Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ARUS LISTRIK, HAMBATAN, DAN HUKUM OHM

Diusulkan oleh :
1. Danang Aditiya Mahendra (151910201021)
2. Eka Fitrianingsih Adelina (171910201029)
3. Iyan Dwi Mulyawan (171910201069)
4. Rizki Az Zahra (171910201084)

UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2017
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................i


Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................2
1.4 Pembatasan Masalah ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Arus Listrik .............................................................................................3
2.2 Resistensi / Hambatan .............................................................................4
2.3 Hukum Ohm ............................................................................................5
RANGKUMAN ..................................................................................................7
CONTOH SOAL.................................................................................................8
LATIHAN SOAL ...............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arus listrik, tegangan, hambatan dan hukun ohm merupakan dasar penting
yang harus dipelajari dalam teknik elektro. Semua komponen pembelajaran teknik
elektro mencangkup 4 aspek tersebut.
Arus listrik, tegangan dan hambatan merupakan hal yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan sehari-hari, listrik telah
menjadi kebutuhan utama kita, semua fasilitas kita hampir semuanya
menggunakan arus listrik dan tegangan. Misalnya lampu, televisi, kulkas,
komputer, kipas angin dan alat-alat elektronik lainnya. Namun masih banyak
orang orang yang belum mengenal dan belum tahu sumber tegangan dan sumber
arus listrik berasal dan apa penyebab arus listrik dapat bergerak dan tegangan
dapat ditimbulkan. Dalam jurusan ternik elektro arus listrik, tegangan dan
hambatan berperan sangat penting dalam suatu rumusan, analisis dan perancangan
suatu alat.
Istilah tentang arus listrik dan tegangan telah diketahui sebelumnya.
Dalam sebuah rangkaian listrik terdapat komponen arus listrik, tegangan dan
hambatan. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah
penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran inilah yang
disebut dengan arus. Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang ada di
antara titik rangkaian listrik tersebut.
Dengan menggunakan Hukum Ohm ini kita dapat mengetahui dan
mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan
dapat digunakan untuk mengetahui sebuah hambatan listrik tanpa harus
menggunakan alat yang dinamakan ohmmeter. Selain itu materi tentang arus
listrik, tegangan dan hukum ohm ini sangat berguna khususnya yang mendalami
kelistrikan. Karena dengan adanya hukum ohm kita dapat mengerti tentang dasar
dari kelistrikan yang merupakan komponen utama dari pembelajaran pada jurusan
Teknik Elektro.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan dibahas meliputi:
1.2.1 Bagaimana konsep dasar mengenai Arus Listrik ?
1.2.2 Bagaimana konsep dasar mengenai Resistensi / Hambatan ?
1.2.3 Bagaimana konsep dasar mengenai Hukum Ohm ?

1.3 Tujuan Penulisan


Sehubung dengan pertanyaan-pertanyaan diatas, maka tujuan membuat
Makalah ini sebagai berikut :
1.3.1 Mahasiswa dapat memahami konsep dasar Arus Listrik
1.3.2 Mahasiswa dapat memahami konsep dasar Resistensi / Hambatan
1.3.3 Mahasiswa dapat memahami konsep dasar Hukum Ohm

1.4 Pembatasan Masalah


Dengan sekian banyak permasalahan-permasalahan diatas, maka
permasalahan sebagai berikut :
1.4.1 Arus Listrik
1.4.2 Resistensi / Hambatan
1.4.3 Hukum Ohm
1.4.4 Rangkuman
1.4.5 Contoh Soal
1.4.6 Latihan Soal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ARUS LISTRIK


Arus Listrik adalah mengalirnya elektron secara tereus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronya tidak sama.
Arus listrik bergerak dari terminal (+) menuju terminal (-), sedangkan
aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari
terminal negatif (-) ke terminal (+), arah arus listrik dianggap bergerak
berlawanan dengan elektron.
Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari
potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron.

Gambar 1 Arah Aliran Arus Listrik


Sumber: draf modul 4 bahan ajaran revisi

Rumus untuk menghitung sebuah Arus Listrik.


𝑄
𝐼= 𝑡

Keterangan :
I = Besarnya Arus Listrik ...... (A) / Ampere
Q = Besarnya muatan Listrik ..... (C) / Coloumb
t = Menunjukkan Waktu...... (t) / Sekon
2.2 RESISTANSI / HAMBATAN

Resistansi listrik adalah faktor hambatan terhadap arus listrik yang


menyebabkan adanya pengurangan atau pembatasan di dalam suatu aktifitas
elektris. Semakin besar resistansi maka akan semakin kecil arus yang mengalir
dan semakin kecil resistansi maka akan semakin maksimal arus yang mengalir.
Besaran resistansi adalah bentuk parameter tentang seberapa besar faktor
hambatan di antara media-media yang menghantar dalam suatu aktifitas elektris
dan dinyatakan di dalam satuan besaran nya.
Besaran resistansi listrik dinyatakan dalam Ω (Ohm)
1 MΩ (MegaOhm) = 1000 kΩ (kiloOhm)
1kΩ = 1000 Ω
1 Ω = 1000 mΩ
Hubungan antara rsesitansi dengan tegangan dan arus
Jika resistansi dengan satuan Ohm dinyatakan dengan R, maka hubungannya
dengan tegangan (V) dan arus (I) adalah :
V=IxR
Dari rumus-rumus itu dapat disimpulkan bahwa pada setiap aktifitas
elektris dimana terdapat tegangan dan mengalirnya arus, sesungguhnya ada faktor
lain yang menyertainya, yaitu faktor hambatan atau resistansi. Baik besar ataupun
sangat kecil, faktor hambatan ini tetaplah ada. Pada sepotong kawat tembaga yang
sedang menghantarkan listrik pun sebenarnya terdapat resistansi, yaitu resitansi
jenis tembaga.
Resistansi juga merupakan fungsi dari temperatur (dipengaruhi temperatur)
dengan rumusan sebagai berikut :
R = R0 + α R0 (T-T0)
R = Resistansi pada temperatur T
R0 = Resistansi pada temperatur T0
α = koefisien temperatur resistansi
Serta di dalam praktek, pada setiap peralatan elektronik yang
membutuhkan tegangan pengoperasian dan menarik arus ketika beroperasinya
mempunyai “resistansi-dalam” atau “resistansi-diri”.
Resistansi-dalam ini tidak selalu bisa di ukur dengan Ohm-meter, tetapi
bisa diketahui dari kebutuhan tegangan dan arus yang ditariknya
2.3 Hukum Ohm
Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I),
Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut
dengan “Ohm’s Laws”.
Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa “Besar arus listrik (I) yang
mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor berbanding lurus dengan
beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding
terbalik dengan hambatannya (R)”.
Berdasarkan hukum ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang
digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewatkan kuat arus sebesar 1 Ampere
dengan beda potensial 1 Volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan
pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Jadi,
besar kecilnya hambatan listrik tidak mempengaruhi oleh besar tegangan dan arus
listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis
bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbanding lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka
semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbanding terbalik dengan
luas penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil
hambatannya.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan
seperti dibawah ini :
𝑉
𝐼=𝑅 keterangan : I= kuat arus listrik (A)

V= teganngan listrik (V)


R= Hambatan listrik (Ω)

Gambar 2 grafik hubungan antara V terhadap I


Sumber : http://rahayu-setyo-k.blogspot.co.id/2014/12/hukum-ohm.html
Besar hambatan listrik (R) suatu kawat dapat ditentukan dengan persamaan :

𝑙 Keterangan : R = hambatan (Ω)


𝑅=𝜌
𝐴 ρ = hambatan jenis (Ω.m)
l = panjang penghantar (m)
A = luas penampang (m2)
Pada tahun 1927, Fisikawan jerman George Simon Ohm (1787-1854)
melakukan suatu percobaan untuk menyelidiki hubungan antara kuat arus yang
melalui penghantar dengan tegangan pada ujung-ujung penghantar menyatakan
bahwa” arus dalam sebuah kawat logam berbanding lurus dengan tegangan yang
melintasi kawat logam”.

I∝V

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam


Rangkaian Elektronika untuk memperkecil Arus listrik, memperkecil tegangan
dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit
yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit
lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaOhm ataupun kiloOhm,
maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih
dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan
hasil yang benar.
RANGKUMAN

Arus Listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan


berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama.

Resistansi listrik adalah faktor hambatan terhadap arus listrik yang


menyebabkan adanya pengurangan atau pembatasan di dalam suatu aktifitas
elektris.

Hukum Ohm adalah hukum dasar yang menyatakan hubungan antara


Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Nilai Hambatan suatu bahan
selalu konstan walaupun bahan tersebut diberi beda potensial yang berbeda-beda.

.
Contoh soal
1. Tentukan besar muatan listriknya, jika diketahui arus listrik 500 mA dalam
waktu 1 jam !
2. Berapa waktu yang diperlukan apabila diketahui muatan listriknya 4500 C
dengan arus lisrik 1500 mA ?
3. Sebuah setrika listrik yang dioperasikan pada tegangan 220V dengan arus
1,6A maka setrika listrik itu mempunyai resistansi-dalam sebesar :
R = 220 / 1,6 = 137,5 Ω
Karena itu setiap peralatan elektronik yang membutuhkan tegangan dan
menarik arus bisa dipandang sebagai sebuah “resistor”. Setrika listrik itu
bisa diibaratkan sebagai sebuah resistor 137,5 Ω yang disambungkan kepada
tegangan listrik 220V. Tiga buah hambatan dihubungkan secara paralel.
Hambatan tersebut masing masing bernilai 2 ohm, 1 ohm dan 2 ohm.
Jika rangkaian hambatan tersebut dihubungkan pada tegangan 12 volt,
hitunglah besarnya kuat arus total dan kuat arus yang mengalir pada
hambatan 1 ohm ?
4. Jika suatu rangkaian yang terdiri dari tiga buah resistor yang disusun secara
paralel di aliri listrik sebesar 6 A, maka tentukanlah besar tegangan pada tiap
resistor jika masing-masing memiliki hambatan 2 Ω, 5 Ω, dan 10 Ω ?
5. Nilai resistansi tembaga pada temperatur 0 0C adalah 3,35 Ω. Berapakah
resistansinya jika temperatur naik menjadi 50 0C dengan resistivitas sebesar
4,3 x 10-3 C-1 ?

6. Pada suatu rangkaian listrik sederhana terdapat penyuplai daya dengan


tegangan 10 V dan beban dengan hambatan 10 Ω. Berapakah besarnya kuat
arus pada rangkaian tersebut ?

7. Diketahui nilai teangan pada suatu rangkaian sebesar 24 V dan nilai arus yang
terbaca pada amperemeter sebesar 10 mA. Berapakah nilai resistensinya ?

8. Suatu rangkaian listrik tertutup diberi sumber tegangan sebesar 10 Volt, jika
Arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 2 Ampere berapakah nilai
tahanan bebannya?
Jawab:
1. Diketahui :
I = 500 mA = 0.5 A
t = 1 jam = 60 x 60 = 3600 s = 3600 dt
Ditanyakan : Q = ?
Jawab :
Q=Ixt
= 0.5 A x 3600 s
= 1800 A.s
= 1800 Coulomb
2. Diketahui :
Q = 4500 C
I = 1500 mA = 1.5 A
Ditanyakan : t = ?
Jawab :
t=Q/I
= 4500 C / 1.5 A
= 3000 s
= 3000 dt
= 50 menit = 5/6 jam
3. Diketahui :
R1 = 2 Ω
R2 = 1 Ω
R3 = 2 Ω
V = 12 volt
Ditanyakan : I pada resistor 1A?
Jawab :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
= ½ + 1/1 + ½ = 4/2 Ω
Rtotal = ½ Ω
Kuat arus totalnya adalah:
V = Itotal X Rtotal
Itotal = V / Rtotal
= 12/(1/2) = 24 A
Kuat arus pada resistor 1 ampere adalah
IR2 = V / R2
= 12 / 1 =12 A
4. Diketahui : I = 6 A, R1 = 2 Ω, R2 = 5 Ω, R3 = 10 Ω
Ditanya : V pada masing-masing resistor
1 1 1 1
Jawab : 𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
1 1 1
= 2 + 5 + 10
5+2+1
= 10
8
= 10
10
R= 8

= 1,25 Ω
V=IxR
= 6 x 1,25
= 7,5 volt
Karena pada susunan paralel besar tegangan pada tiap-tiap komponen sama
dengan sumber tegangan, maka besar tegangan pada masing-masing resistor
adalah 7,5 volt.
5. Diketahui : T0 = 0 0C, R0 = 3,35 Ω, T = 50 0C, 𝛼 = 4,3 x 10-3 C-1
Ditanya :R?
Jawab : R = R0 (1 + α (T-T0))
= 3,35 (1 + 4,3 x 10-3(50-0))
= 4,57 Ω
6. Diketahui : V= 10 V, R = 5 Ω
Ditanya : I ?
Jawab :
V
I=R
10
I = 10

I=1A
Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 1 A
7. Diketahui : I = 10 mA = 0,01 A , V= 24 V
Ditanya :R?
Jawab :
V
R= I
24
R=
0,01

R = 2400 Ω
Jadi, resistensinya pada rangkaian tersebut sebesar 2400 Ω
8. Diketahui : V= 10 V , I = 2 A
Ditanya :R?
𝑉
Jawab :𝑅= 𝐼
10
𝑅= =5Ω
2

Jadi besarnya hambatan listrik pada rangkaian tersebut adalah 5 Ω


Soal Latihan
1. Dalam suatu penghantar mengalir muatan sebesar 3600 coulomb, selama 4
menit. Berapakah besar arus listriknya ?
Diketahui : Q = 3600 C
t = 4 menit = 4 x 60 s = 240 s = 240 dt
Ditanyakan : I = ?
Jawab :
I = Q/t
=3600 C/240s
= 15 Ampere
Jadi arus listrik yang mengalir = 15 ampere = 15 A
2. Didalam sebuah penghatar selama 2 menit mengalir arus listrik sebesar 2
Ampere. Tentukanlah besar muatan listriknya !
Diketahui : t = 2 menit = 2 x 60 detik = 120 s = 120 dt
I = 2 Ampere
Ditanyakan : Q = ?
Jawab : Q = I x t = 2 A x 120 dt = 240 A , dt = 240 Coulomb.
Jadi muatan yang mengalir = 240 Coulomb = 240 C
3. Muatan listrik sebesar 600 Coulomb mengakibatkan arus mengalir di
dalam penghantar sebesar 3 Ampere. Berapa lama muatan itu mengalir ?
Diketahui : Q = 600 Coulomb
I = 3 Ampere
Ditanyakan : t = ?
Jawab :
t =Q/t
= 600c/13A
= 200 sekon
= 200 dt
Jadi lama muatan itu mengalir = 200 sekon = 200 detik
4. Selama 20 menit di dalam penghantar mengalir muatan sebesar 1200
Coulomb.Berapakah besar arus listriknya ?
Diketahui : t = 20 menit = 20 x 60 detik = 1200 s = 1200 dt
Q = 1200 Coulomb
Ditanyakan : I = ?
Jawab :
I = Q/t
=1200C/1200s
= 1 Ampere
=1A
Jadi arus listrik yang mengalir dalam penghantar = 1 Ampere = 1 A
5. Asumsikan medan listrik seragam, cari besarnya medan listrik dalam
kawat tembaga gauge -14 membawa arus 1 A.Resistensi kawat tembaga
gauge -14 membawa arus 1 m adalah 8,1 x 10-3 Ω.
Diketahui : I = 1 A, R= 8,1 x 10-3
Ditanya :E?
Jawab :
V= I R = (1 A) (8,1 x 10-3 Ω) = 8,1 x 10-3 V
𝑉 8,1 x 10−3 V
Jadi medan listriknya adalah 𝐸 = ∆𝐿 = = 8,1 x 10-3 V/m
1𝑚

6. Sepotong kawat yang memiliki panjang 2,5 m dan jari-jari 0,65 mm


mempunyai hambatan 2Ω. Jika panjang dan jari-jarinya diubah menjadi
dua kali semula, maka hambatannya menjadi...
Diketahui : R = 2 Ω, l= 2,5 m. r = 0,65 mm, ρ=ρ`
Ditanya : R` ?
𝑅 ρ l/A
Jawab : 𝑅` = ρ`l`/A`

Karena hambatannya sejenis, maka :


𝑅 l A`
=
𝑅` l` A
𝑅 l πr`2
=
𝑅` l` πr2
𝑅 l r`2
=
𝑅` l` r2

Karena r`=2r, l`=2l, maka :


𝑅 l (2r)2
=
𝑅` 2l r2
𝑅
=2
𝑅`
1
𝑅` = 2 𝑅 = ½ 2= 1 Ω

7. Jika tahanan kawat perak pada temperatur 0 0C adalah 1,25 Ω dan


koefisien temperatur terhadap tahanan kawat adalah 0,00375/0C, maka
temperatur yang menyebabkan harga tahanan kawat menjadi dua kali lipat
adalah ...
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
8. Suatu kawat dengan resistensi 3 Ω membawa arus 1,5 A. Berapakah
tegangan jatuh pada kawat ?
Diketahui : R=3 Ω, I = 1,5 A
Ditanyakan : V?
Jawab :
V=IxR
V = 1,5 x 3
= 4,5 V
9. Suatu kawat nikron (resistivitas 10-6 Ωm) memiliki jari-jari 0,65 mm.
Berapakah panjang kawat yang dibutuhkan untuk memperoleh resistansi
2,0 Ω ?
Diketahui : A= πr2 ,
, 𝜌= 10-6 Ωm, R= 2,0 Ω
= (3,14) (6,5 x 10-4 m)2
= 1,33 x 10-6 m2
Ditanya :𝑙?
Jawab :
𝑙
Dari persamaan 𝑅 = 𝜌 𝐴
𝑅𝐴 (2 Ω) (1,33 x 10−6 m2)
𝑙= = = 2,66 m
𝜌 10−6 Ωm
10. Sebuah kawat yang panjangnya 2 m dan luas penampangnya 5 cm2
memiliki hambatan 100Ω. Jika kawat tersebut memiliki panjang 4 m dan
luas penampang 1,25 cm2, berapakah hambatannya?
Diketahui: l1 = 2 m, A1 = 5 cm2, R1 = 100 Ω, l2 = 4 m, dan A2 = 1,25 cm2.
Ditanya : R2 ?
Jawab :
Soal ini lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan metoda
perbandingan. Dari persamaan R = ρl/A diperoleh:
R1/R2 = (l2.A2) / (l1.A1)
R2= (4m x 1,25 cm2) x 100 / (2m x 5cm2)
= 50Ω
Jadi, hambatannya adalah 50 Ω.
11. Sebuah termometer hambatan terbuat dari platina (α = 3,92 × 10-3/C°).
Pada suhu 20°C, hambatannya 50 Ω. Sewaktu dicelupkan ke dalam bejana
berisi logam indium yang sedang melebur, hambatan termometer naik
menjadi 76,8 Ω. Tentukan titik lebur indium tersebut.
Diketahui: α = 3,92 × 10-3/C°, to = 20°C, Ro = 50 Ω, dan R = 76,8 Ω .
Ditanya : Δt ?
Jawab :
R = R0 (1 +α Δt ) = R0 + R0 α Δt
R – R0 = R0 α Δt
sehingga diperoleh
Δt = (R – Ro) / (Roα)
= (76,8 – 50)Ω / (50Ω )(3,920×10-3 /oC)
= 136,7 oC
Jadi, karena suhu awalnya 20°C, titik lebur indium adalah 136,7°C + 20°C
= 156,7°C.
12. Suatu kawat penghantar dengan hambatan total sebesar 10 Ω. Kawat
tersebut membawa arus sebesar 50 mA. Hitunglah perbedaan potensial
antara kedua ujung kawat tersebut.
Diketahui : I= 50 mA = 0,05 A, R= 10 Ω
Ditanya : V?
Jawab :
V = I R = (50 mA) (10 Ω)
= (0,05 A) (10 Ω)
= 0,5 V
13. Suatu kawat nikrom (resistivitas 10-6 Ω.m) memiliki jari-jari 1,20 mm.
Berapakah panjang kawat yang dibutuhkan untuk memperoleh resistansi
4,0 Ω?
Diketahui : A = πr2 , ρ= 10-6 Ω.m , R=4Ω
= (3,14) (12 x 10-4m)2
= 4,5 x 10-6 m2
Ditanya :𝑙?

Jawab :
Dari persamaan kita dapatkan:
𝑅𝐴
𝑙=
𝜌
(4Ω)(4,5×10−6m2)
=
10−6Ω
= 18 m

Anda mungkin juga menyukai