Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RUTIN 3

PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh :
ANGGI NICOLAS PAKPAHAN 5203230003

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Halking, M.Si.
Daniel Harapan Parlindungan SimanjuntakS.Sos., M.Si

MATA KULIAH WAJIB UMUM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila

Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
1) Menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan
bangsa dan negara Indonesia.
2) Menurut Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima
dan sila yang berarti sendi, asas, dasar, atau pengaturan tingkah laku yang penting
dan baik. Dengan demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman
atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
3) Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun
menurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat.
Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi,
yakni falsafah bangsa Indonesia.

Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan paa nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk negara. Setijo
menyatakan bahwa konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh Ir. Soekarno dalam
pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 juni 1945, yang isinya untuk
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Falsafah negara atau filosophische grondslag bagi
negara Indonesia mereka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota
sidang. Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 juni 1945,
yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter, atau
Piagam Jakarta, yang didalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta,
selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan indonesia menjadi Pembukaan
UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila disahkan
menjadi dasar negara.
Unsur-Unsur Berdirinya Suatu Negara

Negara merupakan organisasi yang punya kewenangan luas untuk mengatur hal yang
berhubungan dengan masyakarat dan punya kewajiban untuk mensejahterakan,
mencerdaskan, dan melindungi kehidupan rakyat.
Untuk dapat mensejahterakan, mencerdaskan, dan melindungi kehidupan rakyatnya,
Sebuah negara tidak muncul secara langsung atau tidak langsung terbentuk. Karena ada
beberapa syarat yang harus terpenuhi suatu negara agar layak disebut sebagai “Negara” yang
sebenarnya. Syarat-syarat tersebut biasa kita sebut dengan Unsur-unsur terbentuknya Negara.
Unsur terbentuknya suatu negara terdiri dari dua bagian, yaitu unsur konstitutif
(pokok) dan unsur deklaratif. Unsur konstitutif (pokok) ialah unsur yang paling penting,
karena berperan sebagai syarat wajib yang harus dimiliki oleh calon negara. Unsur deklaratif
ialah unsur tambahan yang boleh-boleh saja tidak dimiliki oleh suatu negara.
Berkaitan dengan unsur negara, pada tahun 1933 terdapat suatu konvensi yang
mengatur tentang apa-apa yang wajib dimiliki untuk membentuk suatu negara, konvensi
tersebut disebut dengan Konvensi Montevideo.
Kita semua tahu bahwa tiap negara memiliki unsur-unsur pembentuknya, katakanlah
unsur ini sebagai bagian terkecil untuk membentuk suatu negara. Nah unsur-unsur ini pada
tahun 1933 telah dirumuskan dan disepakati (dihasilkan) dalam Konvensi Montevideo,
dimana konferensi ini merupakan konferesi antara negara-negara Amerika yang berlangsung
di Montevideo (Ibu kota Uruguay).
Berdasarkan hasil konvensi ini, unsur-unsur berdirinya suatu negara adalah sebagai
berikut:
1. Penghuni (penduduk/rakyat).
2. Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat).
3. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain.
4. Pengakuan dari negara lain.
Keempat unsur pertama disebut unsur konstitutif atau unsur pembentuk yang harus
terpenuhi agar terbentuk negara, sedangkan unsur yang kelima disebut unsur deklaratif yakni
unsur yang sifatnya menyatakan, bukan unsur mutlak artinya jika unsur konsitutif sudah
terpenuhi maka suatu negara bisa tidak memerlukan unsur deklaratif.
Unsur Konstitutif terbentuknya suatu negara

Unsur konstitutif merupakan syarat wajib atau unsur pokok yang harus dimiliki calon
negara agar bisa menjadi negara. Jika salah satu unsur pokok di bawah ini tidak terpenuhi
maka negara tersebut belum bisa menjadi negara seutuhnya, namun jika unsur konsitutif
sudah terpenuhi maka suatu negara bisa saja tidak memerlukan unsur deklaratif untuk
menjadi sebuah nagara yang utuh.
Terdapat 4 Unsur Konstitutif berdasarkan Unsur-Unsur Suatu Negara Menurut
Konvensi Montevideo yaitu Penghuni (penduduk/rakyat), Wilayah, Kekuasaan tertinggi
(pemerintah yang berdaulat) dan Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain. Untuk
penjelasannya adalah sebagai berikut

Penghuni (penduduk/rakyat)

Rakyat merupakan semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada
peraturan di negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan rakyat merupakan unsur
penting bagi terbentuknya sebuah negara.
Rakyat sendiri dikategorikan menjadi penduduk dan bukan penduduk serta warga
negara dan bukan warga negara.
1. Penduduk merupakan orang-orang yang berdomisili atau menetap dalam suatu
negara.
2. Bukan penduduk merupakan orang yang sementara waktu berada dalam suatu
negara, contohnya para turis.
3. Warga negara merupakan orang-orang yang berdasarkan hukum menjadi anggota
suatu negara.
4. Bukan warga negara ialah orang-orang yang berada dalam suatu negara, tetapi
secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada
pemerintahan dimana mereka berada, contohnya duta besar.
Wilayah

Setelah rakyat, unsur berikutnya yang membentuk suatu negara adalah wilayah. Unsur
wilayah adalah hal yang amat penting untuk menunjang pembentukan suatu negara. Tanpa
adanya wilayah, mustahil sebuah negara bisa terbentuk. Wilayah inilah yang akan ditempati
oleh rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan.
Wilayah suatu negara merupakan kesatuan ruang yang meliputi daratan, lautan, udara,
dan wilayah ekstrateritorial.
1. Daratan: Daratan ialah tempat bermukimnya warga atau penduduk suatu Negara.
Wilayah daratan suatu Negara, mempunyai batas-batas tertentu yang diatur oleh
hukum Negara dan perjanjian dengan Negara tetangga.
2. Udara: udara merupakan seluruh ruang yang berada di atas batas wilayah suatu
Negara, baik daratan ataupun lautan.
3. Lautan: Lautan merupakan wilayah suatu Negara yang terdiri atas laut teritorial, zona
tambahan, ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), dan landasan benua (kontinen). Laut
teritorial suatu Negara merupakan batas sepanjang 12 mil laut diukur dari garis pantai.
Zona tambahan yaitu 12 mil dari garis luar lautan teritorial atau sekitar 24 mil dari
garis pantai suatu Negara. ZEE merupakan wilayah lautan sepanjang 200 mil laut
diukur dari garis pantai. Sedangkan, landasan benua ialah wilayah lautan yang terletak
di luar teritorial, berjarak sekitar 200 mil laut diukur dari garis pantai yang meliputi
dasar laut dan daerah dibawahnya.
4. Ekstrateritorial: Wilayah ekstrateritorial suatu Negara ialah tempat di mana menurut
hukum internasional diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu Negara meskipun
letaknya berada di Negara lain. Contohnya, kantor kedutaan besar Indonesia di luar
negeri disebut sebagai wilayah ekstrateritorial Indonesia.
Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat)

Kekuasaan tertinggi atau pemerintahan yang berdaulat dapat diartikan sebagai suatu
pemerintah yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan,
mengatur, dan melancarkan tata cara penyelenggaraan pemerintahan Negara secara penuh.
Adapun sifat-sifat kedaulatan terbagi atas empat sifat kedaulatan yaitu:
1. Permanen, yang berarti kedaulatan itu tetap dimiliki negara itu selama tetap ada
bahkan sekalipun terjadi perubahan organisasi.
2. Tidak terbatas atau mutlak, berarti kedaulatan negara tidak terbatasi oleh siapapun
sebab jika dibatasi maka negara tersebut tidak berdaulat dan tidak memiliki
kekuasaan.
3. Bulat atau tidak terbagi-bagi, yang berarti kedaulatan itu adalah satu-satunya
kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara dan tidak bisa dibagi-bagi sehingga mesti
ada satu kedaulatan dalam negara.
4. Asli, berarti kedaulatan tersebut tidak berasal dari sebuah kekuasaan yang lebih
tinggi akan tetapi itu asli dari negara sendiri.

Unsur Deklaratif terbentuknya suatu negara

Unsur deklaratif merupakan unsur tambahan dalam terbentuknya suatu negara, karena
jika unsur konsitutif sudah terpenuhi maka suatu negara bisa tidak memerlukan unsur
deklaratif. Namun tetap saja unsur deklaratif ini adalah suatu hal yang penting dalam
terbentuknya negara.
Terdapat satu Unsur Deklaratif berdasarkan Unsur-Unsur Suatu Negara Menurut
Konvensi Montevideo yaitu Adanya pengakuan dari negara lain. Untuk penjelasannya adalah
sebagai berikut.
Pengakuan dari negara lain

Adanya pengakuan dari negara-negara lain merupakan bukti sah hadirnya atau
terbentuknya negara dan berhak untuk terhindar dari ancaman dan campur tangan negara lain.
Kemudian untuk menperoleh pengakuan dari negara lain maka sebuah negara perlu menjalin
hubungan dengan negara lain dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang ekonomi,
politik, budaya, sosial dan pertahanan serta keamanan. Adapun macam-macam bentuk
pengakuan dari negara lain adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan de facto yang berarti diakui secara nyata bahwa negara tersebut
telah diakui karena memiliki unsur-unsur negara seperti ada pemimpin, rakyat
dan wilayahnya. Misalnya, secara de facto Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945.
2. Pengakuan de jure yang berarti pengakuan negara lain terhadap suatu negara
menurut hukum internasional. Dengan pengakuan secara de jure, negara yang
baru dibentuk atau baru merdeka itu memiliki hak-hak dan kewajiban sebagai
anggota masyarakat dalam skala internasional. Pengakuan negara lain secara
de jure bangsa Indonesia dimulai sejak 18 Agustus 1945, pada saat
disahkannya UUD 1945, terpilihnya presiden dan wakil presiden, serta
dilantiknya lembaga legislatif (KNIP) sebelum terbentuknya MPR/DPR

A. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara


Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia bahwa fungsi
pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun sebenarnya masih banyak
fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri
dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, berikut adalah
penjelasan mengenai fungsi-fungsi Pancasila:
1. Pancasila sebagai pedoman hidup
Di sini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia.
Pancasila haruslah menjadi pedoman dalam mengambil keputusan dalam
menghadapi suatu masalah.

2. Pancasila sebagai jiwa bangsa


Pancasila haruslah menjadi jiwa bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan
jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan
insan yang ada di Indonesia.
3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga sebagai identitas
bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi
bangsa Indonesia agar bisa membuat pancasila sebagai kepribadian bangsa.

4. Pancasila sebagai sumber hukum


Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di
Indonesia. Dengan kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada
satu persatuan yang bertentangan dengan pancasila.

5. Pancasila sebagai cita-cita bangsa


Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan
negara dan cita-cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah
mengidamkam sebuah negara yang punya Tuhan yang Maha Esa punya rasa
kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu bermusyawarah dan juga
munculnya keadilan sosial.

A. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan
UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945
telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang telah
dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.
Dengan syarat utama seluruh negara menurut Emest Renan kehendak untuk bersatu
dan memahami pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa pancasila merupakan sebuah
kompromi dan konsensus nasioanal karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang. Mengenai hal
itu, kirdi dipoyudo menjelaskan bahwa negara pancasila adalah suatu negara yang didirikan,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan
martabat dan hak-hak asasi semua warga negara Indonesia (kemanusiaan yang adil dan
beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya
dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkapnya mungkin, memajukan
kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa (keadilan sosial).
Pancasila yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan keseragaman
sistematikanya melalui instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-
piramidal. Setiap sila (dasar/asas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai
satu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu
sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu,
pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat
dipisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dari pancasila akan
mengakibatkan pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh karena setiap
sila dalam pancasila tidak dapat dintitesiskan satu sama lain. Secara tepat dalam seminar
pancasila tahun 1959, Prof. Notonegoro melukiskan sifat hirarki-piramidal pancasila dengan
menempatkan sila “ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai basis bentuk piramid Pancasila.
Dengan demikian keempat sila yang lain harus dijiwai oleh sila “Ketuhan Yang Maha Esa”.
Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara kesatuan Republik
Indonesia dengan alasa sebagi berikut:
1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakat Indonesia
yang beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan secara berkeadilan
yang sesuai dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan dengan
sila kemanusiaan yang adil dan berada.
2. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara kesatuan republik
Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, yang terdiri atas
ribuanpulau sesuai sila Persatuan Indonesia.
3. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hak asasi
manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini selaras dengan berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
4. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai
dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan dalam mencapai
tujuan tersebut. Pancasila sebagai kaidah negara pundamental yang berarti bahwa
pada sila ketuhanan yang maha esa, menjamin kebebasan untuk beribadah sesuai
agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian pada sila persatuan Indonesia,
bangsa yang tetap menghormati sifat masing-masing seperti apa adanya.
Kesimpulan

1. Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan paa nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk negara.
2. Untuk dapat mensejahterakan, mencerdaskan, dan melindungi kehidupan rakyatnya,
Sebuah negara tidak muncul secara langsung atau tidak langsung terbentuk. Karena ada
beberapa syarat yang harus terpenuhi suatu negara agar layak disebut sebagai “Negara”
yang sebenarnya. Unsur terbentuknya suatu negara terdiri dari dua bagian, yaitu unsur
konstitutif (pokok) dan unsur deklaratif. Unsur konstitutif (pokok) ialah unsur yang
paling penting, karena berperan sebagai syarat wajib yang harus dimiliki oleh calon
negara. Unsur deklaratif ialah unsur tambahan yang boleh-boleh saja tidak dimiliki oleh
suatu negara.
3. Terdapat 4 Unsur Konstitutif berdasarkan Unsur-Unsur Suatu Negara Menurut Konvensi
Montevideo yaitu Penghuni (penduduk/rakyat), Wilayah, Kekuasaan tertinggi
(pemerintah yang berdaulat) dan Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain.
4. Terdapat satu Unsur Deklaratif berdasarkan Unsur-Unsur Suatu Negara Menurut
Konvensi Montevideo yaitu Adanya pengakuan dari negara lain.
5. fungsi-fungsi Pancasila adalah Pancasila sebagai pedoman hidup, Pancasila sebagai jiwa
bangsa, Pancasila sebagai kepribadian bangsa, Pancasila sebagai sumber hukum dan
Pancasila sebagai cita-cita bangsa.
6. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang.

Anda mungkin juga menyukai