Anda di halaman 1dari 39

Implementasi

Gerbang
Implementasi Gerbang

9Secara elektronis, gerbang logika


mempunyai terminal untuk dihubungkan
dengan sumber tenaga yang biasanya
tidak ditampilkan.
9Gambar 7.1a menggambarkan pembalik
dengan terminal +5V dan 0V (GND) yang
dimunculkan.
9Sinyal +5V biasanya disebut VCC yang
berarti voltage collector-collector.
9Pada rangkaian fisis, semua terminal
VCC dan GND dihubungkan dengan
sumber tenaga yang cocok.
Implementasi Gerbang
9 Gerbang logika tersusun dari alat elektronik
yang disebut transistor, yang dapat bersifat
sebagai saklar yang mengendalikan sinyal
elektronis kuat dengan menggunakan sinyal
elektronis lemah.
9 Transistor juga bersifat penguat yang dapat
menguatkan sinyal masukan sehingga dapat
digunakan untuk dihubungkan dengan banyak
gerbang logika.
9 Tanpa penguatan, kita mungkin hanya dapat
mengirim sinyal ke sejumlah kecil gerbang
logika, sebelum sinyal itu bercampur dengan
derau sehingga tidak terdeteksi lagi.
Implementasi Gerbang
Simbol transistor tampak seperti Gambar 7.8c
yang digunakan sebagai gerbang pembalik.

Untuk masukan berupa 0 (0 V) pada basis akan


menghasilkan keluaran 1 (+5 V) pada kolektor,
karena tidak ada arus dari VCC ke GND akibat
transistor mati.

Jika sinyal 1 (+5 V) dimasukkan ke basis, maka


akan ada arus listrik dari VCC ke GND karena
transistor hidup.
Implementasi Gerbang
Oleh karena itu di kolektor tegangannya cukup
kecil untuk dianggap logika 1. Jadi keluaran akan
0 (0 V).
Implementasi Gerbang

Karena akan selalu ada arus yang mengalir


walaupun keluaran menunjukkan logika 0, maka
kita perlu menentukan batas tegangan yang aman
untuk nilai logika 0 dan 1.

Jika kita menentukan secara ketat bahwa logika 0


adalah 0 V dan logika 1 adalah 5 V, maka
kemungkinan rangkaian kita tidak bekerja sebagai
mana mestinya jika keluarannya adalah 0.1 V
bukan 0 V.
Implementasi Gerbang

Hal ini dapat terjadi dalam praktiknya.

Untuk alasan ini, maka penentuan nilai tegangan


untuk logika 0 dan 1 menggunakan batas ambang.

Pada Gambar 7.2a logika 0 ditentukan pada


tegangan dalam rentang 0 V sampai dengan 0.4 V
dan logika 1 dalam rentang 2.4 V sampai dengan 5
V.

Rentang tegangan pada Gambar 7.2a adalah untuk


sinyal keluaran.
Implementasi Gerbang

Gambar 7.1: (a) pembalik dengan terminal tenaga dimunculkan dan (b)
rangkaian transistor untuk pembalik.
Implementasi Gerbang

Gambar 7.2: Penentuan nilai


tegangan untuk logika 0 dan
1 (a) gerbang logika keluaran,
(b) gerbang logika masukan

Karena sinyal dapat mengalami pelemahan maka


untuk sinyal masukan diberi berselisih 0.4 V seperti
tampak pada Gambar 7.2b. Namun demikian
rentang nilai tegangan yang tercantum di sini tidak
mengikat, tergantung dari keluarga gerbang logika
yang digunakan.
Implementasi Gerbang
Gambar 7.3 menunjukkan rangkaian transistor
untuk gerbang logika NAND dan NOR.

Untuk rangkaian NAND kedua masukan A dan B


harus berada pada daerah tegangan logika 1 untuk
menghasilkan keluaran pada daerah tegangan
logika 0.

Untuk rangkaian gerbang NOR, salah satu


masukan A atau B berada pada tegangan logika 1,
akan mengakibatkan keluaran berada pada daerah
tegangan 0.
Implementasi Gerbang

Gambar 7.3: Rangkaian transistor (a) NAND 2 masukan (b) NOR 2 masukan
Buffer Tri State

Buffer Tri-state adalah seperti buffer biasa yang kita


bahas sebelumnya, dengan pengecualian bahwa
ada tambahan masukan untuk mengendalikan
keluaran buffer.

Tergantung dari masukan kendali ini, keluaran dari


buffer dapat bernilai 0, 1, atau tak berfungsi.

Jadi ada 3 macam keluaran.

Dalam Gambar 7.4a, jika masukan kendali C


bernilai 1 maka buffer bekerja seperti biasa.
Buffer Tri State

Buffer tri-state kendali inversi mirip dengan buffer


tri-state kecuali masukan kendalinya merupakan
komplemen. Lihat Gambar 7.4b.

Keluaran yang secara elektronis tak terhubung


berbeda dengan keluaran yang menghasilkan 0.

Tidak terhubung secara elektronis berarti tidak ada


sinyal elektronis sedang logika 0 terhubung dengan
GND.
Buffer Tri State

Namun jika masukan kendali C ini bernilai 0 maka


buffer dalam keadaan tak berfungsi, tidak ada sinyal
keluaran.

Simbol digunakan untuk menyatakan keadaan tak


berfungsi ini.

Perlu diketahui bahwa keadaan tidak menunjukkan


0 atau 1, tetapi menyatakan bahwa tidak ada sinyal.

Dalam istilah elektronika keadaan ini disebut


berimpedansi tinggi high impedance.
Buffer Tri State

Gambar 7.4: Buffer tri-state dan Buffer tri-state kendali inversi

Dengan buffer tri-state memungkinkan sejumlah


keluaran dihubungkan menjadi satu tanpa ada
risiko hubung singkat, asal dijaga bahwa pada satu
saat hanya boleh satu buffer tri-state yang hidup.

Buffer tri-state penting saat implementasi register.


Buffer Tri State

Tabel 7.1: Sifat-sifat dasar aljabar Boole


Sifat-sifat Aljabar Boole

Tabel 7.1 merangkum sebagian dari sifat-sifat


aljabar Boole yang dapat diterapkan pada ekspresi
logika Boole.

Postulat (dikenal sebagai postulat Huntington)


merupakan aksioma dasar untuk aljabar Boole dan
tidak memerlukan pembuktian.

Teorema dapat dibuktikan melalui postulat.

Setiap relasi dalam tabel mempunyai bentuk AND


dan OR sebagai hasil dari prinsip dualisme.
Sifat-sifat Aljabar Boole

Bentuk dualisme ini memungkinan mengubah


bentuk AND menjadi OR dan sebaliknya bentuk
OR menjadi AND.

Sifat komutatif menyatakan bahwa urutan


kemunculan dua variabel dalam fungsi AND dan
OR tidak mengakibatkan hasil yang berbeda.

Dengan prinsip dualisme, sifat komutatif


mempunyai bentuk AND (AB = BA) dan bentuk OR
(A + B = B + A).
Sifat-sifat Aljabar Boole

Sifat distributif menunjukkan bagaimana variabel


didistribusikan melalui operasi AND.

Karena prinsip dualisme juga maka ada sifat


distributif untuk OR.

Sifat identitas menunjukkan bahwa variabel yang


di-AND-kan dengan 1 atau di-OR-kan dengan 0,
menghasilkan nilai variabel itu sendiri.
Sifat-sifat Aljabar Boole

Sifat komplemen mengakibatkan bahwa variabel


yang dikenakan operasi AND terhadap komplemen
variabel tersebut, menghasilkan 0 (karena paling
tidak pasti ada 1 operan bernilai 0), dan variabel
yang dikenakan operasi OR terhadap
komplemennya, menghasilkan nilai 1 (karena pasti
ada nilai 1 pada operannya).

Gambar 7.5: Pembuktian teorema DeMorgan untuk 2 variabel


Sifat-sifat Aljabar Boole

Teorema nol dan satu menyatakan bahwa operasi


AND antara variabel dengan 0 akan menghasilkan
0 dan operasi OR antara variabel dengan 1 akan
menghasilkan 1.

Teorema idempoten menyatakan bahwa operasi


AND atau OR antara variabel dengan dirinya
sendiri menghasilkan nilai variabel itu sendiri.
Sifat-sifat Aljabar Boole

Teorema asosiatif menyatakan bahwa urutan


operasi AND atau OR tidak mengakibatkan hasil
yang berbeda.

Teorema involusi menyatakan bahwa komplemen


dari komplemen suatu variabel adalah variabel itu
sendiri.
Sifat-sifat Aljabar Boole

Teorema DeMorgan, teorema konsensus, dan


teorema absorbsi tidak begitu jelas sehingga kita
perlu membuktikannya.

Teorema DeMorgan dapat dibuktikan dengan


induksi yaitu mendaftar semua kemungkinan nilai 2
variabel A dan B serta fungsi yang dibuktikan
seperti Gambar 7.5.

Sisi kiri dan kanan dalam ekspresi DeMorgan


mempunyai nilai yang sama, inilah buktinya.
Sifat-sifat Aljabar Boole

Untuk teorema konsensus dan absorbsi, silakan


dicoba sendiri untuk latihan.

Tidak semua gerbang logika dibicarakan secara


mendalam karena berdasarkan 3 himpunan
gerbang logika yaitu {AND, OR, NOT}, {NAND},
dan {NOR}, satu himpunan dapat disusun dari
gerbang-gerbang pada himpunan lainnya.
Sifat-sifat Aljabar Boole

Sebagai contoh misalnya implementasi OR


dengan menggunakan himpunan {NAND}.
Teorema DeMorgan dapat digunakan untuk
menyusun gerbang OR dari gerbang NAND seperti
Gambar 7.6 dan 7.7. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:

Untuk mendapatkan inversi (NOT) dari gerbang


NAND penjelasannya adalah:
Sifat-sifat Aljabar Boole

Gambar 7.6: Penyusunan NAND menjadi OR

Gambar 7.7: Implementasi inversi dengan NAND


Fungsi AND dalam {NAND} (Gambar 7.8) dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 7.8: Penyusunan NAND menjadi AND


Ekuivalensi di antara fungsi-fungsi logika menjadi penting dalam praktik, karena
suatu jenis gerbang logika kemungkinan mempunyai karakteristik yang lebih baik
daripada yang lainnya.
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika

Misalnya kita akan membuat fungsi yang lebih


kompleks daripada sekedar gerbang logika
sederhana, seperti fungsi mayoritas yang tertera
sebagai tabel kebenaran pada Gambar 7.9.

Fungsi mayoritas akan benar jika lebih dari separo


masukan bernilai benar.

Fungsi ini sering digunakan pada pembetulan


kesalahan dengan menganggap bahwa nilai yang
paling banyak muncul sebagai nilai hasil, atau
kadang disebut pula sebagai fungsi voting.
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika
Karena pembahasan sampai di sini belum ada gerbang
sederhana yang dapat digunakan secara langsung untuk
implementasi fungsi mayoritas, maka kita akan melakukan
transformasi dari persamaan AND-OR dua-level dan
mengimplementasikannya dalam bentuk gerbang logika
dari himpunan {AND, OR, NOT} (misalnya).

Disebut persamaan dua-level karena ada satu level bentuk


AND dilanjutkan dengan satu level bentuk OR. Fungsi
Boolean untuk mayoritas ini bernilai benar jika nilai F pada
tabel kebenaran bernilai benar.

Dengan demikian F akan benar untuk nilai A = 0,B = 1, dan


C = 1, atau A = 1,B = 0, dan C = 1, dan seterusnya seperti
dalam tabel.
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika

Gambar 7.9: Tabel


kebenaran untuk
fungsi mayoritas

Salah satu cara untuk menuliskan persamaan logika adalah dengan


menggunakan bentuk sum-of-product atau SOP, yang merupakan
kumpulan AND dari variabel yang terlibat kemudian dioperasikan dengan
OR.

Bentuk persamaan logika untuk fungsi mayoritas tertulis pada


Persamaan 7.1. Tanda ’+’ berarti operasi OR dan bukan penambahan
secara aritmetika.
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika
(7.1)

Dengan mengamati persamaan tersebut kita dapat


menentukan bahwa diperlukan 4 buah AND untuk
implementasi suku perkalian ABC,ABC,ABC, dan ABC.

Keluaran dari gerbang AND kemudian dihubungkan ke


masukan gerbang OR 4-masukan seperti Gambar 7.10.

Rangkaian ini menunjukkan fungsi mayoritas, dan kita


dapat mengeceknya dengan memasukkan semua
kombinasi yang mungkin untuk masukan dan mengamati
hasilnya.
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika

Jika setiap suku mengandung tepat masing-


masing variabel 1 kali, dalam bentuk
komplemen atau bukan, maka suku ini
disebut minterm.

Minterm mempunyai nilai 1 dalam keluaran


tabel kebenaran.

Dengan demikian minterm adalah minimum


term yang menghasilkan benar.
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika

Sebagai alternatif fungsi dapat ditulis dalam


bentuk jumlahan dari kombinasi yang benar.

Persamaan 7.1 dapat ditulis ulang menjadi


persamaan 7.2 dengan indeks adalah
minterm indeks seperti Gambar 7.9.

2.2
Bentuk Sum of Product dan Diagram Logika

Notasi ini digunakan secara resmi sebagai persamaan


Boolean karena hanya berisi minterm saja.

Persamaan 7.1 dan 7.2 disebut sebagai notasi resmi untuk


bentuk SOP.

Gambar 7.10: Implementasi fungsi mayoritas dengan dua-level AND-OR. Inverter


tidak dihitung sebagai level.
Bentuk Product of Sum
Sebagai pasangan dari bentuk sum-of-product, persamaan Boolean
dapat direpresentasikan dalam bentuk product-of-sum (POS).

Persamaan dalam bentuk POS berupa koleksi rangkaian OR yang


keluarannya dihubungkan bersama dengan gerbang AND.

Salah satu cara untuk membentuk POS adalah dengan jalan


melakukan komplemen terhadap bentuk SOP, dan kemudian
diterapkan teorema DeMorgan.

Sebagai contoh, lihat kembali fungsi mayoritas dalam bentuk tabel


kebenaran di Gambar 7.9, bentuk komplemennya adalah baris-baris
yang menghasilkan keluaran 0, seperti persamaan 7.3:

7.3
Bentuk Product of Sum
•Dilakukan komplemen pada kedua ruas didapat persamaan 2.4:

7.4
Penerapan teorema DeMorgan yang berbentuk
didapat persamaan 7.5:

7.5

Penerapan teorema DeMorgan yang berbentuk

pada faktor dalam kurung didapat persamaan 7.6


Bentuk Product of Sum

Gambar 7.11: Rangkaian OR-AND dua-level implementasi dari fungsi


mayoritas. Inverter tidak dihitung sebagai level

7.6
Bentuk Product of Sum
Persamaan 7.6 berbentuk POS, dan berisi 4
maxterms, yang membolehkan setiap variabel
muncul tepat 1 kali dalam bentuk komplemen
maupun tidak.

Maxterm, misalnya (A + B + C), mempunyai nilai 0


untuk satu baris dalam tabel kebenaran.

Persamaan yang hanya berisi maxterm dalam


bentuk POS dikatakan sebagai persamaan
product-of-sum.

Rangkaian OR-AND sebagai implementasi dari


persamaan 7.5 tampak pada Gambar 7.11.
Bentuk Product of Sum

Salah satu motivasi penggunaan POS


daripada SOP adalah jika menghasilkan
bentuk persamaan Boole yang lebih
sederhana.

Persamaan Boole yang lebih sederhana


dapat menghasilkan rangkaian yang lebih
sederhana, namun ini tidak pasti karena ada
sejumlah faktor yang tidak tergantung
langsung pada ukuran persamaan Boole,
seperti kompleksitas topologi perkawatan.
Bentuk Product of Sum
Cacah gerbang adalah ukuran kompleksitas rangkaian
yang menunjukkan cacah semua gerbang logika yang
digunakan.

Cacah masukan gerbang adalah ukuran lain kompleksitas


rangkaian yang menunjukkan jumlah masukan ke semua
gerbang logika.

Untuk rangkaian pada Gambar 7.10 dan Gambar 7.11,


cacah gerbang adalah 8 dan cacah masukan gerbang
adalah 19 untuk bentuk SOP dan POS.

Dalam kasus ini tidak ada perbedaan kompleksitas


rangkaian antara bentuk SOP dan POS, tetapi untuk kasus
lain perbedaannya menjadi nyata.

Anda mungkin juga menyukai