RF=100k
Halaman 13
MODUL V PENGUAT PUSH-PULL A. TUJUAN 1. Praktikan mengetahui kerja transistor pada penguat Push-pull. 2. Praktikan mengetahui cacat persilangan dan cara mengatasinya. B. ALAT dan BAHAN 1. Modul penguat Push-pull 2. Osiloskop 3. Pembangkit Gelombang C. TEORI Berdasarkan titik stasioner (quiecent) pada garis beban, penguat transistor dapat dibedakan menjadi beberapa kelas. Kelas penguat transistor yang sering digunakan adalah kelas A, B, AB, dan C. Penguat kelas A, titik stasioner terletak pada daerah aktif dan transistor aktif selama satu periode (360o). Titik stasioner penguat kelas A biasanya diletakkan pada pertengahan garis beban. Penguat kelas B, titik stasioner terletak pada titik sumbat (cut-off) dan transistor aktif selama setengah periode (180o). Penguat kelas AB, titik stasioner terletak pada titik sumbat ( cut-off) dan transistor aktif selama diantara setengah periode dan satu periode (180o - 360o). Penguat kelas C, titik stasioner terletak dibawah titik sumbat ( cut-off) sehingga transistor aktif selama kurang dari setengah periode (<180o).
Gambar 1. Rangkaian Penguat Push-pull Penguat Push-pull menggunakan dua buah transistor penguat kelas B atau AB yang bekerja secara komplementer. Satu transistor menangani siklus positif dan yang lainnya menangani siklus negatif, sehingga kerja transistor secara komplementer akan selama satu periode.
Halaman 14
Pada penguat kelas B Push-pull dapat terjadi cacat persilangan ( crossover distortion). Gambar dari cacat persilangan adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Cacat Persilangan D. CARA KERJA 1. Tegangan Offset a. Hubungkan masukan penguat push-pull dengan ground dan keluarannya dengan resistor 1 k. b. Aturlah posisi Volt/div CH1 pada posisi 10 mV(jika belum kelihatan atau kurang jelas dapat dinaikkan atau diturunkan). c. Catat posisi nol tampilan osiloskop dan tempatkan CH1 pada kanal GND. d. Hubungkan catu daya ke penguat push-pull dan hidupkan. e. Hubungkan CH1 pada titik A. f. Pindahkan CH1 pada kanal DC. Catat tegangan DC yang dihasilkan. g. Ulangi langkah e dan f untuk titik B, C, D dan keluarannya h. Ulangi langkah a s/d f untuk JP2 dan JP3 dihubungkan 2. Kerja Transistor Push-Pull a. Aturlah posisi nol CHI dan CH2 agar tidak berhimpit (catat masingmasing posisi nol). b. Aturlah Time/DIV = 0,2 ms, Volt/DIV CHI = 2mV dan Volt/DIV CH2 = 2 mV atau 5 mV ( posisi Volt/DIV CH1 dan CH2 depat berbeda, carilah posisi Volt/DIV CH1 dan CH2 agar masing-masing signal yang ditampilkan kelihatan dengan jelas dan tidak cacat sebagai acuan awal dapat diikuti posisi di atas). c. Aturlah pembangkit signal pada posisi gelombang sinus dengan frekuensi 1 kHz, amplitude 1 mVpp. d. Hubungkan keluaran pembangkit signal ke masukan penguat push-pull dan keluaran penguat push-pull dengan sebuah resistor l k. e. Hubungkan catu daya ke masing-masing terminal dan hidupkan f. Hubungkan CH1 ke titik B dan CH2 ke titik C dan D secara bergantian. Gambar dan catat hasilnya. 3. Cacat Persilaugan (Crossover Distortion) a. Atulah posisi nol CHI dan CH2 agar tidak behimpit (catat masing-masing posisi nol). b. Aturlah Tine/DIV = 0,2 ms, Volt/DIV CHI = 2mV dan Volt/DIV CI-12 = 2 mV atau 5 mV ( posisi Volt/DIV CHI dan CH2 dapat berbeda, carilah posisi Volt/DIV CH1 dan CH2 agar masing-masing signal yang ditampilkan kelihatan dengan jelas dan tidak cacat sebagai acuan awal dapat diikuti posisi di atas). c. Aturlah pembangkit signal pada posisi gelombang sinus dengan frekuensi 1 kHz, Amplitude 1 mVpp.
Halaman 15
d. e. f.
Hubungkan keluaran pembangkit signal ke masukan penguat Push-pull dan keluaran penguat push-pull dengan sebuah resistor 1k. Hubungkan catu daya ke masing-masing terminal dan hidupkan Hubungkan CH1 ke titik B dan CH2 ke keluaran (resistor 1k ). Gambar dan catat hasilnya.
4. Efek Cacat Persilangan pada Suara a. Hubungkan masukan penguat Push-pull dengan pembangkit gelombang dan keluarannya dengan speaker. b. Aturlah frekuensi pembangkit gelombang pada frekuensi 1 kHz sinus dengan amplitude 1 mVpp. c. Dengarkan bunyi yang keluar dari speaker dan dan atur kembali amplitude agar didapatkan suara yang tidak terlalu lemah maupun keras. d. Hubungkan JP2 dan JP3, amati perubahannya (kualitas suaranya. Jika belum teramati ulangi menghubungkan dan melepas JP2 dan JP3) e. Ulangi untuk bebarapa frekuensi yang berbeda. (dibawah dan diatas 1 kHz). E. PERTANYAAN 1. Jika terjadi tegangan offset tidak sama dengan nol bagaimana caranya agar keluaran yang dihubungkan dengan speaker tidak mengandung tegangan DC. 2. Apakah hasil percobaan mendapatkan cacat persilangan? Jika ya, mengapa terjadi cacat persilangan ?
Halaman 16
LEMBAR KERJA MODUL V A.TEGANGAN OFFSET JP2 dan JP3 tidak terhubung Terhubung A (mV) B (mV) C (mV) D (mV)
B. KERJA TRANSISTOR PUSH-PULL Letak Probe CH1 (titik B) CH2 (titik C) CH2 (titik D) *) dengan kertas milimeter C. CACAT PERSILANGAN Letak Probe CH1 (titik B) CH2 (keluaran) *) dengan kertas milimeter D. EFEK CACAT PERSILANGAN PADA SUARA Frekuensi (Hz) 100 300 500 700 1000 1500 2000 5000 Kualitas setelah JP2 dan JP3 dihubungkan **) Gambar dan besarannya ...*) Gambar dan besarannya ...*)
**) Isilah dengan tetap atau berubah. Jika berubah maka apakah baik atau cacat (sebutkan bentuk cacatnya sesuai dengan pendengaran saudara)
Halaman 17
MODUL VI APLIIKASI PENGENDALI ARAH PUTAR MOTOR DC DAN LOGIC PROBE A. TUJUAN - Praktikan mengenal contoh aplikasi elektronika dasar. B. ALAT DAN BAHAN - Modul Penngendali Arah Putar Motor DC - Modul Logic Probe - Multimeter C. TEORI Aplikasi pengendali motor dc dan logic probe menggunakan transistor yang difungsikan sebagai saklar (switch). Ketika kondisi transistor bekerja maka berlaku seperti saklar yang terhubung dan kondisi tidak bekerja berlaku seperti saklar terbuka. Dalam kondisi ideal kerja transistor pada garis beban seperti gambar 1.
Gambar 1. Titik Kerja Transistor Saklar Dari gambar 1 di atas jika transistor bekerja, maka titik kerja (Q) terletak pada titik jenuhnya yaitu perpotongan garis beban dc dengan arus kolektor. Sehingga secara ideal tegangan kolektor-emitor (VCE) sama dengan nol. Sedangkan jika transistor tidak bekerja maka titik kerja terletak pada titik cut-offnya. Pada kondisi ini arus kolektor (IC) sama dengan nol dan tegangan kolektor-emitor (V CE) sama dengan tegangan kolektor-ground (VC). Model prasikap yang digunakan pada transisistor saklar adalah prasikap basis seperti pada gambar 2.
Halaman 18
Rc adalah resistor beban yang dapat berupa resistor, motor dc, LED, relay dan setiap komponen yang terhubung antara kolektor dengan Vcc. Sedangkan Rb adalah resistor basis yang dipilih agar basis yaug mengalir dapat menjadikan transistor bekerja pada daerah jenuh. Arus kolektor jenuh = Vcc/RC, RB = (VB -VBE)/IB , IB = IC/hFE. D. Cara Kerja 1. Aplikasi Pengendali Arah Putar Motor DC
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kondisi Pengendali Arah dan Pengendali On / off Mengambang. Hubungkan catu daya ke modul pengendali arah putar motor dc. Biarkan masukan pengendali arah dan pengendali on/off tidak dihubungkan. Ukurlah tegangan TPl, TP2, TP3, TP4, dan TP5 dengan multimeter. Catatlah masing-masing tegangan sesuai tabel.
Kondisi Pengendali Arah atau Pengendali On/off Salah Satu Mengambang Hubungkan catu daya ke modul pengendali arah putar motor dc. Hubungkan pengendali on/off ke 0 volt (ground). Biarkan masukan pengendali arah tidak dihubungkan. Ukurlah tegangan TPI, TP2, 7?3, TP4, dan TP5 dengan multimeter. Catatlah masing-masing tegangannya sesuai tabel. Ulangilah langkah 3, 4, dan 5 untuk masukan pengendali on/off dihubungkan dengan tegangan + 5Volt. 7. Ulangilah langkah diatas untuk masukan pengendali on/off kondisi mengambang dan masukan pengendali arah putar dihubungkan ke 0 volt (ground) kemudian dihubungkan ke + 5 volt. 8. Catatlah hasilnya sesuai dengan tabel. 1. 2. 3. 4. 5. Pengendalian Arah Putar Motor DC Hubungkan catu daya ke modul pengendali arah putar motor dc Hubungkan masukanpengendali on/off dengan tegangan +5 volt. Hubungkan msukan pengendali arah putar dengan tegangan 0 volt. Catatlah tegangan TPl, TP2, TP3, TP4, dan TP5 dan arah putar motor dc. Sekarang hubungkan masukan pengendali arah putar motor dc dengan tegangan +5 volt.
Halaman 19
6. Catatlah tegangan TP1, TP2, TP3, TP4, dan TP5 dan arah putar motor dc. Pengendalian Putaran Motor DC 1. Hubungkan catu daya ke modul pengendali arah putar motor dc 2. Hubungkan masukan pengendali arah putar dengan tegangan +5 volt (bolehh juga 0 volt). 3. Hubungkan masukan pengendali on/off dengan tegangan 0 volt 4. Catatiah tegangan TP1, TP2, TP3, TP4, dan TP5 dan kondisi motor dc (berputar/tidak). 5. Sekaraing hubbungkan masukan pengendali on/olf dengan tegangan +5 volt. 6. Catatlah tegangan TPI, TP2, TP3, TP4, dan TPS kondisi motor dc (berputar/tidak). B. Aplikasi Logic Probe
1.Hubungkan catu daya ke modul aplikasi logic probe. 2.Jumper 1 (JP1) dalam kondisi terbubung dan Switch (SWI) terbubung ke Rl. 3.Biarkan masukan dalam keadaan tidak dihubungkan (mengambang) 4.Catatlah kondisi LED 1 dan LED 2 (hidup/padam). 5.Dengan melepas JP1, ukurlah arus mengalir dan catatlah hasilnya. 6.Hubungkan msukan dengan tegangan +5 volt. 7.Catat kondisi LED 1 dan LED 2. 8.Hubungkan masukan dengan tegangan 0 volt 9.Catat kondisi LED 1 dan LED 2. 10. Pindahkan saklar SW1 dari posisi Rl ke R2. 11. Catat kualitas nyala LED 2 dan arusnya. D. PERTANYAAN 1. Kapan motor dc berputar ke kanan dan kapan berputer ke kekiri. 2. Jelaskan prinsip kerja pengendali arah putar motor dc 3. Bagaimana kondisi LED1 dan LED2 ketika masukan tidak dihubungkan.
Halaman 20
LEMBAR KERJA MODUL VI 1. Aplikasi Pengendali Arah Putar Motor DC Kondisi Pengendali Arah dan Pengendali On/Off Mengambang Kondisi masukan pengedali arah Tidak dihubungkan Kondisi masukan pengedali on / off Tidak dihubungkan TP (Volt) 1 2 3 4 5 Putar Kiri Kondisi motor DC (*) Putar Kanan Tidak Putar
Keterangan: Tanda (*) dicentang sesuai dengan kondisi motor TP = Test Point, tulis besarannya dalam volt. Kondisi Pengendali Arah atau Pengendali On/Off salah satu Mengambang No Kondisi masukan pengedali arah Tidak dihubungkan Tidak dihubungkan 0 volt +5 volt Kondisi masukan pengedali on / off 0 volt +5 volt Tidak dihubungkan Tidak dihubungkan TP (Volt) 1 2 3 4 5 Putar Kiri Kondisi motor DC (*) Putar Kanan Tidak Putar
1 2 3 4
Pengendali Arah Putar Motor DC No Kondisi masukan pengedali arah 0 volt +5 volt Kondisi masukan pengedali on / off +5 volt +5 volt TP (Volt) 1 2 3 4 5 Putar Kiri Kondisi motor DC (*) Putar Kanan Tidak Putar
1 2
Halaman 21
Pengendalian Putaran Motor DC No Kondisi masukan pengedali arah +5 volt +5 volt Kondisi masukan pengedali on / off 0 volt +5 volt TP (Volt) 1 2 3 4 5 Putar Kiri Kondisi motor DC (*) Putar Kanan Tidak Putar
1 2
C. Aplikasi Logic Probe No 1 2 3 4 Kodisi masukan Tidak dihubungkan +5 volt 0 volt 0 volt SW1 R1 R1 R1 R2 I (ampere) @ x x @ k Kodisi LED (*) LED1 LED2
Keterangan: - ( @ ) ukurlah arus pada kondisi ini dan catat arusnya - ( * ) isilah dengan menyala atau padam - ( k ) isilah dengan kualitas nyala (lebih terang, lebih redup atau tetap)
Halaman 22
PETUNJUK PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR
UPT LABORATORIUM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
YOGYAKARTA
AKAKOM